DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................4
2.1 Program Investasi Publik......................................................................4
2.2 Penentuan Kebutuhan Investasi Publik.................................................5
2.3 Aspek Kelayakan Investasi...................................................................6
2.3.1 Aspek Teknis...................................................................................6
2.3.2 Aspek Sosial dan Budaya...............................................................6
2.3.3 Aspek Ekonomi dan Finansial........................................................6
2.3.4 Aspek Distribusi.............................................................................6
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Publik...........................7
2.4.1 Tingkat Diskonto............................................................................7
2.4.2 Inflasi..............................................................................................8
2.4.3 Risiko dan Ketidakpastian..............................................................8
2.4.4 Capital Rationing............................................................................8
2.5 Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik...............................................9
2.5.1 Net Present Value.........................................................................10
2.5.2 Net Present Benefits (NPB)..........................................................10
2.5.3 Analisis Payback Period...............................................................11
2.5.4 Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis)..........................11
2.5.5 Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)............12
BAB III PEMBAHASAN............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
melaksanakan
fungsi
pelayanan
masyarakat,
pemerintah
kebutuhan
investasi
publik
berkaitan
dengan
jumlah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Program Investasi Publik
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan
pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang
menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena
pengeluaran
investasi/modal
memiliki
efek
jangka
panjang,
sedangkan
Penganggaran
modal/investasi
merupakan
proses
untuk
= Tingkat pajak
sosial (social discount rate). Social discount rate didasarkan pada rate of return
pada hutang pemerintah. Satu pecahan untuk membatasi social discount rate
adalah dengan menggunakan proses pendiskontoan, artinya biaya dan manfaat
diharapkan berubah pada tingkat kembalian investasi yang sama sebagai
perubahan dalam kebutuhan tingkat harga-harga umum (general price level).
2.4.2 Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi.
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan
yang diharapkan (expectedfuture returns) sehingga semakin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of
return semakin tinggi.
2.4.3 Risiko dan Ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik.
Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak adanya
jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko
investasi. Faktor-faktor tersebut menyumbang risiko investasi suatu negara
(country risk) yang jika sudah sangat parah dapat mengarah pada kategori default
country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan hukum dan demokrasi,
terjaminnya property right dan contract right dapat menurunkari risiko investasi.
2.4.4 Capital Rationing
Capital Rationing: keadaan ketika organisasi menghadapi masalah
ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi. Pada organisasi sektor
publik, selain memperhatikan faktor-faktor di atas penilaian investasi publik juga
harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Tingkat utang pemerintah
2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost rate)
3. Social time preference rate
Tingkat utang pemerintah adalah jumlah yang harus dibayarkan pemerintah
sehu-bungan dengan perolehan sumber pembiayaan di luar pajak. Social
opportunity cost rate terkait dengan pengertian bahwa proyek pemerintah harus
dapat menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang minimal sama dengan
tingkat keuntungan proyek sektor swasta dengan peng-gunaan dana yang sama.
Sedangkan social time preference rate merefleksikan tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan
konsumsi di masa depan.
penerimaan
proyek,
ada
banyak
ketidakpastian
yang
dapat
CF 1
CF 2
CF 3
CF n
+
+
+
+
(1+i) (1+i)2 (1+i)3
(1+i)n
Atau:
n
CF
(1+i)1
t=0
= tingkat diskonto
CF = cash flow
Dengan formulasi lain, NPV dinyatakan:
NPV =( Cash flow Present Value factor )Investasi
( CF pvf )I
(CF pvj) disebut juga Gross Present Value.
2.5.2 Net Present Benefits (NPB)
Net Present Benefits (Manfaat Bersih Sekarang) merupakan nilai bersih
suatu proyek sete dikurangi seluruh biaya pada satu tahun tertentu dari
keuntungan atau manfaat yang diter pada tahun yang bersangkutan dan
didiskontokan dengan tingkat bunga yang berlaku.
Net present benefit dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPB=M 0C 0+
M2
M3
M C
M C
+
+
+ + n n n
2
3
( 1+t ) ( 1+t ) (1+t )
( 1+t )
Atau:
n
n=1
M nBn
( 1+i )t
10
= tingkat bunga
= manfaat
= biaya
Catatan : proyek yang dipilih adalah yang memiliki nilai NPB tertinggi.
2.5.3 Analisis Payback Period
Metode payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu
pengembalian investasi. Payback period dirumuskan sebagai berikut:
Payback Period =
Investasi Awal
Keuntungan Tahunan
Payback period merupakan teknik analisis investasi yang relatif mudah dan
sederhana. Sehingga banyak digunakan. Namun demikian, Payback period
mengandung kelemahan, yaitu:
1. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds
yang diperoleh setelah payback period tercapai.
2. Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang.
3. Metode payback period tidak dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan investasi yang bersifat mutually exclusive.
2.5.4 Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis)
Metode cost benefit analysis (CBA) atau benefit cost ratio merupakan cara
mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang (present value)
dari seluruh manfaat keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang dari
seluruh biaya proyek tersebut.
Analisis Benefit-Cost Ratio dirumuskan sebagai berikut:
M =M 0 +
C=C0 +
M1
M2
Mn
+
++
2
( 1+i ) ( 1+i )
( 1+i )n
C1
C2
Cn
+
+ +
2
( 1+t ) ( 1+ t )
(1+t )n
11
Kelemahan metode B-C ratio adalah tidak adanya pedoman yang jelas
mengenai hal-hal yang masuk sebagai perhitungan biaya dan manfaat. Di satu sisi
dapat dimasukkan sebagai biaya, namun di sisi lain dapat masuk sebagai manfaat,
sehingga kemungkinan terjadi mani-pulasi besar. Secara umum, kelemahan ini
disebabkan karena adanya kesulitan dalam peng-hitungan manfaat dan biaya.
Biaya dianggap sebagai manfaat negatif. Dengan demikian B-C ratio dapat
berpeluang memberikan hasil yang keliru dalam menentukan proyek.
2.5.5 Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)
Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat kesulitan dalam
menghitung biaya dan manfaat sosial secara kuantitatif. Analisis costeffectiveness meliputi penilaian terhadap biaya dan manfaat yang dapat
dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan dating atas suatu
proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan, namun
tidak dinilai.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal. Hal tersebut
meliputi pula penentuan biaya bangunan, peralatan, dan tanah. Hal ini
penting karena sumber daya yang diperlukan oleh sebuah proyek harus
dinilai pada opportunity cost penuhnya.
2. Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang
diharapkan dari suatu proyek.
3. Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu
proyek.
4. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang
dilakukan.
5. Mendiskontokan
biaya
dan
manfaat
yang
dapat
diukur
untuk
12
13
BAB III
PEMBAHASAN
Sektor transportasi menjadi salah satu fokus utama pembangunan Pemkot
Bandung pada tahun ini. Berbagai proyek di sektor transportasi rencananya bakal
diwujudkan pada tahun 2016 ini. Setidaknya ada tiga proyek transportasi yang
akan direalisasikan pada tahun ini.
Rencana pembangunan LRT atau monorel yang digagas Pemkot Bandung,
terbagi dalam dua koridor. Pembangunan koridor I yang melintang dari utara ke
selatan sepanjang 10 kilometer, mulai dari Babakan Siliwangi hingga Terminal
Leuwipanjang akan dikerjakan oleh perusahaan asal Singapura, Singapore Mass
Rapid Transit (SMRT). Proyek pembangunan LRT Koridor I memiliki nilai
investasi USD 260 juta. Proyek tersebut akan dibayar oleh Pemkot Bandung
dengan menggunakan sistem Public Private Partnership (PPP) dengan mencicil
selama 20 tahun. Sementara pengerjaan LRT koridor II (Gedebage - Cimindi)
dilakukan oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Pemkot Bandung akan segera meluncurkan bike sharing dengan konsep
elektronik (smart card) pada tahun ini. Sebanyak 1000 unit sepeda untuk program
bike sharing siap dihadirkan di jalur-jalur turis Kota Bandung. Dengan konsep
baru ini, penyewaan sepeda tidak lagi menggunakan cara manual, tetapi
menggunakan kartu elektronik.
Pemkot Bandung akan menambah jumlah koridor bus Trans Metro Bandung
pada tahun ini. Saat ini baru ada empat koridor Bus TMB. Dinas Perhubungan
rencananya akan menambah jumlah koridor bus TMB menjadi 14 koridor.
Koridor ini nantinya akan menjangkau seluruh wilayah Bandung. Dalam proyek
ini akan menggunakan mekanisme lelang investasi.
Pembangunan transportasi berbasis rel yang rencananya akan dibangun di
Kota Bandung merupakan salah satu bentuk investasi baru dibidang transportasi.
Namun pembangunan transportasi publik berbasis rel sulit direalisasikan jika
hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja. Untuk
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo., (2009) Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta.
www.jpnn.com,
Proyek
LRT Bandung
16