BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya
pembangunan nasional, karena dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan
pada era globalisasi pemerintah harus menetapkan strategi yang dapat meningkatkan
produktifitas dan pendapatan penduduk dengan cara peningkatan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan meningkatkan derajat kesehatan (Depkes, 2006).
Menurut Depkes (2006), untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap
peningkatan
derajat
kesehatan
maka
Departemen
Kesehatan
RI
rehabilitatif
dilakukan
dengan
mengacu
pada
Sembilan
syarat
Diperkirakan sekitar 1,2 - 2,3 juta jiwa meninggal setiap tahunya akibat
penyakit ini. Dan berdasarkan survey kesehatan rumah tangga tahun 2001, di
perkirakan 12 juta kasus anemia dengan 29 ribu kematian setiap tahunnya penyakit
ini menduduki urutan ke 6 dari 10 besar penyakit utama di Indonesia (Depkes RI,
2006).
Berdasarkan data statistik yang penulis peroleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah dr. M. Haulussy Ambon jumlah penderita anemia selama tiga tahun terakhir
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dapat di lihat pada table 1 di bawah ini:
TABEL. 1
DAFTAR PRESENTASE JUMLAH PENDERITA ANEMIA SELAMA TIGA
TAHUN TERAKHIR
No.
Jumlah Penderita Anemia Tiga Tahun Terakhir
Persentase
Tahun
2010
2011
Januari-Juni 2012
Total
1
2
3
Jumlah
152
136
79
367
41,4 %
37,0 %
21,6 %
100 %
lanjutan bagi penderita anemia sehingga penulis termotivasi dan tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. Y dengan
Anemia di Ruangan Interna Laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
Ambon.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka rumusan
masalah yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan
asuhan keperawatan pada Tn. Y dengan anemia di ruangan interna laki Rumah
Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon?
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada tn. Y
dengan anemia di ruangan interna laki RSUD dr. M. Haulussy Ambon.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn. Y dengan anemia di ruangan
interna laki RSUD dr. M. Haulussy Ambon.
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. Y dengan anemia di
ruangan interna laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon
c. Dapat membuat intervensi keperawatan pada Tn. Y dengan anemia di
ruangan interna laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon
d. Dapat melakukan implementasi keperawatan pada Tn. Y dengan anemia di
ruangan interna laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon
e. Dapat melakukan evaluasi pada Tn. Y dengan anemia di ruangan interna
laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Bagian utama yang terdiri dari tiga bab, yaitu bab I yang berisi pendahuluan, yang
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian. Bab II yang berisi konsep dasar teoritis, dan bab III berisi metode
penelitian. Bab IV yang berisi hasil penelitian untuk karya tulis ilmiah dan bab V
yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir yang berisi daftar pustaka dan
lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Secara fisiologis, anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan (Brunner, 2001)
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologi anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Nursalam
dkk., 2009).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah
berkualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah (Price,2005). Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa
anemia bukan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh dan perubahan patofisiologi yang mendasar yang diuraikan melalui
anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetic,
penyakit kronik, keracunan obat dan sebagainya (Nursalam, 2009).
3. Klasifikasi
Menurut Nursalam (2009), klasifikasi anemia berdasarkan pendekatan fisiologi :
a. Anemia hipoproliferatif yaitu anemia difisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, melipui :
1) Anemia Aplastik
Anemia Aplastik, adalah kondisi dimana sumsum tidak dapat
berproduksi maksimal sehingga sel darah baru tidak mencukupi untuk proses
penggantian sel darah lama.
malnutrisi,
gastrektomi)
malabsorbsi,
infeksi
parasit,
penurunan
penyakit
usus
intristik
dan
factor
(anemis
keganasan,
agen
10
lesu, lelah, lalai.Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah muncul sclera (warna pucat pada bagian kelopak mata
bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang.Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke
atau serangan jantung (Robins,2005).
5. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.Lisis sel darah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal < 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi (pada
kelainan
hemolisis)
maka
hemoglobin
akan
muncul
dalam
plasma
11
12
Hipoksia Jaringan
mekanisme kompensasi tubuh
peningkatan curah jantung dan pernafasan
meningkatkan pelepasan oksigen dan HB
mengembangkan folume plasma
Redistribusi aliran darah ke organ-organ fital
aliran
tidakke
adekuat
ke jantung danotak
aliran darah tidak
adekuat
sistematik
Anoreksia, nausea,
Hipertrofi Ventrikel
Resiko Tinggi pola nafas tidak efektif
konstipasi atau diare.
stomatitis
Pengisian LV
BB menurun
Kelemahan fisik sakit kepala
LVEDP
iskemia miokard
Kecemasan
13
GAMBAR. 1
PATOFISIOLOGI BERDASARKAN PENYIMPANGAN KDM
6. Pemeriksaan penunjang
Menurut Nursalam (2005) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
pasien anemia yaitu:
a. Kadar Hb, hematokrit, indeks sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum.
c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.
7. Pengobatan
Menurut Nursalam (2005), penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari
penyebab dan mengganti darah yang hilang:
a. Anemia Aplastik : Transplantasi sumsum
tulang,
pemberian
terapi
14
yang
berbentuk
pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual
yang
2. Proses Keperawatan
a. Pengertian
Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis dan
berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
15
keperawatan
merupakan
pendekatan
ilmiah
dalam
16
pelayanan dengan strata apapun, dan merawat klien dengan berbagai macam
kasus selalu menggunakan standar yang sama yaitu proses keperawatan.
Standar ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan
pelayanan yang memadai, 3). Memperoleh metode yang baku dan sesuai,
rasional (logis) dan sistematis (urut dan rapi) ; desain rencana tindakan
keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan selalu ditetapkan
berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional.
Efek samping dari tiap tindakan yang akan dilakukan juga
dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang
urut dan sistematis juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses
keperawatan. Karena sifatnya yang interdependen (saling tergantung)
menjadikan
kinerja
perawat
yang
menggunakan
pendekatan
proses
17
18
pada
pelayanan
kesehatan.
Sehingga
dengan
proses
19
b. Siklikal : proses keperawatan berjalan secara siklus yang berurutan dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Siklus ini akan berjalan terus-menerus sampai seluruh masalah klien dapat
teratasi atau klien meninggal dunia.
c. Interdependen : tahap-tahap dari proses keperawatan merupakan tahapan yang
saling bergantung. Diagnosa keperawatan yang muncul tergantung dari datadata yang diperoleh saat pengkajian. Rencana tindakan juga baru bisa disusun
setelah diagnosa keperawatan ditegakkan. Pelaksanaan juga harus berpedoman
dari rencana yang sudah ditetapkan, demikian seterusnya. Sehingga, apabila
dalam pengkajian perawat kurang mampu mendapatkan data yang akurat atau
kurang tepat dalam menegakkan diagnosa, maka tahapan yang berikutnya jelas
akan terpengaruh.
d. Fleksibel/tidak kaku : proses keperawatan dapat dipakai pada klien sebagai
individu, kelompok, keluarga maupun dalam cakupan yang lebih luas yaitu
komunitas. Proses ini juga dapat dipakai untuk memberikan perawatan pada
seluruh rentang kehidupan, yang dimulai sejak janin masih di dalam kandungan
ibu sampai usia lanjut. Proses keperawatan juga dapat dipakai pada seluruh tata
layanan kesehatan, mulai dari puskesmas sampai dengan rumah sakit pusat.
Semua kasus juga dapat dirawat dengan menggunakanpendekatan ini, kasus
gawat darurat, intensive care, penyakit dalam, bedah, jiwa dan lain sebagainya.
4. Tahap-tahap proses keperawatan
Menurut Rohmah dan Walid (2009), adapun tahap-tahap dalam proses
keperawatan ini meliputi :
a. Pengkajian
1) Pengertian dan kegiatan dalam pengkajian
20
saat
pengkajian
pada
pasien
dengan
anemia
adalah:
penurunan
semangat
untuk
bekerja.
(2)
Sirkulasi
21
dan
menjadi
dasar
timbulnya
masalah
keperawatan.Segala
22
yang terjadi pada klien. Untuk mendapatkan data ini dilakukan anamnesis,
contoh :merasa pusing, mual, nyeri dada dan lain-lain. (4). Data objektif ;data
yang diperoleh perawat secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan
pada klien. Data objektif harus dapat diukur dan diobservasi, bukan
merupakan interprestasi atau asumsi dari perawat.Contoh, tekanan darah
120/80 mmHg, konjungtiva anemis dan seterusnya.
Sementara sumber data dibagi menjadi dua antara lain : (1). Sumber
data primer ; sumber data primer adalah klien. Sebagai sumber data primer,
bila klien dalam keadaan tidak sadar, mengalami gangguan bicara atau
pendengaran, klien masih bayi atau karena beberapa sebab klien tidak dapat
memberikan data subjektif secara langsung, maka perawat menggunakan data
objektif untuk menegakkan diagnosa keperawatan.Namun bila diperlukan
klarifikasi data subjektif, hendaknya perawat melakukan anamnesis pada
keluarga. (2). Sumber data sekunder : selain klien seperti keluarga, orang
terdekat, teman dan orang lain yang tahu tentang status kesehatan klien. Selain
itu tenaga kesehatan yang lain seperti dokter, ahli gizi, ahli fisioterapi,
laboratorium, radiologi juga termasuk sumber data sekunder.
c. Teknik pengumpulan data
1) Anamnesis : adalah tanya jawab/komunikasi secara langsung dengan klien
(auto anamnesis) maupun tidak langsung (allo anamnesis) dengan
keluarganya untuk menggali informasi tentang status kesehatan klien.
Komunikasi yang digunakan disini adalah komunikasi terapeutik, yaitu
suatu pola hubungan interpersonal antara klien dan perawat yang bertujuan
untuk menggali informasi mengenai status kesehatan klien dan membantu
menyelesaikan masalah yang terjadi.
23
yang
terlatih
akan
dapat
melakukan
komunikasi
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
tanda-tanda
fisik
yang
24
mendokumentasikan
hasil
pengkajian
digunakan
format
pengkajian.Beberapa format yang telah ada selama ini sangat bervariasi.Hal ini
pada umumnya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebijakan setempat.
Namun, pada dasarnya format pengkajian berisi tiga hal pokok yaitu identitas
klien/keluarga, riwayat keperawatan (keluhan utama sampai dengan pola fungsi
kesehatan), pemeriksaan, yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
6.
Diagnosa keperawatan
1) Pengertian dan Tujuan Diagnosa Keperawatan
Menurut Rohmah dan Walid (2009), diagnosa keperawatan merupakan
pernyataan yang menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi aktifitas/potensial) dari individu atau kelompok
ketika perawat secara legal megidentifikasi dan dapat memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirkan atau mencegah perubahan.
25
masalah,
kemampuan
klien
untuk
dapat
mencegah
atau
memecahkan masalah.
2) Langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan
a) Klasifikasi data : adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan
tertentu
ketika
klien
mengalami
permasalahan
kesehatan
atau
kemudian
perawat
menentukan
faktor-faktor
yang
26
dengan
klien
sebagai
individu)
dan
environment
27
28
29
30
31
Intervensi :
a) Kaji integritas kulit , catat perubahan pada turgor, warna, eritema, dan suhu.
Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan mobilisasi.
Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
b) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan permukaan kulit dan batasi
penggunaan sabun.
Rasional : area lembab memberikan media yang sangat baik untuk
petumbuhan organisme patogenik, dan sabun dapat mengeringkan kulit
secara berlebihan.
c) Bantu untuk latihan rentang gerak.
Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
6) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet ; perubahan
proses pencernaan ; efek samping terapi obat.
Tujuan : membuat pola normal dari fungsi usus.
Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan
sebagai penyebab/factor pemberat.
Intervensi :
a) Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.
Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab/factor pemberat dan
intervensi yang tepat.
b) Auskultasi bunyi usus.
Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada
konstipasi
c) Awasi intake dan output (makanan dan cairan)
Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, dan defisiensi diet.
d) Hindari makanan yang mengandung gas.
Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen
e) Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau
mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi
diare.
Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.
f) Kolaborasi ahli gizi untuk diet seimbang dengan tinggi serat.
32
33
5. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah di tetepkan (Roman dan Walid, 2009). Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi di susun dan di tunjukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana itervensi yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
34
nilai atau kelayakan yang sesuai dengan kriteria yang diidentifikasi atau standar
sebelumnya.
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktifitas yang direncanakan
terus menerus, aktifitas yang di sengaja klien, keluarga dan perawat serta tenaga
professional lainnya menentukan kemajuan klien terhadap outcome yang di capai
dan keefektifan dari rencana asuhan keperawatan (Nurjanah, 2010).
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan, hal ini dilakukan dengan melihat respon klien terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk :
a) Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai tujuan
yang di tetapkan)
b) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan).
c) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan)
35
Tn. Y
dengan
anemia
1.
2.
3.
4.
5.
Asuhan
Keperawatan:
Pengkajian
Diagnosa
Keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Intoleransi aktivitas
Perubahan perfusi jaringan
1.
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
GAMBAR. 2
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana peneliti ingin memberi gambaran
penerapan asuhan keperawatan dengan pola proses asuhan keperawatan.
B Waktu dan Lokasi Penelitian
1
2
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 06-08 Juni 2012.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada ruang rawat interna laki di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
C Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah klien Tn. Y dengan Anemia yang dirawat
ruang interna laki Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
D Variabel dan Defenisi Operasional
Berdasarkan penelitian, maka penulis menentukan yang menjadi variabel bebas
(independent) yaitu proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sedangkan yang menjadi variable tergantung
(dependen) adalah klien dengan anemia.
Defenisi operasional
1. Asuhan Keperawatan adalah suatau proses yang digunakan peneliti dalam
memberikan tindakan keperawatan kepada klien yang terdiri dari lima tahap
yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
37
2. Pengkajian adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data status
kesehatan pada klien Tn. Y dengan anemia yang menggunakan format
pengkajian kepeawatan.
3. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah
aktual atau resiko yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah
keperawatan pada klien Tn. Y dengan anemia dapat ditanggulangi.
4. Perencanaan adalah penetapan prioritas diagnosa keperawatan, penetapan sasaran
dan tujuan, penetapan kriteria hasil dan merumuskan intervensi keperawatan
pada klien Tn. Y dengan anemia
5. Implementasi/pelaksanaan adalah intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah dibuat.
6. Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan dimana peneliti
menilai keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah
klien.
7. Tn. Y adalah seorang yang mengalami masalah kesehatan dan harus
mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit.
8. Resiko tinggi infeksi adalah suatu akibat yang ditimbulkan karena adanya
perawatan atau keadaan yang tidak aseptik.
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penurunan nafsu makan yang disebabkan karena kondisi
penyakit yang dialami.
10. Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energy secara fisiologis dalam
pemenuhan aktifitas sehari-hari yang dibutuhkan.
11. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit adalah suatu keadaan dimana
terjadinya perubahan pada struktur kulit.
12. Konstipasi dalah keadaan dimana seseorang mengalami gangguan pada system
pencernaan.
38
13. Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu
mengenal sumber informasi tentang penyakit yang diderita.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara (anamnesa) : yakni pengumpulan data dengan cara tanya jawab
langsung dengan pasien, tim kesehatan lain dan dari pihak keluarga untuk
mendapatkan data-data yang akurat serta dapat menunjang penulisan usulan
penelitian.
2. Observasi : penulisi mengadakan pengamatan secara langsung pada pasien
kemudian menginterpretasikannya, dari hasil observasi dapat diperoleh gambaran
perkembangan kemajuan dari masalah yang dihadapi pasien.
3. Pemeriksaan fisik : pemeriksaan yang difokuskan secara langsung pada pasien,
pemeriksaan secara menyeluruh yang berkaitan dengan sistem fisiologi tubuh
menggunakan metode IPPA yaitu melalui
auskultasi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah format pengkajian dan
alat bantu penelitian yang digunakan seperti tensimeter untuk mengukur tekanan
darah, thermometer untuk mengukur suhu, arloji, timbangan berat badan, serta alat
tulis untuk dokumentasi.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
39
Pada tahap ini peneliti mengikuti undian setelah itu menyiapkan surat-surat
yang berhubungan dengan ijin melakukan penelitian dan format pengkajian KMB.
Kemudin melaporkan diri ke CI selaku pembimbing karya tulis ilmiah sekaligus
penguji I dan CT selaku pembimbing ruangan sekaligus penguji II pada ujian akhir
program tahap I.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan tahapan asuhan keperawatan yaitu
pengkajian, diaknosa keperawatan, interfensi, implementasi dan evaluasi. Dalam
tahap pengkajian penulis melakukan pengumpulan data selanjutnya di kelompokkan
dan di analisa sesuai masalah keperawatan. Setelah itu merumuskan diagnosa
keperawatan sesuai dengan masalah yang di temukan kemudian dilanjutkan dengan
membuat intervensi sesuai dengan prioritas masalah, menetapkan tujuan kriteria hasil
dan disertai rasionalisasi dari rencana tindakan yang di buat. Pada tahap pelaksanaan
peneliti melakukan tindakan keperawatan yang dibuat sesuai kondisi pasien serta
sarana dan prasarana yang ada di rumahsakit setelah itu mengevaluasi tindakan yang
di berikan sesuai dengan tujuan criteria hasil yang dibuat.
H. Pengolahan dan Analisa Data
Metode pengolahan dan analisa data yang digunakan oleh penulis pada
penelitian ini adalah pendekatan proses keperawatan.
Langkah-langkah yang diambil adalah :
40
diagnosa keperawatan.
Melakukan diagnosa keperawatan pada klien Tn. Y yang disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang ada pada saat pengkajian dan disesuaikan dengan
kondisi klien.
Melakukan rencana
masalah/diagnosa keperawatan.
Melaksanakan/mengaplikasikan
melakukan hubungan kerjasama dengan perawat ruangan, dokter, dan tim gizi.
Mengevaluasi proses keperawatan selama dilakukannya penelitian, yaitu selama
tindakan
keperawatan
rencana
yang
tindakan
disesuaikan
dengan
keperawatan
dengan
3x24 jam.
I. Penyajian Data
Data yang disajikan dalam bentuk tekstular disertai penjelasan dengan
menggunakan bahasa yang benar, ringkas tetapi efektif serta didukung dengan
berbagai referensi untuk melengkapi dan memperjelas data yang ada.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 06 Juni 2012, maka
didapatkan data bahwa Klien berinisial: Tn. Y, Berjenis kelamin: laki laki,
usia: 28 Tahun, Status Perkawinan: belum nikah, Agama: Kristen Protestan,
Suku: Ambon, Bangsa: Indonesia, Bahasa: daerah (Ambon), Pendidikan
terakhir: SMA, Pekerjaan: tidak ada, Alamat: Paso, Sumber biaya: Jamkesda.
b. Riwayat Sebelum Sakit
Klien mengatakan selama ini klien belum pernah menderita sakit parah
seperti yang di derita saat ini, dan klien juga mengatakan dirinya belum
pernah masuk rumah sakit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 21 Mei 2012 Tn Y mengatakan setelah pulang ke rumah,
Tn Y mengeluh tubuhnya terasa lemas, pandangannya berkunang-kunang,
42
kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terasa sakit,
kemudian keluarga Tn Y menganjurkan klien untuk beristirahat, keesokan
harinya pada tanggal 22 Mei 2012 kondisi Tn Y semakin memburuk dan
keluarga langsung membawa Tn Y ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah dr.
M. Haulussy Ambon untuk mendapat pemeriksaan, setelah mendapatkan
pemeriksaan, dokter menganjurkan Tn Y untuk mendapatkan perawatan
intensif dan harus di rawat inap.
d. Keluhan utama
Klien mengeluh tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa pusing jika berdiri
atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit, pandangannya sering
berkunang-kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang, dan
tidak suka makan. Klien mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya dan
belum mengetahui secara pasti tentang penyakit anemia yang di deritanya.
e. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki 28
: Perempuan
: Klien
X : Meninggal
- - - : Tinggal serumah
1) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga:
Klien mengatakan keluarganya belum pernah menderita penyakit berat.
2) Penyakit yang sedang di derita oleh anggota keluarga:
43
Klien mengatakan saat ini keluarganya sehat-sehat saja dan tidak ada yang
menderita sakit
f. Pengkajian Fisik Persistem
1) Sistem Pernafasan (Breathing B1)
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, batuk tidak mengeluarkan sputum,
tidak terdapat nyeri saat bernafas baik inspirasi maupun ekspirasi, (pola
napas) dengan frekuensi napas 29x/menit, pernapasan interkostal, tanpa
menggunakan otot-otot bantu pernapasan, bunyi napas normal.
2) Sistem Kardiovaskuler (Bledding B2)
Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, bunyi jantung normal, tidak
terdapat pembesaran jantung, tidak terdapat clubbing finger.
3) Sistem Persyarafan (Brain B3)
Kesadaran compos mentis ,GCS:Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6, reflex
normal (Babinzky, klien mengalami pusing dan kelemahan.
4) Sistem Penginderaan
a) Mata : Bentuk mata simetris kiri dan kanan, penglihatan terkadang
berkunang-kunang, medan penglihatan normal, reaksi pupil isokor,
b.
konjungtiva anemis.
Hidung : Bentuk hidung simetris, penciuman normal, tidak terdapat
c.
d.
pendengaran.
Mulut dan lidah : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat caries pada gigi,
lidah kotor, klien dapat membedakan antara rasa manis, asam, asin dan
pahit.
e. Peraba : Klien dapat merasakan ketika disentuh.
5) Sistem Perkemihan (Bleder B4)
44
45
Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan
Haemoglobin : 7,2
Leucosit
: 7,800
SGOT/PT : 56/51
Gula darah : 91
Nilai normal
11,7-15,5 g/dl
4000-10000
3-45 u/l / 0-35 u/l
75-115
46
Etiologi
DS:
Penurunan
1. Tn Y mengatakan tubuhnya terasa lemas, komponen
kepalanya terasa pusing jika beraktifitas atau
seluler
duduk, dan pandangannya sering berkunangdarah
kunang
DO:
1. Tn Y tampak KU lemas
2. Warna kulit tampak pucat
3. Konjungtiva anemis
4. TTV: Tekanan darah110/70 mmHg, Nadi
88x/menit,
Suhu
36 , Pernapasan
29x/menit.
5. HB terakhir 7,2 g/dl
DS:
1. Tn Y mengatakan
nafsu makannya
berkurang, dan tidak suka makan.
DO:
1. Tn Y tampak keadaan umum lemas.
2. porsi makan tidak pernah di habiskan, kurang
lebih porsi.
3. Tingi badan 173 cm, berat badan sebelum sakit
63 kg, berat badan setelah sakit 54 kg.
4. terpasang IVFD RL 20 tetes/menit.
DS:
1. Tn Y mengatakan merasa gelisah dan cemas
dengan keadaannya keadaannya dan belum
mengetahui secara pasti tentang penyakit yang
di derita.
DO:
1. Tn Y tampak klien dan keluarga tampak
Masalah
Perubahan
perfusi
jaringan
Intake In
Adekuat
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Kurang
pengetahu
an
Ansietas
47
2. Diagnosa Keperawatan
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan komponen seluler
yang di tandai dengan : Tn Y
mengatakan tubuhnya terasa lemas,
kepalanya terasa pusing jika berdiri atau
duduk, dan pandangannya sering
berkunang-kunang, tampak keadaan
umum lemas, Warna kulit tampak pucat,
Konjungtiva anemis, TTV: Tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit,
Suhu
36,5 ,
Pernapasan
Tgl ditemukan
06-06-2012
Tgl teratasi
4.
06-06-2012
06-06-2012
07-06-2012
48
dengan
kurang
terpajan
atau
mengingat
;
salah
interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber
informasi yang di tandai dengan : Tn
Y mengatakan merasa gelisah dengan
keadaannya, selalu bertanya tentang
kondisinya, Tn Y tampak gelisah,
kurang mengetahui tentang penyakitnya.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
Diagnosa
o
Keperawatan
1 Perubahan perfusi
jaringan
berhubungan
dengan Penurunan
komponen seluler
yang
di
tandai
dengan : Tn Y
mengatakan
tubuhnya
terasa
lemas,
kepalanya
terasa pusing jika
berdiri atau duduk,
dan pandangannya
sering berkunangkunang, Tn Y
tampak KU lemas,
Warna kulit tampak
pucat, Konjungtiva
anemis,
TTV:
Tekanan
darah110/70 mmHg,
Nadi
70x/menit,
Intervensi Keperawatan
Rasionalisasi
1. memberikan informasi
tentang derajat perfusi
jaringan dan membantu
menentukan
kebutuhan
intervensi
3.
Awasi
upaya
pernafasan ; auskultasi
bunyi nafas perhatikan
bunyi adventisius.
4. Kolaborasi pengawasan
hasil
pemeriksaan
laboratorium. Berikan sel
darah
merah
lengkap
sesuai indikasi
2. meningkatkan ekspensi
paru dan memaksimalkan
oksigenisasi
untuk
kebutuhan seluler.
3. dispnea, menunjukkan
gangguan jantung karena
regangan
jantung
lama/peningkatan
kompensasi curah jantung.
4.
mengidentifikasi
defisiensi dan kebutuhan
pengobatan/respon
terhadap terapi.
49
Suhu
36
Pernapasan
29x/menit.,
HB
terakhir 7,2 g/dl
2 Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan Intake in
adekuat
yang
ditandai dengan : Tn
Y
mengatakan
nafsu
makannya
berkurang, dan tidak
suka makan, Tn Y
tampak
keadaan
umum lemas, porsi
makan tidak pernah
di habiskan, kurang
lebih
porsi,
Tinggi badan 173
cm, berat badan
sebelum sakit 63 kg,
berat badan setelah
sakit
60
kg,
terpasang IVFD RL
20 tetes/menit.
3 kurang pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
terpajan
atau
meningkat;
salah
interpretasi
informasi;
tidak
mengenal
sumber
informasi yang di
tandai dengan : Tn
Y
mengatakan
merasa
gelisa
dengan keadaannya,
selalu
bertanya
tentang kondisinya,
Tn Y tampak
Setela
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
3x24
jam
diharapkan klien Dapat
menunjukan kebutuhan
nutrisi terpenuhi dengan
kriteria
hasil:
peningkatan
berat
badan/berat badan ideal,
pasien tidak lemah, porsi
makan
dapat
di
habiskan,
klien
menyatakan
dapat
makan dengan enak.
Setela
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
3x24
jam
diharapkan
klien
mengerti dan memahami
tentang
penyakit,
prosedur diagnostik dan
rencana
pengobatan
dengan kriteria hasil:
pasien
menyatakan
pemahamannya proses
penyakit
dan
penatalaksanaan
penyakit,
mengidentifikasi faktor
penyebab
dan
1.
Berikan
informasi
tentang anemia, spesifik.
Diskusikan
kenyataan
bahwah terapi tergantung
pada tipe dan beratnya
anemia
2.
Kaji
tingkat
pengetahuan klien dan
keluarga
tentang
penyakitnya .
3. Berikan penjelasan
terhadap klien tentang
penyakitnya
dan
kondisinya sekarang.
1.
mengkaji
indikasi
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi dan menentukan
jumlah kalori yang harus
dikonsumsi
penderita
anemia.
2. menyesuaikan antara
kebutuhan
kalori
dan
kemampuan sel untuk
mengambil glukosa.
3. meningkatkan partisipasi
keluarga dan mengontrol
masukan nutrisi sesuai
dengan
kemampuan
pasien.
4.
meningkatkan
pemenuhan nutrisi sesuai
dengan kondisi klien.
1.
memberikan
dasar
pengetahuan
sehingga
pasien dapat membuat
pilihan
yang
tepat.
Menurunkan ansietas dan
dapat
meningkatkan
kerjasama dalam program
therapy.
2. mengetahui seberapa
jauh
pengalaman
dan
pengetahuan klien dan
keluarga
tentang
penyakitnya.
3.
dengan
mengetahui
50
gelisah,
kurang
mengetahui tentang
penyakitnya.
melakukan
tindakan
yang
perlu
atau
perubahan pola hidup.
D. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawata
n
Tgl/ Jam
Paraf
51
06-06-12
Jam 10:30 wit
06-06-12
Jam 10:30 wit
52
06-06-12
Jam 13:30 wit
sukai Tn Y.
Hasil: klien tdak suka makan.
4. Menganjurkan
klien
dan
mengajarkan keluarga untuk
memberikan makanan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Hasil: klien dan keluarga
mengikuti instruksi yang di
berikan.
5. Memberikan obat penambah
nafsu makan.
Hasil: curcuma Tab 3x1.
6. berkolaorasi dengan tim gizi
tentang pemenuhan diet tinggi
kalori dan tinggi protein
Hasil: jenis makanan yang di
berikan antaralain bubur, telur,
tempe, tahu, sayur dan buah, di
tambah dengan susu dan kue setip
paginya.
1. Mengkaji tingkat kecemasan
klien dan keluarga.
Hasil: klien dan keluarga merasa
gelisah dengan keadaan klien,
klien juga selalu bertanya tentang
kondisinya,
2. Mengkaji tingkat pengetahuan
pasien dan keluarga tentang
penyakit yang di derita klien.
Hasil: klien dan keluarga belum
memahami dengan benar tentang
penyakit yang di derita oleh klien.
3. Memberikan informasi kepada
klien dan keluarga tentang
penyakit anemia.
Hasil: Tn Y dan keluarga masih
tampak
bingung
dengan
53
07-06-2012
Jam 10:30 wit
54
07-06-2012
Jam 10:30 wit
tab,
55
07-06-2012
Jam 13:30 wit
08-06-2012
Jam 10:30 wit
56
08-06-2012
Jam 10:30 wit
57
Tgl / Jam
Evaluasi ( SOAP )
06-06-12
19.00 wit
06-06-12
19.07 wit
06-06-12
19.10 wit
Paraf
58
Tgl / Jam
Evaluasi ( SOAP )
07-06-12
18.00 wit
07-06-12
18.30 wit
07-06-12
18.35 wit
Paraf
59
Tgl / Jam
Evaluasi ( SOAP )
08-06-12
11.00 wit
08-06-12
11.00 wit
Paraf
60
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien Tn.Y dengan
anemia di Ruang Interna Laki RSUD dr. M. Haulussy Ambon selama tiga hari (3 x 24
jam, mulai dari tanggal 06-06-2012 sampai dengan tanggal 08-06-2012) maka pada
bagian ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori yang ada dengan
kenyataan yang ditemukan dari hasil pelaksanaan studi kasus, juga menganalisa
faktor pendukung dan penghambat
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini, semua data informasi tentang
klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa unutk menentukan diagnose
keperawatan. Sebelum melaksanakan tahap pengkajian ini, maka penulis
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan pengkajian data. Data
yang diperoleh adalah data subjektif dan data objektif. Pada tahap ini peneliti
tidak menemukan hambatan dan kendala yang berat karena data-data yang
didapatkan adalah dari klien, keluarga serta petugas ruangan secara jelas.
Pengkajian pada klien Tn.Y yang di rawat di Ruangan Intena Lelaki RSUD dr.
M. Haulussy Ambon pada tanggal 06-06-2012 sampai dengan tanggal 08-06-2012.
61
Dlam pengkajian pada dasarnya, data yang diperoleh pada tinjauan kasus tidak
banyak perbedaan dengan tinjauan pustaka hal ini disebabkan karena pada
umumnya klien mempunyai gejala dan keluhan yang hampir sama antara teori dan
kasus yang ditamukan.
1) Menurut Robins (2005), Tanda dan Gejala klinis yang muncul merefleksikan
gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan
kinerja fisik, gangguan neurologic (syaraf) yang dimenifestasikan dalam
perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbahan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung.
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah,
lunglai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dikategorikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah muncul sclera (warna pucat pada bagian kelopak
mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga
dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung. Namun pada tinjauan kasus pada tanggal 6 juni
sampai pada tanggal 8 juni 2012 keluhan utama yang di temukan yaitu: klien
masuk rumah sakit dengan keluhan tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa
pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit,
pandangannya sering berkunang-kunang, klien juga mengatakan nafsu
makannya berkurang, dan tidak suka makan, keadaan umum lemas, warna
kulit tampak pucat, konjungtiva anemis. Data yang di temukan pada Tn.Y
62
63
Berdasarkan teori untuk kasus anemia yang terdapat dalam (Doengoes 1999)
terdapat tujuh diagnosa keperawatan di antaranya : 1) Resiko tinggi terhadap
infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan
hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan), 2)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorbs nutrient yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, 3) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan, 4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel, 5)
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
sirkulasi dan neurologist, 6) Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan
masukan diet ; perubahan proses pencernaan ; efek samping terapi obat, 7) Kurang
pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
Namun berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada pasien Tn.Y dengan
anemia pada tanggal 6 juni 2012, peneliti hanya menemukan tiga diagnosa
keperawatan, hal ini dikarnakan penyakit anemia yang diderita oleh klien belum
sampai pada tahap anemia berat sehingga belum banyak di temukan masalahmasalah yang dapat mengakibatkan munculnya diagnose keperawatan lainnya.
Kedua dari ketiga diagnosa keperawatan tersebut menunjukkan
kesesuaian
dengan teori yang terdapat pada (Doengoes 1999), namun pada tinjauan kasus,
64
diagnosa ke dua yang ditemukan pada Tn.Y yaitu Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat, disini terdapat perbedaan
antara diaknosa kebutuhan nutrisi pada teori. Pada teori di jelaskan bahwa
kurangnya nutrisi di sebabkan karena terjadinya kegagalan untuk mencerna atau
ketidakmampuan mencerna makanan/absorbs nutrient sedangkan pada tinjauan
kasus, peneliti menemukan bahwa Tn.Y mengalami kekurangan nutrisi yang
disebabkan karena masukan nutrisi kurang sesuai dengan yang di butuhkan tubuh
atau intake in adekuat dan terjadi penurunan nafsu makan, bukan karena terjadi
kegagalan dalam mencerna makanan sesuai dengan teori, dikarnakan pada saat
peneliti melakukan pengkajian tidak di temukan data yang memperkuat kurangnya
nutrisi di sebabkan oleh kegagalan untuk mencerna makanan, hal ini di perkuat
dengan kondisi pencernaan klien dalam keadaan baik yang di tandai dengan klien
tidak mengalami konstipasi atau diare, BAB klien per hari masi dalam batas
normal yakni 1 sampai 2x/hari.
c. Perencanaan
e) Pada diagnosa I Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler menurut Doengoes (1999), antara lain yaitu: a). Awasi tanda
vital, warna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku, b). Tinggikan kepala
tempat tidur sesuai toleransi, c). Awasi upaya pernafasan ; auskultasi bunyi
nafas perhatikan bunyi adventisius, d). Kolaborasi pengawasan hasil
pemeriksaan laboratorium, e). Berikan sel darah merah lengkap sesuai indikasi.
65
66
67
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Dr.
M.
Haulussy
dalam
dengan rencana
hari
Evaluasi
Pada penelitian ini, penulis menggunakan komponen SOAP dalam
melakukan evaluasi. Evaluasi yang didapatkan pada klien Tn.Y dengan
perawatan selama tiga hari, yaitu untuk diagnosa keperawatan yang teratasi
sebanyak satu diagnosa,
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
69
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengkajian merupakan suatu tahap awal dalam proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang keadaan pasien. Pengkajian yang dilakukan
pada tanggal 06-06-2012 didapatkan data yaitu Tn. Y tubuhnya terasa lemas,
kepalanya terasa pusing jika berdiri atau duduk, kepalanya terkadang terasa sakit,
pandangannya sering berkunang-kunang, klien juga mengatakan nafsu makannya
berkurang,
dan
tidak
suka
makan.
Keadaan
umum
lemas,
kesadaran
composmentis, warna kulit tampak pucat, konjungtiva anemis, porsi makan tidak
dihabiskan, berat badan sebelum sakit 63 kg, berat badan setelah sakit 54 kg, klien
mengatakan merasa gelisah dengan keadaannya dan belum mengetahui secara
pasti tentang penyakit anemia yang di deritanya. terpasang IVFD RL 20
tetes/menit. TD: 110/70 mmHg, N: 70x/menit, S: 36 , P 20x/ menit. HB: 7,2
g/dl.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan pengkajian yaitu Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler, Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat,
Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi atau pengetahuan.
3. Perencanaan keperawatan (intervensi) yang dibuat pada Tn. Y dengan anemia
yang dirawat di ruang interna laki RSUD dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan
konsep teoritis dengan tujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami
oleh Tn. Y.
70
71
d. Bagi perawat
Perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul A. Hidayat,2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika.
Surabaya.
Arief Muttaqin & Kumala Sari, 2009.
Medika. Jakarta.
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi ke VIII vol
II, EGC: Jakarta
Corwin J. Elizabeth. 2001 Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doengoes, E.M & Morhouse, M.F, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi ke II
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
72
Doengoes, E.M & Morhouse, M.F, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi ke III
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Medical Record RSUD dr. M. Haulussy, 2012, Data Penyakit Anemia 3 Tahun
Terakhir, (Tidak Dipublikasikan)
Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik edisi II
Salemba Medika, Jakarta.
Price,A.Sylvia, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis, Proses-Proses Penyakit edisi 6
Jakarat EGC.
Robins dan Kumar, 2005, Dasar-Dasar Patologi Penyakit. EGC. Jakarta.
Rohma dan Walid, 2009, Proses Keperawatan : Teori dan Aplikasi, Salemba Medika.
Yogyakarta.
Setiadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan, buku kedokteran. EGC. Jakarta
http://icncreatif.wordpres.com/2012/04/16/asuhan keperawatan-klien-dengan-anemia/
http://nursing begin.com/askep-anemia, diunggah pada Juli 2012.
Nama
: Rifaldi Kaimudin
NIM
: P-07120109056
Judul
Nama Pembimbing
No
Hari/
Bagian yang di
Sasaran
Paraf
73
Tanggal
konsulkan