Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Dampak Positif Otonomi Daerah
Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada
di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon
tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri.
Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi
dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong
pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak
membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.
Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum
di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara
pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang
pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang Masalah Otonomi Daerah.
Permasalahan Pokok Otonomi Daerah:
1.
Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum mantap
2.
Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai dan penyesuaian
peraturan perundangan-undangan yang ada dengan UU 22/ 1999 masih sangat terbatas
3.
Sosialisasi UU 22/1999 dan pedoman yang tersedia belum mendalam dan meluas
4.
perkembangan dinamika politik dan aspirasi masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak
mudah masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah dikelola
5.
otonomi daerah
6.
Permasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemen pokok yang membentuk pemerintah
daerah yaitu;
1. kewenangan,
2. kelembagaan,
3. kepegawaian,
4. keuangan,
5. perwakilan,
6. manajemen pelayanan publik,
7. pengawasan.
Prinsip-prinsip otonomi daerah
Prinsip-
prinsip
pemberian
otonomi
daerah
yang
dijadikan
pedoman
dalam
4.
5.
6.
7.
8.
disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumberdaya manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan. ( Ubaedillah, 2012:182)
Ada beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia saat ini, antara lain :
a.
prinsip otonomi nyata artinya, bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban senyatanya telah ada dan berpotensi untuk
b.
c.
1.
Kewenangan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, seperti kewenangan dalam bidang
3.
4.
Pertanahan
Pertanian
Pendidikan dan Kebudayaan
Tenaga kerja
5. Kesehatan
6. Lingkungan hidup
7. Pekerjaan umum
8. Perhubungan
9. Perdagangan dan industry
10. Penanaman modal
11. Koperasi.( Azra, 2010:171)
Selain itu, kabupaten atau kota yang mempunyai batas laut juga diberi kewenangan
kelautan seluas 1/3 dan luas kewenangan propinsi yang 12 mil. Jenis kewenangan lain yang
dapat diselenggarakan oleh daerah otonom kabupaten dan daerah otonom kota ialah
kewenangan pilihan, yaitu jenis kewenangan yang tidak termasuk yang ditangani Pusat dan
Propinsi. Penjabaran kesebelas kewenangan itu, dalam arti lingkup kegiatan dan tingkat
kewenangan yang akan diserahkan kepada daerah otonom Kabupaten dan Kota, masih harus
menunggu penyesuaian sejumlah UU yang sejalan dengan paradigma dan jiwa UU No. 22
Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004.(Ubaedillah, 2012: 185)
Sumber :
http://tugas-akuntansi.blogspot.co.id/2011/12/ringkasan-otonomi-daerah.html
(http://trikkuliah.blogspot.co.id/2016/05/otonomi-daerah.html)
Srijanti, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Jakarta: Graha Ilmu.