Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Mulsa Plastik Terhadap Pertumbuhan

Dan Produksi Tanaman Bawang Merah


(studi penelitian pengaruh mulsa terhadap bawang
merah)

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

KMS. NOPRIANSYAH EMIRADJ GUNA S,


05021381621078

PRODI TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG 2016
BAB I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas
hortikultura berjenis umbi lapis yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang cukup baik. Bawang
merah banyak digunakan sebagai bahan untuk bumbu berbagai macam
masakan. Bawang merah juga memiliki manfaat lain yaitu sebagai obat
tradisional karena mengandung banyak antiseptik dan senyawa aillin yang
memiliki sifat anti mikroba termasuk bakteri sehingga berfungsi untuk
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Berkaitan dengan nilai penting di atas, kebutuhan bawang merah di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 5%. Hal ini
sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang setiap
tahun mengalami peningkatan, sementara produksi bawang merah
menurun. Menurut Direktorat
Penggunaan mulsa, baik mulsa organic maupun sintetik dapat
meningkatkan pertum-buhan berbagai macam sayuraa (Dutton dan Woods,
1957). Manfaat lain penggunaan mulsa adalah menjaga kelembaban
tanah,mengurangi
tanah,melindungi

pencucian
agregat

hara,

memelihara

tanah,mengurangi

aliran

bahan

organic

permukaandan

mencegah pertumbuhan gulma (Ashworth dan Harrison, 1983; Dutton dan


Woods, 1957). Oleh karena itu, pemulsaan merupakan langkah penting
untuk konservasi lahan.
Bahan yang dapat dipakai sebagai mulsa dalam jumlah yang cukup
amat beragam dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jerami padi,

sekam padi, jerami alang-alangdanserbuk gergaji adalahbahan-bahan yang


tersedia dalam jumlah melimpah yang bisarligunakan sebagai mulsa
organic di Indonesia. Di lain pihak, mulsa plastic telah dilaporkan pula
dapat meningkat-kan pertumbuhan dan produksi sayuran (suamiati, 1989;
carter dan Johnson, l9s8).

2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pengaruh mulsa terhadap pertumbuhan tanaman
bawang merah?
b. Bagaimana dampak yang di timbulkan mulsa terhadap produksi
bawang merah?

3. BATASAN MASALAH
Ide dari penelitian ini di usung oleh bapak Zaidan dan di setujui
oleh saudara Bryan selaku wali kelas pratikum dasar dasar agronomi.
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah di lahan tepatnya di ATC
Universitas Sriwijaya.

4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum : Mengamati pertumbuhan bawang merah yang sudah di
beri perlakuan mulsa plastic.
Tujuan Khusus : 1. Meneliti dan menilaah apakah penggunaan mulsa
plastic tersebut dapat menaikkan kualitas dan produksi dari bawang
merah tersebut.

2. Apakah penggunaan mulsa mempunyai efisiensi


dalam hal penyiraman tanaman bawang merah tersebut.

5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah, para petani dapat menaikan
produktivitas dan memilik efektivitas waktu dan tenaga dan juga
menekan biaya produksi. Dengan penggunaan mulsa terhadap tanaman
bawang merah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BOTANI TANAMAN BAWANG MERAH


Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau
sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Lilialaes (liliflorae)
Famili : Liliales
Genus : Allium
Spesies : A. Ascalonicum L. (Bawang Merah Biasa)
Spesies bawang merah yang banyak ditanam di Indonesia terdiri dari 2
macam, yaitu bawang merah biasa atau shallot alias sylot (A. ascalonicum
L.), dan bawang merah sebenarnya atau disebut bawang bombay, bawang
timur alias Onion (A.cepa L). Secara morfologis, karakteristik tanaman
bawang merah adalah :

1. Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang
terpencar, pada kedalaman antara 15 30cm di dalam tanah.
2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya seperti
cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata
tunas
(titik
tumbuh).
Di bagian atas discus terbentuk batang semu dari pelepah-pelepah
daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk
dan
fungsinya
menjadi
umbi
lapis
(bulbus).
Diantara kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk
tanaman baru atau anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa.
3. Daun
Bentuknya seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50 70
cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda
sampai hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya
relatif pendek.

4. Bunga
Tangkai daun keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang
panjangnya antara 30 90 cm, dan diujungnya terdapat 50 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk
payung (umbrella).
Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 6 helai daun bunga yang berwarna
putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan
bakal buah berbentuk hampir segitiga.

2.2 BUDIDAYA BAWANG MERAH


Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura
musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun pada saat-saat
tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya anjlok.
Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang
seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran.
Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, perlu
upaya untuk melakukan budidaya bawang merah diluar musim. Seiring
dengan pembatasan kegiatan budidaya di musim-musim puncak.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12
jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan
ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut. Suhu optimum untuk
perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius.
Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.

Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis yang perlu


disiapkan untuk melakukan usaha budidaya bawang merah. Cara menanam
bawang merah ini disarikan dari pengalaman para petani bawang di Brebes,
Jawa Tengah. Berebes merupakan salah satu sentra budidaya bawang
merah terbesar di Indonesia.

Benih bawang merah


Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak. Ada benih
lokal hingga benih hibrida impor. Bentuk benihnya ada yang dari biji, ada
juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra
produksi menggunakan umbi sebagai benih.
Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen tua, lebih
dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari dataran tinggi. Benih
bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan 2-3 bulan. Ukuran
benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat, berwarna
merah tua mengkilap.
Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung dengan
varietas, ukuran benih dan jarak tanam. Untuk jarak tanam 2020 dengan
bobot umbi 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton benih per hektar. Untuk
bobot yang sama dengan jarak tanam 1515 dibutuhkan 2,4 ton per hektar.
Bila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit
lagi.
Pengolahan tanah dan penanaman
Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan
panjang sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar bedengan 50 cm,
sekaligus dijadikan parit sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam 20
cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan
rata, tidak melengkung.
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila
keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya
diberikan 2 minggu sebelum tanam.
Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata.
Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg,
311 kg dan 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan tersebut sebelum
diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur
umbi masih kurang dari 2 bulan, lakukan pemogesan terlebih dahulu.

Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm.


Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan mempercepat tumbuhnya
tananaman.
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau
dipadatkan hingga 1515 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya
dibuat hingga 2020 cm. Benih bawang merah ditanam dengan cara
membenamkan seluruh bagian umbi kedalam tanah.
Perawatan budidaya bawang merah
Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan sehari dua
kali setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari.
Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa dikurangi hingga satu hari sekali.
Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah berumur 2
minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA, dan KCl yang diaduk
rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93 kg, 200 kg dan 112 kg
untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya diberikan pada
minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56
kg per hektar. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping
tanaman.
Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim
tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan
pemberian pupuk susulan. Namun apabila serangan gulma menghebat,
segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian pupuk susulan.
Pengendalian hama dan penyakit
Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan penyakit.
Namun yang paling sering menyerang di sentra-sentra produksi adalah
hama ulat dan penyakit layu.
Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya terlihat bercak
putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini
ditanggulangi dengan pemungutan manual, ulat dan telur diambil untuk
dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon sex perangkap,
gunakan sebanyak 40 buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan

lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan
aktif klorfirifos.
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun
menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk.
Penanganannya

dengan

mencabut

tanaman

yang

mati

kemudian

membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.


Panen budidaya bawang merah
Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah
mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk
pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari
sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari
kondisi lahan, iklim, cuaca dan varietas. Di Indonesia, produktivitas
budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton per hektar dengan rata-rata
nasional 9,47 ton per hektar.
Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu.
Penjemuran penjemuran bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan
dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang yang telah kering, kadar air 85%, siap
untuk disimpan atau dipasarkan.

2.3 MULSA

Penggunaan mulsa, baik mulsa organic maupun sintetik dapat


meningkatkan pertum-buhan berbagai macam sayuraa (Dutton dan Woods,
1957). Manfaat lain penggunaan mulsa adalah menjaga kelembaban
tanah,mengurangi pencucian hara, memelihara bahan organic
tanah,melindungi agregat tanah,mengurangi aliran permukaandan
mencegah pertumbuhan gulma (Ashworth dan Harrison, 1983; Dutton dan
Woods, 1957). Oleh karena itu, pemulsaan merupakan langkah penting
untuk konservasi lahan.

Bahan yang dapat dipakai sebagai mulsa dalam jumlah yang cukup
amat beragam dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jerami padi,
sekam padi, jerami alang-alangdanserbuk gergaji adalahbahan-bahan yang
tersedia dalam jumlah melimpah yang bisarligunakan sebagai mulsa
organic di Indonesia. Di lain pihak, mulsa plastic telah dilaporkan pula
dapat meningkat-kan pertumbuhan dan produksi sayuran (suamiati, 1989;
carter dan Johnson, l9s8).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis
mulsa,yaitu jerami padi, sekam padi, jerariri alang-alang, serbuk gergaji,
dan plastic hitam terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah dan
cabe merah.

2.4 PENGARUH MULSA TERHDAP BAWANG MERAH


Dengan pemberian mulsa jerami padi sebanyak 10 ton/ha, umbi bawang
merah yang tumbuh dangkal di permukaan tanah menjadi terlindungi dari
pengaruh cuaca dan jasad pengganggu karena kondisi kelembaban tanah
dapat
dipertahankan menjadi konstan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian mulsa 10 ton/ha dapat memberikan konstribusi peningkatan
hasil

nyata

dengan ratarata 700 kg/ha atau kenaikan hasil 20 % (Gurning dan Arifin,
1994).
Mulsa jerami padi menurunkan suhu tanah rata-rata 2,5%, sedangkan
mulsa plastik hitam meningkatkan suhu tanah rata-rata 1,3% dibanding
tanpa
mulsa. Mulsa jerami padi dan plastik hitam meningkatkan kelembapan air
dalam
tanah masing-masing 9,9% dan 9,2% dibanding tanpa mulsa (Ansar, 2012).
Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah
terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang
umumnya
digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah warna
hitam,

transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna hitam dapat
menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih
banyak. Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah kaca,
sementara
mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian panas yang
diserap
sehingga mengurangi serangan kutu daun (aphid) pada tanaman (Mawardi,
2000).
Mulsa plastik hitam perak mampu menciptakan kondisi mikroklimat
menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan bawang merah. Mulsa plastik hitam
perak
menyebabkan tanah menjadi lembab dan lebih gelap. Kondisi ini
mendukung
pertumbuhan perakaran tanaman, sehingga akar mampu menyerap air dan
unsur
hara medium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mulsa
plastik

hitam

perak meningkatkan tinggi tanaman, bobot basah, bobot basah dan bobot
produksi

2.4 WARING
Waring adalah anyaman yang dibuat dari bahan plastik. Waring sendiri
banyak digunakan untuk berbagai macam hal
Waring yang biasa digunakan untuk sayuran memiliki tiga macam
pilihan warna yaitu merah, hijau, dan juga kuning. Untuk anda yang
membutuhkan tempat membungkus hasil panen. Waring sayuran bisa
membantu menjaga hasil panen sayuran tetap segar.

2.5 PENGGUNAAN WARING PADA TANAMAN


BAWANG
Dengan waring sayur bawang merah jika dilihat dari bentuknya
adalah bentuk melingkar dan menyerupai waring sayur bawang putih.
Karakteristik tanaman bawang merah yang sudah layak untuk dipanen
setelah batang lemah atau runtuh. Hal ini biasanya terjadi pada penanaman
setelah 60 nsampai 90 hari, tetapi itu semua tergantung pada bidang media.
Kemudian karakteristik lainnya adalah bentuk bulat yang hampir
sempurna, beberapa sudah terlihat di permukaan tanah. umbi sudah
berwarna merah gelap atau keunguan bawang merah dan bau khasnya.
Setelah di panen bawang merah harus di jemur dibawah sinar matahari
selama seminggu atau dua minggu, sehingga buah tahan lama. Setelah
bawang siap kemudian disimpan dalam karung jerat dengan suhu sekitar
30-33 C.

BAB III. PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1 TEMPAT DAN WAKTU


Pratikum ini dilaksanakan pada tanggal 29 september 2016 pada pukul
14.30 sampai 17.10. Pratikum di adakan di ATC Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwajaya, Inderalaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : Mulsa, cangkul, arit, tali tambang, parang, kayu, bambu
Bahan : Bibit bawang merah, Pupuk kandang

3.3 CARA KERJA


1. siapkan mulsa plastik sepanjang bedengan dikurangi 1-0,5 m karena
akan memuai terkena panas dan tarikan.

2. Ujung ujung mulsa plastik ditarik secara bersamaan lalu kedua ujung
dipasak

dengan

menggunakan

pasak

dari

bambu.

3. Salah satu sisanya dipasang pasak bambu dengan jarak setiap 50 cm.
Setelah satu sisinya selesai, sisi lainnya menyusul. Pemasangan pasak ini
dilakukan sambil menarik secara perlahan-lahan mulsa plastik sehingga
menutup bedengan dengan rapat.
Cara Melubangi Mulsa Plastik
Setelah mulsa plastik terpasang, tahapan berikutnya adalah membuat
lubang-lubang pada mulsa untuk calon tempat tanaman cabe. Bagaimana
cara melubangi plastik mulsa?

1. Kita tentukan dulu calon lubang & jarak tanam (misalnya 75 cm x 50

cm).
2. Calon lubang tanah ditandai dengan spidol berbentuk lingkaran atau
segitiga. 3. Cara melakukan pelubangan dengan menggunakan bekas
kaleng susu. Kaleng susu yang digunakan adalah kaleng susu kecil yang
berdiameter

sekitar

10

cm.

4. Salah satu ujung kaleng ini kita gunting berbentuk gerigi. Cara
menggunakannya dengan menancapkan kaleng itu ke mulsa sambil
memutarnya.
5. Saat kaleng kita angkat, tanahpun ikut terangkat sehingga membentuk
lubang tanam di mulsa plastik, juga membentuk lubang tanam di bedengan
karena tanahnya ikut terangkat.

3.4 PASAMOTOR
3.4.1 Pertumbuhan
WAKTU

TINGGI
TANAMAN

JUMLAH DAUN

LEBAR DAUN

3.4.2 Produksi
WAKTU

JUMLAH PRODUKSI

JUMLAH UMBI

Anda mungkin juga menyukai