Skenario
seorang penderita berusia 45 tahun datang ke klinik dengan keluhan sebagai
berikut :
1. Lumpuh setengah badan bagian kanan dikarenakan stroke
2. Mulut merot ke kanan
3. Mata kanan tidak tertutup dengan baik
4. Ada riwayat hipertensi dan tekanan darah tidak stabil
5. Gangguan menguyah dan menelan
6. Ganguan respirasi.
7. Diabetes Melllitus (+)
8. Gangguan emosional
9. Gangguan bicara.
10. Gangguan toileting
11. Gangguan dressing
12. Dan gangguan self care
Selain itu penderita sebelumnya dan masih memiliki gejala sisa
sebagai berikut
e.
f.
g.
Inspeksi dinamis :
a.
b.
c.
d.
: ada
: gangguan sensasi pada sisi kanan
: kurang percaya diri, emosional dan stres
(tertekan)
6. Specific test
a. Vital sign : TD 130/80 mmHg, Pernapasan 24/mnt , DN 94/mnt, T 37C
b. Tes kekuatan otot (MMT)
Grade
5 = Normal
100%
Definition
Pasien mampu
mempertahankan
posisi
75%
50%
25%
1 = Trace
5%
melawan gravitasi
Ada sedikit kontraksi, ada sedikit atau tidak
0 = Zero
0%
3 = Fair
2 = Poor
Hasil : nilai 1
Interpretasi : ada sedikit tonus. Tidak ada gerakan.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Diagnosis Fisioterapi :
Gangguan fungsional gerak akibat hemiplegi dextra stadium recovery karena
NHS lobus temporal dextra 1 bulan yang lalu serta adanya gejala sisa bells
palsy sampai saat ini.
Problem Fisioterapi
1. Primer
2. Sekunder
a.
b.
c.
d.
e.
f.
gangguan respirasi
gangguan kecemasan dan percaya diri
gangguan keseimbangan
gangguan postur / skoliosis
gangguan sensasi
gangguan bicara
3. Kompleks
Program Fisioterapi
No
Problem FT
Modalitas
Dosis
F: 3x/minggu
1.
Komunikasi
I: fokus penderita
terapeutik
T: motivasi / haptonomi
T:5 menit
F: 3x/minggu
2.
gangguan respirasi
breathing exc
I: fokus penderita
T: deep breathing
T: 5 menit
F: 3x/minggu
Electrical
I:30 mA
stimulant
T: coplanar
T: 15 menit
F: 3x/minggu
3.
Kelemahan otot
Fascilitation
exc
T: thumb kneading
T: 10 detik
F: 3x/minggu
Srengthening
exc
T: isometrik
T: 48 detik
F: 3x/minggu
4.
Fascilitation
joint sense
exc
T: aproximasi
T: 48 detik
F: 3x/minggu
5.
Gangguan
keseimbangan
Balanced exc
F: 3x/minggu
6.
gangguan bicara
komunikasi
I: fokus penderita
therapeutik
T:
T:5 menit
F: 3x/minggu
7.
gangguan menguyah
exercise
I: 8 hit, 6 rep
therapy
Gangguan postur
exercise
I: 8 hit, 6 rep
therapy
exercise
I: 8 hit, 6 rep
therapy
8.
gangguan berjalan
exercise
I: 8 hit.
therapy
T: gayt analisis
T: 3 menit
F: 3x/minggu
PNF
I: 8 hit, 6 rep
T: sesuai pola ADL
T: 20 menit
9.
Gangguan ADL
F: 1x/minggu
I: fokus penderita
AFPR
Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk membandingkan kondisi awal pasien sebelum
diintervensi dan kondisi setelah pasien diintervensi. Evaluasi yang dilakukan
mengacu pada interval tertentu.
Dokumentasi
Data-data tentang riwayat medis klien, hasil-hasil pemeriksaan klinis, program
intervensi fisioterapi yang telah dilaksanakan pada klien dan catatan penting
tentang hasil perkembangan terapi, dapat dilihat dan tercantum pada kartu
kontrol pemeriksaan kesehatan klien.
Modifikasi
Dalam modifikasi, fisioterapis melakukan modifikasi pada program intervensinya
apabila tidak terdapat peningkatan kondisi yang baik pada pasien dengan melihat
hasil evaluas
Kemitraan
Pengembangan kemitraan dapat dilakukan dengan profesi kesehatan lainnya dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan sepenuhnya terhadap kondisi klien.Hal ini
dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan perkembangan patofisiologinya.Dalam
memberikan intervensi klien tersebut,fisioterapis dapat bermitra dengan dokter
spesialis saraf, dokter dokters pesialis patologi klinik, ahli okupasional, perawat,
psikolog, ahli gizi, dan pekerja sosial medis lainnya.
HEMIPLEGIA
dan infeksi
2. CVA = trsums / perdarahan intracerebral dan subarachnoid sangat erat
kaitannya dengan faktor resiko seperti hipertensi , kolesterol, pola hidup
stress, diabetes dan kegemukan.
Proses patologi diawali oleh gangguan sirkulasi darah seperti perdarahan di
otak di daerah sirkulasi willici. Tempat-tempat yang sering mengalami
gangguan : capsula interna, corpus striatum, dan thalamus.
Hemiplegia umumnya terjadi pada usia >40 tahun, karena kualitas pembuluh
darah mulai menurun (degenerasi) bersamaan dengan pertambahan usia,
dalam hal ini tekanan intravusal cenderung meninggi sehingga pembuluh
darah di otak suatu saat pecah menyebabkan hemiplegia.
Kepala penderita fleksi dan rotasi ke arah yg sakit. dan wajah miring ke sisi
yang sakit.
2. Lengan: scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke
arah belakang dan bawah, elbow fleksi serta pronasi dari lengan bawah, wrist
joint fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb fleksi dan
adduksi.
3. Vertebra : trunk berotasi ke belakang le sisi yang sakit disertai dengan side
4.
dalam waktu 2-3 minggu akan kembali utamanya pada lengan dan jari-jari. Di
dalam tubuh ada 2 otot yang paling berfungsi pada penderita hemiplegi yaitu
M.latissimus dorsi dan M.gluteus maximus.
3. Stadium residual spastik :
Otot dan refleks pada stadium residual spastik mulai kembali. Refleks kembali
akan tetapi hyperrefleks, kemudian akan timbul ankle clonus dan babinskys
sign. Perasaan penderita tidak stabil, selalu khawatir akan jatuh, pada saat
berjalan tubuh yang sehat akan menyangga berat badan sehingga akan
terjadi imbalance muscles. Cara berjalannya condong ke arah sisi yang sehat
dan pada saat berjalan tungkainya membentuk pola setengah lingkaran
karena bantuan dari M.latissimus dorsi dan M. gluteus maximus yang
berfungsi mengangkat pelvic dan mengekstensikan hip joint.
Apoxia sensorik dan motorik terjadi gangguan bicara karena terkenanya area
broca atau area-44 yang terletak di samping kanan. Sensasi mengalami
gangguan terutama rasa kinestetik.
Komplikasi yang dapat terjadi a.l: statik pneumonia chest terjadi karena
immobilisasi misx slama 2-3 minggu, kontraktur, frozen shoulder, drop foot,
scoliosis, drop hand, atropi otot, gangguan psikis, decubitus, dan gangguan
perkemihan.
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Kematian neuron
KOMPLIKASI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
sulit berbicara
mulut merot ke sisi atau samping
mata sulit melihat, kesulitan berfikir
hilang kesadaran
salah satu sisi muka atau tubuhnya mengalami kelayuan.
pembuluh nadi bisa pecah darah keluar mendesak otak dan akan
mengakibatkan kelumpuhan.
SKALA ASHWORTH
Penilaian ditandai dengan skor 0 - 4, yaitu :
0 berarti Tidak ada peningkatan tonus otot
1 berarti Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya
tahanan minimal (catch and release) pada akhir Range of Motion (ROM)
saat sendi digerakkan fleksi dan ekstensi
2 berarti ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan adanya
_______________________