Agrinimal2011 1 2 6
Agrinimal2011 1 2 6
76-83
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh putih telur, soda kue dan boraks terhadap komposisi kimia, sifat
fisik dan organoleptik bakso daging ayam. Bakso disiapkan dari daging ayam yang telah dipisahkan jaringan
lemaknya dengan penambahan salah satu bahan pengenyal tersebut diatas dengan dosis 0,2 persen dari adonan.
Variabel yang diamati adalah komposisi kimia, sifat fisik dan organoleptik bakso. Data komposisi kimia dan sifat
fisik dianalisis dengan analisis variansi acak lengkap pola searah. Perbedaan di antara perlakuan diuji lanjut dengan
Duncans New Multiple Range Test. Data sifat organoleptik dianalisis dengan analisis non parametrik metode
Kruskal dan Wallis. Hasil analisis statistik terhadap komposisi kimia dan sifat fisik bakso menunjukkan bahwa
bahan pengenyal berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, kadar lemak dan pH serta berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap keempukan. Hasil analisis statistik
terhadap sifat organoleptik bakso menunjukkan bahwa bahan pengenyal berpengaruh tidak nyata terhadap warna,
rasa tekstur dan kekenyalan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bakso daging ayam dengan bahan
pengenyal yang berbeda mempunyai komposisi kimia, sifat fisik dan organoleptik yang berbeda.
Kata kunci: Bakso daging ayam, bahan pengenyal, komposisi kimia, sifat fisik dan organoleptik bakso
____________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Daging sering diolah untuk meningkatkan
nilai ekonomis, masa simpan dan selera konsumsi
masyarakat melalui penganekaragaman produk
seperti dendeng, abon, sosis dan bakso. Bakso
adalah produk daging yang banyak dikonsumsi
dan merupakan bahan pangan yang sangat
76
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Pangan Hasil Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada selama tiga bulan,
dimulai pada bulan Maret sampai Mei 2006.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 1 kg adonan, yang terdiri dari daging
ayam broiler (60 %), tepung tapioka (20 %), es
batu (15 %), garam dapur (2,5 %), campuran
bumbu-bumbu (2,3 %) yang terdiri dari bawang
putih, lada halus dan MSG serta bahan pengenyal
(0,2 %). Bahan pengenyal yang digunakan adalah
putih telur segar dari telur ayam ras, soda kue dan
air bleng sebagai sumber boraks yang digunakan
secara tunggal. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mesin penggiling daging
(grinder dan chopper) di tempat penggilingan
daging bakso, neraca analitik Sartorius TE214S,
penetrometer 1/10 mm, seperangkat alat destruksi
dan destilasi mikro Kjeldahl, seperangkat alat
ekstraksi dan selongsong dari Soxhlet.
Daging ayam dipisahkan jaringan
lemaknya, dipotong kecil-kecil dan digiling
sampai halus menggunakan mesin penggiling
daging (grinder), kemudian dimasukkan bumbubumbu (bawang putih dan bawang merah yang
sebelumnya telah dikupas, dibesihkan dan
dihaluskan serta dicampur dengan lada halus dan
MSG), tepung tapioka sebagai filler dan es batu
sedikit demi sedikit dan dicampur sampai
membentuk adonan yang homogen. Adonan
diberi bahan pengenyal dengan tiga perlakuan,
yaitu ditambah putih telur, soda kue dan boraks
masing-masing 0,2 % dari adonan. Adonan
dibentuk bulat-bulat secara manual menggunakan
tangan dengan ukuran yang relatif sama dan berat
10 g, kemudian direbus secara terpisah sesuai
perlakuan sampai matang, yang ditandai dengan
bakso yang mengapung, kemudian bakso
ditiriskan dan dilanjutkan dengan pengujian.
Pengujian komposisi kimia bakso, yaitu
kadar air, kadar lemak dan kadar protein menurut
AOAC (1975). Pengujian sifat fisik bakso, antara
lain derajad keasaman (pH) menurut Bouton dkk.,
(1972) dan keempukan yang diukur dengan
penetrometer menurut Kartika (1981). Pengujian
kualitas organoleptik dilakukan menggunakan 15
orang panelis yang tidak terlatih dengan
mencicipi setiap sampel bakso yang ada
kemudian mengisi angket dengan skor penilaian
sesuai Rahayu (2001), seperti Tabel 1.
77
Warna
Rasa
Tekstur
Kekenyalan
1.
2.
3.
4.
5.
Putih
Putih keabuan
Agak abu-abu
Abu-abu
Abu-abu kehtaman
Sangat enak
Enak
Agak enak
Tidak enak
Sangat tidak enak
Sangat halus
Halus
Agak kasar
Kasar
Sangat kasar
Sangat kenyal
Kenyal
Agak kenyal
Tidak kenyal
Sangat tidak kenyal
78
Tabel 2. Rerata komposisi kimia bakso daging ayam dengan bahan pengenyal yang berbeda (% wb)
Parameter
Kadar air
Kadar lemak
Kadar protein
Kontrol
65,17 1,39a
7,39 0,52c
9,82 0,04a
Bahan pengenyal
Putih telur
Soda kue
66,88 0,20a
66,43 0,56a
2,28 0,20b
1,43 0,41a
b
10,06 0,27
9,77 0,21a
Boraks
68,81 0,32b
1,31 0,33a
10,21 0,08b
ab superscrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
c superscrip menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
Kadar protein
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa bahan pengenyal mempunyai pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap kadar protein bakso
daging ayam. Kadar protein tertinggi diperoleh
dari bakso dengan bahan pengenyal boraks,
sedangkan kadar protein terendah diperoleh dari
bakso daging ayam dengan bahan pengenyal soda
kue. Bakso daging ayam yang menggunakan
bahan pengenyal boraks mempunyai kadar
protein yang lebih tinggi karena sifat boraks yang
mengenyalkan dan mengompakkan bakso,
sehingga zat-zat termasuk protein daging yang
mudah larut (sarkoplasmik) terperangkap dan
tidak banyak yang terekstraksi keluar. Menurut
Widyaningsih & Murtini (2006), bahwa bakso
yang diberi bahan pengenyal boraks akan lebih
kenyal dan kompak bila dibanding dengan
kontrol. Rendahnya kadar protein pada bakso
daging ayam yang menggunakan bahan
pengenyal soda kue menunjukan bahwa soda kue
kurang baik sebagai bahan pengenyal. Hal ini
disebabkan karena sifat soda kue yang
mengembang bila dipanaskan, sehingga sehingga
mikrostruktur produk bakso lebih besar, yang
menyebabkan protein mudah terektraksi keluar,
sehingga kadar proteinnya lebih rendah dibanding
bakso daging ayam tanpa bahan pengenyal
(kontrol).
Sifat fisik bakso
Hasil pengujian sifat fisik bakso daging
ayam dengan bahan pengenyal yang berbeda,
disajikan pada Tabel 3.
Derajad keasaman (pH)
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa bahan pengenyal mempunyai pengaruh
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pH bakso
daging ayam. Nilai pH yang tertinggi diperoleh
79
Tabel 3. Rerata sifat fisik bakso daging ayam dengan bahan pengenyal yang berbeda
Parameter
pH
Keempukan (mm)ns
Kontrol
6,67 0,05a
13,8 2,31
Bahan Pengenyal
Putih telur
Soda kue
6,68 0,04a
6,93 0,04c
14,8 1,30
14,2 1,04
Boraks
6,76 0,04b
13,2 0,84
ns tidak signifikan
abc superscrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
Tabel 4. Rerata kualitas organoleptik bakso daging ayam dengan bahan pengenyal yang berbeda
Organoleptik
Warna ns
Rasa ns
Tekstur ns
Kekenyalan ns
Kontrol
1,63
2,56
2,44
2,63
Bahan Pengenyal
Putih telur
Soda Kue
1,75
2,25
2,56
2,81
2,38
2,88
2,63
2,19
Boraks
2,19
2,63
2,81
2,31
ns non signifikan
Skor dan parameter untuk uji organoleptik
Rasa
Hasil uji Kruskal-Wallis Hedonik
menunjukkan
bahwa
bahan
pengenyal
mempunyai pengaruh yang tidak nyata terhadap
rasa bakso daging ayam. Penggunaan daging
ayam dengan bahan pengenyal yang berbeda
menghasilkan rata-rata skor rasa bakso yang enak.
Rasa bakso pada jenis daging dan bahan
pengenyal yang berbeda ini dipengaruhi oleh
semua faktor sebagai suatu kesatuan yang utuh,
antara lain bumbu-bumbu, tepung tapioka dan
daging. Menurut Kartika (1981), bahwa rasa
bakso yang dihasilkan terutama disebabkan oleh
bumbu-bumbu
yang
digunakan
selama
pengolahan yaitu garam, lada, bawang putih dan
flavour daging selama pemasakan, sehingga
menimbulkan rasa yang utuh. Penggunaan tepung
sebagai bahan pengisi juga dapat mempengaruhi
rasa, sebab amilosa dalam tepung dapat
membentuk inklusi dengan senyawa cita rasa
seperti garam dan bumbu-bumbu (Goldshall &
80
2.
3.
4.
81
5.
82
83