Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FARMASETIKA

DOSIS OBAT

Disusun Oleh :
1. Dayanara Meutia Maliki
2. Devi Herdinawati
3. Dhea Salikha Khanum
4. Diana Maulidina
5. Dita Qonitah
6. Wildan Indra Prakoso
7. Yessi Damayanti
Lokal 1 A

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN FARMASI
2014 / 2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah
memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang DOSIS OBAT. Kami selaku penyusun
makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dalam
perkuliahan

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa
menjadi lebih baik.

Jakarta 9 Oktober 2014

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .. i
BAB II

BAB
III

PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
E.
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA

Pengertian Dosis Obat 1


Macam-macam Dosis Obat.2
Cara Perhitungan Dosis Obat..3
Dosis Obat untuk Anak ......5
Cara Pemberian Obat...6

...10
...11

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat
tradisional.
Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita lakukan jika kita sedang
sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang tidak beres dengan tubuh kita pasti
kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat untuk mengobati sakit yang kita derita.
Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalam tubuh kita itu? Oleh
karenanya paling tidak, kita harus tahu dulu bagaimana sebenarnya perjalanan panjang obat di
dalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek yaitu mengurangi rasa cemas, menghilangkan
rasa sakit, menyembuhkan penyakit dan membuat rasa nyaman, atau bahkan membuat fly alias
terbang ke angkasa. Selain manfaatnya, tentu kita juga harus tahu akibat buruknya jika
mengkonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.
Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu bekerja, dosis yang
harus kita konsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut, dan keadaan dari obat itu sendiri apakah
masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan. Sehingga kita akan terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan sepertihalnya over dosis, atau malah menimbulkan kekebalan
bagi penyakit yang kita derita atau bahkan dapat menimbulkan kematian bila salah dalam
mengkonsumsi obat.

BAB I
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram,
milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional).
Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang
memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik
terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading dose)
yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis
permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian
oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.

B.

MACAM-MACAM DOSIS OBAT


1.

Dosis Terapi
Dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan orang sakit
2.
Dosis Maksimum
Batas dosis yang relatif masih aman diberikan pada penderita
Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari
membahayakan
3.
DOSIS TOKSIK
Dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya keracunan obat
4.
Dosis Lethalis (Lethal Dose),
Yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai
dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
5.
INITIAL DOSE
Merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan tujuan agar
konsentrasi / kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal
6.
LOADING DOSE
Dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam
cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis
7.
MAINTENANCE DOSE
Dosis obat yang diperlukan untuk memelihara-mempertahankan efek klinik atau
konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.Diberikan dalam tiap obat untuk
menggantikan jumlah obat yang dieliminasi dari dosis yang terdahulu. Penghitungan dosis
pemeliharaan yang tepat dapat mempertahankan suatu keadaan stabil di dalam tubuh

2
C. CARA PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Dosis maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60 tahun) untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian dosis harus lebih
kecil dari dosis maksimum..

Menurut buku Obat-Obat penting .


- 65- 74 tahun, dosis biasa - 10%
- 75-84 tahun, dosis biasa - 20%
- Diatas 85 tahun, dosis biasa 30%
Menurut buku ilmu resep
- 60 -70 tahun 4/5 dosis dewasa
- 70- 80 tahun 3/4 dosis dewasa
- 80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas dosis dewasa.
Perhitungan dosis anak berdasarkan usia
1. Rumus Young: n dosis dewasa
n+12
(n dalam tahun untuk anak usia di bawah 8 tahun).
2. Rumus Dilling: ndosis dewasa
20
(n dalam tahun anak di atas 8 tahun)
3. Rumus Fried : ndosis dewasa
150
(n dalam bulan)
4. Rumus Cowling: ndosis dewasa
24
(n adalah satuan tahun yang digenapkan ke atas)
5. Rumus Gaubius:
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa
0-1 tahun =1/12x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = x dosis dewasa
3
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
1.
Rumus Clark (amerika)
Bobot badan anak (pon) x dosis dewasa
2.

150
Rumus Themich Fier (Jerman)

Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa


3.

70
Rumus black (Belanda)
Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
62

Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh


1.
UI Jakarta
Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa.
1,75
2.

Rumus Catzel

Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa


Luas permukaan tubuh dewasa
Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
- Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya pada
reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui
jumlah dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
- Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.
Contoh obat yang memiliki efek yang sama
- Atropin sulfat dengan ekstrak belladonae
- Pulvis opii dengan pulvis overi
- Kofein dan aminofilin
- Arsen trioxida dan Natrii arsenas

D. DOSIS OBAT UNTUK ANAK(Pediatrik)


KATEGORI ANAK:
Anak premature : lahir kurang 35 minggu
Anak baru lahir : Neonatus s/d 28 hari

Bayi : infant s/d 1 tahun


Balita : 1-5 tahun
Anak : 6-12 tahun

PENENTUAN DOSIS ANAK


Dalam menentuklan dosis anak, ada beberapa masalah yang harus kita perhatikan. Organ (hepar,
ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna, metabolisme obat belum maksimal Distribusi
cairan tubuh berbeda dengan orang dewasa
1. Neonatus >29,7% dari dewasa
2. Bayi 6 bulan >20,7% dari dewasa
3. Anak s/d 7 th. >5,5% dari dewasa
Rumus perhitungan dosis anak
1. Menurut perbandingan umur orang dewasa ;
Rumus Young : untuk anak 1-8 tahun kebawah

Da =

x Dd

n + 12

E. CARA PEMBERIAN OBAT


1. Bentuk Oral

Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut. Pada umumnya cara ini lebih disukai karena
paling murah dan paling nyaman untuk diberikan. Bentuk oral ini adalah bentuk tablet, kapsul,
dan lozengez.
a.

Bentuk sediaan oral :


Obat Cair (liquid)
Solutio:
Larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan / pelarut, dimana zat pelarutnya adalah air, bila bukan
air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya :minyak kamfer, Nitrogliserin dalam spiritus
Suspensi:
Sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(cairan pembawa), zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan dapat
mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi serta tidak boleh terlalu kental
agar sediaan mudah dikocok dan dituang
Sirup:
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
Elixir:
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven.
Emulsi
Adalah dua fase cairan dalam sistim dispersi (tetesan) dimana fase cairan yang satu terdispersi
sangat halus dalam merata dalam fase cairan lainnya dan umumnya dimantapkan oleh zat
pengemulsi (Emulgator).
Emulsi O/W:
Emulsi minyak dalam air, dimana minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air
merupakan fase pendispersi / pembawa (emulsi ini dapat dicernakan dengan air). Emulgatornya
larut dalam air.
Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion
6

Emulsi W/O:
Emulsi air dalam minyak, dimana air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan
minyak atau bahan seperti minyak merupakan pembawa atau pendispersi (Emulsi ini dapat
diencerkan dengan minyak). Emulgatornya larut dalam minyak.
contoh : Mentega, Ianolin
Netralisasi atau penetralan:
obat minum yang di buat dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan suatu basa (yang
dipergunakan adalah suatu Carbonat) dan tidak mengandung CO2 (karena CO2 yang terbentuk
selalu dihilangkan seluruhnya dengan cara pemanasan sampai larutannya jernih), yang termasuk
Netralisasi:
Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL
Suatu asam yang tidak larut dinetralkan dengan suatu HCO3 / CO3, dapat juga dengan NaOH
Capsulae / capsul

Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut,
dimana didalamnya dapat diisi dengan obat serbuk, butiran atau granul, cair, semi padat
Jenis jenis kapsul:
Capsulae gelatinosae (dibuat dari gelatin) terdiri dari:
Soft Capsulae / Capsulae Molles lunak
Hard Capsulae / Capsulae Durae keras
Capsulae Amylaceas (dibuat dari amylum)
Capsulae Metilsellulosa
Absorpsi sediaan oral :
a. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran penceranaan. Terdiri atas dua bagian,
bagian luar yang sempit, yaitu ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian
dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan
di sebelah belakang dengan awal faring.
Di dalam mulut terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu: kelenjar parotis, kelenjar submandibularis,
kelenjar sublingualis. kelenjar ludah berfungsi mengeluarkan saliva. Saliva memiliki pH 6,7-7,8
mengandung enzim ptyalin, fungsinya untuk membebaskan zat aktif dari obat.
b. Tenggorokan (Esofagus)
Esofagus adalah suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dengan garis
tengah 2 cm. Esophagus terutama berfungsi untuk menghantarkan makanan dan obat dari faring
ke lambung, dengan gerakan peristaltic. Dinding esophagus seperti juga bagian lain dari saluran
cerna, terdiri dari empat lapisan: mukosa, sub mukosa, muskularis, dan serosa.

7
c. Lambung
Panjang sekitar 25 cm dan lebar 10 cm dan memiliki kapasitas volume 1- 1 liter. Secara
anatomis lambung dibagi atas fundus, korpus dan antrum pilorikum atau pilorus.
Lambung terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan tunika serosa atau lapisan luar, muskularis,
submukosa,dan mukosa.
Kandungan lambung adalah asam lambung, mucus, polisakarida, protein mineral, dan cairan
lambung yang memiliki pH 1,9.
Hormone gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada daerah pylorus lambung. Gastrin
merangsang kelenjar gastric untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Subtansi
lain yang diseksresi oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion kalium,
natrium dan klorida.
Fungsi lambung dibagi menjadi dua yaitu fungsi motorik dan fungsi pencernaan dan sekresi.
Fungsi motorik dibagi menjadi tiga yaitu fungsi reservoir (menyimpan makanan sampai
mekanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak pada saluran cerna.), fungsi
mencampur (memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan
getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.), fungsi pengosongan
lambung.

d. Usus halus
Usus halus memiliki panjang kira-kira enam meter dan diameternya 2-3 cm. Terdiri dari
duodenum memiliki pH 4-6 dan waktu transit selama 15 menit, jejunum memiliki pH 6-7dan
waktu transit 2-3 jam, ileum memiliki pH 6-8. Berfungsi untuk sekresi (untuk duodenum dan
bagian pertama jejunum) dan absorpsi (bagian akhir jejunum dan ileum). Bagian pertama dari
usus halus steril sedangkan bagian akhir yang menghubungkan secum (bagian awal dari usus
besar) mengandung beberapa bakteri.
Usus adalah tempat absorpsi makanan dan obat yang sangat besar karena usus halus memiiki
mikrovilli usus halus yang memberikan luas permukaan yang sangat besar untuk absorpsi obat
dan makanan.
Konsistensi usus halus berupa cairan kental seperti bubur.
Waktu transit untuk makanan dari mulut ke secum memerlukan waktu sekitar 4-6 jam,
sedangkan waktu transit sediaan padat dari 95% populasi sekitar 3 jam atau kurang.
Dua cairan pencerna masuk duodenum, yaitu cairan ampedu melalui hati dan getah prankeas dari
prankeas. sekresi prankreas berupa enzim amilasi, lipase, proteolitik. Sekresi empedu berupa
musin, garam empedu.
Ada tiga gerakan yang terjadi pada usus halus, yaitu: segmentasi, peristaltic, pendule.

8
e. Usus besar
Usus besar atau kolon yang kira-kira 1 meter panjangnya adalah merupakan sambungan dari
usus halus.
Usus besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu kolon asendens, kolon transverses dan kolon
desendens.
Fungsi usus besar tidak untuk absorpsi, tetapi sebagai organ dehidrasi dan saluran untuk
mengeluarkan feses (defekasi).
Isi kolon memiliki pH 7,5-8.
Antibiotic yang tidak diabsorpsi tidak sempurna akan mempengaruhi flora normal bakteri dalam
kolon.
Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan. Bila isi usus halus
mencapai sekum maka semua zat telah diabsorpsi dan bersifat cair.
Selama perjalanan di dalam kolon isinya menjadi makin padat karena terjadi reabsorpsi air dan
ketika mencapai rectum feses bersifat padat. Gerakan peristaltic dalam kolon sangat lamban dan
diperlukan waktu kira-kira enam belas sampai dua puluh jam bagi isinya untuk mencapai flexura
sigmoid.

2. Bentuk Topikal

Bentuk obat ini dipakai untuk permukaan luar badan dan berfungsi melindungi atau sebagai
vehikel untuk menyampaikan obat. Bentuk paling penting adalah salep dan krim. Salep dipakai
untuk lesi kering dan bertahan di kulit lebih lama. Krim umumnya dipakai untuk lesi basah.
3. Bentuk Supositoria
Supositoria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan akan mencair pada suhu badan.
Supositoria adalah cara memberi obat melalui rectum untuk lesi setempat atau agar diserap
sistemik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat. Agar pasien
merasa puas atas tindakan keperawatan kepada pasien yang kita berikan. Dalam memberikan
dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk mengetahui dan
menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, sebagai calon apoteker yang professional harus
mampu menguasai tentang dosis obat.

Anda mungkin juga menyukai