Anda di halaman 1dari 10

1.

Tegangan Searah
Volt (V). Tegangan listrik biasanya diukur dalam bacaan satuan: volt (V), milivolt
(mV), microvolt (uV), kilovolt (kV) dan Megavolt (MV). Tegangan listrik dapat di ukur
dengan menggunakan voltmeter atau multimeter.

Contoh:
1.000 milivolt = 1.000/1.000 volt = 1 volt
100 volt = 100/1.000 kilovolt = 0,1 kilovolt

Pengertian Tegangan DC
DC (Direct-Current) berarti arus searah. Maksudnya adalah arus listrik yang
mengalir pada suatu hantaran yang tegangannya berpotential tetap, tidak berubahubah.
Listrik DC adalah listrik yang original, artinya listrik dasar yang dapat dihasilkan dari
sumber-sumber susunan material alam.
Muatan-muatan listrik yang terjadi akibat adanya gesekan pada dua jenis material
adalah muatan listrik yang berbentuk DC. Berkumpulnya muatan listrik yang terjadi di
awan hingga mencapai jutaan volt dan kemudian menjadi sambaran petir adalah
muatan listrik yang berbentuk DC juga.

Dan setiap baterai yang disusun dari

beberapa bahan kimiawi tertentu selalu menghasilkan listrik dalam bentuk DC, tidak
ada baterai yang menghasilkan tegangan listrik AC secara langsung.
Begitu pun beberapa jenis hewan yang mampu mengeluarkan tegangan listrik dari
tubuhnya, adalah tegangan listrik DC.
DC ada di mana-mana....

Pada DC tidak dikenal istilah frekwensi. Tegangan DC selamanya tetap, jika


tegangan itu berpotential positif maka seterusnya positif dan jika tegangan itu
berpotential negatif maka seterusnya negatif tanpa ada perubahan-perubahan yang
bersifat periodik. Gambaran kurvanya adalah lurus sebagaimana digambarkan berikut
ini :

Pada gambar (1) tampak bahwa tegangan terus menerus sebesar +3V selama waktu t.
Pada gambar (2) tampak bahwa tegangan terus menerus sebesar -3V selama waktu t.
Potential DC bisa positif ataupun negatif terhadap nol Volt, sebagaimana tampak pada
kedua gambar di atas. Jika pada dua elektroda yang satunya terdapat potential positif
dan satunya lagi berpotential negatif (bukan nol Volt) maka besar tegangan di antara
kedua elektroda itu adalah hasil penjumlahan keduanya. Contoh kurvanya
diperlihatkan pada gambar (3) di atas.
Pada gambar (3) terlihat bahwa antara titik +3V dan titik nol Volt terdapat tegangan DC
sebesar 3V, dan antara titik nol Volt dan titik -3V terdapat tegangan DC sebesar 3V
juga, maka antara titik +3V dan titik -3V terdapat tegangan DC sebesar 6V.
Penggunaan DC
Pada system DC dikenal polaritas + (positif) atau - (negatif) yang dalam penerapannya
tidak boleh terbalik-balik. DC banyak digunakan untuk sumber tenaga (power-supply)
berdaya kecil, seperti perangkat-perangkat elektronik portabel, Hand-phone, starter
motor DC pada kendaraan, dan lain-lain. Sangat jarang penggunaan DC untuk
kelistrikan rumah tangga karena faktor kesulitan transfer daya yang lebih sulit dibanding
system AC.
System DC adalah system tegangan rendah, dan tidak bisa dinaikkan tegangannya
secara langsung dengan trafo, sehingga untuk transfer daya yang besar diperlukan
kabel-kabel hantaran yang besar pula karena arusnyapun besar. Ini tidak efisien.
Kalaupun DC digunakan untuk kelistrikan rumah tangga, maka ia merupakan system
kelistrikan dengan penghasil energi listrik sendiri (dari solar-cell atau generator listrik
tenaga angin) dan merupakan system kelistrikan energi terbatas.
Sumber DC
DC adalah listrik alami. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa muatan-muatan
listrik pada petir ataupun pada binatang-binatang laut yang menghasilkan sengat listrik
adalah berbentuk DC.
Manusia pun berusaha untuk mengambil manfaat atas keberadaan listrik DC dengan
membuat peralatan yang bisa menghasilkan listrik DC. Sumber-sumber kelistrikan DC

yang telah dibuat dan banyak digunakan manusia adalah :


a) Accu (aki) dan segala jenis baterai
b) Spoel generator pada kendaraan mobil
c) Solar-cell
d) Generator listrik tenaga angin system DC
e) Adaptor.

Mengukur Tegangan DC
Ketika mengukur tegangan DC, polaritas atau ketentuan + (positif) dan - (negatif)
untuk tuas tester tidak boleh terbalik-balik. Titik pengukuran yang berpolaritas positif
harus diberikan kepada tuas tester merah, dan bagian yang berpolaritas negatif harus
diberikan kepada tuas tester hitam.
Sebagaimana pada pengukuran tegangan AC, perlu diperhatikan bahwa setiap
kali hendak mengukur sebuah tegangan, haruslah diperkirakan dulu seberapa besar
tegangan yang akan diukur itu. Setelah itu dipilihlah jangkah pengukuran tegangan
pada AVO meter yang lebih besar dari tegangan yang telah diperkirakan itu.
Sebagai contoh jika hendak mengukur tegangan DC dari accu mobil atau motor,
selektor AVO meter ditaruh pada posisi yang lebih besar, yaitu DCV 50 (maksimal 50V),
sebab accu umumnya bertegangan 12V. Jika tegangan yang akan diukur adalah DC
120V maka selektor diposisikan pada jangkah pengukuran DCV 250. Jika sulit
diperkirakan, mulailah pengukuran dengan jangkah yang paling besar. Jika terlihat
pergerakan jarum penunjuk sangat sedikit, ulangi pengukuran dengan menurunkan
posisi jangkah pengukuran terlebih dahulu, secara bertahap hingga didapati
pembacaan hasil pengukuran yang cukup jelas.

Pada papan angka pembacaan, angka-angka untuk tegangan AC ataupun DC adalah


sama.
Dalam gambar di atas terlihat barisan-barisan angka untuk pengukuran Volt (tegangan)
ada yang dari 0 sampai 250 dan ada yang dari 0 sampai 50. Ada juga yang dari 0
sampai 10.
Contoh pengukuran :
Tegangan sebuah accu di dalam mobil (dalam keadaan normal yaitu 12V) hendak
diukur dengan AVO meter karena dicurigai telah terjadi dropping tegangan, sebab
ketika starter sudah tidak bisa.
Taruhlah posisi selektor pada DCV 50. Ini berarti bahwa hasil pengukuran akan dilihat
pada barisan angka 0 sampai 50.
Tempelkan tuas pengukur AVO meter yang merah kepada bagian + (positif) dari
aki/accu, dan tuas yang hitam ke bagian - (negatif) dari accu atau ke bagian logam dari
body kendaraan. Bacalah hasil penunjukkan jarum.
Jika jarum berada tepat pada titik 10, itu berarti tegangannya sudah turun, yaitu hanya
10V.
Jika jarum berada di titik 10 agak ke kanan sedikit (lebih dari 10), ini berarti tegangan
adalah normal, yaitu 12V. Jika jarum menunjukkan titik di samping kiri angka 10 berarti
tegangan berada di bawah 10V (mungkin hanya 8V atau 9V) dan berarti accu sudah
sangat drop tegangannya.
Pada pengukuran tegangan DC di atas 250V (misalnya 300V), selektor ditaruh pada
posisi DCV 500, maka barisan angka yang akan dilihat adalah yang dari 0 sampai 50.

Angka 50 dianggap sebagai 500 (berarti hasil pembacaan dikalikan 10), angka 40
dianggap sebagai 400, angka 30 dianggap 300 dan seterusnya...
Sebagai misalnya tegangan yang terukur adalah sebesar 300V, maka jarum akan
berada di titik angka 30 (hasil pembacaan dikalikan 10).
Untuk pengukuran tegangan di atas 500V (misalnya 600V) maka selektor diposisikan
pada DCV 1000, dan barisan angka yang akan dilihat adalah yang dari 0 sampai 10.
Angka 10 berarti 1000 (berarti hasil pembacaan dikalikan 100), angka 8 berarti 800,
angka 7 berarti 700 dan seterusnya...
Dalam papan angka pembacaan seperti yang ditunjukkan di atas, pengukuran
tegangan DC di bawah 10V tetap menggunakan garis skala untuk pengukuran Volt
yang berwarna hitam, bukan yang berwarna merah seperti pada pengukuran tegangan
AC. Barisan angka yang dilihat adalah yang dari 0 sampai 10.

2. Resistor pada Sumber tegangan


a. Sumber Tegangan Listrik Arus Bolak-Balik
b. Tanggapan Resistor Pada Arus Listrik Bolak-Balik
A. Sumber Tegangan Listrik Arus Bolak-Balik
Hukum Faraday menyatakan apabila fluks magnetik berubah maka dapat dihasilkan
suatu gaya gerak listrik (GGL) induksi. Jika suatu koil diputar pada ruang yang terdapat
medan magnet, maka dihasilkan gaya gerak listrik induksi yang berubah dengan waktu
secara sinusoida, yang dikenal sebagai arus bolak balik (ac). Prinsip kerja putaran koil
inilah yang digunakan dalam sumber tegangan arus bolak balik (ac) atau dikenal
dengan istilah generator arus bolak balik (ac).
Simbol untuk sumber tegangan bolak balik dinyatakan secara matermatis dinyatakan
dalam rumus berikut :
Keterangan :
nilai maksimum Vm disebut amplitudo sumber tegangan bolak balik.
Fungsi sinusoida yaitu sin(t) menyatakan fase tegangan sumber dengan sudut fase

sebesar t. Tegangan berubah dari Vm sampai

dengan Vm

karena fungsi sinus berubah dari 1 ke 1. Grafik tegangan sebagai fungsi waktu
ditunjukkan sebagai berikut:
tegangan memenuhi fungsi sinus maka nilai tegangan pada saat t dan saat
t + T adalah tepat sama, sehingga T disebut periode. Frekuensi f didefinisikan sebagai
f = 1/T dengan satuan s1 atau hertz (Hz). Sedangkan frekuensi sudut adalah = 2f.
Untuk memudahkan pembacaan maka huruf kecil digunakan menyatakan besaran yang
berubah terhadap waktu, sebaliknya huruf kapital untuk besaran yang konstan.
Apabila sumber tegangan dihubungkan dengan rangkaian RLC maka energi yang
diberikan akan habis dalam resistor. Setelah bekerja selama rentang waktu peralihan,
arus AC akan mengalir dalam rangkaian dan memberikan tanggapan kepada sumber
tegangan. Arus dalam rangkaian inilah yang dirumuskan sebagai yang juga berosilasi
dengan frekuensi yang sama dengan sumber
tegangan, namun dengan amplitudo arus Im serta memiliki beda fase
yang bergantung frekuensi sumber.

B. Tanggapan Resistor Pada Arus Listrik Bolak-Balik


Sebelum meninjau rangkaian R, L, dan C dalam berbagai variasi
sambungan rumit berikut akan ditinjau lebih dahulu rangkaian tunggal
yang hanya ada satu elemen yaitu salah satu diantara resistor, induktor
atau kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan sinusoida.
Tinjau resistor R yang dihubungkan dengan generator arus bolak balik
(ac) seperti :
Hukum kedua Kirchhoff untuk rangkaian resistor dalam sumber
tegangan bolak balik seperti :
bila v(t) adalah tegangan pada sumber tegangan bolak balik dan vR(t)
adalah tegangan sesaat pada kedua ujung resistor sehingga :
arus sesaat pada resistor iR(t), sumber tegangan bolak balik v(t) dan tegangan

sesaat pada resistor vR(t) adalah sefase satu sama lain, artinya ketiganya mencapai
maksimum dan minimum dalam waktu yang sama. Fase arus pada resistor sama
dengan fase sumber tegangan bolak balik yaitu sesuai dengan fungsi sin(t).
Hubungan antara iR(t) dengan vR(t) dapat juga dinyatakan dengan diagram fasor.
Suatu fasor adalah vektor yang berputar dengan arah kebalikan arah jarum jam dengan
kecepatan sudut . Panjang vektor merupakan amplitudo, sedangkan proyeksi vektor
pada sumbu vertikalnya merupakan nilai sesaat dari besaran yang berubah terhadap
waktu tersebut.
fasor tegangan sesaat pada resistor vR(t) memiliki amplitudo VRm dan
proyeksinya ke arah vertikal adalah VRm sin(t) yang nilainya sama
dengan tegangan sesaat vR(t

Rangkuman 1

Tegangan Searah arus listrik yang mengalir pada suatu hantaran yang

tegangannya berpotential tetap, tidak berubah-ubah.


Sumber-sumber kelistrikan DC yang telah dibuat dan banyak
digunakan manusia adalah :
a) Accu (aki) dan segala jenis baterai
b) Spoel generator pada kendaraan mobil
c) Solar-cell
d) Generator listrik tenaga angin system DC

e) Adaptor.
DC banyak digunakan untuk sumber tenaga (power-supply) berdaya
kecil, seperti perangkat-perangkat elektronik portabel, Hand-phone,

starter motor DC pada kendaraan, dan lain-lain.


Ketika mengukur tegangan DC, polaritas atau ketentuan + (positif) dan
- (negatif) untuk tuas tester tidak boleh terbalik-balik. Titik pengukuran
yang berpolaritas positif harus diberikan kepada tuas tester merah, dan
bagian yang berpolaritas negatif harus diberikan kepada tuas tester
hitam.

Rangkuman 2

Hukum Faraday menyatakan apabila fluks magnetik berubah maka

dapat dihasilkan suatu gaya gerak listrik (GGL) induksi.


Fungsi sinusoida yaitu sin(t) menyatakan fase tegangan sumber
dengan sudut fase sebesar t. Tegangan berubah dari Vm sampai

dengan Vm karena fungsi sinus berubah dari 1 ke 1.


Suatu fasor adalah vektor yang berputar dengan arah kebalikan arah

jarum jam dengan kecepatan sudut .


Jika suatu koil diputar pada ruang yang terdapat medan magnet, maka
dihasilkan gaya gerak listrik induksi yang berubah dengan waktu

secara sinusoida, yang dikenal sebagai arus bolak balik (ac).


Soal Latihan 1
1. Berikan contoh sumber Tegangan DC (searah) ?

a) Accu (aki) dan segala jenis baterai


b) Spoel generator pada kendaraan mobil
c) Solar-cell
d) Generator listrik tenaga angin system DC
e) Adaptor.
Soal Latihan 2
1. Suatu sumber tegangan bolak-balik mempunyai harga tegangan sebagai
fungsi waktu sebgai berikut :
V = 100
a)
b)
c)
d)

sin 100t volt. Hitung :

Tegangan maksimum
Tegangan puncak ke puncak
Tegangan efektif
Frekuensi anguler
Penyelesaian :
Samakan persamaan sinusoidal tegangan ac dengan tegangan sinusoidal
yang di ketahui :
V = Vm sin
V = 100

t
sin 100 t

a) Tegangan maksimum Vm = 100

Vm = 100

volt

= 100 rad/s

volt

b) Tegangan puncak ke puncak Vpp sama dengan 2 kali tegangan


maksimum
Vpp = 2 Vm = 2 (100volt) = 200volt
c) Tegangan efektif Veff di hitung dengan persamaan
Veff = 100 volt
d) Frekuensi anguler
= 100 rad/s

Anda mungkin juga menyukai