Anda di halaman 1dari 22

GRAPHE International Theological Seminary

Jl Sunter Agung 2 No 5-7


Agung Podomoro, Jakarta 14350
http:/www.graphe-ministry.org

FILOSOFI DASAR
YANG TIDAK
BERDASAR
ALKITAB CRITICAL
TEXT
Kusnady Des 2015

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Lecturer : DR. Steven E. Liauw

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

FILOSOFI DASAR YG TIDAK BERDASAR


ALKITAB CRITICAL TEXT

A. CRITICAL TEXT (CT)


CT adalah teks bahasa Yunani perjanjian baru (PB) yang diturunkan dari sekumpulan
naskah-naskah Yunani kuno dan varian-variannya dalam usahanya untuk
merekonstruksi dokumen asli berdasarkan temuan-temuan yang ada dalam bentuk
yang seakurat mungkin.
Naskah-naskah utama yang mendasari CT adalah Codex Vaticanus (A), Codex
Alexandria (B) dan Codex Sinaiticus (Alep)

Selain CT dikenal juga Textus Receptus(TR) yang sebelumnya telah digunakan


secara estafet dari generasi ke generasi di kalangan umat kristen yang kemudian pada

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

tahun 1516 dicetak pertama kali oleh Desiderus Erasmus dalam bahasa .Yunani.
Naskah-naskah yang mendasari TR dikenal sebagai teks-teks dari wilayah Syria,
Anthiokia dan Asia Kecil.
Istilah TR berasal dari kata Textum ergo habes, nun cab omnibus receptum, yang
diterjemahkan bahwa Pembaca sekarang sudah memiliki teks yang diterima oleh
semua orang. Meskipun demikian TR juga diartikan sebagai bentuk ketaatan umat
Kristen yang tidak berbantah namun menerima firman yang diberikan oleh Tuhan.
Contoh :
Yoh 17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah
Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benarbenar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.

1Tes 1:6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam
penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang
dikerjakan oleh Roh Kudus,

B. SEJARAH CRITICAL TEXT (CT)


Alkitab PB digunakan dengan cara disalin dikalangan orang-orang Kristen dari
generasi ke generasi sesuai dengan teknologi yang ada pada jaman itu.
Media penyalinan yang tersedia adalah
1. Papirus (semacam kertas terbuat dari tanaman papyrus) yang banyak digunakan
pada abad ke 1 sampai 10; dan
2. Parchment (Kulit binatang) yang digunakan pada abad ke-4 sampai 10.
Sesuai dengan jaman kehidupan Yesus dan murid-muridnya sekitar abad ke-1, maka
media Papirus yang banyak digunakan. Sedangkan parchment baru digunakan mulai
abad ke-4. Papyrus relatif lebih murah namun kurang kuat dibandingkan parchment
yang lebih mahal.

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Naskah-naskah yang mendasari TR adalah teks-teks yang berasal dari wilayah sekitar
Syria, Anthiokia dan Asia kecil. Penyalinan dan pengumpulan ayat-ayat alkitab PB
menghasilkan Salinan alkitab PB dalam berbagai bahasa diantaranya adalah:
1. Peshitta (Bahasa Arma) pada abad 2-3 M
2. Old Latin (Bahasa Latin) pada abad 2M
3. Alkitab Gothic oleh Ulfilas pada 350 M
4. Alkitab Slavia oleh Cyril Constantine dan Methodius pada 850M
Penulisan Alkitab berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pada
tahun 1516 Alkitab TR dicetak untuk pertama kali oleh Desiderus Erasmus (14661536). Selanjutnya alkitab mengalami perkembangan secara signifikan sesuai dengan
perkembangan pesat teknologi khususnya dalam bidang percetakan. Alkitab TR yang
diterima di seluruh dunia saat ini adalah Alkitab versi King James karena ditulis
dalam bahas Inggris.
Alkitab TR terus digunakan secara luas di seluruh dunia tanpa keraguan sampai
ditemukannya naskah yang lebih tua yaitu Codex Sinaiticus (Aleph) dan Codex
Vaticanus(B) pada abad 19. Keduanya ditulis dalam suatu bundle parchment (kulit
binatang) dengan berbagai macam coretan/ koreksi terhadap teks asli tersebut.
Codex Sinaiticus atau dikenal dengan nama Aleph ditemukan bertahap, pertama kali
pada tahun 1844 dan kedua pada tahun1859 oleh seorang Jerman bernama Friedrich
Constantine von Tischendorf (1815-1874) di Monastery St Catherine di Gunung
Sinai.
Selain Aleph, naskah yang mendasari CT adalah Codex Vaticanus atau dikenal
dengan istila B yang ditemukan di perpustakaan Vatikan pada tahun 1475.

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Dengan penemuan-penemuan tersebut maka mulai saat itu lahirlah pemikiran baru
akan adanya teks baru yg disebut Critical Text yang mempertanyakan keabsahan
Alkitab TR yang sudah ada sebelumnya. Tidak ada autografa (Alkitab dalam bebntuk
asli) mendorong para penganut CT untuk merekonstruksi alkitab asli berdasarkan
imetode-metode lmu pengetahuan modern terhadap teks-teks alkitab tersebut.
Alkitab CT yang dihasilkan dari pemikiran tersebut adalah yang berasal dari Brooke
Foss Westcott (1825) dan Fenton John Anthony Hort (1828-1892) atau dikenal
dengan WESTCOTT-HORT (WH) yang menerbitkan Alkitab Yunani tersebut pada
tahun 1881.
Alkitab-alkitab modern yang dibuat berdasarkan CT di antaranya adalah English
revised Version (ERV), American Standard Version (ASV), New International
Version (NIV), dsb.

C. FILOSOFI DASAR DAN RASIONALISASI CT


Alkitab CT lahir karena pemikiran kritis rasional yang dikuatkan oleh perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan serta penemuan-penemuan naskah-naskah baru yang
umurnya lebih tua dari pada naskah-naskah yang sudah ada sebelumnya.
"Textual Criticism" biasa disebut Kritik Rendah (Lower Criticism), adalah upaya
menganalisa teks Alkitab untuk menyelidiki naskah-naskah Alkitab yang sedekat
mungkin dengan naskah asli atau untuk menemukan kata/kalimat asli dari suatu
bagian Alkitab dengan cara membuat perbandingan terhadap semua naskah yang ada.

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Kritik Tinggi (HigherCriticism ) adalah suatu usaha penyelidikan sumber-sumber


naskah asli yang meliputi penulis, tanggal, tempat penulisan, kesatuan, gaya penulisan
dan pengaruh yang ditimbulkan termasuk proses pengilhaman dan kanonisasi Alkitab.
Dasar pemikiran CT yang dihasilkan dari Pemikiran Criticism adalah sebagai berikut:

1. Alkitab harus diperlakukan sama dengan dokumen-dokumen lainnya.


Alkitab asli (autografa) diperkirakan ditulis dalam bentuk salinan-salinan kertas
papyrus. Autografa tersebut diyakini sudah rusak baik karena terbakar, hilang,
ataupun dimakan usia. Berdasarkan pengalaman-pengalaman arkeologis para ahli
berupaya merekonstruksi autografa tersebut dengan menggunakan berbagai
teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada diantaranya ilmu linguistic modern.
Sebagaimana halnya dokumen-dokumen sejarah, maka alkitab harus diperlakukan
sama dengan dokumen-dokumen lainnya.

2. Kecerobohan Orang Kristen Mula-mula


Para ahli berasumsi bahwa orang Kristen mula-mula tidak berhati-hati dengan teks
Perjanjian baru sehingga tidak ada yang terpelihara satupun.

3. Acuan Umur Naskah


Saat ini Codex Sinaiticus (Aleph) ataupun Codex Vaticanus(B) adalah naskah
yang dianggap paling tua umurnya, meskipun hal tersebut perlu dikaji ulang dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Misalnya
penggunan Metode Carbon 14 dalam menentukan umur sebuah benda sejarah.
Sudah menjadi logika umum bahwa semakin tua umur sebuah naskah, maka
naskah itu semakin diakui ke-otentikannya. Dari sudut jangka waktu, maka naskah

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

tertua akan lebih dekat dengan kejadian yang sebenarnya. Itulah sebabnya naskahnaskah tersebut diasumsikan lebih sedikit penyimpangannya dan lebih mendekati
yang aslinya dari naskah-naskah lainnya.

4. Naskah yang tersusun rapi adalah yang lebih benar


Dalam merekonstruksi Alkitab PB, maka para ahli sudah mengasumsikan bahwa
kedua naskah utama yaitu Codex Vaticanus (B) kemudian diikuti Codex
Sinaiticus (Aleph) sebagai sesuatu yang paling benar karena ditemukan dalam
bentuk bundle/codex, sehingga naskah-naskah lainnya harus dibandingkan
terlebih dahulu dengan kedua naskah utama tersebut.

5. Naskah yang lebih lengkap adalah yang lebih benar


Saat ditemukan Codex Vaticanus(A) dan Codex Sinaiticus(Aleph) memiliki
banyak sekali informasi tentang Perjanjian Lama sekaligus Perjanjian Baru.
Namun demikian Naskah-naskah tersebut banyak juga bagian yang hilang, namun
karena kelengkapannya maka naskah-naskah ini dianggap sebagai bentuk yang
lebih mendekati yang asli daripada yang lainnya.

6. Arkelogis Alkitab bagian dari Keilmuan


Keberhasilan para ahli dalam mengungkap berbagai sejarah dunia di China,
Romawi, Yunani dsb termasuk sejarah Mesir Kuno melalui pengungkapan musteri
makam Firaun meningkatkan semangat mereka untuk juga mengungkapkan
peristiwa penting di jaman Yesus. Khususnya dalam upaya me-rekonstruksi
alkitab sehingga mendekati bentuk aslinya.

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Untuk menentukan keaslian alkitab, maka perlu disusun kriteria-kriteria terlebih


dahulu sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam menentukan keaslian sebuah
dokumen atau naskah. Beberapa Kriteria yang menentukan dibawah ini diambil dari
http://www.theopedia.com/new-testament-textual-citicism

7. Eksklusivitas
Jika ada dokumen yang palsu, maka tentu ada dokumen aslinya. Dan hanya satu
dokumen yang asli sedangkan dokumen palsu bisa lebih satu. Dokumen palsu
berbeda atau mirip dengan aslinya tetapi tentu harus bisa dibedakan sehingga
dapat ditentukan manakah dokumen yang asli dan manakah yang palsu.
Dalam hal alkitab, maka dokumen asli hanya satu sedangkan varian-variannya
bisa banyak.
(Only one reading can be original, however many variant readings there may be)

8. Memenuhi Persyaratan Lengkap


Hanya dokumen asli yang memenuhi persyaratan kriteria internal dan eksternal.
Kriteria Eksternal adalah berbagai informasi yang sesuai yang ada di luar
dokumen tersebut sedangkan Kriteria Internal adalah yang terkait dengan
dokumen itu sendiri.
(Only the readings which best satisfies the requirements of both external and
internal criteria can be original)

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

9. Memenuhi Syarat Eksternal (Tradisi)


Suatu teks penulisan asli harus dimulai dengan fakta-fakta yang mencirikan suatu
kebudayaan atau kriteria-kriteria eksternal sehubungan dengan dokumen tersebut
kemudian dilanjutkan dengan kriteria internalnya.
(Criticism of the text must always begin from the evidence of the manuscript
tradition and only afterward turn to a consideration of internal criteria)

10.Memenuhi Kriteria Internal


Dokumen asli harus memenuhi kriteria internal seperti konteksnya, gaya
penulisan, kota kata, dan lingkungan penulisanya namun tidak bisa dilepaskan
dengan kriteria eksternal yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
(Internal criteria (the context of the passage, its style and vocabulary, the
theological environment of the author, etc.) can never be the sole basis for a
critical decision, especially when they stand in opposition to the external
evidence.)

11.Tradisi Naskah kuno Yunani


Otoritas utama dalam memutuskan apakah sebuah dokumen memenuhi syarat
sebagai dokumen CT terletak pada pada tradisi naskah kuno Yunani tersebut.
(The primary authority for a critical textual decision lies with the Greek
manuscript tradition, with the version and Fathers serving no more than a
supplementary and corroborative function, particularly in passages where their
underlying Greek text cannot be reconstructed with absolute certainty)

12.Memenuhi Syarat Pembobotan, ciri Khas dan bukan Jumlah


Dalam menentukan keaslian naskah, maka perlu dihitung ciri khas dan pembibitan
atas naskah-naskah tersebut. Dan semua itu jauh lebih penting daripada jumlah
naskah yang ada.
(Furthermore, manuscripts should be weighed, not counted, and the peculiar
traits of each manuscript should be duly considered. However important the early
papyri, or a particular uncial, or a minuscule may be, there is no single

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

manuscript or group of manuscripts that can be followed mechanically, even


though certain combinations of witnesses may deserve a greater degree of
confidence than others. Rather, decisions in textual criticism must be worked out
afresh, passage by passage (the local principle).

13.Memenuhi syarat tungagal dan mandiri


Secara teoritis, sebuah naskah disebut asli jika ditemukan dalam bentuk tunggal
atau berdiri sendiri. Sedangkan naskah yang dibentuk berdasarkan eklektisisme
tidak dapat digunakan untuk merekonstruksi Alkitab PB.
The principle that the original reading may be found in any single manuscript or
version when it stands alone or nearly alone is only a theoretical possibility. Any
form of eclecticism which accepts this principle will hardly succeed in
establishing the original text of the New Testament; it will only confirm the view
of the text which it presupposes.

14.Memenuhi Syarat Penyusunan silsilah


Stemma adalah pohon silsilah naskah-naskah. Pada cabang paling atas adalah pola
dasar naskah yang menurunkan semua naskah-naskah yang ada. Kegunaan
Stemma adalah memperlihatkan hubungan genetik dari naskah-naskah, dan
dengan demikian naskah mana yang lebih dekat dengan apa yang kita cari, yaitu
bacaan asli, dengan memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil. Metode ini dapat
menyederhanakan bukti yang rumit dan langkah selanjutnya dapat membuat suatu
teks yang sedekat mungkin dengan apa yang ditulis oleh penulis asli.
(The reconstruction of a stemma of readings for each variant (the genealogical
principle) is an extremely important device, because the reading which can most
easily explain the derivation of the other forms is itself most likely the original.)

15.Memenuhi syarat Metode Isolasi


Turunan atau Varian tidak dapat diperlakukan dalam isolasi , tetapi selalu
dipertimbangkan dalam konteks tradisi . Jika tidak, maka terdapat bahaya besar
dalam merekonstruksi naskah-naskah tersebut.

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

(Variants must never be treated in isolation, but always considered in the context
of the tradition. Otherwise there is too great a danger of reconstructing a "test
tube text" which never existed at any time or place.

16.Semakin sulit, semakin baik


Dalam batas-batas tertentu, naskah yang lebih sulit biasanya lebih baik.
(There is truth in the maxim: lectio difficilior lectio potior ("the more difficult
reading is the more probable reading"). But this principle must not be taken too
mechanically, with the most difficult reading (lectio difficilima) adopted as
original simply because of its degree of difficulty.)

17.Semakain Pendek, semakin baik


Dalam batas-batas tertentu, naskah yang lebih pendek biasanya lebih baik.
(The venerable maxim lectio brevior lectio potior ("the shorter reading is the
more probable reading") is certainly right in many instances. But here again the
principle cannot be applied mechanically).

18.Pengenalan secara tetap


Pengenalan naskah Perjanjian baru secara tetap dipelihara adalah cara terbaik
dalam melatih untuk mendapatkan CT.
A constantly maintained familiarity with New Testament manuscripts themselves
is the best training for textual criticism. In textual criticism the pure theoretician
has often done more harm than good.

19.Pengelompokan Naskah
Para ahli dapat menggunakan perasaan maupun tebakan untuk menentukan
keaslian sebuah naskah.

10

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

20.Pengelompokan Naskah
Naskah Perjanjian Baru dapat dikelompokkan berdasarkan keluarga atau jenis
tertentu. Keaslian alkitab ditentukan dari jumlah keluarga daripada jumlah naskah
yang mendukungnya.
New Testament manuscripts can be classified according to certain major families
or types. A family type is the name given to a group of texts with a common
ancestor. These texts are discerned through the deviations common to a group of
manuscripts. For example, some scribal errors made in copying the text in
Alexandria were perpetuated in later reproductions of that text type.
Classification according to "text type" is the basic point of departure in the actual
work of textual reconstruction. For example, one reading of a text that represents
a good family type may provide more support for the original text than a dozen
readings from a poor family type. These text types are not represented by entire
manuscripts but often only segments of them. The modern practice of copying an
entire manuscript of the New Testament at once was seldom followed in antiquity.
Four family "types" of texts have been sufficiently defined in biblical scholarship
to merit listing below.

D. ANALISA FILOSFI CT
Para ahli yang merekonstruksi alkitab PB patut dihargai sejauh menjunjung tinggi dan
memprioritaskan Aspek Allah sebagai sumber Inspirasi dan Preservasi terhadap
Alkitab. Masukan-masukan terhadap rekonstruksi Alkitab tidak hanya berasal dari
naskah-naskah yang ada saja, tetapi juga berdasarkan penelitian yang baik dan benar,
penggunakaan teknologi maupun ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan
Aspek Allah sebagai hal yang utama.
Dari studi literature telah diuraikan beberapa filosofi dasar yang digunakan dalam
merekonstruksi alkitab PB sehingga diperoleh Alkitab CT yang saat ini cukup luas
digunakan di seluruh dunia.
Dibawah ini adalah analisa terhadap filosofi CT tersebut :

11

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

1. Alkitab tidak dapat disamakan dengan dokumen-dokumen lain.


Banyak alasan yang membedakan alkitab dengan dokumen-dokumen lain
sehingga tidak dapat diperlakukan sama, diantaranya:
a. Alkitab menyangkut hubungan horizontal antar manusia dan hubungan
vertical antara manusia dengan Tuhannya. Didalamnya banyak mengandung
janji dan ancaman terhadap orang-orang yang membaca dan meyakininya,
Dan hal ini sangat mempengaruhi hidup manusia dalam keluarga maupun
masyarakat sepanjang jaman.
b. Manusia cenderung menjauhi hal-hal yang bersifat menyakitkan yang tercatat
dalam alkitab tetapi menyimpan hal-hal yang menyenangkan hatinya.
c. Terkait dengan isi Alkitab, Setiap manusia memiliki sikap yang subyektif dan
berbeda-beda dalam memperlakukan, menyimpan ataupun membuang bagianbagian alkitab sepanjang jaman.
d. Alkitab sangat mempengaruhi politik, sosial, ekonomi, budaya, perilaku
sebuah bangsa sehingga mempengaruhi hubungan dengan bangsa lain
disekitarnya yang akhirnya dapat menciptakan permusuhan, penjajahan,
penyerangan, pemusnahan/ bumi hangus yang dapat melenyapkan maupun
sebaliknya mendukung eksistensi alkitab.

2. Para Ahli tidak pemperhitungkan adanya Inspirasi Allah


Alkitab mengandung pernyataan dan janji Allah bahwa alkitab berisi firman
Allah yang diinspirasikan kepada para imam ataupun orang-orang Kristen
yang mencintai firmanNya sepanjang jaman.
Para ahli yang mengerti akan hal ini akan berbeda dalam menganalisa
kebenaran sebuah naskah ataupun dalam merekonstruksi alkitab CT.

12

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Seseorang yang mempercayai Inspirasi Allah tidak akan sembarangan dalam


mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat alkitab apalagi merubahnya.

3. Para Ahli tidak memperhitungkan adanya Preservasi Alkitab


Alkitab juga mengandung janji Allah yang akan menjaga semua firmanNya
yang telah disampaikan kepada manusia sehingga dapat juga diterima oleh
manusia-manusia sampai pada kesudahan jaman.
Allah yang telah memberikan inspirasi sangat masuk akal jika Allah juga
akan tetap menjaga firmanNya sampai selama-lamanya.
Para ahli yang meyakini kebenaran Preservasi akan berbeda dalam upaya
mencari kebenaran alkitab yang sesungguhnya. Hal ini dapat diartikan bahwa
diantara naskah-naskah yang salah, pasti ada satu diantaranya yang benar.

4. Iman mempengaruhi perlakuan terhadap alkitab


Seorang yang mempercayai kekristenan akan berbeda dalam memperlakukan
alkitab jika dibandingkan dengan penganut atheisme maupun agama-agama
lainnya. Tingkat iman Kristen setiap orang akan berbeda dengan yang
lainnya, dan hal ini akan sangat mempengaruhi sikapnya dalam
memperlakukan alkitab.
Seorang Atheis tidak akan memperhitungkan adanya Allah maupun Iblis
dalam menganalisa, sehingga pekerjaan merekonstruksi alkitab sangat
dipengaruhi oleh iman dari para ahli. Ayat-ayat yang tidak masuk akal akan
dibuang atau dirubah oleh Atheis tetapi disimpan apa adanya untuk dicari
jawabannya oleh mereka yang beriman .

13

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Jadi para ahli sebelum melakukan analisa seharus nya sudah memiliki iman
yang benar terhadap kebenaran alkitab tersebut.

5. Rasional Allah berbeda dengan manusia


Dalam pekerjaannya, para ahli dipastikan sering menghadapi kesulitan saat
menemukan kata-kata atau kalimat yang tidak masuk akal sehingga harus
memutuskan apakah hal tersebut benar, atau salah sehingga harus dikoreksi
sebagian, atau dihilangkan seluruhnya.
Para ahli yang mengakui rasional Allah tidak akan segera melakukan
perubahan apa-apa karena mengakui keterbatasan dirinya sebagai
manusia.Selanjutnya mereka akan mengundang para ahli alkitab untuk
mendiskusinya.

6. Orang Kristen mula-mula justru lebih hati-hati dengan teks PB


Para ahli telah salah memahami bahwa orang-orang Kristen sangat takut dan
gentar sehingga menghargai dan menghormati ayat-ayat alkitab sehingga
mereka menyimpan dan menyalin dengan sangat hati-hati.

7. Alkitab yang benar adalah yang sering dipakai


Sejak rasul-rasul masih hidup, orang-orang Kristen menyalin alkitab secara
estafet secara hati-hati dan memakainya dalam bentuk papyrus. Sayangnya
kertas papyrus adalah media yang gampang rusak sehingga tidak tahan lama.
Jadi para ahli seharusnya mencari alkitab asli dalam bentuk papyrus daripada
media lainnya yang belum tentu otentik. Para ahli seharusnya lebih mencurigai

14

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

atau mempertimbangkan naskah-naskah pada media yang jarang dipakai atau


menurunkan tingkat ke-otentik-annya.

8. Alkitab tidak membutuhkan Kriteria & Metode buatan manusia


Alkitab bukanlah dokumen biasa sehingga manusia manapun tidak dapat
merumuskan kriteria maupun metode untuk menentukan keaslian suatu naskah
alkitab secara mutlak. Allah adalah pemegang otoritas tertinggi sehingga
dibutuhkan sekelompok ahli alkitab yang mencintai dan telah menerima
kebenaran alkitab. Aspek Allah atau kriteria dari Allah-lah yang menjadi
pertimbangan utama daripada kriteria atau metode yang dibuat oleh manusia.

9. Garbage-in Garbage-out
Jika inputnya sampah, maka outputnya pun dipastikan sampah juga,
Para ahli banyak menggunakan masukan-masukan yang tidak bernilai
sehingga alkitab CT yang dihasilkan pun tidak bernilai sama sekali. Codex
Vaticanus (B) maupun Codex Sinaiticus (Aleph) meskipun disusun dalam
bentuk bundle, tetapi tidak dapat menjamin ke-otentik-annya. Terlebih
keduanya banyak mengandung coretan-coretan ataupun koreksi dan saling
bertentangan di berbagai bagian.
Diketahui bahwa keduanya banyak mengandung perbedaaan disana-sini,
terlebih saling bertentangan satu dengan lainnya di berbagai bagiannya.
Kesimpulannya hanya ada kemungkinan satu yang benar, atau kedua-duanya
salah, atau salah satu diantaranya salah. Sepintas saja sudah terlihat bahwa
masukan-masukannya tidak ada nilainya alias sampah. Apalagi jika keduanya
dikaitkan dengan tempat penemuannya pertama kali, kehidupan dan

15

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

kebudayaaan di sekitar lokasi penemuan, sifat-sifat naskah tersebut, dan


sebagainya.
Jika kedua naskah utama ini sebagai hal yang utama, maka Alkitab CT yang
dihasilkan pun adalah cermin kehidupan orang-orang Kristen di wilayah
tersebut yaitu di Gunung Sinai Mesir dan di Vatikan Katolik yang penuh
dengan kesesatan dan penyimpangan. Alkitab CT sama sekali tidak berhak
mewakili kehidupan orang-orang Kristen benar yang hidup di tanah Israel
ataupun wilayah sekitranya. Dalam hal ini Alkitab CT gagal dalam
menyajikan kebenaran yang hakiki.
Para ahli yang tidak mencintai kebenaran alkitab pun menghasilkan Kriteriakriteria dan metode secara subyektif sehingga output nya pun adalah Alkitab
sampah yang hanya cocok untuk orang-orang yang identik dengan para ahli
tersebut yaitu mencintai penyimpangan, kesesatan, tahayul, penyembahan
berhala sesuai dengan geografis, social kultural atas lokasi penemuan kedua
naskah utama tersebut.

10. Para ahli tidak memperhitungkan Media Penyimpanan


Kedua Naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus (B) dan Codex
Sinaiticus(Aleph) tersimpan dalam bentuk parchment (kulit binatang) di lokasi
penyimpanan. Para ahli yang cerdas seharusnya mempertanyakan mengapa
naskah itu tersimpan pada media yang mahal dan sedikit digunakan pada
jaman itu. Penggunaan media tersebut pada umumnya dilakukan oleh orang
kaya yang mungkin banyak menerima hal-hal yang menyakitkan hati dari
alkitab. Setidaknya kedua naskah tersebut harus disaring terlebih dahulu
sebelum ditetapkan sebagai naskah utama.

16

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

11. Lokasi Penemuan Naskah tidak representatif


Kedua Naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus (B) dan Codex
Sinaiticus(Aleph) ditemukan pada tempat yang tidak meyakinkan. Codex
Sinaiticus(Aleph) ditemukan di tempat sampah di biara Saint Catherine
Monastry di wilayah Gunung Sinai Selatan yang dekat dengan Mesir
sedangkan Codex Vaticanus(B) di perpustakaan Vatikan yang artinya sudah
tidak dipakai secara luas. Jadi keduanya tidak dipakai sebagai pedoman hidup
yang mengatur hubungan vertical maupun horizontal. Keduanya ada ditempat
yang tersisihkan. Sangat sulit untuk menerima bahwa firman Allah berasal
dari tempat-tenpat terpencil dan terasing seperti itu dan pada saat itu
kekristenan tidak berada dalam tekanan, peng-aniaya-an atau peperangan
sehingga harus disembunyikan dengan cara seperti itu.

12. Para ahli tidak memperhitungkan Lingkungan Penemuan


Kedua Naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus (B) dan Codex
Sinaiticus(Aleph) ditemukan di wilayah yang tidak sesuai dengan lingkungan
kehidupan orang-orang Kristen sejati sesuai dengan catatan alkitab yaitu di
wilayah Israel, Palestina, Anthiokia atau Asia kecil.
Alexandria Mesir sebagai salah satu tempat penemuan naskah CT secara
historis merupakan pusat terjadinya kesesatan dan penyelewengan kekristenan.
Biara yang dekat dengan Mesir yaitu Saint Catherine Monastry di Gunung
Sinai Selatan adalah tempat sepi terpencil yang biasanya digunakan sebagai
tempat pertapaan atau bersemedi untuk berhubungan dengan roh-roh yang
tidak jelas. Sedangkan Vatikan adalah pusat kebudayaan Romawi yang

17

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

duniawi dan keduanya penuh kesesatan. Sulit untuk menerima Firman Allah
ditemukan ditempat-tempat seperti itu yang jelas-jelas berkonotasi klenik,
penyembahan berhala dan tahayul.

13. Makin sulit belum tentu makin benar


Meskipun Alkitab berasal dari Allah, tidak berarti alkitab sulit dimengerti dan
Alkitab tidak dapat disamakan dengan Matematika yang makin sulit makin
tinggi derajatnya. Jadi makin sulit sebuah naskah justru makin diragukan
keasliannya karena telah diubah sehingga berbeda jauh dengan aslinya. Itulah
sebabnya para ahli seharusnya juga secara kristis mempersoalkan pertentangan
dan perbedaan yang besar diantara kedua naskah utama CT yaitu Codex
Vaticanus (B) dan Codex Sinaiticus(Aleph).

14. Makin mahal belum tentu makin bagus


Jika yang dibahas adalah peninggalan raja-raja pada sebuah dinasti, maka
peninggalan yang lebih mahal diyakini lebih bernilai.Tetapi alkitab
mengandung banyak hal yang menyakitkan bagi orang kaya dan banyak hal
yang menghibur bagi orang miskin. Jika ditemukan naskah dalam bentuk yang
mahal, maka isinya cenderung hanya untuk kepentingan orang kaya tersebut.
Kedua naskah utama CT tersebut mengandung banyak coretan dan koreksi
sehingga isinya tidak akan mendekati yang asli. Jadi tidak benar bahwa
semakin mahal suatu naskah, akan semakin mendekati yang aslinya.

18

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

15. Makin tua belum tentu makin benar


Para ahli telah menentukan kedua Naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus
(B) dan Codex Sinaiticus(Aleph) sebagai prioritas dalam me-rekonstruksi
alkitab. Alasannya karena keduanya merupakan naskah yang paling tua dan
lebih lengkap dibandingkan dengan naskah-naskah lainnya.
Meskipun naskah yang lebih tua memang lebih dekat waktunya dengan
kejadian yang dicatat tetapi tidak menjamin keaslian-nya.
Dengan mengetahui isi alkitab, maka para ahli harus memperhitungkan juga
hal-hal lain seperti tulisan naskah, tingkat kemakmuran pemilik naskah
tersebut, sosial-kultur wilayah penemuan naskah.

16. Penentuan Naskah utama terlalu dipaksakan/ tendensius


Penentuan kedua Naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus (B) dan Codex
Sinaiticus(Aleph) dalam me-rekonstruksi alkitab bersifat tendensius dan
subyektif dan tidak menandakan suatu kebenaran karena masih banyak
naskah-naskah lainnya yang bernilai tinggi dalam menentukan dalam merekonstruksi alkitab. Terlebih lagi kedua naskah tersebut saling berbeda dan
saling bertentangan di banyak bagian, jadi tidak bisa disimpulkan keduaduanya benar, malah justru kedua-duanya salah atau salah satu di antaranya
salah. Jika keduanya dianggap benar, maka hal itu sulit diterima dengan akal
sehat. Masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan bukan hanya faktor
internal tetapi juga faktor eksternal. Faktor internal terkait dengan hal-hal yang
melekat pada dokumen itu sendiri seperti umur naskah, penulisan naskah, tatabahasa, penggunaan tinta, teknologi, coretan-coretan dari orang lain.

19

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

Sedangkan Faktor Eksternal terkait dengan politik, ekonomi, sosial, budaya,


agama dari masyarakat sekitar wilayah penemuan naskah tersebut.

17. Kesalahan Subyektivitas


Keputusan para ahli dalam menentukan keaslian naskah berdasarkan perasaan
ataupun tebakan sangat tidak obyektif, labil, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Setiap orang memiliki perasaan yang berbeda dan
sangat dipengaruhi kebiasaan, latar belakang pribadi dan sebagainya. Perasaan
tidak bisa dijadikan standar atau pun referensi yang baku karena sangat
bergantung kepada orangnya, pribadinya, suasana hati, dan dapat berubahrubah sepanjang waktu.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Filosofi Dasar CT adalah filosofi yang tidak mendasar dan tidak menghasilkan Alkitab
yang sebenarnya apalagi bertujuan merekontsruksi alkitab.
Alkitab CT yang dihasilkan adalah alkitab yang hanya cocok dan sesuai dengan
kehidupan orang-orang Kristen di lokasi sekitar penemuan naskah-naskah tersebut yang
diketahui penuh dengan kesesatan, penyembahan berhala, dan tahayul. Dengan demikian
siapapun yang menggunakan Alkitab CT diyakini akan mengarah kepada kehidupan
kekristenan seperti di lokasi penemuan kedua naskah utama CT yaitu Codex Vaticanus
(B) dan Codex Sinaiticus(Aleph).
Orang-orang Kristen sejati yang sungguh-sungguh mencari kebenaran yang sebenarbenarnya sudah sepantasknya menolak dan membuang jauh-jauh Alkitab CT tersebut dan
kembali kepada Alkitab TR yang sudah digunakan secara estafet terus-menerus sejak

20

Paper TH-601 Bibliologi Tekstual

Graphe International Theological Seminary

Kusnady

jaman Rasul-rasul Kristus yang mana telah mengalami berbagai pemeriksaan dan evaluasi
oleh rasul-rasul tersebut selama hidupnya di dunia.
Dengan demikian setiap bentuk naskah atau alkitab yang dihasilkan sesudah kematian
Rasul Yohannes di Pulau Patmos sudah semestinya ditolak bukan saja karena pewahyuan
sudah selesai tetapi juga tidak pernah dievalusi sekalipun oleh salah satu raul Kristus.
Wahyu 22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataanperkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetakamalapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
Wahyu 22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan
dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan
dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

-------oOo-------

21

Anda mungkin juga menyukai