Anda di halaman 1dari 39

SOP

PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Tidakan pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan secara parenteral


melalui pembuluh darah vena
Sebagian acuan dalam melakukan tindakan pemasangan infus
Semua pasien yang memerlukan tindakan pemasangan infus di Puskesmas
Persiapan Alat :
Alat steril
1. Bak instrument berisi handscoon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Cairan infus sesuai advis dokter
4. Abocath dengan nomer yang sesuai
5. Korentang dan tempatnya
6. Kom tutup berisi kapas alkohol
Alat tidak steril
1. Standart infus
2. Bidai dan pembalut jika perlu
3. Parlak pengalas
4. Pembendung (tourniguet)
5. Plester
6. Gunting verban
7. Bengkok
8.
Jam tangan
Persiapan Pasien :
1. Memberitahukan dan menjelaskan tindakan dan tujuan yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Saiapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada standar infus

6. Menentukan area vena yang akan ditusuk


7. Pasang perlak pengelas
8. Pasang tourniket pembendung 15 cm di atas vena yang akan ditusuk
9. Pakai handscoon
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 10 cm dengan
kapas alkohol
11. Tusukan abocath ke vena dengan jarum menghadap ke jantung dengan
sudut tusukan 30
12. Pastikan jarum abocath dengan selang infus
13. Sambungkan jarum abocath dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum abocath di tempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa steril kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas handscoon
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : tanggal dan jarum
pelaksanaan serta jumlah tetesan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien
22. Mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan meliputi nama
pelaksana, tanggal, jam pelaksanaan, jumlah tetesan dan cairan infus yang
diberikan
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

PEMASANGAN OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Tindakan pemasangan alat sederhana berupa selang infus (canule binasal) yang
diletakkan ke lubang hidung untuk memberikan asupan oksigen yang
memungkinkan pasien untuk bernafas melalui mulut dan hidung guna mengatasi
hipoksemia / hipoksia, mempertahankan metabolisma, dan sebagai tindakan
pengobatan
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pemasangan oksigen
1. Semua pasien yang melakukan tindakan pemasangan oksigen di Puskesmas
2. Nasal canule / binasal canule = 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24 44 %
Persiapan Alat :
1. Tabung Oksigen
2. Humidifier
3. Binasal canule
4. Flow meter
5. Handscoon
6. Plester
7. Gunting
8. Kasa steril
Persiapan Pasien :
1. Memberitahukan dan menjelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan dilanjutkan memasang handscoon
2. Mematikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
3. Menghubungkan selang dari canule binasal ke humidifier
4. Tes kelancaran oksigen yang keluar melewati canul binasal
5. Memasang canule binasal pada hidung klien
6. Menetapkan kadar oksigen sesuai dengan program medik
7. Fiksasi selang dengan plester jika diperlukan
8. Petugas melepas handscoon dilanjutkanmencuci tangan
9. Mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan

Diagram Alir

Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

SUNTIKKAN INTRACUTAN
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik


1.Mendapatkan reaksi setempat
2.Memberikan kekebalan, mis. BCG

Tujuan

Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan

Kebijakkan

1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil


2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

Referensi
Prosedur

Persiapan alat :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Pelaksanaan :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam
kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan

Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

SUNTIKKAN SUBCUTAN
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik untuk


Memberikan pengobatan

Tujuan

Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan Subcutan

Kebijakkan

Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik steril dengan
berpedoman pada protap

Referensi
Prosedur

Persiapan Alat:
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Pelaksanaan:
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10. Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah suntikan
11. Merapikan pasien dan alat

12. Mendokumentasikan hasil tindakan


Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter


Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
1. Ada petugas yang terampil
2. Tersedia alat tensimeter
Persiapan alat :
1. stestoskop
2. tensi meter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis
Penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada
disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada daerah
tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam
pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air
raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat.

Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

PEMBERIAN OBAT PERORAL


No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan hasil yang optimal


Sebagai acuan pemberian obat secara per oral
Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien
Persiapan alat :
1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)
2. Sendok Dari pasien
3. Gelas dengan air minum dari pasien
4. Lap bersih/tisu dari pasien
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu pasien
2. Menyiapkan obat
3. Perawat cuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan dicocokkan dengan
nama pasien dan ruangannya
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat
tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Perawat cuci tangan

Diagram Alir

Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

OBSERVASI PASIEN DARURAT


No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Memantau keadaan pasien gawat


Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya.
Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
1.
2.
3.
4.

Penderita gawat harus di observasi


Observasi dilakukan tiap 5 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya
Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter.
Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :
- Tensi
- Nadi
- Respirasi / pernafasan
- Suhu
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas
(diluar jam kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu
dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita

bisa pulang atau rawat inap.


8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita
(les UGD) / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat
inap / rujuk
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PENGHITUNGAN JUMLAH
NADI DAN PERNAFASAN
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit


Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi, pernafasan per menit
Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan pernafasan
Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer
Persiapan alat :
1. Jam tangan
2. Timer
Penatalaksanaan penghitungan nadi :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila memungkinkan (mengatur
posisi tangan),
3. mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais) sambil melihat
jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis, menutup
selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

Penatalaksanaan penghitungan respirasi :


1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien sesak nafas bisa
didudukkan
3. Tekan tombol timer.
4. Menghitung respirasi selama 1 menit.
5. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

MEMASANG KATETER URINE


No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing


Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
Perawat yang terampil
Tersedia alat-alat lengkap
PERSIAPAN ALAT :
1. Slang kateter
2. Aqua jelly
3. Sarung tangan
4. Aquadest dalam kom
5. Spuit 5 cc
6. Plester
7. Gunting

8. Kasa dalam tempatnya


9. Betadine
10. Urobag
11. Stik pan / urinal
12. Pinset
13. Bengkok
14. perlak

PENATALAKSANAAN :
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. Mendekatkan peralatan disamping penderita
3. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien

PADA LAKI-LAKI
1. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
2. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak 60o
3. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelanpelan sampai urine keluar
PADA WANITA
1. Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
2. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelanpelan sampai urine keluar
3. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
4. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
5. mengobservasi respon pasien
6. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
7. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
8. klien dirapikan
9. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
10. perawat cuci tangan
11. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

MELAKUKAN SUNTIKKAN
INTRAVENA
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar
mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena
Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik
dilakukan dengan berpedoman pada protap
Persiapan alat :
1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Obat suntik (siap pakai)
4. Kapas desinfektan
5. Alas/perlak

6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan

9. Menghapus hama lokasi suntikan


10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu
diplester/band aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah pemberian suntikan
2. Lokasi penusukan :
- Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)
- Tungkai (vena saphenous)
Kepala (vena frontalis temporalis) khusus anak
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

MENERIMA PASIEN BARU


DIKAMAR BERSALIN
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

1. Menfasilitasi ibu yang akan melahirkan


2. Memberikan hubungan saling percaya
3. Ibu segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
Persiapan Alat :
1. Status pasien
2. Baju bersalin
3. Termometer
4. Tensimeter
5. HB Sahli Set
6. Tempat tidur Gynekologi
7. Stetoskop
8. Timbangan BB
9. Ember tertutup
10. Kapas Sublimat
Penatalaksanaan :

1. Memberi penjelasan tentang peraturan Puskesmas


2. Membuka perhiasan atau barang yang tidak diperlukan ibu dan
memberikannya kepada keluarga pasien
3. Anjurkan ibu melepas pakaian dalam
4. Perawat mencuci tangan
5. Mengkaji tanda-tanda vital pasien
6. Melakukan pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi
7. Memeriksa keadaan HIS
8. Mengidentifikasi adanya kelainan
9. Mengidentifikasi apakah ada disproporsi janin dengan panggul ibu
10. Merumuskan diagnosa keperawatan dan membuat rencana
keperawatan
11. Membersihkan alat-alat
12. Mencuci tangan
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP

MENOLONG PARTUS
NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Membantu agar proses persalinan berjalan lancar


Mencegah terjadinya komplikasi saat melahirkan
Persiapan :
1. Masker dan barell skort
2. Handscone
3. Perlak
4. Duk / Kain pengalas
Penanganan Ketuban :
1 Klem Kocher
Episiotomi :
1 gunting episiotomi

Penanganan BBL :
1. Suction bayi
2. 2 arteri klem anatomis
3. 1 gunting tali pusat
4. 1 klem tali pusat / benang pengikat
5. Lidi kapas / cotton bud
Pertolongan plasenta
1. 1 spuit injeksi 3 cc
2. Uterotonika ( Cynto, Metergin )
3. Piring plasenta
4. Kateter bunggi
Perineoraphi :
1. 1 spuit injeksi 3 cc
2. Lidocaine
3. Jarum Hecting
4. Benang hecting
5. Nald Foulder
6. 1 pinset anatomis
7. 1 gunting jaringan
8. Betadine
Korentang pada tempatnya
Nierbeken pada tempatnya
Kassa steril dan tampon steril dalam tempatnya
Kapas Sublimate
Jelly
Gelas pengukur darah
Waslap
Waskom
Larutan Lysol 0,5
Ember pakaian kotor tertutup
Handuk
Baju ganti, pakaian dalam, pembalut wanita / camelux
1.
2.
3.
4.

Persiapkan alat-alat persalinan


Penolong mencuci tangan
Penolong memakai masker dan barell skort
Penolong mencuci tangan kembali, kemudian menggunakan
sarung tangan steril
5. Membimbing ibu untuk mengatur posisi yang tepat
6. Mengajari ibu melakukan teknik nafas dalam
KALA 1
1. Mengkaji tanda-tanda kala 1
2. Mengobservasi kondisi ibu : keadaan umum, HIS

3. Mengobservasi Denyut jantung Janin ( DJJ )


4. Melakukan klisma
5. Desinfeksi area perineum dengan kapas cebok, kemudian
lakukan periksa dalam, menilai kemajuan persalinan.
Identifikasi selaput amnion (sudah pecah atau belum )
6. Melepaskan sarung tangan dan menganjurkan aktivitas berjalan
( bila pembukaan belum lengkap dan ketuban belum pecah )
7. Pantau kemajuan persalinan secara periodik ( lakukan VT setiap
4 jam sekali kalau perlu kurang dari 4 jam )
8. Mencatat hasil pada partograf ( sebaiknya mulai setelah fase
aktif )
KALA II
1. Mengkaji tanda-tanda kala II
2. Desinfeksi area perineum dengan betadine
3. Membentangkan kain steril dibawah bokong ibu
4. Melakukan amniotomie
5. Melakukan episiotomi
6. Tangan kanan dengan kain steril menyokong perineum
7. Memimpin ibu mengejan dengan percaya diri dan sabar
8. Tangan kiri dengan kasa steril memperkuat fleksi
9. Membersihkan muka bayi dengan kassa steril
10. Identifikasi dengan cepat adanya lilitan tali pusat pada leher
( jika ada dan longgar lepaskan melewati kepala bayi, jika ketat
jepit dengan 2 arteri klem kemudian gunting ). Setelah itu
fasilitasi bayi melakukan rotasi luar
11. Memegang kepala dengan kedua tangan
12. Mengerakkan kepala bayi kearah bawah untuk melahirkan bahu
depan
13. Mengerakkan kepala bayi kearah atas untuk melahirkan bahu
belakang sambil memperhatikan perineum
14. Pertahankan satu tangan memegang leher bayi ( teknik
memegang bola ), sedangkan tangan yang lain menelusuri
punggung bayi terus ke bokong dan sampai ke kaki. Letakkan
jari-jari tangan diantara kaki bayi kemudian pegang.
15. Kemudian miringkan bayi dengan area kepala lebih rendah dari
bokong.
16. Lakukan
penghisapan
lendir
kemudian
melakukan
bonding,penilaian segera bayi dan dilanjutkan menilai Apgar
Score menit pertama.
17. Menjepit tali pusat dengan Kelm kocher.Kelm 1 ( 5 cm dari
bayi ). Kelm 2 ( 3 cm dari klem 1 )
18. Mengunting tali pusat diantara 2 kocher.
19. Mengikat tali pusat.
20. Mengolesi tali pusat dengan betadine.
21. Membungkus tali pusat dengan kasa steril.
22. Menilai Apgar Score menit kelima.
23. Membungkus bayi dengan kain bersih dan menyerahkan ke
asisten.

KALA III
1. Mengkaji karakteristik kontraksi rahim
2. Mengukur tinggi fundus uteri
3. Memeriksa kandung kemih, melakukan kateterisasi jika
kandung kemih penuh
4. Melakukan managemen aktif kala III
Injeksi oksitosin
Lakukan PTT (peregangan tali pusat terkendali)
Segera massage fundus setelah plasenta lahir.
5. Menfasilitasi pengeluaran plasenta
6. Memeriksa plasenta
Bagian martenal ( jumlah kotiledon, lapisan pembungkus
plasenta ), bagian fetal ( insersi tali pusat, jumlah pembuluh
darah, panjang tali pusat )
7. Mengukur perdarahan
KALA IV
1. Mengkaji Vital Sign
2. Mengkaji karakteristik kontraksi rahim
3. Mengukur tinggi fundus uteri dan posisi fundus
4. Mengobservasi lochea ( jumlah perdarahan )
5. Memeriksa keadaan vulva dan perineum
6. Melakukan perineorafi ( k/p )
7. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman dan kebutuhan
dasar ibu

Diagram Alir
Unit terkait

Ruang bersalin

SOP

MEMANDIKAN DAN
MERAWAT TALI PUSAT
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan

Kebijakkan
Referensi
Prosedur

1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta


keringat sehingga memberikan kenyamanan dan rasa segar
2. Merangsang peredaran darah
3. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat
4. Mempercepat pegeringan dan terlepasnya tali pusat

Persiapan alat memandikan :


1. Handuk mandi dan waslap
2. Kapas dalam tempatnya

3. Sabun mandi
4. Air hangat dalam ember
5. Bedak bayi
6. Pakaian bayi, sarung tangan, sarung kaki dan bedung
7. Bengkok ( neirbeken )
8. Termometer
9. Cooton bud / kapas lidi
10. Baby oil
Persiapan alat merawat tali pusat :
1. Bak instrumen steril
2. Kain kasa steril
3. Pinset anatomis
4. Lidi kapas
5. Aquades steril, betadine ( k/p )
6. Sarung tangan
Penatalaksanaan :
1. Perawat memperkenalkan diri kepada orang tua
2. Perawat menjelaskan tujuan kegiatan
3. Perawat memakai masker dan barell skort ( k/p )
4. Perawat mencuci tangan
5. Perawat membentangkan handuk mandi
6. Perawat membentangkan semua perlengkapan baju bayi
7. Perawat menyiapkan air mandi dalam ember mandi kemudian
mengukur suhu air mandi. Sisihkan air mandi 1 gayung untuk
membilas
8. Perawat membawa bayi keatas meja mandi kemudian mengukur
suhu tubuhnya
9. Membuka pakaian bayi seluruhnya, hindari bayi terpapar suhu
dingin
10. Perawat mengambil kapas dan membasahinya dengan air
kemudian membersihkan mata dengan kapas tersebut. Setelah itu
perawat membersihkan hidung dan telinga bayi dengan kapas lidi
yang telah dibasahi dengan baby oil.
11. Membersihkan muka bayi dengan waslap basah, kemudian
membasahi kepala, leher, dada, tangan, perut, bokong dan
genetalia, setelah itu menyabuninya. Kecuali wajah.
12. Kemudian bayi dibawa keember mandi dengan cara tangan kiri
sampai pergelangan tangan perawat berada pada punggung dan
belakang leher bayi ( teknik seperti memegang bola pada kepala
bayi ) atau sampai pada ketiak bayi dengan cara empat jari
diketiak bayi sedangkan ibu jari memegang bahu bayi, tangan
kanan perawat memegang bokong bayi melalui kedua paha bayi
atau tangan kanan perawat memegang kedua kaki bayi yang
dipegang pada tungkai bawah.
13. Masukkan bayi kedalam ember mandi dengan hati-hati dengan
posisi setengah duduk
14. Basuh dengan tangan kanan kepala, muka kemudian seluruh tubuh

bayi dengan air. Angkat kain kasa pembungkus tali pusat yang
telah kotor kedalam bengkok, kemudian siram dengan air
15. Untuk membersihkan daerah bagian belakang, telungkupkan bayi
dada diatas tangan kanan, ibu jari dibahu dan jari-jari lain diketiak
bayi
16. Basuh punggung sampai bokong dengan air, siram dengan air
bersih. Kembalikan bayi dalam posisi terlentang siram kembali
dengan air bersih
17. Angkat bayi dari ember mandi
18. Letakkan bayi diatas handuk mandi, kemudian keringkan, hindari
bayi dari suhu dingin
19. Kemudian angkat bayi dan letakkan diatas pakaian yang telah
disediakan. Beri bedak pada muka
Rawat tali pusat dengan cara :
1. Gunakan sarung tangan
2. Ambil kasa, bersihkan tali pusat area sekitarnya sampai bersih
3. Ambil betadine dengan kapas lidi, oleskan pada pangkal tali pusat
bayi
4. Tutup tali pusat dengan kassa steril yang kering
5. Pasang seluruh pakaian bayi secara sistematis mulai dari popok,
baju dan diakhiri dengan memakaikan kain bedung. Kemudian
bayi diletakkan pada tempat tidurnya atau diserahkan kepada
ibunya untuk disusui
6. Perawat membersihkan alat-alat
7. Perawat mencuci tangan
Diagram Alir
Unit terkait

Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PERAWATAN VULVA DAN


PERINEUM
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Tujuan

Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Membersihkan daerah vulva dan perineum pada ibu yang telah


melahirkan sampai 42 hari pasca salin dan masih menjalani rawat inap
di puskesmas.
1. Menghilangkan sekresi dan bau perineum
2. Mencegah infeksi jalan lahir
3. Meningkatkan rasa nyaman ibu setelah persalinan

Persiapan :

1.
2.
3.
4.
5.

Kom berisi savlon 1% steril


1 pasang sarung tangan steril
Korentang dalam tempatnya
1 bengkok ( neirbeken )
Bak instrumen steril isi ( pingset anatomis, pingset chirugis,
gunting dan kain gaas steril )
6. Duk / camelux
7. Air untuk cebok
8. Pispot / pasu najis
9. Kapas cebok
10. Plastik tempat sampah
11. Perlak dan pengalasnya
12. Sampiran
Pelaksanaan :
1. Perawat memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan
tujuan tindakan kepada ibu
2. Jaga privacy ibu ( tutup pintu )
3. Perawat cuci tangan
4. Buka pakaian bawah ibu, pasang alas bokong, atur posisi ibu
5. Kosongkan kandung kemih, ( Jika memungkinkan ibu boleh
BAK dikamar mandi atau di pasu najis dan gunakan kateter
hanya jika perlu )
6. Dekatkan alat yang sudah disiapkan
7. Gunakan masker ( K/p )
8. Buka pakaian dalam ibu (jika ada buka gurita), pasang pengalas.
Pasang pispot dibawah bokong dan tempatkan bengkok pada
ujung kaki ibu.tanyakan pada ibu apakah sudah merasa nyaman
dengan posisinya.
9. Masukkan tangan kedalam plastik, ambil duk yang sudah
terpasang dengan plastik. Perhatikan jumlah dan kondisi lochea,
lalu buang ketempat saah.
10. Cuci tangan kembali
11. Anjurkan ibu membuka area vulva ( minta ibu agar
meregangkan kedua paha ), ambil botol cebok dengan tangan
kanan, siramkan pada vulva dan perineum
12. Pasang sarung tangan : jaga tangan kanan tetap steril (jika
prosedur dilakukan tanpa menggunakan pinset)
13. Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam agar rileks dan
menjaga agar bokong tidak diangkat-angkat
14. Massage fundus. Buka vulva engan tangan kiri, alasi dengan
kasa supaya sarung tangan tidak mengenai lochea sambil siku
membantu membuka paha ibu. Ambil kapas cebok bersihkan
vulva dan perineum dari arah atas kebawah , lalu buang ke
bengkok. Jangan lakukan gerakkan berulang-ulang dengan satu
kapas. Lakukan pada bagian dalam dulu lalu bagian luar sampai
semuanya bersih
15. Setelah bersih lakukan pengeringan area vulva dan perineum
dengan menggunakan kain gaas atau kapas cebok kering
16. Ambil pispot

17. Buka sarung tangan, letakkan pada bengkok kemudian ambil


dux / camelux. Pakaikan dari arah atas, kemudian kenakan
pakaian dalam minta bantuan ibu jika ibu sanggup
18. Ukur tinggi fundus arteri
19. Jika ada luka jahitan, bersihkan area luka dengan kapas
sublimat lalu keringkan dengan kain gaas, kemudian tutup
dengan kain gaas steril. Bila benang pada luka jahitan perlu
diangkat ambil pinset chirugis dengan tanan kiri, gunting
jahitan dengan tangan kanan, tarik simpul jahitan dan gunting
kemudian buang kedalam bengkok.bersihkan kembali dengan
kapas sublimat dan keringkan. Ibu dirapikan seperti cara yang
tersebut diatas.
20. Setelah selesai tanyakan kepada ibu apakah ibu sudah merasa
nyaman, rapikan posisi ibu seperti semula , bereskan semua
alat-alat kemudian perawat mencuci tangan
21. Lakukan pencatatan pada status pasien seperti kondisi lochea,
TFU, kontraksi, dan keadaan perineum

Diagram Alir
Unit terkait

Rawat Inap

SOP

LUKA ROBEK
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dengan cepat dan


tepat
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam Mencegah
komplikasi dan infeksi nosokomial
Persiapan alat steril :
Heacting Set :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pinset anatomi
Pinset chirurge
Gunting
Naald foulder
Bengkok
Kom kecil
Kassa

8. Kapas
9. Benang cargut - silk
10. Jarum
11. Hand scoe
12. Spuit 3 cc
13. Klem anatomi

Alat non steril :


1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol, savlon)
5. Obat luka sesuai kebutuhan
6. Tempat sampah
7. lidokain injeksi sebagai anasthesi
8. NaCl
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform concern
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka denga NaCl
5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan betadin
6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian lakukan heacting
7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan
Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

LUKA TUSUK PAKU


No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Tujuan

Tatacara mengobati luka tusuk paku


- Memberi rasa aman
- Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam Mencegah
komplikasi dan infeksi nosokomial

Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Persiapan alat steril :


PERSIAPAN ALAT STERIL :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. Spuit
10. NaCl
11. Mess
BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
5 Tempat sampah
6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan

Diagram Alir
Unit terkait

P3K

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

DESINFEKSI
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Diagram Alir
Unit terkait

Suatu tindakan untuk membunuh kuman-kuman pathogen dan apatogen


benda atau permukaan jaringan dengan menggunakan obat-obatan
desinfektan atau cara-cara tertentu tetapi sporanya tidak mati
1. Untuk menghindari penularan
2. Supaya alat selalu siap untuk dipakai dan tetap terpelihara
sehingga dapat tahan lama
Dengan cara mencuci misalnya :
1. Cuci tangan dengan sabun, bersihkan dan siram dengan alkohol
70 %
2. Cuci luka lama atau kotor dengan betadine / H2O2 dll sesuai
yang dibutuhkan
Dengan cara mengoleskan :
1. Merchurochrom pada luka
2. Alkohol 70 % , betadine, dll pada bekas luka jahitan
Dengan cara merendam :
1. Rendam tangan dalam larutan lysol %
2. Rendam alat-alat perawatan / kedokteran setelah dipakai dalam
larutan lysol 3-5 % selama lebih kurang 2 jam atau lebih
3. Rendam alat tenun yang telah dipakai oleh pasien berpenyakit
menular dalam larutan lysol 3-5% lebih kurang 24 jam
Dengan cara menjemur dibawah sinar matahari :
1. Jemur kasur, bantal dan tempat tidur dll selama lebih kurang 2
jam setiap permukaan
2. Jemur alat-alat perawatan misalnya urinal, pasu najis, pancipanci, dll
P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

STERILISASI
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan

Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Suatu tindakan untuk membunuh kuman-kuman pathogen dan apatogen


beserta spora-sporanya.
1. Untuk menghindarkan penularan
2. Supaya alat-alat terbebas dari hama dan siap pakai bila
diperlukan
1. Sterilisasi dengan cara direbus
Sterilkan alat didalam air yang mendidih 100 derajat celcius
selama lebih kurang 15 20 menit. Misalnya alat dari logam,
kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Sterilkan dengan uap panas dalam autoclave dengan waktu,
suhu, tekanan tertentu. Alat-alat yang dapat disterilkan dengan
alat ini misalnya alat tenun, logam, alat-alat karet
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilkan dengan oven tinggi. Misalkan alat-alat logam yang
tajam, alat-alat dari kaca.
Catatan : alat tenun dan karet tidak boleh memakai cara ini
karena dapat terbakar dan rusak

Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PENGAMBILAN SPECIMEN
URINE
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Diagram Alir
Unit terkait

Mengambil urine sebagai bahan pemeriksaan laboratorium


1. Membantu menegakkan diagnose
2. Mengetahui reaksi obat
Persiapan alat :
1. Sarung tangan disposible
2. Pot temapat urine ( disiapkan diruangan / laboratorium )
3. Urinal / pispot
4. Perlak / pengalas
5. Spuit 10 cc
6. Arteri klem
7. Neirbeken
8. Label dan formulir pemeriksaan laboratorium
Pada klien bedrest
1. Mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Berikan pispot / urinal
4. Anjurkan pasien untuk BAK
5. Bawa urine kekamar mandi dan pindahkan ke pot yang sudah
diberi label
Pda klien foley kateter
1. Pakai sarung tangan
2. Klem ujung selang urine bag selama 30 menit sebelum
pengambilan specimen . bila tidak urine di kateter
3. Desinfeksi f0ley kateter
4. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit 10 cc sesuai dengan
kebutuhan ( 3 cc untuk pemeriksaan urine kultur, 30 cc untuk
pemeriksaan urine lengkap )
5. Pot yang sudah diberi label diletakkan diatas neirbeken
6. Kaji karakteristik urine ( warna, bau, kekeruhan )
7. Bawa hasil pemeriksaan ke lab dan formulir pemeriksaan serta
catat di registrasi lab setelah didokumentasikan hasil pengkajian
P3K, Rawat Inap

PENGAMBILAN SPECIMEN
FESES
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Menyiapkan

tinja

untuk

pemeriksaan

laboratorium

dengan

Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

pengambilan tertentu
Membantu menegakkan diagnosa
Persiapan alat :
1. Sarung tangan disposible
2. Botol tempat feses
3. Pispot
4. Perlak atau pengalas
5. Selimut mandi
6. Neirbeken
7. Kapas lidi
8. Vaselin
9. Kapas cebok
10. Label dan formulir pemeriksaan laboratorium
Pada klien bedrest
1. Mencuci tangan
2. Bila pasien ingin BAK lebih dahulu di pasu najis, kemudian
pasu najis yang kering untuk BAB
3. Setelah selesai BAB, sebelum pasien cebok, tinja diam bil
sedikit dengan kapas lidi dimasukkan kedalam tempat yang
sudah disediakan
Pada klien yang tidak dapat BAB, tidak boleh dilakukan enema atau
diberikan obat-obat pencahar
1. Atur posisi klien ( dorsal recumbent )
2. Pakai sarung tangan dan bagian telunjuk diberi vaselin, lalu
telunjuk dimasukkan perlahan-lahan kedalam anus dengan arah
keatas, kemudian putar kekiri dan kanan sampai teraba tinja
3. Setelah dapat keluarkan perlahan-lahan lalu masukkan kedalam
tempatnya
4. Anus dibersihkan dengan kapas cebok
Letakkan kedalam bengkok dan lepaskan sarung tangan

Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap, Laboratorium

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PENGAMBILAN DARAH VENA


No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian

Tindakan pengambilan darah vena melalui penusukan langsung jarum


suntik ke vena klien

Tujuan
Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Diagram Alir
Unit terkait

Membantu menegakkan diagnosa


Persiapan alat :
1. Bak instrumen
2. Spuit 1 cc atau 3 cc
3. Kapas alkohol
4. Tabung pemeriksaan darah yang sesuai
5. Sarung tangan
6. Neirbeken
7. Torniquet
8. Plester
Penatalaksanaan :
1. Jelaskan pada klien tujuan dan prosedur pengambilan darah
2. Pasang sarung tangan
3. Pilih dan kaji kondii vena, raba vena yang dimaksud.
4. Lakukan pembendungan pada lengan diatas vena, anjurkan
klien untuk mengepalkan tangan atau tepuk-tepuk vena tersebut.
Bersihkan area penusukkan dengan kapas alkohol.
5. Buka jarum, pegang dengan tangan dominan. Tusukkan jarum
dengan sudut 45 derajat dan lubang jarum menghadap keatas.
Pertahankan teknik steril
6. Bila jarum sudah masuk ke vena, tarik jarum sampai darah
mengisi spuit sesuai kebutuhan
7. Cabut jarum dari vena secara perlahan dan gunakan kapas
alkohol untuk menekan tempat penusukkan. Bila darah berhenti
berikan plester di kapas alkohol tersebut
Tempatkan darah pada tabung yang sesuai dibutuhkan. Waktu
memasukkan darah botol agak dimiringkan. Jangan terlalu keras
menyemprotkan darah kedalamnya. Beri label pada tabung
P3K, Rawat Inap, Laboratorium

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PERAWATAN PASIEN YANG


BARU SAJA MENINGGAL
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan
Kebijakkan

Memberi pelayanan khusus kepada pasien yang baru saja meninggal


Membersihkan dan merapikan jenazah

Referensi
Prosedur

Diagram Alir
Unit terkait

Persiapan alat :
1. Sarung tangan
2. Kapas dan kain kassa secukupnya
3. Gunting
4. Kain penutup jenazah
Penatalaksanaan :
1. Pasang sarung tangan
2. Jenazah dibersihkan
3. Letak tangan diletakkan menurut agama yang bersangkutan
4. Kelopak mata dirapatkan dan lobang-lobang pada tubuh ditutup
dengan kapas. (hidung, telinga, dll )
5. Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dengan kassa
6. Kedua kaki dirapatkan dengan mengikat dengan kassa
7. Seluruh tubuh jenazah ditutup dengan kain penutup
P3K, Rawat Inap

SOP
PEMERINTAHAN
DAERAH
PESISIR SELATAN

PEMBERIAN KOMPRES
HANGAT
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Kepala Puskesmas
Tarusan
dr. Yessi Rivai
Nip.

Pengertian
Tujuan

Tatacara pemberian kompres hangat kepada pasien yang mengalami


panas tinggi Menurunkan suhu tubuh
Sebagai acuan untuk pemberian kompres hangat pada pasien rawat inap
untuk menurunkan suhu pasien

Kebijakkan
Referensi
Prosedur

Persiapan alat :
1. Air panas dalam baskom
2. Waslap
3. Termometer
Penatalaksanaan :
1. Mendekatkan peralatan disamping pasien
2. Mengukur suhu tubuh pasien
3. Perawat cuci tangan
4. Memberitahukan pasien dan keluarga
5. Waslap dibasahi dengan air hangat dan diletakkan pada tempat
yang akan dikompres ( Kening, lipatan ketiakm lipatan paha )
6. Mengobservasi respon pasien dan mengukur suhu tubuh
7. Mencatat kegiatan dan respon pasien ke dalam catatan
perawatan
8. Perawat cuci tangan

Diagram Alir
Unit terkait

P3K, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai