Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nomor: 114/VI.PKMK/A13-0233/28/11/2012
ANTARA
PT.BANK MANDIRI
DENGAN
PT.SERJO COAL SEJAHTERA
Pada hari ini, Rabu, tanggal 28 November 2012, yang bertanda tangan di
bawah ini:
1. Ir.Sidarta, lahir di Jakarta, pada tanggal 25 Desember 1968, Swasta, Warga
Negara Indonesia, pemegang KTP nomor 13.2009.5640.002, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Senopati Nomor 25, jabatannya sebagai Kepala
Bagian Kredit dari Perseroan yang akan disebut di bawah ini.
- Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai
demikian untuk dan atas nama Ir.Dahlan Purnomo yang bertindak selaku
Direksi, berdasarkan Surat Kuasa Direksi tanggal 25 April 2000, Nomor 50
yang dibuat dihadapan Maharani, SH., MH., Notaris di Jakarta, dari dan
karenannya sah mewakili Perseroan PT.BANK MANDIRI.
- Yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMAselaku PEMBERI KREDIT
2. Tuan Adi Budiman,S.H., lahir di Jakarta pada tanggal 5 Desember 1972,
Swasta,
Warga
Negara
Indonesia,
pemegang
KTP
Nomor
1053000459070003, bertempat tinggal di Bandung, Jalan Veteran Nomor 70,
jabatannya sebagai Direktur Utama Perseroan yang akan disebut di bawah
ini.
-
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai
demikian untuk dan atas nama PerseroanPT.SERVO COAL SEJAHTERA,
berkedudukan di Jakarta, yang dibuat dihadapan Alifa Dewi,SH.,M.Kn,
Notaris, di Jakarta, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 20 Agustus 2008 Nomor AHU93166.AH.0102,Tahun 2008, yang akta pendirian dan Anggaran Dasar mana
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 21 Juni
2010 Nomor 7, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 645.
Berdasarkan pada pasal 12 Anggaran Dasar Perseroan, perseroa telah
memperoleh persetujuan dari para pemegang saham berdasarkan akta
Risalah Rapat tanggal 25 September 2012 Nomor 70, yang dibuat dihadapan
Mahadewa,SH.,M.Kn, Notaris di Jakarta.
Yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA selaku PENERIMA KREDIT
Para Pihak menerangkan terlebih dahulu : --------------------------Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya dapat
disebut juga PARA PIHAK.
Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang
perbankan, dan PIHAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang pertambangan. PIHAK PERTAMA adalah Bank yang bergerak di
bidang jasa perbankan dan juga termasuk di dalamnya penyaluran kredit
usaha modal kerja.
Bahwa mengingat kewajiban PIHAK KEDUA kepada PT.PRIMA KOMERSIAL
LEASING CORP,Tbk dan CV.PRIMA JAYA, sedangkan pembayaran dari rekan
kerjasama yaitu PT.PRIMA BATUBARA ABADI baru akan dilaksanakan satu
bulan setelah eksploitasi tambang maupun pengangkutan hasil tambangnya
dilaksanakan, makaPIHAK KEDUA membutuhkan tambahan modal kerja
dalam rangka kerjasama operasional dengan PT.PRIMA BATUBARA ABADI
untuk melakukan Eksploitasi tambang batubara di Kutai - Kalimantan Timur
dan mengangkut hasil tambang batubara tersebut ke Pelabuhan di Bontang
untuk dikapalkan.
Bahwa PIHAK KEDUA membutuhkan tambahan modal kerja dengan
mengajukan
permohonan
kepada PIHAK
PERTAMA yaitu
bank
langganannya yang telah lama menjadi mitra kerja.
Bahwa mengingat track record PIHAK KEDUA sebagai nasabah dariPIHAK
PERTAMA cukup baik dan termasuk nasabah prima, makaPIHAK
PERTAMA bersedia untuk memberikan kredit modal kerja sebesar yang
disepakati dalam perjanjian ini.
Bahwa
pemberian
kredit
oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA telah diperoleh pengesahan dari kantor pusat Bank Mandiri di
Jakarta, berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) tanggal 17
November 2012 Nomor 020/SPPK/KMK/11/2012.
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAKbertindak
sebagaimana tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat
Perjanjian ini berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1
DEFINISI
Untuk keperluan Perjanjian Kredit, setiap istilah di bawah ini mempunyai arti
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a. Agunan,
berarti
barang
dan/atau
hak
yang
diserahkan
oleh PIHAK
KEDUA maupun oleh pihak lain kepada PIHAK PERTAMA yang digunakan untuk
menjamin pembayaran kembali dengan tertib dan sebagaimana mestinya Utang
yang
karena
sebab
apa
pun
terutang
dan
wajib
dibayar
oleh PIHAK
dan/atau
penggunaan
fasilitas
kredit
yang
diijinkan
oleh PIHAK
PERTAMA untuk
diberikan
kepada PIHAK
KEDUA sebagaimana
diuraikan dalam Pasal 2 Perjanjian Kredit berdasarkan syarat-syarat dan ketentuanketentuan Perjanjian Kredit.
f. Hari Kerja, berarti hari pada waktu kantor cabang PIHAK PERTAMA setempat
dibuka dan menyelenggarakan pelayanan umum.
g. Kejadian Kelalaian, berarti setiap tindakan atau peristiwa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 Perjanjian Kredit.
h. Lampiran,
berarti
lampiran
atau
lampiran-lampiran
yang
dilekatkan
dan
merupakan satu kesatuan serta menjadi bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian
Kredit yang berisi antara lain cara penarikan dan/atau penggunaan serta ketentuanketentuan khusus untuk setiap Fasilitas Kredit.
i. Perjanjian
Kredit,
berarti
perjanjian
ini
berikut
segenap
perpanjangan,
mestinya
Utang
manakalaPIHAK
KEDUA lalai
memenuhi
Pembayaran
Bunga,
berarti
tanggal
saat PIHAK
KEDUA wajib
l. Utang, berarti semua jumlah uang yang dari waktu ke waktu terutang oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMAberdasarkan Perjanjian Kredit, yang meliputi
jumlah utang pokok yang timbul sebagai akibat dari penarikan atau penggunaan
Fasilitas Kredit, bunga, provisi, denda, biaya, dan/atau kewajiban-kewajiban lain
berdasarkan Perjanjian Kredit.
Pasal 2
JUMLAH DAN TUJUAN PENGGUNAAN FASILITAS KREDIT
Ayat 1
Dengan
mengindahkan
Kredit, PIHAK
syarat-syarat
PERTAMA menyetujui
dan
untuk
ketentuan-ketentuan
memberikan
Perjanjian
Fasilitas
Kredit
kepada PIHAK KEDUA yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja, dengan jumlah kredit
sebesar Rp 10.000.000.000,Ayat 2
PIHAK KEDUA dengan ini telah menyetujui jumlah pemberian Fasilitas Kredit
tersebut.
Ayat 3
Fasilitas
Kredit
tersebut
akan
digunakan
untuk
modal
kerja. PIHAK
Pasal 3
BATAS WAKTU PENARIKAN DAN/ATAU
PENGGUNAAN FASILITAS KREDIT
Ayat 1
Dengan memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian
Kredit, Batas Waktu Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit ditentukan
yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja bersifat Revolving untuk jangka waktu 1 tahun,
terhitung sejak tanggal 28 November 2012 dan berakhir pada tanggal 28 November
2013, yang setiap kalinya dapat diperpanjang.
Ayat 2
Setelah Batas Waktu Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit sebagaimana
diuraikan dalam Pasal 3 ayat 1 tersebut di atas berakhir,PIHAK PERTAMA tidak
PIHAK KEDUA dengan ini menyetujui dalam hal Batas Waktu, Penarikan
dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit sudah berakhir danPIHAK
PERTAMA atas
pertimbangannya
sendiri
telah
menyetujui
untuk
memperpanjang Batas Waktu Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas
Kredit tersebut namun akta Perubahan Perjanjian Kredit mengenai
perpanjangan tersebut belum dapat ditandatangani, maka PIHAK
PERTAMA akan mengirimkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit yang berisi
pemberitahuan mengenai Perpanjangan Batas Waktu Penarikan dan/atau
Penggunaan Fasilitas Kredit tersebut. Fasilitas Kredit yang ditarik selama
batas waktu yang tercantum dalam Surat Persetujuan Pemberian Kredit
merupakan Utang yang tunduk pada syarat dan ketentuan dalam Perjanjian
Kredit.
PIHAK KEDUA dengan ini mengikatkan diri (pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA untuk menandatangani akta Perubahan
Perjanjian Kredit sebagaimana ditentukan olehPIHAK PERTAMA yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kredit dalam hal PIHAK KEDUA tidak menandatangani akta Perubahan
Perjanjian Kredit tersebut pada waktu yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menghentikan atau
membatalkan Fasilitas Kredit dan oleh karenanya PIHAK KEDUA wajib
membayar kembali kepada PIHAK PERTAMA seluruh Utang yang timbul
berdasarkan Perjanjian Kredit secara seketika dan sekaligus lunas.
Pasal 4
BUNGA, BIAYA ADMINISTRASI DAN PROVISI ATAU KOMISI
Ayat 1
Atas setiap pinjaman uang yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit,PIHAK
KEDUA wajib membayar bunga sebesar 12 % per tahun yang dihitung dari Utang
yang timbul dari Fasilitas Kredit Modal Kerja dan/atau dari saldo debet yang wajib
dibayar secara efektif setiap bulannya
Ayat 2
Perhitungan bunga dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap jumlah hari
dalam setahun dan wajib dibayar lunas kepada PIHAK PERTAMA pada Tanggal
Pembayaran Bunga, yaitu setiap tanggal 25 pada tiap-tiap bulan, untuk Fasilitas
Kredit Modal Kerja atau jika terdapat perubahan ketentuan mengenai tanggal
pembayaran bunga untuk Fasilitas Kredit Modal Kerja diPIHAK PERTAMA, pada
tanggal
lain
yang
akan
diberitahukan
secara
tertulis
oleh PIHAK
cara
mendebet
rekening PIHAK
KEDUAyang
ada
pada PIHAK
PERTAMA atau dengan cara lain yang disepakati oleh para pihak, dengan
ketentuan bahwa:
a. Tanggal Pembayaran Bunga tidak boleh melampaui tanggal saat Fasilitas Kredit
wajib dibayar lunas, dan
b.
Jumlah
bunga
yang
wajib
dibayar
oleh PIHAK
PERTAMA akan dihitung sejak tanggal timbulnya jumlah bunga yang terutang
sampai
dengan
tanggal
dilunasinya
jumlah
bunga
yang
terutang
tersebut
lain
yang
disetujui PIHAK
PERTAMA, dan
selanjutnya
pada
saat
Ayat 5
Pembayaran provisi atau komisi tersebut dapat dilakukan dengan cara mendebet
rekening PIHAK KEDUA yang ada pada PIHAK PERTAMA atau dengan cara lain
yang disepakati oleh para pihak.
Ayat 6
provisi
PIHAK
PIHAK
komisi
Ayat 8
Apabila Perjanjian Kredit telah ditandatangani namun Fasilitas Kredit tidak
digunakan oleh PIHAK KEDUA atau Utang menjadi jatuh waktu karena sebab yang
tercantum dalam Pasal
14 ayat 3 Perjanjian
Kredit atau
terjadi kejadian
berkewajiban
untuk
membayar
kembali
kepada PIHAK
Pasal 5
PEMBUKTIAN UTANG
Pembukuan
dan
catatan-catatan
yang
telah
dan
akan
dibuat
oleh PIHAK
PERTAMA merupakan bukti yang lengkap dan sempurna mengenai Utang dan bukti
tersebut
akan
mengikat PIHAK
KEDUA ,
kecuali
apabila
sebaliknya.
Pasal 6
SYARAT-SYARAT PENARIKAN DAN/ATAU
PENGGUNAAN FASILITAS KREDIT
Ayat 1
dapat
dibuktikan
Agunan
dan/atau
Penjamin
berikut
perubahannya
(apabilaPIHAK
Pasal 7
PEMBAYARAN UTANG
Ayat 1
Pembayaran Utang wajib dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam mata uang yang
sama dengan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh PIHAK PERTAMAdan harus sudah
efektif diterima oleh PIHAK PERTAMA di kantor cabangnya di Jalan Sudirman
Nomor 144 Jakarta, selambat-lambatnya pukul 15.00 waktu setempat, pada saat
Batas Waktu Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit berakhir, untuk
Fasilitas Kredit Modal Kerja.
Ayat 2
Apabila tanggal pembayaran Utang jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari
Kerja,
maka PIHAK
KEDUA wajib
menyediakan
dana
dalam
rekeningnya
pada PIHAK PERTAMA untuk keperluan pembayaran tersebut pada Hari Kerja
sebelumnya.
Ayat 3
Pembayaran Utang yang diterima PIHAK PERTAMA setelah pukul 15.00 waktu
setempat dianggap diterima oleh PIHAK PERTAMA pada Hari Kerja berikutnya.
Pasal 8
DENDA
Ayat 1
Apabila PIHAK KEDUA lalai membayar Utang karena sebab apa pun pada tanggal
jatuh waktunya, maka PIHAK KEDUA wajib membayar denda atas jumlah uang
yang lalai dibayar itu terhitung sejak tanggal jumlah tersebut wajib dibayar sampai
jumlah tersebut dibayar seluruhnya sebesar 4% persen per bulan.
Ayat 2
kebakaran,
kerusakan,
kecurian,
atau
bahaya-bahaya
lainnya
yang
dianggap
perlu
oleh PIHAK
PERTAMA, pada
perusahaan
asuransi
yang
disetujui PIHAK PERTAMA, untuk jumlah dan syarat-syarat yang dianggap baik
oleh PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan bahwa premi asuransi dan biaya lain
yang berkenaan dengan penutupan asuransi tersebut wajib ditanggung oleh PIHAK
KEDUA dan dalam polis,PIHAK PERTAMA ditunjuk sebagai pihak yang berhak
untuk menerima segala pembayaran berdasarkan asuransi itu.
Dalam
hal PIHAK
KEDUA lalai
memperpanjang
asuransi,
maka
kepada PIHAK
PERTAMA,
mengasuransikan
dengan
ini PIHAK
tanpa PIHAK
Agunan
dan/atau
KEDUA memberi
PERTAMA berkewajiban
kuasa
untuk
KEDUA sebagaimana
mestinya
dan
dengan
ini
berjanji
tidak
dapat
menimbulkan
akibat
terhadap PIHAK
KEDUAatau
harta
kekayaan PIHAK KEDUA, sehingga mempengaruhi keadaan keuangan atau usahausaha PIHAK KEDUA atau dapat mengganggu kemampuan PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.
3.
Semua
dokumen,
data,
dan
keterangan
yang
telah
diberikan PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA adalah benar dan tidak ada dokumen, data, dan
keterangan lain yang tidak diberitahukan oleh PIHAK
apabila PIHAK
PERTAMA secara
tertulis
menetapkan
lain, PIHAK
Penggunaan
Fasilitas
Kredit
belum
berakhir, PIHAK
KEDUA tidak
Pasal 14
KEJADIAN KELALAIAN
Ayat 1
Satu atau lebih dari tindakan atau peristiwa tersebut di bawah ini merupakan
Kejadian Kelalaian.
1. Kelalaian PIHAK KEDUA untuk membayar utang pada waktu dan dengan cara
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit.
2. PIHAK
KEDUA lalai
atau
tidak
memenuhi
syarat-syarat
atau
ketentuan-
Penjamin
kepada PIHAK
PERTAMA atau
suatu
keterangan
atau
penilaian PIHAK
PERTAMA dapat
mengakibatkan PIHAK
yang
secara
material
dapat
mempengaruhi
kemampuanPIHAK
KEDUA dan/atau
tidak
langsung
Penjamin
dapat
dicabut dan/atau
mempengaruhi
secara
langsung
kemampuan PIHAK
KEDUA dan/atau
Penjamin
meninggal
dunia
(dalam
hal PIHAK
lunas
oleh PIHAK
PERTAMA tanpa
dalam
melaksanakan
tugas-tugas PIHAK
PERTAMA sehubungan
dengan
dibayar PIHAK
PERTAMA sehubungan
dengan
Perjanjian Kredit.
- Ketiga : untuk pembayaran lunas seluruh bunga yang timbul dan/atau
provisi yang belum dibayar PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMAsehubungan
dengan Perjanjian Kredit.
- Keempat : untuk pembayaran lunas jumlah utang pokok yang wajib dibayar
oleh PIHAK
PERTAMA sehubungan
dengan
Perjanjian
Kredit.
Ayat 2
Apabila setelah semua kewajiban yang menjadi beban PIHAK KEDUA dibayar lunas
dan ternyata masih terdapat kelebihan uang, maka PIHAK PERTAMA akan
menyerahkan kelebihan uang tersebut kepada PIHAK KEDUA atau pihak yang
berhak atas kelebihan uang tersebut.
Pasal 16
PAJAK
Ayat 1
Semua
dan
setiap
jumlah
uang
yang
wajib
dibayar
oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit, bebas, bersih dan
tanpa pengurangan atau pemotongan pajak, pungutan, iuran atau beban berupa
apa pun dan berapa pun.
Ayat 2
Pasal 17
PERUBAHAN KETENTUAN PERJANJIAN KREDIT
Dalam hal dilakukan perubahan atas ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit,
maka perubahan dimaksud akan diatur dalam suatu perjanjian atau surat tersendiri
yang ditandatangani oleh para pihak, perjanjian atau surat tersebut merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.
Pasal 18
LAIN-LAIN
Ayat 1
PIHAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA ,
memindahkan atau mengalihkan dengan cara apa pun sebagian atau seluruh hak
dan/atau
kewajiban PIHAK
PERTAMA dalam
memberikan
Fasilitas
Kredit
kuasa
kepada PIHAK
PERTAMA untuk
memberikan
data
dan/atau
keterangan yang diperlukan kepada lembaga keuangan, Bank atau kreditor lainnya.
Ayat 2
Peningkatan
biaya-biaya
yang
diperlukan PIHAK
PERTAMA dalam
likuiditas PIHAK
PERTAMA,
atau
tingkat
kolektibilitasPIHAK
KEDUA , baik pada PIHAK PERTAMA maupun pada Bank (-Bank) lain menurun
menjadi Kurang Lancar atau Diragukan atau Macet.
Dalam
hal PIHAK
PERTAMAtersebut, PIHAK
PERTAMA telah
PERTAMA akan
melaksanakan
memberitahukan
hak PIHAK
secara
tertulis
Ayat 5
Apabila salah satu atau lebih ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Kredit
dinyatakan tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan oleh Pengadilan yang
berwenang
atau
dianggap
bertentangan
dengan
ketentuan
atau
peraturan
Pasal 19
KUASA
Ayat 1
Untuk keperluan pelaksanaan pembayaran utang sesuai Perjanjian Kredit, dengan
ini PIHAK KEDUA memberi kuasa dan wewenang kepada PIHAK PERTAMA untuk
dari waktu ke waktu melaksanakan pendebetan atas dana yang terdapat dalam
setiap rekening PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA.
Ayat 2
Untuk memastikan ketertiban pembayaran kembali utang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat 2 Perjanjian Kredit, PIHAK KEDUA , sekarang ini untuk nanti
pada waktunya, memberi kuasa kepada PIHAK PERTAMA, untuk dan atas
nama PIHAK KEDUA , mencairkan dan/atau dengan cara lain mendebet dana yang
terdapat dalam setiap rekeningPIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA.
Ayat 3
itu setiap kuasa tersebut tidak dapat ditarik kembali dan/atau dibatalkan
dengan cara apa pun atau berakhir karena peristiwa apa pun, dan para pihak
menyatakan tidak berlaku Pasal 1813, 1814, dan 1816 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata selama utang berdasarkan Perjanjian Kredit belum lunas
seluruhnya.
Pasal 20
KETENTUAN-KETENTUAN KHUSUS
Terhadap Fasilitas Kredit berlaku juga syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Lampiran (-lampiran) yang dari waktu ke
waktu
akan
disesuaikan
dengan
Fasilitas
Kredit
yang
diberikan PIHAK
PERTAMA dan diterima PIHAK KEDUA , yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian Kredit.
Pasal 21
YURIDIKSI
Mengenai Perjanjian Kredit dan segala akibat serta pelaksanaannya, PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan
tidak berubah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Jakarta tanpa
mengurangi hak PIHAK PERTAMA untuk menggugatPIHAK KEDUA di hadapan
pengadilan lain di dalam wilayah Republik Indonesia berdasarkan ketentuan hukum
yang berlaku.
Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua
belah pihak dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.
Jakarta, 28 November 2012.
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
(Materai Rp 6.000,-)
( Ir.Sidarta )
SAKSI-SAKSI
3. Putra Perwira, S.H.
4. Muktaman Rasyid, S.H.
( Adi Budiman,S.H. )
- Rudolof Parepare, S.E.
- Ahmad Sukamto, S.T.