Anda di halaman 1dari 5

No.

5 dan 6
Hasil Laboratorium dari Ms. X adalah sebagai berikut:
Cek darah
Protein total

Hasil
5,9 gram/dL

Normal
6,0 8,0 g/dL

Albumin

3,2 gram / dL

3,5 5,0 g % SI: 35-50 g/L

Prealbumin

22 mg/dL

24,8 37,2 mg/dL

HGB

10,5 g/dL

12-16 g/dL

HCT (hematokrit)

34%

35%-45%

Ferritin

9 mikrogram/L

> 10 mikrogram/L

Wbc (leukosit)

9000/ml

3200-10000/mm3
(Prodia, 2016; Kemenkes, 2011; Murray et al, 2009)

HCT (Hematokrit)
Menunjukkan persentase sel darah merah terhadap volume darah total. Pada wanita, nilai
hematokrit normal berada pada rentang 35% - 45%; SI Unit :0,35-0,45. Penurunan nilai HCT
merupakan indikator anemia, reaksi hemolitik, leukimia, sirosis, kehilangan banyak darah
dan hipertiroid. Pada pasien anemia karena kekurangan besi , nilai Hct akan terukur lebih
rendah karena sel mikrositik terkumpul pada volume yang lebih kecil. Nilai Hct normal
sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit
lebih rendah dibandingkan laki-laki. Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah
pada kelompok umur lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah merah yang lebih
rendah pada kelompok umur ini. Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai
Hct.
HGB (Hemoglobin)
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen (O2) dan
karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua

unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen
merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut
oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan
oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL
oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah.
Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan anemia sel
sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida kedalam dan keluar sel
darah merah berdasarkan kadar O2 dalam plasma (untuk tiap klorida yang masuk kedalam sel
darah merah, dikeluarkan satu anion HCO3). Penetapan anemia didasarkan pada nilai
hemoglobin yang berbeda secara individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya
ketinggian, penyakit paru-paru, olahraga). Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12
gm/dL menunjukkan anemia. Pada penentuan status anemia, jumlah total hemoglobin lebih
penting daripada jumlah eritrosit.
Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara individual karena
berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit paru-paru, olahraga). Secara umum,
jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL menunjukkan anemia. Pada penentuan status
anemia, jumlah total hemoglobin lebih penting daripada jumlah eritrosit.
Leukosit (WBC)
Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan memfagosit
organisme asing dan memproduksi atau mengangkut/ mendistribusikan antibodi. Ada dua tipe
utama sel darah putih: Granulosit: neutrofi l, eosinofi l dan basofi l dan Agranulosit: limfosit
dan monosit Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous), disimpan dalam jaringan
limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah ke organ dan jaringan. Umur
leukosit adalah 13-20 hari. Vitamin, asam folat dan asam amino dibutuhkan dalam
pembentukan leukosit. Sistem endokrin mengatur produksi, penyimpanan dan pelepasan
leukosit. Perkembangan granulosit dimulai dengan myeloblast (sel yang belum dewasa di
sumsum tulang), kemudian berkembang menjadi promyelosit, myelosit (ditemukan di
sumsum tulang), metamyelosit dan bands (neutrofi l pada tahap awal kedewasaan), dan
akhirnya, neutrofi l. Perkembangan limfosit dimulai dengan limfoblast (belum dewasa)
kemudian berkembang menjadi prolimfoblast dan akhirnya menjadi limfosit (sel dewasa).
Perkembangan monosit dimulai dengan monoblast (belum dewasa) kemudian tumbuh
menjadi promonosit dan selanjutnya menjadi monosit (sel dewasa).

Albumin
Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh
(tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen darah, seperti:
ion, bilirubin, hormon, enzim, obat.
Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan,
gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom,
SIADH, dan perdarahan.
Protein serum
Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida.
Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki banyak
ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi dalam
sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan
keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai
antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus.
Pemeriksaan protein total merupakan pengukuran total jumlah protein dalam darah. Protein
dalam darah terdiri dari albumin dan globulin. Rendahnya kadar protein total dalam darah
mengindikasikan malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet rendah protein, sindrom
malabsorbsi, kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit Hodgkin, penyakit hati yang
berat,

gagal

ginjal

kronis,

luka

bakar

yang

parah,

intoksikasi

air.

Pre-albumin
Pemeriksaan untuk mendiagnosis pasien dengan malnutrisi dan pemantauan pasien dengan
resiko kurang nutrisi atau pasien dengan risiko defisiensi protein. Penurunan konsentrasi
prealbumin dapat terjadi pada kondisi penyakit kronis contohnya kanker, hipertiroid, penyakit
hati, infeksi, inflamasi dan gangguan pencernaan. Peningkatan konsentrasi prealbumin dapat
terjadi pada saat penggunaan terapi kortikosteroid dan NSAID dosis tinggi, kondisi kelenjar
adrenal yang hiperaktif, penyakit Hodgkin, serta penyakit ginjal.
Feritin

Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kekurangan zat besi
dalam tubuh yang mengarah ke risiko menderita anemia.
Pemeriksaan kadar feritin dapat dilakukan untuk melengkapi pemeriksaan status besi dala
mtubuh. Kadar normal feritin adalah sebesar > 10 ng/mL. Karena kadar feritin
mengaambarkan cadangan besi dalam tubuh, pemeriksaan kadar feritin akan menurun lebih
awal pada keadaan kekurangan besi di dalam tubuh. Kadar feritin dipengaruhi oleh kondisi
klinik yang disertai dengan proses peradangan, sehingga hasil pemeriksaan kadar feritin
meningkat palsu.
Dari hasil pemeriksaan darah Ms. X, didapatkan hasil bahwa nilai protein total,
albumin, pre-albumin, hemoglobin, feritin dan hematokrit tidak memenuhi kadar normal
dalam darah. Semua nilai diatas dilakukan sebagai penegasan atas diagnosis untuk penyakit
anemia. Hasil pemeriksaan darah Ms. X menunjukkan hasil bahwa ms. X menderita anemia
disebabkan oleh penyakit gangguan pencernaan kronisnya, terlebih ditambah dengan adanya
pendarahan pada bagian ulkus duodenum. Pendarahan tersebut berakibat pada banyaknya
darah yang keluar dari tubuh sehingga terjadi anemia.
Penurunan berat badan dapat dikorelasikan dengan masalah gizi pasien. Pada
pemeriksaan darah yang dilakukan Ms. X didapatkan bahwa nilai protein total, albumin dan
pre-albumin Ms. X dalam darah juga tidak memenuhi rentang keadaan normal. Padahal nilai
albumin dan pre-albumin berkaitan erat dengan status terpenuhinya gizi tubuh. Nilai protein
total yang tidak memenuhi standar diindikasikan dengan malnutrisi berkepanjangan. Serupa
dengan nilai protein total, nilai albumin dan pre-albumin dikorelasikan dengan keadaan
terpenuhinya protein dalam tubuh. Rendahnya nilai protein total, albumin dan pre-albumin
menunjukkan bahwa gizi protein ms. X tidak terpenuhi dengan sempurna. Hal ini
menyebabkan turunnya berat badan ms. X. Kemungkinan yang mungkin terjadi karena
kurangnya gizi dalam tubuh adalah, tubuh tidak dapat bekerja dengan maksimal dalam proses
pertahanan tubuh, sehingga resiko ms. X terserang infeksi penyakit lain sangatlah besar,
terutama dari riwayat penyakit infeksi helicobacter yang telah dideritanya. Walaupun nilai
leukosit tidak menunjukkan adanya ketidaknormalan, namun dengan gizi yang tidak
terpenuhi tubuh, tubuh lebih rentan terserang penyakit-penyakit lain dan berkembangnya
penyakit dalam tubuh.

Dapus
Prodia.

2016.

Pre-albumin

(Transthyretin).

Tersedia

Online

di

http://m.prodia.co.id/ProdukLayanan/PemeriksaanLaboratoriumDetails/Pre-AlbuminTransthyretin [diakses 21 Oktober 2016]


Murray, R. K., Granner, D. K., dan Rodwell, V. W. 2009. Biokimia Harper, ed. 27. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes.

Anda mungkin juga menyukai