Pan Jul2006 PDF
Pan Jul2006 PDF
Abstrak
Angka kematian ibu hamil dan bersalin (SDKI) 1997, yaitu 334 per 100.000 per kelahiran hidup.
Penyebab kematian di Indonesia masih didominasi perdarahan pasca persalinan (46,17%),
toksemia (14,4%) dan infeksi (8%). Pada tahun 2002 dan tahun 2003 angka kematian ibu yang
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 5 orang.
Di Kota Medan kasus perdarahan yang ditunjuk dari klinik bersalin tahun 2003 sampai 2004 ke
Rumah Sakit H. Adam Malik dan Rumah Sakit Pirngadi Medan sebanyak 170 orang dan juga
ditemukan di salah satu Rumah Sakit Swasta kasus perdarahan para bersalin ditemukan di wilayah
puskesmas Kota Medan sebanyak 70 orang.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dan faktor-faktor dominan dan upaya
penurunan perdarahan di wilayah kerja puskesmas Kota Medan, maka dilakukan penelitian dengan
rancangan Cross Sectional Survey terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan, dengan sampel 52 orang yang mengalami perdarahan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pasca-persalinan
maupun faktor ibu, umur ibu, pendidikan ibu, kadar Hb/anemia, konsumsi zat besi, lama partus,
lepas plasenta, pengetahuan dan faktor fasilitas kesehatan, penolong persalinan, umur penolong,
pendidikan penolong, lama kerja/pengalaman di tempat bersalin.
Faktor-faktor yang berpengaruh yang paling dominan meliputi: faktor fasilitas kesehatan yaitu
konsumsi zat besi < dari 60 tablet dan tidak mengkonsumsi akan memberikan risiko terjadinya
perdarahan persalinan, tenaga penolong persalinan berpendidikan D-1 akan mempunyai risiko 6,1
kali terhadap terjadi perdarahan pasca-persalinan, tenaga penolong persalinan mempunyai
pengalaman/lama kerja kurang dari 10 tahun, 1 kali lebih memberikan risiko terjadi perdarahan,
umur ibu hamil < 20 tahun atau 30 tahun 3,3 kali memberikan risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan adalah kegiatan ibu hamil mendapatkan zat besi selama minimal 90 tablet selama
kehamilan dan usia kehamilan 2030 tahun. Bidan dioptimalisasi dan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bidan perlu Asuhan Persalinan Normal (APN) dan bidang berpendidikan D-1 agar
melanjutkan pendidikan minimal D-III, tempat bersalin diharapkan melengkapi peralatan dan
sarana prasarana yang mendukung program kehamilan dan persalinan.
Kata kunci: Perdarahan pasca-persalinan
PENDAHULUAN
Penyebab kematian ibu di Indonesia melalui
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995
masih didominasi oleh Trias Klasik yaitu
perdarahan (46,17%), Toksemia (14,4%) dan infeksi
(8%). Sedangkan untuk Kota Medan khususnya,
berdasarkan data Dinas Kesehatan, kematian ibu
hamil dan bersalin yang disebabkan oleh perdarahan
pada tahun 2002 sebanyak 2 orang, tahun 2003
sebanyak 3 orang, dan tahun 2004 sebanyak 5 orang.
Sedangkan kasus perdarahan yang dapat ditangani
pada tahun 2002 sebanyak 30 orang dari 1310 ibu
-29-
Maida Pardosi
Tabel 1. Jumlah kasus perdarahan yang rujuk dari klinik bersalin tahun 2003 sampai dengan 2004 ke RS Adam
Malik dan RS Pirngadi Medan
No
Diagnosa
RS H. Adam Malik
RS Dr. Pirngadi
2003
2004
2003
2004
Atonia uteri
15
18
18
Retensio plasenta
15
10
Plasenta rest
10
15
14
15
10
Jumlah
42
47
35
48
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
studi deskriptif analitik dengan desain penelitian
cross sectional-survey dengan melakukan analisis
lebih lanjut terhadap data sekunder.
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja
puskesmas di Kota Medan. Pemilihan lokasi ini atas
dasar pemikiran bahwa puskesmas merupakan
fasilitas kesehatan tingkat pertama di masyarakat
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam satu
wilayah tertentu dan juga sebagai salah satu tempat
pelayanan ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Medan.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan,
mulai dari bulan Mei 2005 sampai dengan bulan
Agustus 2005. Penentuan populasi didasarkan pada
jumlah ibu bersalin pada tahun 2004 yang mengalami
perdarahan sebanyak 70 kasus. Jumlah sampel
sebanyak 52 orang.
Teknik pengambilan sampel adalah dengan
proportional sample atau sample imbangan
(Arikunto, 1992) sebagai berikut.
Jenis dan sumber data yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah:
a. Data primer
b. Data sekunder.
Setelah dilakukan analisa univariat, selanjutnya
dilakukan analisa bivariat, hal ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independent
(bebas) dengan variabel dependent (terikat) yang
dihitung satu per satu.
Analisa multivariat dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel terhadap kejadian perdarahan
dengan menguji sekaligus variabel-variabel yang
mempunyai kemaknaan statistik pada analisa
biovariat, dengan menggunakan analisa statistik
regresi logistik.
Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor
dicobakan secara bersama-sama. Model yang
diasumsikan dari regresi logistik adalah:
y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + bnxn
-30-
Tabel 4.1. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan faktor umur ibu di wilayah kerja puskesmas Kota Medan
tahun 2005
No.
Kelompok Umur
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
20 30 tahun (baik)
21
47,3
25
23
52,3
75
44
100
100
Jumlah
p
value
OR 95 % (Cl)
0,172
3,3
(0,59 18.09)
Tabel 4.2. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan faktor paritas ibu di wilayah kerja puskesmas Kota Medan
tahun 2005
No.
Jumlah Paritas
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
< 3 (baik)
18
40,9
50
> 3 (kurang)
26
50,1
50
44
100
100
Jumlah
p
value
OR 95 % (Cl)
0,17633
0,7
(0,15 3,13)
Tabel 4.3. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja puskesmas Kota
Medan tahun 2005
No.
Jumlah Pendidikan
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
2,3
12,5
43
97,7
96,2
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,217
2,2
(0,00 2,91)
Tabel 4.4. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan kadar Hb ibu saat hamil ibu di wilayah kerja puskesmas
Kota Medan tahun 2005
-31-
Maida Pardosi
No.
Kadar Hb/Anemi
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
> 11 gr % (Baik)
11
25
28,8
33
75
71,2
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,163
2,3
(0,07 1,56)
Tabel 4.5. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan terjadinya bengkak pada tubuh ibu di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan tahun 2005
No.
Kategori
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
10
22,7
25
34
77,3
75
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,888
0,8
(0,15 5,01)
Tabel 4.6. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan konsumsi zat besi ibu saat hamil di wilayah kerja puskesmas
Kota Medan tahun 2005
No.
Kategori
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
4,5
17,3
42
95,5
82,7
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,000
2,0
(0,00 0,08)
Tabel 4.7. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan lama partus ibu saat persalinan di wilayah kerja puskesmas
Kota Medan tahun 2005
No.
Lama Partus
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
13,6
62,5
38
86,4
37,5
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,006
2,09
(0,02 0,50)
Tabel 4.8. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan lama lepas plasenta ibu saat bersalin di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan tahun 2005
-32-
No
.
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
12
27,3
62,5
32
72,7
37,5
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,064
2,2
(0,46 1,09)
Tabel 4.9. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan pengetahuan ibu di wilayah kerja puskesmas Kota Medan
tahun 2005
No.
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
9,1
25
40
90,9
75
44
100
100
Jumlah
p
value
OR 95 % (Cl)
0,300
0,215
(0,045 2,010)
Tabel 4.10. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Kota
Medan tahun 2005
No.
Penolong Persalinan
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
21
47,7
75
23
52,3
25
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,17
3,29
(0,59 18,09)
Tabel 4.11. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan umur tenaga penolong di wilayah kerja puskesmas Kota
Medan tahun 2005
No.
Penolong Persalinan
Perdarahan
Primer
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
Jumlah
21
47,7
75
23
52,3
25
44
100
100
Jumlah
P
value
OR 95 % (Cl)
0,17
3,29
(0,59 18,09)
Tabel 4.12. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan tingkat pendidikan tenaga penolong di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan tahun 2005
-33-
Maida Pardosi
No.
1
2
Tingkat Pendidikan
D3
D1
Jumlah
Perdarahan
Primer
Jumlah
%
1
2,3
43
97,7
44
100
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
%
1
12,5
7
87,5
8
100
P
value
OR 95 % (Cl)
0,217
6,14
(0,34 109,94)
Tabel 4.13. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan tingkat pendidikan tenaga penolong di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan tahun 2005
No.
1
2
Lama Kerja/Pengalaman
Perdarahan
Primer
Jumlah
%
5
11,4
39
88,6
44
100
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
%
7
87,5
1
12,5
8
100
P
value
OR 95 % (Cl)
0,001
1,02
(0,002 0,181)
Tabel 4.14. Distribusi kasus perdarahan berdasarkan tempat bersalin tenaga penolong di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan tahun 2005
No.
1
2
Tingkat Pendidikan
Puskesmas (baik)
Klinik bersalin (kurang
baik)
Jumlah
Perdarahan
Primer
Jumlah
%
18
40,9
26
59,1
44
100
Tingkat Pendidikan
Umur
Pendidikan
Kadar Hb
Konsumsi zat besi
Lama partus
Lepas plasenta
Pengetahuan
Penolong persalinan
Umur penolong persalinan
Pendidikan penolong persalinan
Pengalaman penolong persalinan
Tempat bersalin
Constant
B
17,707
15,942
17,391
36,298
0,565
17,575
16,786
15,703
17,827
28,413
19,624
18,444
48,672
Perdarahan
Sekunder
Jumlah
%
6
75
2
25
8
P
value
OR 95 % (Cl)
0,093
0,23
(0,042 1,275)
100
Tabel 4.16. Uji regresi logiostik dengan nilai p value < 0,05
-34-
P Value
0,009
0,060 *
0,069 *
0,007
0,110 *
0,109 *
0,079 *
0,069 *
0,009
0,010
0,008
0,009
0,010
Exp (B)
9,200
0,000
0,000
0,000
0,569
0,000
8,500
80,300
6,300
2,800
0,008
0,009
0,010
95 % CL
0,0000 13,852
0,0000 42,000
0,0000 10,281
0,0000 24,872
0,0000 35,894
0,0000 35,865
0,0000 38,590
0,0000 28,635
0,0000 26353
0,0000 24,352
0,0000 27,562
0,0000 26,335
No.
1
2
3
4
5
6
Variabel
Konsumsi zat besi
Pendidikan penolong persalinan
Pengalaman penolong persalinan
Tempat bersalin
Umur penolong persalinan
Umur ibu hamil
Constant
B
36,298
28,413
19,624
18,444
17,827
17,707
48,672
P Value
0,007
0,010
0,008
0,009
0,009
0,009
0,010
Exp (B)
0,000
2,800
0,000
0,000
6,300
9,200
1,600
95 % CL
0,0000 24,872
0,0000 24,352
0,0000 27,562
0,0000 26,335
0,0000 26,353
0,0000 13,852
Berdasarkan Tabel 4.16 nilai p value > 0,05, maka didapatkan model regresi logistik berupa persamaan
matematis sebagai berikut:
Y = 48,672 + 36,298 X1 + 28,413 X2 + 19,624 X3 +18,444 X4 +17,827 X5 + 17,707 X6
Keterangan:
Y
= Kasus perdarahan
Y
= Perdarahan
X1 = Konsumsi zat besi
X2 = Pendidikan penolong persalinan
X3 = Pengalaman penolong persalinan
X4 = Tempat bersalin
X5 = Umur penolong persalinan
X2 = Umur ibu hamil
Analisa multivariat dilakukan terhadap beberapa
variabel yang memenuhi persyaratan berdasarkan
analisa bivariat (p value, 0,25) variabel yang
memenuhi syarat adalah 7 variabel faktor ibu dan
5 variabel faktor pelayanan kesehatan, seperti
tergambarkan pada Tabel 4.15 variabel prediktor
yang dilakukan uji regresi logistik secara backward
selection adalah:
I. Faktor Ibu
a. Variabel umur
b. Variabel pendidikan
c. Variabel kadar Hb
d. Variabel konsumsi zat besi
e. Variabel lama partus
f. Variabel lepas plasenta
g. Pengetahuan
II. Faktor Pelayanan Kesehatan
a. Variabel penolong persalinan
b. Variabel umur penolong persalinan
c. Variabel pendidikan penolong persalinan
d. Variabel pengalaman penolong persalinan
e. Variabel tempat bersalin
Melalui uji regresi logistik secara backward
selection, di mana seluruh kandidat model
dimasukkan secara bersama-sama dan selanjutnya
didapatkan hasil p value < 0,05. Sehingga variabel
prediktor yang dijadikan kandidat model adalah (fit
model) adalah:
1. Variabel penolong bersalin
2. Variabel pendidikan
3. Variabel kadar Hb
4. Variabel konsumsi zat besi
Strategi penurunan terjadinya perdarahan pascapersalinan dapat memprediksi penurunan angka
c.
Maida Pardosi
d.
e.
f.
g.
h.
d.
Termpat bersalin
Apabila fasilitas sarana dan prasarana yang
mendukung proses kehamilan dan persalinan di
tempat bersalin ditingkatkan akan menurunkan
angka kejadian perdarahan pasca-persalinan
sebesar 0,23 kali.
e.
f.
Tenaga
penolong
persalinan
dengan
berpendidikan D-1, maka akan mempunyai risiko
6,1 kali terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan.
Pengalaman tenaga penolong persalinan kurang
dari 2 tahun, 1 kali lebih memberikan risiko
terjadinya perdarahan pasca-persalinan.
Tempat bersalin di klinik/RB 0,2 kali
memberikan risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan
Umur penolong persalinan > 40 tahun 3,5 kali
memberikan risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan.
Umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 30 tahun 3,3 kali memberikan risiko
terjadinya perdarahan pasca-persalinan.
Saran
a. Ikatan Bidan Indonesia Cabang Medan kiranya
dapat merencanakan pelatihan Asuhan Persalinan
Normal (APN) bagi bidan yang belum terlatih
minimal 2 kali setahun di Kota Medan.
b. Bidan koordinator pada puskesmas agar
meningkatkan pengawasan terhadap praktik
terutama di bidang peningkatan pengetahuan dan
keterampilan agar sesuai dengan perkembangan.
c. Untuk meningkatkan pengetahuan bidan
diharapkan bidan dapat mengikuti pelatihanpelatihan,
khususnya
pelatihan
Asuhan
Persalinan Normal (APN) yang dilaksanakan
oleh organisasi Ikatan Bidan Indonesia minimal 1
kali dan melanjutkan minimal D3 Kebidanan.
d. Diharapkan kepada Ibu hamil untuk dapat
mengkonsumsi zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan dan sebaiknya pada usia ibu untuk
hamil usia 2030 tahun.
e. Diharapkan kepada rumah bersalin/klinik untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bidan, terutama
pengawasan terhadap bidan dan perlu
merencanakan pelatihan Asuhan Persalinan
Normal (APN) minimal 2 kali setahun serta
bidan berpendidikan D1 agar melanjutkan
Pendidikan D3.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bahei, Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2002, hal.
108102.
Chi, I-Chang, Agustina, T. and Harbin, J., Maternal
Mortaliti At Twelve Teaching Hospital in
Indonesia: An Epidemiologi Analisis, Int, J.
Gynecal, Obtet, 1981, Vol. 19: 299266.
Chalic, TMA, Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi, Jakarta, 1998, hal 161184.
Crisdiono, Kematian Maternal Oleh Karena
Perdarahan Post Partum, Tesis Program
Dokter Spesialis di Bidang Studi Obstetri
Gineologi, Fakultas Kedokteran Universitas
-37-