Berikut beberapa hak kewajiban dokter menurut UU No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51 yaitu :
Termasuk dalam kewajiban dokter dalam pemberian pelayanan kesehatan
adalah :
1.
2.
Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan / pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter / sarana
kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
Sedangkan mengenai hak untuk mengakses rekam medis pasien atau pun
catatan medis pasien maka hal yang mengatur akan ini adalah Peraturan
Menteri kesehatan No.269 pasal 12 yang berbunyi :
1.
2.
3.
Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan rekam medis.
4.
Semoga dengan masyarakat lebih memahami akan berbagai macam hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan hak kewajiban dokter, hak kewajiban
pasien serta hak dan kewajiban rumah sakitakan bisa menghasilkan sebuah
pelayanan kesehatan yang paripurna bagi keseluruhan rakyat Indonesia ini.
Dan termasuk di dalamnya hak kewajiban perawat.
Ada beberapa hal yang termasuk dalam hak kewajiban perawat yaitu
diantaranya :
Yang masuk dalam kategori hak perawat adalah :
1.
2.
5.
4.
5.
6.
7.
Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran
masyarakat di wilayah kerjanya, memiliki hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan kesehatan.
Namun, hingga saat ini belum ada undang-undang yang secara khusus mengatur tentang hak dan
kewajiban puskesmas, sebagaimana undang-undang tentang Rumah Sakit.
Perlu bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang mengatur tentang Puskesmas secara khusus.
Pada KMK no. 128 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat hanya mengatur tentang
tujuan dan fungsi, upaya dan azas penyelenggaran, dan manajemen puskesmas.
2.1
Hak Puskesmas
Hak puskesmas belum di atur secara khusus dalam perundang-undangan. Namun ada beberapa hal
yang hampir merujuk kepada hak puskesmas, yaitu puskesmas berhak untuk diperkuat oleh
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, dan Poskesdes dalam melaksanakan tugas di
wilayah kerjanya.
2.2
Kewajiban Puskesmas
Seperti halnya hak, kewajiban puskesmas pun belum diatur secara jelas dalam undang-undang.
Namun, dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 128 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, diatur
tentang upaya kesehatan wajib, fungsi dan tugas, dan azas penyelenggaraan puskesmas yang
konteksnya hampir mirip dengan kewajiban puskesmas, yakni:
1.
1)
Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
hidup sehat
2)
3)
1)
2)
Melakukan koordinasi dengan sektor terkait dalam pemberian pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit Umum, Posyandu, Polindes dan jaringan pelayanan kesehatan lain dan dalam
fungsi pembinaan (Dinkes Kabupaten dan Kantor Kecamatan);
2.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya;
3.
4.
5.
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya;
Program kesehatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas untuk masyarakat sekitar sudah banyak
dilaksanakan. Dampak positifnya pun sudah banyak terlihat, sehingga semakin dekat langkah kita
menuju masyarakat yang sehat. Akan tetapi, meskipun banyak hal yang telah dapat dicapai, masih
ada permasalahan yang ada dalam penyelenggaraan puskesmas. Masalah tersebut diantaranya
adalah belum adanya undang-undang yang khusus mengatur mengenai hak dan kewajiban
puskesmas.
Selama ini, penyelenggaraan puskesmas belum bisa dioptimalkan sebagaimana yang tercantum dalam
tugas pokok dan fungsi puskesmas itu sendiri. Tidak adanya undang- undang yang secara resmi
mengatur hak dan kewajiban puskesmas menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini perlu dipertanyakan
kepada pemerintah mengenai alasan ketiadaan undang- undang tersebut. Padahal, puskesmas
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan juga memiliki andil yang sama dalam memajukan
kesehatan masyarakat, di samping rumah sakit.
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama seharusnya mendapatkan perhatian yang
lebih dari pemerintah. Mengingat puskesmas sebagai instansi kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif, dimana keduanya merupakan upaya kesehatan wajib bagi masyarakat. Oleh karena itu,
sudah semestinya pemerintah membuat peraturan yang lebih terperinci termasuk mengenai hak dan
kewajiban puskesmas dalam bentuk undang- undang. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menguatkan
memperjelas posisi puskesmas dalam kedudukannyan sebagai pusat layanan kesehatan.Selama ini
peraturan yang menjadi dasar penyelenggaraan puskesmas hanyalah Permenkes, yakni Permenkes
No.128 tentang kebijakan dasar puskesmas.
Perundang- undangan tersebut sebaiknya dibuat sebelum muncul isu di kalangan masyarakat yang
mengganggu stabilitas kesehatan nasional. Undang- undang tersebut dapat digunakan untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan di kemudian hari. Selain itu, undang- undang juga dapat
menjadi acuan mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penyelenggaraan
puskesmas.
Dengan adanya undang- undang yang mengatur tentang puskesmas, maka diharapkan program
kesehatan yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai, seperti Indonesia Sehat 2010. Salah satu
kendalanya adalah belum adanya peraturan tertinggi yang diakui pemerintah, yakni undang- undang
yang dapat mendukung permenkes mengenai hal ini.