Bab Ii Keracunan
Bab Ii Keracunan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun
haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baikanya.Pertolongan yang keliru atau
secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Identifikasi racun
merupakan usaha untuk mengetahui bahan, zat, atau obat yang diduga sebagai
penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan penganggulangannya dapat
dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa
keracunan, kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana
dan kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan
juga mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan
sering dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia.Pada kenyataannya bukan
hanya pangan atau bahan kimia saja yang dapat menyebabkan keracunan.
Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan
dan hewan.Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang sering terjadi di
daerah tropis dan subtropis.Bisa gigitan ular adalah kedaruratan medis, 95%
gigitan ular terjadi pada anggota badan sehingga tindakan pertolongan pertama
dapat mudah dilakukan.
Di Amerika Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama
kematian anak-anak .Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang
dilaporkan, kejadian pada anak berumur <6 tahun, dengan kematian <4%. Di
RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan
setiap tahunnya, sedangkan di RS dr. Soetomo Surabaya 15-30 penderita anak
yang datang untuk mendapatkan pengobatan Karen setiap tahun yang sebagian
membutuhkan
tindakan
segera,
keterlibatan
dalam memberikan
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang menunjukkan rendahnya tingkat
penderitaKista ovarium .Maka kelompok merumuskan masalah pada makalah
ini yaitu Bagaimana Asuhan Keperawatan kegawat daruratan keracunan?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
Agar
mahasiswa
dapat
mengetahui
asuhan
keperawatan
Asuhan
2. Tujuan Khusus :
a. Agar mahasiswa mampu mengetahui defenisi keracunan
b. Agar mahasiswa mampu mengetahui anatomi fisiologi
c. Agar mahasiswa mampu mengetahui etiologi keracunan
d. Agar mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi keracunan
e. Agar mahasiswa mampu mengetahui pathways keracunan
f. Agar mahasiswa mampu mengetahui manifestasi keracunan
g. Agar mahasiwa mampu mengetahui komplikasi keracunan
h. Agar mahasiwa mampu mengetahui macam macam keracunan
i. Agar mahasiswa mampu mengetahui gambaran klinis keracunan
j. Agar mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan keracunan
k. Agar mahasiwa dapat mengetahui asuhan keperawatan keracunan
D.
Metode Penulisan
1. Metode Kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan referensi dari beberapa buku seperti buku
keracunan ,Keperawatan kegawat daruratan, dan nanda nic-noc.
2. Media Internet
Yaitu bersumber dari karya tulis ilmiah di internet yang relevan dengan
asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan kegawat daruratan keracunan.
E.
Manfaat Penulisan
1. Bagi Pengembangan ilmu keperawatan
Diharapkan makalah ini dapat mendeskripsikan tentang Asuhan
keperawatan Asuhan Keperawatan kegawat daruratan keracunan, sehingga
menambah wawasan dalam pengembangan ilmu keperawatan.
2. Bagi Institusi pendidikan
Sistematika Penulisan
Berdasarkan dari hasil penyusunan makalah ini, disini kelompok membuat
sistematika penulisan yang dimulai dari:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II: TINJAUAN TEORI
Yang terdiri dari defenisi,etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, ,
komplikasi,penatalaksanaan dan asuhan keperawatan padakista ovarium.
3. BAB III: TINJAUAN KASUS
Yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan ,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
4. BAB IV: PENUTUP
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. KONSEP DASAR MEDIK
A. Definisi
Racun adalah zat yang ketika ditelan, terhisap diabsorpsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan didalam tubuh dalam jumlah relaktif kecil menyebabkan
cedera tubuh dengan adanyareaksi kimia (Smeltzer suzana dalam nurarif
kusuma, 2015).
Keracuanan adalah penyakit yang tiba tiba dan mengejutkan yang dapat
terjadi setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi.
( Brunner & Suddarth, 2015).
B. Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran
pencernaan
terdiri
dari
mulut,
tenggorokan
(faring),
penghubung
antara
rongga
mulut
dan
10
11
C. Klasifikasi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang
mengandung bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebabpenyebab tersebut antara lain:
1. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan
dan
perkembangbiakan
mikroorganisme.
Proses
12
13
14
2)
3)
15
4)
5)
6)
untuk
mengobati
gigitan
atau
serangan
seseorang,
menyebabkan
inflamasi
pada
otak
(encephalitis).
b. Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya
malaria.
16
D. Etiologi
Penyebab keracunan menurut Nurarif dan Kusuma (2015) ada beberapa
macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang berat. Secara
umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh:
1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
E. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diantaranya:
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
a.
Kelainan visus
b.
c.
d.
Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
17
a.
Anoreksia
b.
Nyeri kepala
c.
Rasa lemah
d.
Rasa takut
e.
Pupil miosis
f.
3. Keracunan sedang
a.
Nausea, muntah-muntah
b.
c.
Hipersalifa
d.
Fasikulasi otot
e.
Bradikardi
4. Keracunan berat
a.
Diare
b.
c.
d.
Inkontinensia urin
e.
Kovulasi
f.
18
F. Patofisiologi
Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor
bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi
vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ organ dalam
tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare,
perut kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan
hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di
karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat .
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat
( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal
enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan
mengikat Akh KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih
tingggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi
penumpukan Akh di tempat tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejala
rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik,
nikotinik, dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP ).
G. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas (Apneu)
e. Syok
19
H. Penatalaksanaan
1) Penanganan pertama pada keracunan makanan
a) Kurangi kadar racun yang masih ada didalam lambung dengan
memberi korban minum air putih atau susu sesegera mungkin.
b) Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban
untuk muntah.
c) Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah
dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tidak
tersedak.
d) Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.
e) Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut
korban
bila
ia
dalam
keadaan
pingsan.
Jangan
berusaha
Breathing
Circulasi
b) Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan
nadi.Infus
dextrose
kec.
15-
20
tts/menit,nafas
buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obatobatan depresan saluran nafas, Jikaperlurespirator pada kegagalan
20
atropinisasi
muka
21
22
23
Pengkajian
1. Pengkajian Primer
A (Airway)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (Dissability)
E (Eksposure)
24
2. Pengkajian Sekunder
a) Data Subjektif
-
b.
c.
d.
e.
Gangguan
koagulasi
gangguan
aggregasi
trombosit
dan
trombositopenia.
f.
c) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
25
a.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersaliva
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan distress pernafasan
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipoksia jaringan
5. Ketidakefaktifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipoventilasi,
emboli paru
26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
O
1.
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
napas
bersihan
berhubungan
jalan
dengan
INTERVENSI
TTD
hipersaliva
3. Lakukan
suction
untuk
menghilangkan
hipersaliva
4. Berikan bronkodilator bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6. Monitor respirasi dan status O2
7. Berikan infus dextrose 5 %
2.
Ketidakefektifan
berhubungan
pernafasan
pola
dengan
napas
disstres
27
2.
Kekurangan
volume
cairan
1. Monitor TTV
2. Lakukan kumbah lambung apabila keracunan
bukan disebabkan zat korosif
3. Berikan antidot untuk menghilangkan efek racun
4. Berikan penggantian nasogastrik sesuai output
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
28
28