Anda di halaman 1dari 7

Gangguan Metabolisme Tulang Osteoporosis Pada Usia Lanjut

Indriyani Valeandri 102015131


Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Indriani.2015fk131@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universita Kristen Krida Wacana 2015/2016

Abstrak
Tulang ditubuh manusia terdiri dari 206, terbagi atas ossa axiales (80 ossa) dan ossa
appendiculares (126). Yang termasuk tulang ossa axiales adalah cranium, columnna vertebralis,
ossa thoracis. Yang termasuk ossa appendiculares adalah : cingulum membri superior, ossa
membri superior libera, cingulum membri inferior, ossa membri inferior libera. Tulang tersusun
oleh jaringan tulang kompakta dan kanselus atau spongiosa, Sel-sel penyusun tulang terdiri dari
osteoblas, osteosit dan osteoklas. Proses pembentukan tulang atau osifikasi, dimana osteoblast
akan matang dan membentuk osteosit. Osifikasi sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu osifikasi
intramembranosa dan osifikasi endochondral. metabolisme tulang dipengaruhi oleh sejumlah
mineral dan hormon seperti, kalsium, fosfor, kalsitonin, vitamin D, hormone paratiroid,
glukokortiroid, hormone pertumbuhan dan hormone seksual. Terdapat banyak gangguan
metabolism tulang diantaranya seperti osteomalasia dan osteoporosis. Dari segi faktor resiko dari
osteoporosis terbagi jadi dua yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan.
Kata kunci : tulang, metabolisme tulang, osteoporosis, struktur tulang, osifikasi
Abstract
Bones human body consists of 206, divided into Ossa axiales (80 Ossa) and Ossa appendiculares
(126). Which included bone axiales Ossa is the cranium, vertebral columnna, Ossa thoracis.
Which includes Ossa appendiculares are: cingulum membri superior, superior Ossa membri
libera, cingulum membri inferior, Ossa membri inferior libera. Bone is composed of bone tissue
kompakta and cancellous or spongy, bone constituent cells consisting of osteoblasts, osteocytes
and osteoclasts. The process of bone formation or ossification, which will mature osteoblasts and
osteocytes form. Ossification itself is divided into two types: intramembranosa ossification and
endochondral ossification. Bone metabolism is influenced by a number of minerals and
1

hormones such as, calcium, phosphorous, calcitonin, vitamin D, parathyroid hormone,


glukokortiroid, growth hormone and sex hormones. There are many disorders of bone
metabolism such as osteomalacia and osteoporosis. In terms of the risk factors of osteoporosis
were divided into two, namely that can not be controlled and which can be controlled.
Keywords: bone, bone metabolism, osteoporosis, bone structure, ossification
Pendahuluan
Tulang adalah bagian terkeras dari tubuh manusia. Tulang menjadi penyokong bentuk
tubuh manusia dimana otot-otot berhinggap dan tumbuh. Seiring dengan berjalannya waktu,
tulang manusia akan terus tumbuh dan berkembang sampai dewasa nanti. Akan tetapi,
pertumbuhan tulang tidak berhenti hanya karena bukan masa pertumbuhan lagi. Osteoporosis
adalah penyakit tulang yang sering kita jumpai terutama pada orang dengan usia lanjut dimana
tulang menjadi rapuh dan mudah patah jumlah kalsium menjadi salah satu faktor osteoporosis
namun masih ada faktor lainnya. Tujuan dari pebuatan makalah ini adalah sebagai media
pembelajaran dan sebagai pemenuhan tugas problem basic learning diharapkan dengan adanya
makalah ini dapat membantu pembelajaran dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.1
Struktur Tulang
Tulang ditubuh manusia terdiri dari 206, terbagi atas ossa axiales (80 ossa) dan ossa
appendiculares (126). Yang termasuk tulang ossa axiales adalah cranium, columnna vertebralis,
ossa thoracis. Yang termasuk ossa appendiculares adalah : cingulum membri superior, ossa
membri superior libera, cingulum membri inferior, ossa membri inferior libera.2,3
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta dan kanselus atau spongiosa tulang
kompakta secara makroskopis terlihat padat, tetapi secara mikroskopis terdiri dari sistem havers,
sistem harvers terdiri dari kanal havers. sebuahkanal havers mengandung pembuluh darah, saraf,
pembuluh limfe, lamela (lempengan tulang yang megelilingi kanal sentral), kanula (ruang di
antara lamella yang mengandung sel-sel tulang atau osteosit dan saluran limfe) dan kanalikuli
(saluran kecil yang menghubungkan lakuna dan kanal sentral). Tulang kanselus secara
makroskopis terlihat berlubang-lubang (spons). Bila dilihat dengan mikroskop kanal havers,
tulang kanselus terlihat lebih besar dan mengandung lebih sedikit lamella.4
2

Sel-sel penyusun tulang terdiri dari, pertama Osteoblas yang berfungsi menghasilkan
jaringan osteosit dan menyekresi sejumlah besar fosfatasealkali dan berperan dalam
pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam tulang matriks. Kedua osteosit yang merupakan sel-sel
tulang dewasa dan bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang padat
selain itu memelihara fungsi tulang dan letaknya di osteon (unit matriks tulang). Osteon itu
sendiri merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler
dan Di sekeliling kapiler ada mariks tulang yang disebut lamella, di dalam lamela terdapat
osteosit. Yang ketiga adalah osteoklas, merupakan sel-sel berinti banyak sehingga mineral dan
matriks tulang dapat diabsorpsi sel-sel ini menghasil!an enzim proteolitik dan memecah matriks
dan beberapa asam serta melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas
kedalam darah dan Osteoklas juga berperan dalam penghancuran dan remodeling tulang.5
Dibagian luar tulang diselimuti oleh periosteum, periosteum memberi nutrisi ke tulang
dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament,
Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik.
Pembentukan Tulang
Tulang adalah struktur terspesialisasi yang paling padat dalam tubuh manusia. Tulang
sendiri disusun oleh sel pendukung berupa osteoblast (sel tulang muda) dan osteosit (sel tulang),
sel perombak atau remodeling yaitu osteoklas. Proses pembentukan tulang atau osifikasi, dimana
osteoblast akan matang dan membentuk osteosit. Osifikasi sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu
osifikasi intramembranosa dan osifikasi endochondral.
Osifikasi

intramembranosa/mesenkimal,

pada

osifikasi

intramembrane

terjadi

pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi tulang. Osifikasi jenis ini biasanya terjadi
pada tulang tengkorak, mandibula, dan clavicula. Proses terjadinya osifikasi intramembranosa
dibagi menjadi 4 tahap. Pertama-tama sel-sel mesenkim akan mengelompok dan berdiferensiasi
menjadi osteoblast. Proses osifikasi dimulai pada pusat osifikasi dan membentuk tribicula. Tahap
kedua, pembuluh darah tumbuh kedalam tribicula dan menyuplai nutrisi osteoblast. Tahap ketiga
yaitu pembentukan tulang sponge pada bagian terdalam tulang atau endosteum. Tahap keempat,
area tulang sponge dapat dilepaskan dan menjadi ruang untuk sumsum tulang.

Proses osifikasi endokondral adalah dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi


kartilago (tulang rawan) lalu menjadi tulang. Osifikasi endokondral terjadi pada tulang-tulang
pada bagian extrimitas. Pada saat lahir, tulang-tulang extrimitas manusia kebanyakan masih
tersusun dari tulang kartilago yang lunak. Sejalan dengan pertumbuhan, tulang kartilago tersebut
akan mengalami akan mengalami klasifikasi pada bagian diafisis atau pertengahan tulang
sehingga terbentuk jaringan osteoblas. Matriks tulang rawan hialin pada diafisis akan mengalami
pengapuran. Osifikasi endochondral akan terjadi juga pada ujung-ujung tulang yang mengalami
osifikasi dan membentuk osteoblas seperti halnya pada daerah epifisis. Pembuluh darah akan
terbentuk melalui lubang yang terjadi akibat kerja osteoklas sehingga sel-sel tulang sejati
mendapatkan nutrisi. Osifikasi akan terus meluas sampai akhirnya jaringan tulang hasil osifikasi
endokondral pada bagian diafisis bertemu dengan tulang hasil osifikasi endokondral pada bagian
ujung. Tulang rawan hampir semuanya akan tergantikan oleh tulang sejati kecuali pada bagian
pertemuan antar sendi tulang dimana tulang rawan tetap ada sampai akhir hayat.6,7
Lalu ada modeling dan remodeling, proses modeling pada tulang adalah proses dimana
tulang mengubah bentuknya untuk menyesuaikan respon terhadap pengaruh fisiologi dan
pengaruh mekanik. Akibatnya tulang bisa menjadi lebih lebar. Pelebaran terjadi akibat
pertumbuhan tulang baru pada sisi periosteal (bagian luar tulang), dan absorbsi tulang lama oleh
endosteal (bagian tulang dalam). Sedangkan remodeling tulang adalah proses pembaharuan
tulang dengan cara menyingkirkan tulang lama dan menggantikannya dengan tulang baru.
dimana konstituen- konstituennya terus diperbaharui, dalam keadaan normal pengedapan tulang
(pembentukan) dan resorpsi tulang (pengeluaran) berlangsung bersamaan sehingga terus
menerus mengalami remodeling. Tulang manusia mengalami remodeling setiap sekitar sepuluh
tahun, remodeling ini seperti renovasi dimana merobohkan dinding dan menggantinya dengan
yang baru. Remodeling ini punya dua tujuan yaitu, menjaga tulang agar tetap efektif dalam
fungsi mekanisnya dan membantu menpertahankan kadar Ca2+ plasma, proses ini terus terjadi
sepanjang hidup manusia. Proses remodeling melibatkan tiga sel yaitu, sel osteoblast, osteosit
dan osteoklas. Proses ini dibagi menjadi enam tahap yaitu, tahap istirahat, tahap aktivasi, tahap
resorpsi, tahap reversal, tahap formasi, tahap mineralisasi.7

Metabolime tulang
metabolisme tulang dipengaruhi oleh sejumlah mineral dan hormon seperti, kalsium dan fosfor,
jumlah kalsium dalam tulang 99% dan fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dan fosfor punya ikatan
yang erat, bi!a kadar kalsium meniningat, jumlah fosfor berubah. keseimbangan fosfor dan
kalsium dipertahankan oleh kalsitonin dan hormon paratiroid. Kalsitonin, diproduksi oleh
kelenjar tiroid dan menurunkan konsentrasi kalsium serum. jika jumlah kalsitonin meningkat di
atas normal, kalsitonin menghambat penyerapan kalsium dan fosfor dalam tulang serta
meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfor melalui urin sehingga dibutuhkan kalsium dan
fosfor.5,8
Vitamin D, terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan mentega. tubuh manusia
juga dapat menghasil!an vitamin D dari sinar ultraviolet matahari dapat mengubah ergosterol
pada kulit menjadi vitamin D. Vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diserap dari
usus dan digunakan tubuh. Hormon paratiroid, pada saat kadar kalsium menurun, sekresi hormon
paratiroid meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoblastik dan
menyumbangkan kalsium kedalam darah. Jika kadar kalsium meningkat sekresi hormon
paratiroid diminimalkan, hormon tersebut mengurangi ekskresi kalsium di ginjal dan
memfasilitasi penyerapannya dari usus halus, hal ini untuk mempertahankan suplai kalsium di
tulang. Hormon pertumbuhan, bertanggung jawab

meningkatkan panjang tulang dan

menentukan jumlah matriks tulang dibentuk sebelum masa pubertas. Hormon Glukokortikoid,
mengatur metabolisme protein juga dapat membantu pengaturan kalsium di intestinum dan
penyerapan fosfor. Hormon seksual, estrogen menstimulasi aktivitas osteoblastik dan cenderung
menghambat peran hormon paratiroid.8
Gangguan Metabolisme Tulang
Terdapat banyak gangguan metabolism tulang diantaranya seperti osteomalasia dan osteoporosis.
Osteomalasia dikerenakan gangguan mineralisasi matriks osteid dimana tulang melunak karna
kekurangan vitamin D atau gangguan metabolisme vitamin tersebut biasanya terjadi pada orang
yang kurang terpapar sinar matahari terutama pada usia lanjut yang kurang menjalankan aktivitas
diluar. Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massa tulang berkurang,
kompenen matriks tulang yaitu mineral dan protein berkurang resorpsi terjadi lebih cepat
5

daripada formasi sehingga tulang menjadi lebih tipis dan mudah mengalami fraktur. Kurangnya
kalsium menyebabkan osteoporosis

Faktor yang Mempengaruhi Osteoporosis


Faktor resiko dari osteoporosis terbagi jadi dua yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan
yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah jenis kelamin dimana
wanita lebih banyak menderita dibandingkan pria, faktor umur dimana orang yang tua lebih
beresiko menderita osteoporosis, faktor ras dimana orang berkulit putih lebih beresiko
osteoporosis dibandingkan orang kulit hitam, faktor riwayat keluarga dimana jika keluarga punya
riwayat osteoporosis maka kemungkinan untuk osteoporosis jadi lebih besar, faktor tipe tubuh
dimana orang yang bertubuh kecil lebih beresiko menderita osteoporosis, faktor menopause
dimana orang yang menopause dini lebih besar resikonya terkena osteoporosis karena kurangnya
estrogen yang membantu pertumbuhan tulang.
Lalu ada faktor yang dapat dikendalikan yaitu faktor kurang aktivitas atau olahraga karna
aktivitas membangun tulang menjadi lebih kuat, faktor diet yang buruk, jika saat diet makanan
yang mengandung kalsium, fosfor serta vitamin D tidak mencukupi maka membuat resiko
osteoporosis semakin besar, faktor merokok dimana perokok lebih beresiko dibandingkan yang
bukan perokok, dan faktor minum minuman beralkohol yang dapat menyebabkan perlukaan pada
lambung sehingga kalsium dalam darah akan hilang dan mempengaruhi jumlah kalsium.10
Kesimpulan
Tulang merupakan salah satu kompenen penting dalam tubuh yang selalu mengalami
metabolisme tulang namun metabolisme tulang sering terganngu yang sering disebut dengan
gangguan metabolisme tulang, salah satunya adalah osteoporosis dimana massa tulang
berkurang, kompenen matriks tulang yaitu mineral dan protein berkurang resorpsi terjadi lebih
cepat daripada formasi sehingga tulang menjadi lebih tipis dan mudah mengalami fraktur.
Hipotesis diterima

Daftar Pustaka
1. Tandra Hans. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang Osteoporosis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama; 2009
2. Compston Juliet E, Rosen Clifford J. Osteoporosis. Jakarta: Health Press Limited; 2002
3. Cosman Felicia, M.D. Osteoporosis: pandun lengkap agar tulang anda tetap sehat.
Jakarta: B First; 2009
4. Suratun Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan system musculoskeletal: seri
asuhan keperawatan. Jakarta:EGC:2008
5. newman, WA, Dorlands illustrated medical dictionary. 31 ed. Philadelphia: Saunders
ElsevierA:2007
6. Vanderbilt. Komposisi tulang. Post at 2008. Diunduh dari http://mc.vanderbilt.edu, 27
Maret 2016
7. Pearce EC. Anatomi dan fisislogi untuk paramedic. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama;2009.
8. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At glance fisiologi. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama;2009.
9. Yatim, Faisal. penyakit tulang dan persendian (arthritis atau arthralgia). Jakarta: Pustaka
Popular Obor;2006
10.

Wirakusumah ES. Mencegah osteoporosis. Jakarta:

Penebar Plus;2006

Anda mungkin juga menyukai

  • Bipolar
    Bipolar
    Dokumen34 halaman
    Bipolar
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Met Purn
    Met Purn
    Dokumen4 halaman
    Met Purn
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • P. Degenerasi
    P. Degenerasi
    Dokumen2 halaman
    P. Degenerasi
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Bipolar
    Bipolar
    Dokumen20 halaman
    Bipolar
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Met Purn
    Met Purn
    Dokumen4 halaman
    Met Purn
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Akut Dispepsia POMR
    Akut Dispepsia POMR
    Dokumen12 halaman
    Akut Dispepsia POMR
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • HMFD
    HMFD
    Dokumen23 halaman
    HMFD
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Tugas IPD
    Tugas IPD
    Dokumen3 halaman
    Tugas IPD
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • TB DEFINISI
    TB DEFINISI
    Dokumen6 halaman
    TB DEFINISI
    WellaManovia
    Belum ada peringkat
  • Hipotiroid Kongenital
    Hipotiroid Kongenital
    Dokumen21 halaman
    Hipotiroid Kongenital
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Medikamentosa Hem
    Medikamentosa Hem
    Dokumen14 halaman
    Medikamentosa Hem
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dokter Benyamin
    Tugas Dokter Benyamin
    Dokumen6 halaman
    Tugas Dokter Benyamin
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Anemia Hemolitik Pada Anak
    Anemia Hemolitik Pada Anak
    Dokumen19 halaman
    Anemia Hemolitik Pada Anak
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Preeklamsia Berat Dengan Sindrom Hellp
    Preeklamsia Berat Dengan Sindrom Hellp
    Dokumen28 halaman
    Preeklamsia Berat Dengan Sindrom Hellp
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • PBL 11 Metabolisme
    PBL 11 Metabolisme
    Dokumen25 halaman
    PBL 11 Metabolisme
    Ahmed Haykal Hilman
    Belum ada peringkat
  • Peranan Kalsium Dan Vitamin D Dalam Perbaikan Tulang Dan Kontraksi Otot
    Peranan Kalsium Dan Vitamin D Dalam Perbaikan Tulang Dan Kontraksi Otot
    Dokumen9 halaman
    Peranan Kalsium Dan Vitamin D Dalam Perbaikan Tulang Dan Kontraksi Otot
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • PBL 11 Metabolisme
    PBL 11 Metabolisme
    Dokumen25 halaman
    PBL 11 Metabolisme
    Ahmed Haykal Hilman
    Belum ada peringkat
  • ALERGI
    ALERGI
    Dokumen5 halaman
    ALERGI
    Tammy Stephanie
    Belum ada peringkat
  • Met Purn
    Met Purn
    Dokumen4 halaman
    Met Purn
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Mayat
    Pemeriksaan Mayat
    Dokumen9 halaman
    Pemeriksaan Mayat
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Ilma N..Penyakit
    Ilma N..Penyakit
    Dokumen8 halaman
    Ilma N..Penyakit
    Hananun Zharfa
    Belum ada peringkat
  • Campak 1 PDF
    Campak 1 PDF
    Dokumen4 halaman
    Campak 1 PDF
    Jericho Jeruzalem
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen1 halaman
    Surat Kuasa
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • PAK akibat Pajanan Kimia
    PAK akibat Pajanan Kimia
    Dokumen23 halaman
    PAK akibat Pajanan Kimia
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Mayat Dan Interpretasi Temuan
    Pemeriksaan Mayat Dan Interpretasi Temuan
    Dokumen5 halaman
    Pemeriksaan Mayat Dan Interpretasi Temuan
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • E10 Skenario 11
    E10 Skenario 11
    Dokumen16 halaman
    E10 Skenario 11
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat
  • Blok 8
    Blok 8
    Dokumen14 halaman
    Blok 8
    Devyta Christia Heldisani
    Belum ada peringkat