Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Value Engineering di Proyek Konstruksi

Disusun oleh :
Arini Atika 21010113120117

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

Penerapan Value Engineering di Proyek Konstruksi


Abstrak
Pada kondisi optimal, faktor-faktor biaya , waktu, dan kualitas membentuk tata guna yang
saling bergantung. Dalam kegiatan suatu proyek akan banyak didapati masalah seperti
penggunaan material yang boros, tenaga kerja yang kurang terampil dan waktu
penyelesaian proyek yang tidak tepat waktu yang dapat menyebabkan pemborosan biaya.
Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil yang dapat
digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan
nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai. Value Engineering (VE) adalah suatu cara
pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. VE digunakan untuk mencari suatu alternatifalternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih
rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan
mutu pekerjaan.
Kata kunci: rekayasa nilai, proyek konstruksi,value engineering

Bab I
Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang
Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi pengendalian biaya proyek merupakan

hal yang penting dalam proses pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik bangunan
memutuskan untuk melanjutkan proyek ke tahap desain dan konstruksi , anggaran biaya perlu
dipersiapan terlebih dahulu. Anggaran biaya ini sering menjadi kendala dalam kegiatan suatu
proyek, anggaran biaya tersebut dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya dari segi bahan,
cara pengerjaan, jumlah tenaga kerja, waktu pelaksanaan, dan lain-lain. Namun elemen
tersebut masih dapat dioptimalisasi dengan cara pengefisienan kembali. Dalam manajemen
konstruksi (MK) terdapat suatu displin ilmu teknik sipil yang digunakan untuk
mengefisienkan biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Rekayasa Nilai (Value
Engineering). Rekayasa Nilai (Value Engineering) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif
dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya biaya yang
tidak perlu. Rekayasa nilai (Value Engineering) digunakan untuk mencari alternatifalternatif
atau ideide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari
harga yang telah direncanakan dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Metode
Analisa Value Engineering memiliki kelebihan, yaitu adanya upaya pendekatan yang
sistematis, rapi, dan terorganisir dalam menganalisa nilai (value) dari pokok permasalahan
terhadap fungsi atau kegunaannya namun tidak menghilangkan aspek kinerja/perform,
ketahanan/durability, keandalan/reability, mutu, fungsi, manfaat, estetika dan aspek lainnya
yang dianggap penting dari suatu elemen pekerjaan. Hal ini dapat menjamin adanya hasil
akhir pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, Value Engineering
adalah alternatif pilihan atau cara yang tepat dalam melakukan penghematan anggaran, maka
Value Engineering perlu diterapkan pada proyek konstruksi di Indonesia.

Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Value Engineering
Sebagai negara yang berkembang, Pemerintah Indonesia berusaha menjalankan
Program Effisiensi dalam penghematan biaya pembangunan. Usaha-usaha yang dilakukan
pemerintah untuk mengadakan penghematan biaya pembangunan diantaranya yaitu
dengan penerapan proses Assistensi Dana Proyek di Bappenas, Kementerian Keuangan,
dan proses Penetapan Pemenang Tender di Sekretariat Negara. Disamping usaha-usaha
yang telah dijalankan Pemerintah tersebut diatas mengambil pengalaman dari negaranegara maju terutama di U.S.A. yang telah membuktikan bahwa Aplikasi Value
Engineering dan Analysis merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

penghematan anggaran.
Value engineering adalah suatu pendekatan yang terorganisasi dan kreatif yang
bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian biaya yang tidak perlu. Biaya yang
tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang
menghidupkan, penampilan yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen
(Barrie, 1987). Konsep Value Engineering adalah penekanan biaya produk atau jasa
dengan melibatkan prinsip-prinsip Engineering. Teknik ini berusaha untuk mencapai
mutu yang minimal sama dengan yang direncanakan denganbiaya seminimal
mungkin.
2.2 Unsur-unsur Utama Value Engineering
Value Engineering mempunyai beberapa kemampuan yang dapat dipakai
sebagai alat bagi Value Analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai unsur-unsur utama dari
Value Engineering, adapun unsur-unsur utama tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan proyek-proyek untuk Value Engineering Study


2) Penentuan harga untuk Value
3) Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle Costing)
4) Fungsional Approach (The Functional Approach)
5) Functional Analysis System Technique (FAST)
6) Rencana Kerja Value Engineering
7) Kreatifitas
8) Menetapkan dan mempertahankan Value Engineering
9) Human Dynamics (kebiasaan, penghalang, dan sikap)
10) Hubungan antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan Value
Engineering.

2.3.Waktu Mengaplikasikan Value Engineering

Value Engineering dapat diaplikasikan pada setiap saat sepanjang waktu


berlangsungnya proyek itu, dari awal hingga selesainya pelaksanaan pembangunan
proyek tersebut. Akan tetapi lebih baik jika Value Engineering diaplikasikan pada
tahap perencanaan (Planning), agar kita dapat mengatahui secara dini eleman-elemen
biaya yang dapat kita optimalkan, hal ini dilakukan karena jika kita melakukan suatu
analisis value engineering pada tahap pelaksanaan/ Konstruksi berlangsung tentunya
akan menyita waktu pekerjaan, biaya konsultasi tambahan, sehingga banyak
kehilangan (Loss). Seringkali proyek telah berjalan tanpa diadakan Value Study. Hal
yang demikian ini seharusnya tidak terjadi, penting sekali bagi Value Consultant
untuk menjamin dan meyakinkan bahwa setiap proyek akan dapat mencapai suatu
penghematan biaya melalui Value Engineering.
Secara umum bahwa Value Engineering harus dimulai sejak dini pada tahap
konsep dan secara kontinyu pada interval sampai selesainya perencanaan.
1. Tahapan Perencananan
Aplikasi Value Engineering harus diusahakan pada tahap konsep
perencanaan. Karena pada saat ini, kita mempunyai flexibilitas yang maksimal
untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya untuk
redesign. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan
perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya mencapai suatu titik
dimana tidak ada penghematan yang dapat dicapai.
Sebagai pemilik proyek, teristimewa bagi perusahaan yang berorientasi
pada manajemen, menaruh perhatian terhadap manfaat dari Value Engineering,
mereka menetapkan Value Engineering sebagai ketentuan didalam tahap
perencanaannya.
Pada tahap perencanaan ini, pemilik proyek menetapkan:
a.

Tujuan proyek (goal)

b.

Keperluan-keperluan (requirement)

c.

Kriteria-kriteria yang diinginkan (applicable criteria)


Atas dasar tersebut perencana menetapkan objektivitas dari proyek dan
kerangka biaya yang menjadi rencana anggaran biaya untuk menentukan batasbatas dari tujuan, keperluan-keperluan dan kriteria-kriteria yang diminta pemilik
proyek

Dalam tahapan perencanaan apabila akan melakukan Value Engineering


Program sebaiknya dilakukan oleh personil yang terpisah dari team perencanaan.
Apabila didalam perusahaan perencana tersebut tidak mempunyai tenaga ahli yang
mengerti Value Engineering, ia perlu mengadakan training atau mendapatkan
bantuan dari value consultant atau dapat melakukan value study dengan
kemampuan teamnya sendiri. Hal demikian sering dilakukan oleh departemen
departemen pemerintah
2. Tahapan Akhir Perencanaan (Late Design Stage)
Dengan kemajuan perencanaan proyek, dari mulai konsep, programming,
schematic, pengembangan sampai ke detail perencanaan (final design), rekayasa
nilai diperlukan untuk mengiringi kemajuan perencanaan ini. Khususnya pada
setiap penyerahan tahapan perencanaan analisa rekayasa nilai harus disertakan.
Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pengarahan kepada perencana dan
menjamin bahwa pertimbangan dari segi nilai maupun biaya telah dikemukakan
pada

pemilik

proyek

guna

mendapatkan

perhatian

dalam

mengambil

keputusannya.
Paling tidak rekayasa nilai ini harus dilaksanakan pada tahap pengembangan
desain dan menyertai penyampaian hasil dari tahapan pengembangan perencanaan
ini. Pada tahap ini hasil perencanaan telah diputuskan bentuk, ukuran dan
spesifikasi telah diketahui yang mana memungkinkan untuk memberikan
kepastian yang lebih akurat dalam menentukan biaya-biaya dari sistem arsitektur
dan struktur yang digunakan.
Perencana dapat pula menyertakan suatu Value Engineering Incentive Clause
dalam dokumen kontrak yang dipersiapkannya. Ide ini untuk memberikan manfaat
bagi pemilik proyek dari pengalaman praktek yang dimiliki oleh kontraktor dan
mendorongnya dengan bantuan dari value engineering consultant untuk
menyampaikan Value Engineering Change Proposal (VECPs) yang mana akan
menghemat biaya tanpa mengurangi dan mempengaruhi baik lingkup pekerjaan
maupun kualitas dari proyek. Sebagai incentive, kontraktor dengan bantuan Value
Engineering Consultant memperoleh 50% dari hasil penghematan yang dapat
dihasilkannya. .Pada akhir dari tahap perencanaan ini, perencana biasanya
diharuskan untuk menyampaikan laporan tentang usaha penghematan biaya.

3. Tahap Pelelangan dan Pelaksanaan (Preconstruction-Construction Stage)


Seperti disebutkan sebelumnya, penerapan rekayasa nilai akan efektif jika
dilaksanakan pada tahap perencanaan karena penghematan potensial yang dihasilkan
cukup besar, tetapi tidak menutup kemungkinan hal untuk dilaksanakan pada tahap
pelelangan dan pelaksanaan. Hal ini dapat terjadi dan dimungkinkan dalam situasi :

Apabila suatu item atau system telah diteliti oleh Value Engineering study pada
tahapan sebelumnya, yang mana memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum
diputuskan. Misalnya suatu item atau system telah diteliti oleh Value Engineering
study pada tahap pengembangan perencanaan, yang mana memerlukan testing atau
research sebelum diputuskan. Meskipun terjadi kelambatan dengan proses yang
demikian, mungkin akan menguntungkan untuk diteruskan apabila dapat
memberikan potensi penghematan biaya dan peningkatan kwalitas yang sangat
besar.

Apabila pada tahapan perencanaan belum diadakan Value Engineering analysis,


maka aplikasi Value Engineering yang dilaksanakan pada tahapan ini dapat
memberikan potensi penghematan biaya dan peningkatan kwalitas yang sangat
besar.

Apabila kontraktor meneliti suatu bidang pekerjaannya dimana dapat ditingkatkan


Kwalitasnya atau menurunkan biayanya. Keadaan ini sering timbul apabila dalam
perjanjian pemborongan atau kontraknya terdapat pasal Value Engineering
Incentive Clause yang mana kontraktor dengan bantuan dari Value Engineering
Consultant akan mendapatkan pembagian dari penghematan yang dapat
dihasilkannya (savings sharing).

2.4.
Tahapan Tahapan dalam Analisis Rekaysa Nilai
Tahap Pengumpulan Informasi, Pada tahap ini kita harus mengumpulkan datadata baik data primer berupa wawancara langsung dengan pihak terkait misalnya

kontraktor, owner dan konsultan serta pengumpulan data sekunder berupa RAB,

master schedule, dokumen gambar dan referensi lainnya.


Tahap Analisis Fungsi, Pada tahap ini kita lakukan suatu analisis fungsi dengan
mengidentifikasi elemen-elemen pekerjaan yang berpotensi memiliki tingkat biaya
yang tinggi dengan mengacu pada hukum Pareto/Pareto Law dan kemudian
dilakukan suatu analisis fungsi dengan menggunakan pendekatan index/ratio Cost/

Worth (C/W) dimana menganalisis antara biaya elemen dengan biaya fungsi

elemen tersebut.
Tahap Kreatifitas dan Inovasi, pada tahap ini kita diharapkan menggunakan
inovasi dan kreatifitas dalam mengolah elemen biaya yang berpotensi dapat
dilakukan efisiensi dengan tetap mengacuh pada prinsip tidak mengurangi syarat
umum yaitu kinerja, ketahanan, keandalan, mutu, manfaat, fungsi dan estetikanya.
Tahap inilah biasanya yang paling sulit dalam implementasinya. Tahap ini pula
yang memunculkan beberapa alternatif dari inovasi tersebut yang kemudian dapat

dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


Tahap Pengembangan, pada tahap ini dilakukan analisis lanjutan setelah terpilihnya
item pekerjaan yang akan dilakukan suatu analisis VE dari elemen biaya yang akan
direduksi, pada tahap ini dilakukan analisis Life Cicle Cost (LCC), dengan tujan
untuk mengtahui manfaat jangka panjang dari inovasi tersebut baik biaya awal
(Initial Cost), Perbaikan (Replacement/Repair Cost), biaya pemeliharaan dan
operasional (Maintanance and Operational) dan biaya sisa (Salvage). Alternatif
-alternatif tersebut kemudian dijumlahkan secara keseluruhan yang mana memiliki

potensi biaya yang terendah selama umur dari seluruh alternatif tersebut.
Tahap Analisis Keputusan, Pada tahap ini dilakukan suatu analisis keputusan untuk
dijadikan laporan dalam suatu pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan
(Decision Maker) dalam tahap ini ada beberapa variabel yang dianalisis dalam
menentukan tingkat rangking/peringkat dari alternatif-alternatif yang telah

dianalisis.
Tahap Rekomendasi, Tahap ini merupakan tahap penyajian suatu analisis secara
keseluruhan yang kemudian diserahkan ke pada pihak-pihak yang akan mengambil

keputusan dari alternatif tersebut.


Tahap Pengambilan Keputusan, Tahap ini merupakan tahap suatu pengambilan
keputusan dari rekomendasi yang dipaparkan dilihat dari kepentingan semua pihak

dalam alternatif tersebut.


Tahap Implementasi, Tahap ini merupakan tahap eksekusi dari alternatif yang telah
diputuskan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan tersebut untuk
dilaksanakan di lapangan.
2.5.

Penerapan Value Engineering di Indonesia


Suatu analisis rekayasa nilai dalam hal menyangkut proyek konstruksi

setidaknya bisa mereduksi hingga 30% dari biaya total jika dilakukan dengan
baik.Salah satu contoh penerapan value engineering pada proyek di indonesia adalah
Proyek Pembangungan Gedung Riset dan Museum Energi dan Mineral Institut

Teknologi Bandung. Penerapan value engineering ini diterapkan pada pekerjaan


struktur atas , setelah diseleksi diperoleh pekerjaan yang memiliki biaya tinggi yaitu
pekerjaan pelat lantai sebesar Rp 1.301.369.134,00 dari total pekerjaan struktur
sebesar Rp 7.726.313.874,50.Oleh karena itu dilakukan penghematan biaya pada
pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan material awal berupa cor beton
konvensional pada lantai 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) Gedung Riset dan
Museum dan Mineral Fakultas Teknik Tambang dan Minyak (FTTM) Institut
Teknologi Bandung adalah Rp 1.301.369.134,00. Sedangkan apabila menggunakan
material alternatif steel floor deck system berupa produk Union Floor Deck W-1000,
maka total biaya pekerjaan pelat lantai adalah Rp 1.180.380.798,88. Diperoleh selisih
biaya penghematan (cost saving) apabila menggunakan material alternatif terpilih
yaitu sebesar Rp 120.988.335,12. Dengan menggunakan material alternatif, maka
waktu pelaksanaan akan lebih cepat dibanding menggunakan material awal. Hal ini
disebabkan karena bobot material yang ringan dan praktis sehingga memudahkan
pengerjaannya. Selain itu, tidak diperlukan lagi waktu untuk pembuatan dan
pembongkaran bekisting karena Union Floor Deck W-1000 berfungsi pula sebagai
bekisting tetap. Maka dilihat dari efisiensi waktu, material alternatif lebih efisien.
Dalam realita di lapangan suatu proses rekayasa nilai dalam pelaksanaannya
sering terbentur oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, misalnya jika konsultan
perencana atau arsitek telah membuat suatu perencanaan teknis dan kemudian disisi
lain pihak value engineer ingin mengubah desain tersebut dengan tujuan mereduksi
biaya konstruksi atau pertimbangan lain, maka secara umum hal demikian dapat
menyebabkan timbulnya konflik internal dan perbedaan presepsi dalam suatu
organisasi proyek. Hal tersebut tidak perlu terjadi jika sebelumnya dilakukan
koordinasi antara semua pihak baik owner/pemilik, konsultan, kontraktor dan tim VE
sendiri agar tidak merugikan sesama pihak, dalam hal ini perlu pendekatan
komunikasi serta pemahaman dalam penerapan proses value engineering. Metode
value engineering jika dipahami oleh semua pihak penyelenggara konstruksi sangat
berguna dalam mengoptimalisasikan biaya konstruksi.

Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan

Rekayasa Nilai (Value Engineering) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan
terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya biaya
yang tidak perlu. Rekayasa nilai (Value Engineering) digunakan untuk mencari
alternatifalternatif atau ideide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih
baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan dengan batasan fungsional dan

mutu pekerjaan.
Value Engineering harus dilaksanakan secara terpadu, oleh pemilik proyek, perencana dan
kontraktor. Kontraktor perlu memperoleh kesempatan untuk meningkatkan nilai pada
tahap pelaksanaan. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan pengalamannya dan
pengetahuannya atas biaya konstruksi, harga material, seringkali kontraktor dapat
memberikan usulan perubahan yang mana memberikan penampilan fungsional yang
sama, bahkan lebih baik, dan disertai dengan pengurangan biaya kontrak.

Tahapan tahapan dalam melakukan analisis value engneering/rekayasa nilai yaitu


tahapan pengumulan informasi , tahapan analisis fungsi , tahapan kreatifitas dan inovasi ,
tahapan pengembangan , tahapan analisis keputusan , tahapan rekomendasi , tahapan
pengambilan keputusan , tahapan implementasi

Union Floor Deck W-1000 yang merupakan salah satu produk dari steel floor deck
system dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bekisting dan mengurangi
volume beton dalam sistem cor beton konvensional , maka diperoleh penghematan
(cost saving) sebesar Rp 120.988.335,12 atau 9,297 % dari biaya awal sebelum
dilakukan value engineering pada pelat lantai 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) yang
berjumlah Rp 1.301.369.134,00.

Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwimkeWep5H
PAhXMJZQKHXOiAAgQFggYMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsri.ac.id
%2Findex.php%2Fjtsl%2Farticle%2Fview%2F160314-166170%2Fpdf&usg=AFQjCNHgsGKb4w4tCr3caCKF8VvE8XS5Iw&sig2=UfXENKcqkPbs86
WkRvu8_A

http://eprints.undip.ac.id/34343/6/2176_CHAPTER_III.pdf
https://www.scribd.com/doc/80144453/8-Value-Engineering
http://www.ilmusipil.com/value-engineering-proyek
http://ft.uajy.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/078K.pdf

Anda mungkin juga menyukai