Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Islamiyah
Akidah menurut bahasa berarti kepercayaan/ keyakinan.
Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang dipercayai dan
diyakini kebenarannya oleh hati mausia, sesuai ajaran Islam
dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah
SAW. Akidah Islam meliputi kepercayaan kepada Allah SWT
dengan segala sifatnya, kepercayaan pada alam gaib dan
penghuni alamnya seperti Malaikat, kepercayaan kepada kitabkitab Allah, kepercayaan kepada NAbi-nabi dan Rasul-rasul Allah,
kepercayaan kepada hari akhir dan kepercayaan kepada Qada
dan Qodar yang baik dan buruk. (AA MA hlm 10)
Pengertian akidah menurut Hasan al Banna adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menuurut Abu
Bakar Jabir al Jazairy mengatakan bahwa akidah adalah
sejumalah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Keyakinan itu
ditanamkan dalam hati dan diyakini kesyahihannya dan
keberadaannya secara pasti, dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu. (AA Musa SUngep NDTT hlm
84)
Ciri-ciri Akidah Islamiyah sebagai berikut :
1. Robbaniyah yakni dating dari sisi Allah SWT maka akidah
islamiyah tidak pernah dirumah dan diganti

2. Tetap dan mantap, karena kemantapan dan ketetepan ini


dating dari sisi Allah SWT.
Akidah islamiyah Maknanya adalah keimanan yang pasti
teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, para
Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua
yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok
agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih
dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik
dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepadaNya serta meneladani Rasulullah SAW. Jika disebutkan
secara mutlak, maka yang dimaksud adalah aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah, karena itulah pemahaman Islam yang
telah diridhai oleh Allah sebagai agama bagi hamba-Nya.
Aqidah Islamiyyh adalah aqidah tiga generasi pertama yang
dimuliakan yaitu generasi sahabat, Tabi'in dan orang yang
mengikuti mereka dengan baik.

B. Prinsip Akidah Islamiyah

Iman kepada Allah


Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh
kesadaran bahwa Allah-lah dzat yang paling berhak
disembah, karena Dia menciptakan, membina, mendidik
dan menyediakan segala kebutuhan manusia

Iman kepada malaikat


Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh
kesadaran bahwa Allah menciptakan makhluk dari cahaya.
Sifat-sifat malaikat di antaranya :
1.
Selalu patuh dan taat
2.
Sebagai penyampai wahyu
3.
Diciptakan dari cahaya
4.
Mempunyai kemampuan yang luar biasa

Iman kepada kitab suci

Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada


empat :
1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
3. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
4. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Iman kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa
kabar gembira kepada umat manusia, memberi teladan
akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah.
Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
a.
Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi
adalah benar karena Nabi tidak berkata-kata kecuali apa
yang diwahyukan Allah SWT.
b.
Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan
akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
c.
Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu
memahami perintah-perintah Allah dan menghadapi
penentangnya dengan bijaksana.
d.
Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan
kepada umatnya apa yang diwahyukan Allah kepadanya

Iman kepada hari akhir


Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa
manusia akan mengalami kesudahan dan meminta
pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan
menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan
nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qariah,
an-naba dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut
mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi
manusia pada saat itu.

Iman kepada qada dan qadar

Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian


yaitu : hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak,

pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan


Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang
segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan
qadar adalah kejadian suatu ciptaanyang sesuai dengan
penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan
yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan
tentang segala sesuatu bagi makhluknya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yakni
:
a.

takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan

ikhtiar (usaha) manusia


misalnya : orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja
kerasnya
b.

takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri

manusia dan tidak dapat diubah-ubah


misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin

C. Ruang Lingkup Akidah Islamiya


Hasan al Banna menunjukkan empat bidang yang berkaitan
dengan lingkup pembahasan mengenai akidah, yaitu :
1. Illahiyat, Pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan illah (Tuhan,Allah) seperti wujud
Allah, asma Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada Allah
dan lain-lain.
2. Nubuwwat, pembahasan tentang segala sesuatu yag
berhubungan dengan Rasul-rasul Allah, termasuk kitab
suci, mukjizat, dan lain-lain.

3. Ruhaniyyat, pembahsan tentang segala sesuatu yang


berkaitan dengan alam roh atau metafisik, seperti
malaikat, jin, iblis, setam, roh dan lain-lain.
4. Samiyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui melalui samI (dalil naqli : al-Quran
dan as Sunnah), seperti surga-neraka, alam barzakh,
akhirat, kiamat, dan lain-lain.
Beberapa ulama juga menunjukkan lingkup pembahasan
mengenai akidah dengan arkaunal iman (rukun iman), berupa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Iman
Iman
Iman
Iman
Iman
Iman

kepada
kepada
kepada
kepada
kepada
kepada

Allah
malaikat-Nya
kitab suci-Nya
Rasul-rasul-Nya
hari akhir
takdir Allah (musa sungep hlm 85)

D. Iman
Kata iman berasal dari kata dasar aamana-yuminu-iiman,
yang artinya kepercayaan atau mempercayai. Sedangkan
menurut pengertian syariat, iman adalah ucapan dan perbuatan,
yaitu ucapan hati, amalan hati, ucapan lisan, amalan lisan, dan
amalan anggota badan. Dengan demikian iman adalah gabungan
dari lima unsur, diantaranya :
1. Ucapan hati yaitu at-tashdiq (membenarkan), al ilmu dan
al marifah (mengilmui dan memahami sepenuhnya).
2. Amalan hati yaitu berserah diri kepada Allah, ketundukan
hati kepada perintah dan larangan Allah, mengikhlaskan
niat untuk mencari ridho Allah semata, mencintai Allah,
takut kepada Allah, berharap kepada Allah, bergantung
kepada Allah, menerima ketentuan Allah dengan lapang
hati, kesabaran dalam menjalankan perintah, menjauhi
larangan dan menerima ujian Allah, rendah hati termasuk

di dalamnya adalah meninggalkan kesombongan, riya,


sumah, ujub, dan lain-lain yag dilarang oleh al Quran dan
as Sunnah.
3. Ucapan lisan yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat
4. Perbuatan lisan yaitu membaca al Quran, dzikir, istighfar,
dakwah, amar maruf nahi mungkar dengan lisan, berkata
yang baik termasuk di dalamnya adalah meninggalkan
ghibah, naminah, tidak mengejek oranglain tidak
berbohong dan segala ucapan yang dilarang oleh al Quran
dan as Sunnah
5. Perbuatan anggota badan yaitu mengerjakan shalat, zakat,
shiyam, haji dan umrah, jihad fisabilillah, berbakti kepada
kedua orang tua, memenuhi kebutuha anak dan istri,
berbuat baik kepada tetangga dan tamu, bersedekah,
menyatuni anak yatim dan orang-orang miskin, menuntut
ilmu dan lainnya. (buku mba isti)
Unsur-unsur di atas harus terpenuhi, agar imannya benar, sah
dan sempurna. Dan pada dasarnya iman itu ialah tashdiq bil
qalbi yaitu penerimaan atau pembenaran atau pengakuan hati.
Hati yang dimaksud ialah potensi yang tersimpan dalam diri
setiap manusia yang berfungsi sebagai tempat segala perasaan
batin dan tempat penyimpanan pengertian. Pengakuan dengan
lidah dan pengamalan dengan anggota tubuh.
Kewajiban beriman kepada enam unsur (rukun iman) ini
ditegaskan melalui ayat al Quran dan hadits Rasulullah SAW
seperti
1. Surat al Baqarah ayat 285 tentang kewajiban beriman
kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan RasulNya.

2. Surat al Baqarah ayat 62 tentang kewajiban beriman


kepada hari kiamat
3. Adapun kewajiban berima kepada qadha dan qadhar dari
Allah diambil dari hadits Nabi yang menjelaskan makna
iman secara satu persatu, dan satu diantaranya ialah
beriman kepada qadhar Allah. Hal ini diterangkan dalam
sebuah hadits yang artinya
(Jibril) berkata : beritahu aku tentang iman (ya Rasulullah),
Rasul menjawab : iman ialah bahwa engkau berima kepada
Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari
kiamat dan engkau beriman kepada qadha yang baik dan
yang buruk dari Allah. HR. Muslim.
E. Rukun Iman
1. Iman Kepada Allah
Adalah suatu keyakinan yang mantap dan menghujam bahwa
Allah adalah Rob segala sesuatu serta sikap batin yang secara
urni dan kuat mempercayai atau meyakini atas keberadaan
Allah sebagai Tuhan.
Kepercayaan kepada Allah sebagai salah satu pokok iman
didasarkan kepada beberapa ayat diantaranya : QS. al
Baqarah ayat 25 dan QS. An Nisa ayat 136.



25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang
beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.

136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman


kepada Allah dan Rasul-Nya.
a. Beriman kepada Zat-Nya
Adalah komitmen batin yang tak terganggu dan
tergoyahkan atas adanya Zat yang Maha Kuasa, Zat yang
absolut. Orang yang menyatakan keimanannya kepada Zat
Allah secara lisan, meskipun pernyataan itu dinyatakan
berulang kali, namun selama batinnya tidak memiliki
kepercayaan yang kuat, ia belum sebut beriman kepada
zat Allah, sebaliknya ia tergolong orang yang munafik.
b. Beriman kepada Sifat-Nya
Yang dimaksud denga sifat Allah ialah keadaan yang hakiki,
yang menerangkan zat-Nya. Di dalam al Quran Allah
menyebutkan banyak sifat yang melekat pada zat-Nya.
Diantaranya ada 20 yang disebut ahli Tauhid sebagai sifat
yang wajib diketahui.
c. Beriman kepada Afal (perbuatan) Nya
Selain diwajibkan mengimani ke-Esaan zat dan sifat Allah
sebagai wujud keutuhan iman kepada Allah diwajibkan juga
beriman kepada ke-Esaan Afal (perbuatan) Allah.
2. Beriman kepada Malaikat
Yaitu mempercayai bahwa Allah telah menciptakan suatu
jenis makhluk yang suci dan halus tidak sama dengan
manusia. Malaikat adalah makhluk gaib yag tidak dapat
diteliti dan dilengkapi secara nalar tenang zat, sifat dan
perbuatannya. Orang mukmin tidak wajib mengetahui secara
rinci tentang Malaikat yang wajib adalah mengimani
keberadaan mereka sebagai salah satu ciptaan Allah.seperti

yang kita tahu ada sepuluh Malaikat yang wajib di imani.(buku


nurul)

3. Beriman kepada Rasul


Salah satu yang disebut yang di sebut pondasi iman adalah
beriman Rasul-rasul Allah. Yaitu komitmen batin bahwa
mereka adalah utusan Allah untuk membimbing umatnya ke
jalan yang benar. Allah telah mengutus Rasul-rasulnya yang
dilengkapi dengan wahyu Illahi untuk disampaikan kepada
umat manusia. Oleh karena Rasul Allah itu banyak maka
beriman yang benar adalah beriman kepada Rasul-rasul itu
tanpa membedakan diantara mereka sebagaimana dijelaskan
dalam surat al Baqarah ayat 136:


Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka
dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

4. Beriman kepada Kitab-kitab Allah


Seperti yang telah disampaikan bahwa salah satu pokok
keimanan adalah beriman kepada kitab-kitab Allah. Salah satu
yang wajib diimani ialah kitab-kitab yang di turun kepada
Rasul-rasul Allah. Beriman kepada kitab ini ialah
mempercayai bahwa kitab-kitab tersebut adalah wahyu Allah
yang di turunkan kepada Rasul-Nya melalui Malaikat Jibril

untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia menuju


keselamatan di dunia dan di akherat.
5. Beriman kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir adalah salah satu pokok keimanan.
Tidaklah seorang itu beriman kalau ia tidak beriman kepada
hari akhir adalah mempercayai secara kuat dan tulus bahwa
hari kiamat itu ada dan pasti terjadi bila Allah sudah
menghendaki. Di hari itulah semua manusia
mempertanggung jawabkan perbuatan jahatnya selama hidup
di dunia.
6. Beriman kepada Qadha dan Qadhar
Qadha adalah ketetapan atau ketentuan Allah yang sudah
dibuat dari masa azali, yaitu masa yang tidak ada batas
waktunya artinya dari dulu yang tidak diketahui kapan itu oleh
manusia. Kata ini dalam konteks ilmu kalam banyak diartikan
oleh pakarnya sebagai pengetahuan Allah. Maksudnya, adalah
bahwa Allah dari dulu telah mengetahui secara pasti apa yang
telah, sedang dan akan terjadi nanti. Semuanya telah ada
dalam pengetahuan Allah. Ketika suatu kejadian terjadi adalah
sesuai dengan pengetahuan Allah tersebut dan inilah yang
disebut dengan Qadha Allah. Dalam kaitan ini Allah
berfirman :
QS. Al Hadid ayat 22.


Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)


pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
F. Hal-hal yang Membatalkan Iman
1. Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari
kekhususan-kekhususanNya, atau mengaku memiliki
sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang
yang mengakuinya.

2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah.


Allah Subhannahu wa Taala berfirman:
Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi
Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang
terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari
menyembahNya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan
mengumpulkan mereka semua kepadaNya. Adapun orangorang yang beriman dan berbuat amal shalih, maka Allah
akan menyempurnakan pahala mereka dan me-nambah
untuk mereka sebagian dari karuniaNya. Adapun orangorang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah
akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan
mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung
dan penolong selain daripadaNya. (QS. An-Nisa [4]: 172173)

3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau


ia mintai (pertolongan) selain Allah.

Allah Subhannahu wa Taala berfirman:


Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak
(pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, Mereka itu adalah
pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah,
Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?
Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka
persekutukan (itu). (QS. Yunus [10]: 18)
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar.
Dan berhala-berhala yang meraka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka,
melainkan seperti orang membukakan kedua telapak
tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya,
padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa
(ibadah) orang-orang itu, hanyalah sia-sia belaka. (QS. ArRadu [13]: 14)
4. Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau
yang ditetapkan oleh RasulNya.
Begitu pula orang yang menyifati seseorang (makhluk)
dengan sesuatu sifat yang khusus bagi Allah, seperti ilmu
Allah. Termasuk juga menetapkan sesuatu yang dinafikan
Allah dari diriNya atau yang telah dinafikan dariNya oleh
RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Allah berfirman kepada Rasulnya:
Katakanlah, Dialah Allah, yang Mahaesa, Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak

beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang


pun yang setara dengan Dia. (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4)
Hanya milik Allah asma husna , maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut asma husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka
kerjakan.
5. Mendustakan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
tentang sesuatu yang beliau bawa.
Allah Subhannahu wa Taala berfirman:
Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya
orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan
(rasul-rasulNya); kepada mereka telah datang rasul-rasulNya
dengan mambawa mujizat yang nyata, zubur, dan kitab
yang memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku
adzab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana
(hebatnya) akibat kemurkaanKu. (QS. Fathir [35] : 25-26)
6. Berkeyakinan bahwa petunjuk Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam tidak sempurna atau menolak suatu hukum
syara yang telah Allah turunkan kepadanya, atau meyakini
bahwa selain hukum Allah itu lebih baik, lebih sempurna dan
lebih memenuhi hajat manusia, atau meyakini kesamaan
hukum Allah dan RasulNya dengan hukum yang selainnya,
atau meyakini dibolehkannya berhukum dengan selain
hukum Allah.
7. Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu
tentang kekafiran mereka, sebab hal itu berarti meragukan

apa yang dibawa oleh baginda Rasul Shalallaahu alaihi


wasalam.
8. Mengolok-olok atau mengejek-ejek Allah atau Al-Quran
atau agama Islam atau pahala dan siksa dan yang
sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam atau seorang nabi, baik itu gurauan maupun
sungguhan.
9. Membantu orang musyrik atau menolong mereka untuk
memusuhi orang muslim.
10. Meyakini bahwa orang-orang tertentu boleh keluar dari
ajaran Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, dan tidak
wajib mengikuti ajaran beliau.
11. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya
serta tidak mau mengamalkannya.
Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia
berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang
berdosa. (QS. As-Sajadah [32] : 22)

Anda mungkin juga menyukai