PENDAHULUAN
keluarga.
Sedang
10%
lainnya
memiliki
sejarah
penderita
Untuk itu kami membuat makalah ini sebagai bahan pembelajaran mengenai
gangguan sistem persepsi dan sensori pada penderita retinoblastoma.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai
gangguan sistem persepsi dan sensori pada penderita retinoblastoma
dan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem persepsi dan sensori.
1.2.2
a.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teori Retinoblastoma
b. Mahasiswa mampu merumuskan diganosa Keperawatan pada
pasien Retinoblastoma
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan
pada pasien Retinoblastoma
.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode study pustaka,
dengan cara mengambil referensi dari beberapa sumber yang ada
hubungannya dengan Retinoblastoma.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Definisi Retinoblastoma
Retinoblastoma merupakan tumor intraokular kongenital ganas yang
muncul dari retina dan paling umum terjadi pada kanak-kanak (Wong, 2009).
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai saraf
embrionik retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi
secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis adalah 24 bulan pada kasus
unilateral,
tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang lain
terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi. ini menunjukkan pentingnya untuk
memeriksa klien dengan dengan anestesi pada anak anak dengan
retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah 1 tahun (Pudjo
Hagung Sutaryo, 2006 )
2.2 Insidensi
Retinoblastoma yang merupakan keganasan Intraokular tersering pada
anak. Retinoblastoma mewakili sekitar 4% dari keseluruhan keganasan pada
anak. Diperkirakan 250-350 kasus baru Retinoblastoma terdiagnosa di USA,
5000 kasus ditemukan di seluruh dunia. Lebih dari 95% anak dengan
Retinoblastoma di USA dan di beberapa negara maju bertahan atas keganasan
ini, dimana sekitar 50% bertahan di seluruh dunia. Perbedaan ini disebabkan
adanya deteksi dini di USA dan negara maju dimana tumor masih berada di
mata, sedangkan pada negara berkembang Retinoblastoma sering terdeteksi
setelah adanya invasi ke orbita atau otak
Insiden retinoblastoma di Indonesia rata-rata 1/20000 kelahiran hidup.
Retinoblastoma dapat terjadi baik secara herediter maupun nonherediter.
Diperkirakan sekitar 40% retinoblastoma adalah herediter, 25% di antarnya
bilateral dan 15% adalah unilateral. Sedangkan saudara kandung dan
keturunannya merupakan risiko menderita kanker ini.
Retinoblastoma dapat terjadi secara familial atau sporadik. Hanya 6%-10%
penderita yang mempunyai riwayat familial. Kebanyakan kasus dapat terjadi
pada kedua mata, walaupun beberapa tumor terjadi pada satu mata. Anak dari
pasien retinoblastoma herediter yang sembuh mempunyai satu atau dua
kemungkinan untuk membawa mutasi sel germinal, sedangkan pembawa sifat
(carrier) kemungkinan menderita retinoblastoma adalah 90% jika orang
2.3 Etiologi
a. kelainan kromosom
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant
protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi
atau diturunkan. Penyebabnya adalah tidak
tumor,
yang
sifatnya
cenderung
terdapatnya
diturunkan.
gen
penekan
Kanker
bisa
menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata
yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant.
Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalui saraf
penglihatan/nervus optikus).
b. faktor genetik
Gen cacat RB1 dapat warisan dari orang tua baik, pada beberapa anak,
bagaimanapun, mutasi terjadi pada tahap awal perkembangan janin. Tidak
diketahui apa yang menyebabkan kelainan gen, melainkan yang paling
mungkin menjadi kesalahan acak selama proses copy yang terjadi ketika
sel membelah.
.4 Klasifikasi
a. Klasifikasi Reese dan Ellsworth
Klasifikasi ini berdasarkan dari perhitungan jumlah, ukuran, lokasi
tumor, dan ada-tidaknya vitreous seeding. Namun hanya dapat
diaplikasikan pada retinoblastoma tipe intraokuler. Tidak dapat dipakai
untuk pasien yang telah stadium ekstraokuler.
Group
penglihatan
sangat
dipertahankan
memungkinkan
untuk
b. Klasifikasi
retinoblastoma
International
Classification
menurut
for
The
Intraocular
Retinoblastoma:
Grup A: Tumor intraretina kecil, terletak jauh dari fovea dan
diskus.
penyebaran
lokal
pada
vitreus
yang
mencapai
permukaan
anterior
vitreus
T1
T2
Tidak
lebih
dari
2/3
volume
mata
disertai
M1
: Penyebaran sistemik
histopatologik;
3) Stadium II
: Enukleasi mata, terdapat residu tumor
mikroskopik;
4) Stadium III : Ekstensi regional
a) Melebih iorbita
b) Terdapat pembesaran KGB preaurikular atau KGB
servikal;
5) Stadium IV : Terdapat metastasis
a) metastasis hematogen : lesitunggal, lesimultipel
b) perluasanke SSP: lesi prechiasma, massa
intracranial/SSP, tumor mencapai leptomeningeal.
Pada stadium ini massa tumor sudah memenuhi seluruh isi bola
mata, sehingga gejala yang nampak adalah galukoma .Gejala lain
yang dapat nampak adalah strabismus , uveitis , hifema. Stadium ini
biasanya hanya berlangsung beberapa bulan , sehingga jika terlambat
ditangani akan masuk stadium berikutnya. Penanganan pada stadium
ini dilakukan enukleasi kemudian kemoterapi.
10
11
g. Pupil midriasis
Midriasis adalah dilatasi (pelebaran) pupil berlebihan karena penyakit,
trauma atau obat-obatan, jika dalam retinoblastoma karena tumor.
Biasanya, pupil melebar dalam gelap dan menyempit dalam terang. Tapi
seseorang denngan pupil midriatik akan tetap melebar, bahkan di
lingkungan yang terang.
h. Propotosis
Bola mata menonjol kearah luar akibat pembesaran tumor intra dan
ekstra okuler
12
2.6 Patofisiologi
13
14
2.7 Komplikasi
a. Ablasio Retina
Suatu keadaan lepasnya retina sensori dari epitel pigmen retina
(RIDE). Merupakan masalah mata yang serius, dapat terjadi pada usia
berapapun, namun sering terjadi pada orang berusia setengah baya atau
lebih tua.
b. Glaukoma
Kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra
okuler (TIO), di mana dapat mengakibatkan pencekungan papil syaraf
optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang
dan penurunan tajam pengelihatan. Disebabkan karena saluran cairan yang
keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan
bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata,
sehingga bola mata tidak mendapat aliran darah dan saraf mata akan mati.
c. Kebutaan/ kehilangan penglihatan.
Penyebaran kanker ke bagian bagian lain pada tubuh contohnya
osteosarkoma.
15
2.8 Pemeriksaan
2.8.1 Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan
umum yang dapat merupakan penyebab penyakit mata yang sedang
diderita.
b. Pemeriksaan Khusus Mata
1) Pemeriksaan tajam penglihatan
Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam
bola mata sehingga dapat merusak semua organ di mata
yang menyebabkan tajam penglihatan sangat menurun.
4)
keluhan
dan
gejala
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan anestesi umum
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan bola mata secara
baik, yaitu menentukan diameter kornea, tekanan intra okular,
pemeriksaan funduskopi serta melihat pembuluh darah atau
neovaskularisasi.
16
b. CT Scan/MRI Orbita
CT Scan atau MRI mata untuk melihat perluasan
tumor
sekitar mata.
densitas
klasifikasi.
tinggi
Pada
MRI
gambaran
terutama
pada
Scan
kasus
atau
MRI
yang dicurigai
jenisnya.
Namun
demikian
tindakan
ini
dapat
ke tulang
17
tengkorak
atau
tulang
bila ada
indikasi
penyebaran ekstraokuler.
g. X-foto
Pada pemeriksaan X foto,
kuat
hampir
kecurigaan
60-70%
penderita
intraokuler.
Namun,
CT
dikhawatirkan
dapat
2.9 Penatalaksanaan
Tujuan
utama
dari
penatalaksanaan
Retinoblastoma
adalah
18
sepertiintraokular
RB,
RB
therapy
(EBRT),
cryotherapy,
laser
photocoagulation,
19
antara
termoterapi
dan
kemoterapi
yang
disebut
20
fovea dan nervus optikus dimana pada terapi radiasi atau terapi
fotokoagulasi laser mungkin membuat penurunan penglihatan yang
signifikan.
g. Fotokoagulasi Laser
Fotokoagulasi laser direkomendasikan hanya untuk tumor kecil
yang berlokasi pada bagian posterior. Tumor ditembak dengan argon
laser atau dioda laser atau xenon laser. Tujuan dari terapi ini adalah
untuk menghentikan suplai darah ke jaringan tumor karena efek dari
laser tersebut adalah koagulasi. Efek samping dari terapi ini adalah
ablasi retina, oklusi pembuluh darah retina dan fibrosis pre-retinal.
Efektifitas terapi didapatkan bila dalam satu bulan dilakukan sebanyak
2-3 kali terapi.
h. Cryoterapi
Cryoterapi bertujuan untuk membekukan jaringan tumor dan
membuat jaringan tumor mengalami infark karena kerusakan pada
daerah vaskularisasi tumor. Cryoterapi dapat digunakan sebagai terapi
utama terhadap tumor kecil yang terletak di perifer atau tumor
sekunder yang kecil yang muncul setelah terapi lain sebelumnya.
i. Terapi Retinoblastoma Ekstraokular
Pasien dengan retinoblastoma ekstraokular mempunyai prognosis
yang sangat buruk untuk bertahan hidup. Pada pasien dengan
metastase regional biasanya dipilihkan terapi kombinasi kemoterapi
dengan terapi EBR ataupun eksenterasi orbita. Pada pasien dengan
metastase yang jauh dilakukan kombinasi terapi kemoterapi dosis
tinggi dan terapi EBR.
j. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi
merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh
tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
metastase ke tempat lain.
21
bilateral
dalam
beberapa
dekade
terakhir
telah
mengurangi
ukuran
tumor,
memungkinkan
untuk
pengobatan
dengan
kemoterapi
dipengaruhi
22
23
24
Syarat kemoterapi
1) Keadaan umum pasien cukup baik
2) Pasien dan keluarga mengerti tujuan dan efek samping kemoterapi
3) Faal ginjal dan hati baik
4) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi
Indikasi pemberian kemoterapi
1) Untuk penyembuhan kanker
2) Memperpanjang hidup pasien
3) Memperpanjang intervensi bebas kanker
4) Menghentikan progresi kanker
5) Mengecilkan volume kanker
Jenis-jenis kemoterapi
1) Kemoterapi induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor
atau jumlah sel kanker.
2) Kemoterapi adjuvan
Diberikan sesudah pengobatan lain, seperti pembedahan radiasi.
Tujuannya untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa
atau metastase kecil yang ada.
3) Kemoterapi primer
Dimaksudkan pada pengobatan utama pada tumor ganas,
diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya
diberikan dahulu daripada pengobatan lain seperti bedah atau
radiasi.
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan dahulu sebelum pengobatan lai . tujuannya untuk
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi
akan lebih berhasil.
25
samping
dapat
muncul
ketika
sedang
dilakukan
26
darah
pembekuan
(trombosit)
darah.
berperan
Penurunan
pada
jumlah
proses
trombosit
27
menggunakan
Vincristine,
Carboplatin,
dan
28
Pemberian
kemoterapi
lokal
sedang
diteliti,
berpotensi
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
29
3.1 Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien : Nama, usia : sering terjadi pada anak-anak dibawah 2
tahun, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk Rumah Sakit, tanggal
pengkajian, No. Register, dan diganosa medis.
Identitas Penanggung Jawab : Nama ayah atau ibu,usia, pendidikan,
pekerjaan/sumber penghasilan, agama dan alamat.
2) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat ini juga alasan kenapa masuk Rumah
Sakit.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala awal yang muncul pada anak. Bisa merupa bintik putih pada
mata tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar.
4) Riwayat Penyakit Dulu
Ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama atau
tidak.
5) Riwayat Penyakit Masa Lalu
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik mencakup Keadaan Umum pasien, Tanda-tanda vital,
keluhan yang dirasakan baik itu ditulis secara Head to toe maupun
persistem.
c. Data Psikologis
d. Data Sosial dan Spiritual :
e. Data Penunjang
f. Analisa Data
Kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu.
No
Data
1. Data Subjektif :
Etiologi
Tumor tumbuh ke
dalam vitreous
melihat sesuatu.
Data objektif :
Leukoria
Visus mata
30
Masalah
Gangguan
persepsi sensori
penglihatan
Gangguan Penglihatan
Perubahan persepsi
2.
sensori penglihatan
Tumor mencapai
Data subjektif:
Klien mengeluh pandanganya
makula
kabur
Data objektif :
Resiko cedera
(trauma)
Keterbatasan lapang
pandang
3.
Data subjektif :
Peningkatan massa
Nyeri Akut
tumor
menggerakan mata
Peningkatan Intraokuler
Data objektif :
Ekspresi meringis
Mata menonjol
Sering menangis
4.
Retinoblastoma
Gangguan
metastase jauh
Konsep diri
Data objektif :
Rasa percaya diri berkurang
5
Menutup diri
Data objektif :
Proptosi, strabismus,
leukoria, G.penglihatan
Pembatasan aktivitas
Suka menyendiri
Proses Sosialisasi
Risiko
gangguan
perkembangan
terganggu
6
Data Subjektif :
Kurang pengetahuan
31
Anxietas
takut
Anxietas
32
Rasional
Orientasi dapat
perasaan pada t
Berikan penjelasan tentang penyakitnya (jika pasiennya anak kecil ke Pengetahuan da
keluarganya)
kerja sama dala
Hindari pergerakan yang mendadak seperti menghentakkan kepala, Mencegah berta
menyisir, batuk, bersin, dan muntah
Jelaskan alternatif tindakan untuk
mengatasi
masalah
yang Pembedahan da
berhubungan dengan penyakitnya sepeto pembedahan, kemoterapi dan yang dapat dilak
lainnya.
b. Resiko tinggi cidera bd penurunan lapang pandang
Tujuan : Resiko cidera tidak ada
Kriteria Hasil :
1) Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan
faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cidera
2) Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan
keamanan
Intervensi
Rasional
33
Memberikan peningkat
terhadap lingkungan da
tidur
Memfokuskan lapang p
RASIONAL
Untuk mengetahui tindakan perawatan
selanjutnya
Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri
dan kefektifan tindakan penghilangan
nyeri.
Informasi mengurangi ansietas yang
berhubungan dengan sesuatu yang
diperkirakan.
Tindakan ini memungkinkan klien untuk
mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
34
untuk
RASIONAL
Interaksi yang mencoba meningkatkan
mengungkapkan perasaannya
mengidentifikasi tingkat
dimiliki
Berikan support sistem
lain-lain)
Ajarkan klien untuk
menghadapi masalahnya.
Meminimalkan perubahan yang ada ke
beradaptasi terhadap
arah konstruktif.
perubahan penampilannya.
Rasional
Meningkatkan kemampuan kontrol
hospitalisasi anak
Mempersiapkan anak untuk
diri
Mengorientasikan situasi rumah
sakit
sakit
Melibatkan orang tua berperan
Upaya mencegah/meminimalkan
dampak perpisahan
Keluarga dapat membantu proses
35
dan latihan
Lakukan pendekatan melalui
selama hospitalisasi
Metode permainan merupakan cara
metode permainan
Rasional
Untuk mengetahui sampai sejauh
36
selanjutnya.
Agar klien tidak terlalu
ketenteraman hati
Berikan penjelasan mengenai
memikirkan penyakitnya
Agar pasien
memahami/mengetahui bahwa
bantuan
Untuk mengetahui cara yang
menurunkan ansietas
efektif untuk
menurunkan/mengurangi
kecemasan
Agar klien dengan senang hati
menurunkan kecemasan/ketegangan
Jelaskan
aktivitas
yang
diperbolehkan
setelah
operasi
(berbaring, ambulasi, latihan nafas
dalam)
37
keperawatan.
Mengungkapkan perasaan dan
kekawatiran
meningkatkan
kewaspadaan diri klien dan
membantu
klien
dalam
mengidentifikasi masalah.
Validasi memberi keyakinan
meningkatkanharga
diri
dan
membantu mengurangi ansietas.
Stimulasi
simultan
berbagai
indera meningkatkan proses
belajar mengajar.
Infromasi tentang apa yang akan
dihadapi
dapat
mengurangi
kecemasan,
sehingga
memungkinkan
klien
mau
berpartisipasi
Informasi dapat meningkatkan
kepatuhan dan memfasilitasi
proses perencanaan pulang.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai
saraf embrionik retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi
secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis adalah 24 bulan pada kasus
unilateral, 13 bulan pada kasus kasus bilateral. Beberapa kasus bilateral
tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang lain
terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi. ini menunjukkan pentingnya untuk
memeriksa klien dengan dengan anestesi pada anak anak dengan
retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah 1 tahun.
38
4.2 Saran
Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita
tentang gangguan sistem persepsi dan sensori khususnya bagi penderita
retinoblastoma.
39