0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan1 halaman
Lukman Al Hakim adalah satu-satunya manusia non-nabi yang kisah hidupnya diabadikan dalam Al-Qur'an karena kebijaksanaannya. Ia pernah menasehati anaknya tentang pentingnya ilmu, menghindari hawa nafsu, serta selalu mengingat kematian. Lukman juga memberikan delapan wasiat untuk selalu taat kepada Allah dan menjaga perilaku di hadapan orang lain.
Lukman Al Hakim adalah satu-satunya manusia non-nabi yang kisah hidupnya diabadikan dalam Al-Qur'an karena kebijaksanaannya. Ia pernah menasehati anaknya tentang pentingnya ilmu, menghindari hawa nafsu, serta selalu mengingat kematian. Lukman juga memberikan delapan wasiat untuk selalu taat kepada Allah dan menjaga perilaku di hadapan orang lain.
Lukman Al Hakim adalah satu-satunya manusia non-nabi yang kisah hidupnya diabadikan dalam Al-Qur'an karena kebijaksanaannya. Ia pernah menasehati anaknya tentang pentingnya ilmu, menghindari hawa nafsu, serta selalu mengingat kematian. Lukman juga memberikan delapan wasiat untuk selalu taat kepada Allah dan menjaga perilaku di hadapan orang lain.
bukan pula Rasul, tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hakikat hidup. "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir." "Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya." "Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedangmenggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu." "Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya." "Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit darikemiskinan dan kehinaan." "Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang." "Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu. Ingatlah Allah selalu. Ingatlah maut yang akan menjemputmu Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.