Anda di halaman 1dari 7

Learning Objective

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penanganan gangguan mental


Macam-macam mental disorder
SKDI pada mental disorder
Diagnosis sampai penanganan insomnia
Hubungan cemas dengan sakit perut kronik, jantung berdebar dan kesulitan tidur?
Kondisi mental akibat kecanduan narkoba?
Batasan untuk dokter umumuntuk penangan kecanduan narkoba

Jawaban
1. Antipsikotik
Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik: neuroleptika.
Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dansubstansia
nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.
Efek
farmakologi:
sebagai
penenang,
menurunkan
aktivitas
motorik,
mengurangiinsomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan
gangguan prosesberpikir.
indikasi pemberian: pada semua jenis psikosa, kadang untuk gangguan maniak
danparanoid
Efek samping :
a. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)
1) Parkinsonisme
Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala
parkonsonisme:
Tremor: paling jelas pada saat istirahat
Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalan
Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)
2) Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama
Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol
3) Akathisia
Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya
perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan
mengguncang pada saat duduk.
Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa ilang/kembali
normal).
4) Tardive dyskinesia
Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka
panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang
berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan
gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.

b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect
Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping
anti kolinergik adalah:
Mulut kering
Konstipasi
Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris)
menyebabkan presbiopia
Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik
Kongesti/sumbatan nasal
Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:
Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)
Halloperidol disingkat Haldol
Serenase

Anti Parkinson
Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala
parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.
Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.
Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).
Anti Depresan
Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic
neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP,
khususnya pada sistem limbik.
Mekanisme kerja obat:
Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter
Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi
peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.
Efek farmakologi:Mengurangi gejala depresi
Indikasi: syndroma depresi
Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline (nama
dagang).
Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf
perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.
Sumber :Edward J. Neidhardt, MD, Irene Ortiz, MD, JM Wirght, MD, PhD, Mary
Roesel, MD, New Direction in Psychiatry, published on Psychiatric Times
(www.psychiatrictimes.com) diakses pada 30 January 2014.

2. F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik


Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak.

Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder


penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kongnitif
Gangguan sensorium kesadaran, perhatian
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir
(waham), mood dan emosi
b. Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat
PsikoaktifLainnya
c. F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham.
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan
kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang
kemudian
d. F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang
meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas
dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu
e. F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres
f. F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor
Fisik
g. F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan
ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri
sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang
sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi
faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa
kehidupan selanjutnya.
h. F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau
tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.
i.
F8 Gangguan Perkembangan Psikologis
Gambaran umum
Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang
berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak
gangguan jiwa pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruhi termasuk

j.

bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah


hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa
Kanak dan Remaja.

Sumber : Ambasari P. 2007. Klasifikasi Gangguan Jiwa. Graha cipta. Jakarta


3. Gangguan mental organic : 3A
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
- Intoksikasi akut zat psikoaktif
- Adiksi/ ketergantungan narkoba : 3A
- Delirium yang diinduksi oleh alcohol dan psikoaktif lainnya
Psikosis (skizofrenia, waham menetap, psikosis akut, dan skizoafektif) : 3A
Gangguan neurotic, gangguan berhubungan dengan stress, dan gangguan somatoform,
gangguan cemas fobia : 2
Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa : 2
Gangguan emosional dan perilaku dengan onset khusus pada masa anak dan remaja
Gangguan Makan :2
Gangguan ekskresi : 2
Gangguan bicara : 2
Kelainan dan disfungsi seksual
Gangguan tidur (insomnia): 4A
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi DOkter Indonesia. Jakarta :
Konsil Kedokteran Indonesia.
4. Menurut DSM-IV definisi insomnia adalahkesulitan untuk memulai tidur,
mempertahankan tiduratau kualitas tidur yang burukselama 1 bulan atau lebih.Diagnosis
sebagai insomnia kronikditegakkan jikakeluhan tersebut dirasakan lebih dari 1 bulan.
Prevalensi insomnia kronik berbeda-beda tergantung definisi, metode yang digunakan,
dan populasi yang dinilai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ruth diperkirakan 1015 % populasi orang dewasa menderita insomnia kronik.Dampakyang ditimbulkan oleh
insomnia kronik yaitugangguan mood, konsentrasi, daya ingat.
Penanganan insomnia yang dapat dilakukan dari segi farmakologi dapat berupa
pemberian
penangananhipnotik,antidepresan,dan
anti
histamine.
Penanganan
nonparmakologi meliputi stimulus control terapi, sleep restriction, teknik relaksasi,
intervensi kognitif, sleep hygiene.

(Candra, G.A. 2013. Diagnosis dan Penanganan Insomnia. Denpasar : Bagian /SPF
PsikiatriUniversitas Udayana)
5.

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari
pada biasanya. Siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
Referensi :
Maramis, WF., 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga Univeristy Press: Surabaya

6. Penggunaan opioid
Gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif
Depresi berat sampai skizofreia
Ganja
- Gangguan memori sampai
kesulitan belajar
- Sindrom amotivasional
- Ansietas , panic sampai reaksi
bingung,
Psikosis paranoid sampai
skizofrenia
- Depresi sampai suicide
- Apatis, perilaku antisocial
Kokain
-

Toleransi dan ketergantungan


Agitasi,
depresi,
fatigue,
cemas, marah meledak-ledak,
gangguan tidur, mimpi aneh,
makan berlebihan, mudah tersinggung, mual, otot-otot pegal hingga lethargi

Amfetamin
-

Perilaku agresif
Psikosis paranoid sampai skizofrenia
Depresi berat
Panic dan gangguan tidur
Halusinasi
Kondisi putus zat : lethargy, fatigue

(Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : FKUI)

7.

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif


- Intoksikasi akut zat psikoaktif
- Adiksi/ ketergantungan narkoba : 3A
- Delirium yang diinduksi oleh alcohol dan psikoaktif lainnya
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi DOkter Indonesia. Jakarta :
Konsil Kedokteran Indonesia

8. Setiap malam seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian yaitu:
tipe Rapid Eye Movement(REM), tipe Non Rapid Eye Movement (NREM). Fase awal
tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 tahap, lalu diikuti oleh fase REM.
Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7
kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari,
kemudian menurun 9-10 jam/hari padaumur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari
pada orang dewasa.
Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap. Pada tahap satumerupakan antara fase
terjaga dan fase awal tidur. Fase inididapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot
berkurang dan tampak gerakanbola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung
3-5 menit danmudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari
gelombang campuran alfa, betadan kadang gelombang teta dengan amplitudo
yangrendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleksK. Tidur
tahapduadidapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih
dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdirI dari gelombang theta simetris.
Terlihat adanya gelombang sleep spindle,gelombang verteks dan komplek K (gelombang
tajam negatif diikuti komponen positif) pada rekaman EEG. Tidur tahap
tigamerupakanlebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak
gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombangsleepspindle.Tidur
tahapempatmerupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran
EEGdidominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleepspindle.Fase
tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu
akan masuk ke fase REM.
Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlangsung 5 sampai 30
menit biasanya muncul rat-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap
tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya sewaktu
orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malam, durasi tidur REM juga semakin
lama. Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periodeneonatal
bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal inipada EEGnya masuk ke fase REM tanpa melalui tahap 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah
sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% halini sesuai dengan
kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk keperiode awal tidur yang didahului oleh
fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengandistribusi fase tidur sebagai

berikut:NREM (75%) yaitu : tahap1: 5%;tahap 2 : 45%; tahap3 : 12%;tahap4 : 13%,


REM; 25 %.
Beberapa hal penting yang didapatkan pada tidur REM seperti tidur rem biasanya
disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif, seseorang lebih sukar
dibangunkan oleh rangsangan sensorik selama tidur gelombang lambat, namun orangorang terbangun secara spontan di pagi hari sewaktu episode tidur REM, tonus otot
diseluruh tubuh sangat berkurang, frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya
menjadi ireguler, ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi, walaupun ada
hambatan yang sangat kuat pada otot-otot perifer, masih timbul pergerakan otot yang
tidak teratur, keadaan ini khususnya mencakup pergerakan mata yang cepat, otak menjadi
sangat aktif dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20%. Pada EEG
terlihat pola gelombang otak yang serupa dengan terjadi selama keadaan siaga.
(Candra, G.A. 2013. Diagnosis dan Penanganan Insomnia. Denpasar : Bagian /SPF
PsikiatriUniversitas Udayana)

Anda mungkin juga menyukai