Nama Kelompok2 :
1. Rika F.P
(2013-12-124)
2. Muntamah
(2013-12-134)
3. Rika N
(2013-12-144)
4. Nia R
(2013-12-145)
5. Nadella A
(2013-12-151)
6. Aris S
(2013-12-153)
FAKULTAS EKONOMI
PROGDI AKUNTANSI KELAS :VII C
KATA PENGANTAR
telah
melimpahkan karunia dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan makalah
tentang GIRO NASABAH DAN TABUNGAN makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
AKUNTANSI PERBANKAN. Demikian pula makalah ini kiranya bermanfaat bagi semua
yang pembaca.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan dan pemahaman
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan,oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan sebagai umpan balik yang positif untuk
memperbaiki di masa mendatang.
Akhir kata Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini,semoga makalah ini berguna dan bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................4
B. Perumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
BAB I
PENDAHULUAN
suatu
istilahperbankanuntuk
suatu
carapembayaranyang
hampir
merupakankebalikan dari sistemcek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran
(payee)yang menyimpannya dibankmereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar
(payer) kebanknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima,
langsung keakun mereka. Secara umum yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannyadapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sarana
perintahpembayaran lainnya, atau pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro
syariahadalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan
SyariahNasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro yang dibenarkan
syariahadalah giro berdasarkan prinsipwadiahDan mudharabah.Akadnya: Wadiah Transaksi
penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana ataubarang dengan
kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana ataubarang titipan
sewaktu-waktu. Wadiah terdiri dari dua jenis, yaitu:wadiah yad al amanahdanWadiah yad
al Dhamanah.Mudharabah Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepadapengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai
syariah,dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
telahdisepakati sebelumnya.
Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa ditarik
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu.
B. Perumusan Masalah
1. Mengapa Pebisnis lebih sering atau harus menggunakan giro? Apa
alasannya dan berikan contoh kasus dan jurnalnya !
2. Dampak dan peran negatif giro
3. Apakah tabungan bisa bernilai negatif?
4. Apa manfaat giro pemerintahan
C. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, pembaca di harapkan mampu untuk :
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat
pemindahbukuan yang lain. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat, sedangkan
bilyet giro adalah surat perintah pemindahbukuan.
Landasan Syariah :
1. Firman Allah QS Annnisa (4):29
Hai orang yang beriman ! janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta
sesamamudengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
sukareladiantaramu ..
1. Kaidah fiqh Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalilyang mengharamkannya
2. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharid) harta
anakyatim sebagai mudharabah dan tak ada seorangpun mengingkari mereka. Karenanya,hal
itu dipandang sebagai ijma (Zuhaily, AlFiqh Alislami wa Adilatuhu, 1989,
4/838).
Tabungan adalah Jenis simpanan yang kedua adalah tabungan (saving deposit). Tabungan
adalah simpananyang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidakdapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.Nasabah jika hendak mengambil simpanannya dapat datang
langsung ke bank denganmembawa buku tabungan, slip penarikan, atau melalui fasilitas
ATM.
Dalam hal ini terdapat dua prinsip perjanjian Islam yang sesuai diimplementasikan
dalamproduk perbankan berupa tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah. Tabungan
wadiahmerupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni
yang harusdijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya.
Berkaitan denganproduk tabungan wadiah, Bank Syariah menggunakan akad wadiah yad
adh-dhamanah. Dalamhal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak
kepada Bank Syariah untukmenggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya,
6
sedangkan Bank Syariahbertindak sebagai pihak dititipi dana atau barang yang disertai hak
untuk menggunakan ataumemanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya,
bank bertanggung jawabterhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya
kapan saja pemiliknyamenghendaki.
Disisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaanatau
pemanfaatan dana atau barang tersebut.Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai
implikasi hukum yang sama dengan qardh,maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling
menjanjikan untuk membagihasilkankeuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank
diperkenankan memberikan bonus kepadapemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di
muka.
Dengan kata lain, pemberian bonusmerupakan kebijakan Bank Syariah semata yang
bersifat sukarela.Dari pembahasan diatas, dapat disarikan beberapa ketentuan umum
tabungan berdasarkanprinsip wadiah sebagai berikut:a) Tabungan wadiah merupakan
tabungan yang bersifat titipan murni yanga harus dijaga dandikembalikan setiap saat (on call)
sesuai dengan kehendak pemilik harta.b) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana
atau pemanfaatan barang menjadi milik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitip
tidak dijanjikan imbalan dan tidakmenanggung kerugian.c) Bank dimungkinkan memberikan
bonus kepada pemilik harta sebagai sebuah insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad
pembukaan rekening.
Landasan hukum Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah dalam PraktikPerbankan
Syariah
Dasar hukum terhadap produk bank syariah berupa tabungan ini dapat kita jumpai dalam
Islammaupun dalam hokum positif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Landasan Syariah Dasar hukum dari akad wadiah sudah dikemukakan di atas, sedangkan
dasar hukum dari akadmudharabah dapat kita jumpai dalam Al-Quran, Hadits, dan Ijmao
1) Al-Quran
Ketentuan hokum tentang mudharabah dalam Al-Quran tertuang dalam surat al-Muzzamil
ayat20 yang artinya:
dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT
..Di samping itu juga dapat kita baca dalam Surat al-Jumuah ayat 10 yang artinya:
Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah
karunia Allah SWT..
Dari kedua ayat Al-Quran di atas pada intinya adalah berisi dorongan bagi setiap manusia
untukmelakukan perjalanan usaha. Dalam dunia modern seperti sekarang ini siapa saja,
akanmenjadi lebih mudah untuk melakukan investasi yang benar-benar sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah, antara lain melalui mekanisme tabungan mudharabah ini.
2) Hadits
Ketentuan hukum dalam hadits dapat kita jumpai dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Thabraniyang artinya:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika
memberikandana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak
dibawamengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika
menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlahsyarat-syarat
tersebut
kepada
Rasulullah
SAW
dan
Rasulullahpun
membolehkannya
b) Landasan Hukum Positif Dasar hokum atas produk perbankan syariah berupa tabungan
dalam hokum positif Indonesiaadalah UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undangundang nomor 7 tahun 1992tentang Perbankan. Di samping itu juga dapat kita temukan
dalam pasal 36 huruf a poin 2 PBINomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang
melaksanakan Kegiatan Usaha BerdasarkanPrinsip Syariah. Intinya menyebutkan bahwa
bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsipkehati-hatian dalam kegiatan usahanya
melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalambentuk simpanan dan investasi antara
lain berupa tabungan berdasarkan prinsip wadiah danatau mudharabah.Disamping itu juga
telah mendapatkan pengaturan dalam fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000tanggal 12 Mei
2000 yang intinya menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakatdalam
meningkatkan kesejahteraan dan dalam menyimpan kekayaan, memerlukan jasaperbankan.
Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalahtabungan,
yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/ataualat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Adapun keunggulan rekening giro yang dapat di manfaatkan oleh pebisnis antara
lain:
Rekening giro mampu menjaga uang kita lebih aman karena bank
yang menyimpan dan mengelola serta bertanggung jawab secara
perlu
repot-repot
untuk
menggaji
karyawan
dengan
surat perintah.
Rekening giro membuat transaksi lebih mudah dan aman, baik
Rp 300.000.000
Rp 50.000
Deni menyerahkan cek giro Bank BCA sebesar Rp 50.000.000 untuk disetorkan
pada rekening gironya di Bank Jabar
Jurnal :
Pada Bank Jabar
Saat Penyetoran Warkat Cek
Bank Indonesia Giro BCA(D)
Rp 50.000.000
Warkat Kliring (K)
Rp 50.000.000
Saat Kliring Berhasil
Warkat Kliring (D)
Rp 50.000.000
Rekening Giro Deni (K)
Rp 50.000.000
Pada Bank BCA
Rekening Giro Deni (D)
Rp 50.000.000
Bank Indonesia Giro Jabar (K)
Rp 50.000.000
Membawa uang tunai dalam jumlah besar tentu mengandung risiko yang tidak
sedikit. Selain tidak aman karena ada kekhawatiran dirampok atau tercecer,
membawa banyak uang tunai menimbulkan ketidakpkratisan sebab memerlukan
wadah yang besar dan penjagaan yang ketat. Dengan giro, Anda tidak perlu
membawa uang tunai dalam jumlah besar lagi.
b) Tidak Ada Limit
Sering kali Anda menemui masalah ketika hendak melakukan pembayaran atau
pembelian, namun tabungan Anda sudah mencapai batas tertentu sehingga pada hari
itu Anda tidak dapat bertransaksi lagi. Di giro, ada tidak akan menemui limit
transaksi. Anda bebas melakukan pembayaran atau pembelian selama saldo yang ada
dalam rekening mencukupi.
c) Memperlancar Transaksi
Giro melancarkan setiap transaksi keuangan Anda, baik pembayaran ataupun
pembelian dan lainnya. Tentu beberapa dari Anda masih mengingat bagaimana
ribetnya pengambilan gaji secara manual saat belum ada pemindahbukuan dana dari
giro ke masing-masing rekening karyawan. Dengan giro, semua menjadi lancar.
d) Memperoleh bunga/bonus
Sama seperti produk tabungan, Anda juga dapat memperoleh bunga dari dana yang
Anda simpan di rekening giro. Selain bunga, ada manfaat berupa bonus yang bisa
Anda dapatkan dari rekening tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
. Secara umum yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannyadapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sarana perintahpembayaran
lainnya, atau pemindahbukuan.
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13