ml untuk penempatan sementara. Media yang digunakan dalam mengisolasi bakteri harus dalam
keadaan steril sehingga harus disetrilisasi terlebih dahulu dengan autoclave. Selain mensterilisasi
media, alat alat yang digunakan pun harus dalam keadaan steril. Sehingga alat alat seperti
cawan petri, tabung reaksi, aquades, pipet ukur, gelas ukur, dll harus disterilisasi juga. Tujuan
dari sterilisasi ini yaitu untuk membebaskan alat dan juga bahan dari berbagai jenis mikroba,
sehingga tidak ada kontaminasi pada saat melakukan isolasi. Sterilisasi kali ini menggunakan
program 2 karena tujuan dari sterilisasi kali ini yaitu untuk menghilangkan bakteri dan juga spora
yang ada pada alat dan bahan. Suhu yang dicapai pada program 2 yaitu 121C selama 30 menit.
Bakteri akan mati pada suhu 80C dan spora akan mati pada suhu 120C sehingga
program 2 sesuai untuk sterilisasi kali ini.. Setelah disterilisasi alat dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 80C
selama
24
jam.
Tujuannya
yaitu
untuk
Gambar 1.1
Proses pengenceran dan
pengocokan menggunakan
Pengenceran dilakukan di dalam tabung reaksi. Tanah yang telah dicampur
dengan urea dan telah didiamkan selama 24 jam dilarutkan dalam 10 ml
akuades steril. Sediakan 6 tabung berisi akuades steril dengan volume
masing-masing 9 ml dan beri keterangan pengenceran sampai 10 -6.
diperlukan
tidak
dalam
terjadi
kegiatan
ini
kontaminasi.
Gambar 2.1
Proses penuangan media ke
dalam cawan petri yang telah
Setelah biakan dimasukkan ke dalam cawan petri selanjutnya yaitu dengan
memasukkan media yang telah disterilisasi. Penuangan media kali ini tidak
hanya dilakukan untuk metode cawa tuang saja, tetapi juga untuk cawan
gores,dan juga agar miring yang sebelumnya media harus dituang terlebih
pemadatan lebih baik dilakukan di dalam incase agar tetap steril. Karena
tutup cawan dibuka sedikit supaya media cepat memadat. Setelah
memadat cawan petri ditutup dan dibungkus lagi menggunakan kertas
pembungkus yang sudah steril dan diinkubasi selama 2x24 jam.
Selama masa inkubasi cawan tuang harus cek setiap hari apakah
biakan tersebut sudah tumbuh atau belum.
Gambar 2.2.1
Pengenceran 10-2 ,
Setelah diinkubasi selama 2 hari biakan telah tumbuh cukup banyak pada
cawan
petri
dengan
pengenceran
10-2
seperti pada
gambar diatas.
Berdasarkan gambar
terdapat
mikroorganisme.
Gambar 2.3.1
Pengenceran 10-4, H+2
dengan
sudah tumbuh
Gambar 2.4.1
Pengenceran 10-6,
Kemungkinan
tidak
tumbuhnya
mikroorganisme
yaitu
kurang
lamanya masa inkubasi sehingga perlu masa inkubasi yang lebih lama.
Gambar 2.2.2
Pengenceran 10-2,
H+5
Pada masa inkubasi hari yang kelima,pada faktor pengenceran 10 -2 terlihat
bahwa jumlah mikroorganisme semakin banyak dan beraneka ragam.
Gambar 2.3.2
Pengenceran 10-4,
Setelah diinkubasi lagi sampai hari kelima jumlah mikroorganisme yang
tampak pada cawan ini bertambah. Tetapi, jumlah nya sangat sedikit
Gambar 2.4.2
Pengenceran 10-6,
Sama halnya pada cawan petri pengenceran 10-6. Setelah lima hari tidak ada
satu pun bakteri yang tumbuh pada cawan petri ini. Hal yang menyebabkan
tidak adanya mikroorganisme pada cawan petri ini yaitu pada saat
pengenceran memang pada pengenceran ke 10-6 tidak ada mikroorganisme
yang ada. Atau faktor penuangan media yang masih panas sehingga
mikroorganisme mati karena terlalu panas. Setelah diinkubasi selama 5 hari
langkah selanjutnya yaitu mengamati koloni yang ada pada setiap cawan
secara kasat mata dan melakukan perhitungan koloni bakteri menggunakan
alat colony counter. Dari ketiga cawan tersebut hanya cawan tuang
pengenceran
10-2
yang
bisa
dihitung.
Karena
syarat
perhitungan
Koloni A
Bentuk : bundar
Tepian : licin
Elevasi : cembung
Warna : kecoklatan
Jenis
Koloni B
: bakteri
Gambar 2.4.3
Bentuk :
Tepian
Elevasi :
Macam koloni
mikroorganisme pada
Warna : putih
Jenis
Koloni C
: bakteri
bundar
licin
timbul
Warna : putih
Jenis
Berdasarkan
ciri
: bakteri
ciri
dari
mikroorganisme
tersebut
jenis
dari
melakukan
isolasi
menggunakan
metode
cawan
tuang,
Gambar 3.2
Gambar
3.1 Penampakan bakteri yang
bakteri
akan digores menggnakan
akan
mikroskop
Koloni
yang
digores
Setelah diamati menggunakan mikroskop tampak bahwa bentuk dari bakteri
Gambar 3.3
Pola goresan
sinabung
Gambar 3.4
Pola goresan T
Gambar 3.5
Pola goresan
kuadran
Pada isolasi cawan goes kali ini menggunakan pola goresan kuadran.
Sebelumnya kita mengambar garis di bagian bawah cawan petri kemudian
ditulis
nomor
kuadrannya.
Tujuan
dari
penggarisan
yaitu
untuk
Setelah digores diberi keterangan dan diinkubasi selama 2x24 jam. Selama
masa inkubasi cawan gores tetap harus dipantau setiap hari.
Gambar 3.6.1
hasil cawan gores P, H+1
Gambar 3.7.1
hasil cawan gores Q, H+1
Gambar 3.8.1
hasil cawan gores R, H+1
Gambar 3.6.2
hasil cawan gores P, H+2
Gambar 3.7.2
hasil cawan gores Q, H+2
Gambar 3.8.2
hasil cawan gores R, H+2
Pada hari kedua cawan gores P, pertumbuhan bakteri semakin banyak.
Hampir seluruh kuadran terdapat bakteri, dan sebagian kuadran 3. Tetapi
pertumbuhannya tidak rapi sehingga tidak ditemukan koloni tunggal. Pada
cawan gores Q juga tampak pertumbuhan bakteri. Tumbuh dua koloni yang
terdapat pada kuadran 2. Pertumbuhan tidak rapi tetapi didapat koloni
tunggal yang terdapat di kuadran 2. Pada cawan gores R terdapat
pertumbuhan koloni yang ada pada kuadran 2, 3. Pertumbuhan rapi sesuai
dengan pola penggoresan, didapat koloni tunggal yang terdapat pada
kuadran 3. Berdasarkan pola penggoresan yang didapat sangat jauh dar
sempurna untuk mendapatkan pola zig-zag. Penyebab dar kegagalan pola
tersebut bisa disababkan oleh kesalahan praktikan yang tidak terampil
dalam penggoresan. Dalam isolasi bakteri metode sel tunggal dibutuhkan
praktikan yang terampil dalam menggores sehingga didapat pola yang
sesuai dengan pola. Pada kuadran 3 jarang sekali bakteri bisa tumbuh
kemungkinan yaitu pada akhir penggoresan sudah tidak bakteri yang
tergores sehingga tidak ada bakteri yang bisa tumbuh. Berdasarkan gambar
diatas percobaan kali ini yang berhasil mendapatkan koloni tunggal terdapat
pada cawan gores Thariq dan Nafis. Sehingga dianggap percobaan isolasi
bakteri metode cawan gores berhasil.
Untuk lebih meyakinkan apakah koloni tunggal bakteri yang didapat
pada cawan tuang memang benar bakteri yang kita inginkan, lebih baiknya
mengamatinya menggunakan mikroskop, tetapi dalam praktikum kali ini
tidak dilakukan karena untuk menghemat waktu. kelanjutan dari metode
isolasi cawan tuang dapat dilanjutkan dengan melakukan isolasi dengan agar
miring. Tujuan dari agar miring yaitu untuk mendapatkan bakteri yang benar
benar murni sel tungal, tidak tercampur dengan koloni bakteri lain. Bakteri
yang akan digores berasal dari cawan gores R. Cara penggoresan sama
dengan cawan tuang yaitu dengan bentuk zig-zag, tetapi bedanya yaitu
media yang digunakan dituang dalam tabung reaksi yang medianya
menempel pada dinding tabung reaksi. Penggoresan kali ini juga digores oleh
masing masing praktikan dan diberi label nama.
Gambar 3..9
Proses penggoresan agar
miring
Penggoresan kali ini juga digores oleh masing masing praktikan dan diberi
label nama. Setelah itu diinkubasi selama 2x24 jam. Selama masa inkubasi
harus diawas setiap hari. Apabila sudah tumbuh cukup banyak sudah bisa
dipindah ke lemari pendingin agar bakteri yang sudah tumbuh tidak mati
dengan cepat.
Gambar 3..10
Agar miring 1P
Gambar 3..11
Agar miring 2P
Gambar 3.12
Agar miring 3P
Setelah diinkubasi selama 2x24 jam agar miring telah tumbuh pada semua
tabung reaksi. Pada agar miring yang digores oleh Ika bakteri tumbuh
banyak dan pola pertumbuhan sesuai dengan pola penggoresan yaitu zigzag. Pada agar miring yang digores Thariq setelah tiga hari masa inkubasi,
agar miring pertumbuhan bakteri sangat banyak dan menyebar. tidak sesuai
pola penggoresan. Pada agar miring yang digores oleh Nafis telah tumbuh
bakteri
dan
pola
pertumbuhan
bakteri
tidak
sesuai
dengan
pola
warna
merah
pada
bakteri.
Pada
pewarnaan
negative
Gambar 4.1.1
Pewarnaan sederhana methylene
loffler
Gambar 4.1.2
Pewarnaan sederhana karbol
fuchsin
Gambar
diatas
adalah
gambar
bakteri
yang
telah
diwarnai
dengan
Selanjutnya yaitu
warna yang diberikan dapat melekat dengan baik paada bakteri. Setelah
mongering warna dapat dibilas. Berdasarkan kedua gambar diatas dapat
dilihat bahwa bentuk dari bateri tersebut yaitu bulat atau coccus, lebih
tepatnya yaitu diplococcus karena bentuknya sedikit memanjang dan
terdapat
selaput
pembungkusnya.
Sesuai
dengan
pengamatan
Gambar 4.2
Pewarnaan negatif
Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan pada
mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar belakang dari sel-sel mikroba.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Pewarnaan ini
merupakan pewarnaan yang tidak langsung. Kita hanya mewarnai latar belakang dari bakteri
tersebut, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengambil zat-zat warna. Pada negatif staining pada
umumnya tidak dilakukan fiksasi, maka praktis bakteri tidak mengalami perubahan-perubahan,
tidak mengerut. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel
yang sesungguhnya ewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna
bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan
negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh
karena itu sel menjadi tidak berwarna. Pada pewarnaan negative ini bakteri yang tampak juga
berbentuk bulat sedikit memanjang karena diplococcus. Sesuai dengan bakteri yang tampak pada
pewarnaan sederhana.
Gambar 4.3
Pewarnaan gram
pada
metode
mempertahankan
pewarnaan
warna
ungu
Gram.
gelap
Bakteri
setelah
gram
dicuci
positif
dengan
akan
alkohol,
sementara bakteri gram negative tidak. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
Perbedaan
klasifikasi
antara
kedua
jenis
bakteri
ini
terutama
dinding
dekolorisasi
sel
oleh
menyempit akibat
alkohol
menahan
sehingga
warna
V
KESIMPULAN
1. Pada isolasi cawan tuang pada pengenceran 10-2 mikroorganisme
tumbuh banyak. Pada cawan petri 10-4 bakteri yang tumbuh sangat
sedikit. Cawan petri 10-6 tidak ada bakteri yang tumbuh. Jadi hanya
satu cawan tuang saja yang bisa dihitung jumlah koloninya yaitu
cawan tuang 10-2. Jumlah keseluruhan koloni mikroorganisme yang
terdapat pada cawan tuang 10-2 sebanyak 60-2 sel/ml. Berdasarkan
ciri ciri mikroorganisme yang tumbuh diduga bakteri.
2. Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop. Bakteri yang
digores yang berasal dari bakteri C berbentuk bulat atau coccus.
Bakteri tersebut berbentuk coccus yang berjumlah 2 buah yang saling
mene pel yang biasanya disebut dengan diplococcus. Setelah melalui
tahap
pewarnaan
Berdasarkan
ciri
Nitrosomonas sp.
gram,
ciri
bakteri
tersebut
bakteri
diatas
bersifat
diduga
gram
positif.
sebagai
bakteri