Anda di halaman 1dari 11

A.

Hubungan Dual
Contoh A.1
Tuan P mempunyai perusahaan perakitan elektronika yang menghasilkan TV dan
radio. Tersusun oleh tiga macam komponen utama yang banyaknya tertera dalam
tabel A.1 dibawah sebagai . Kolom terakhir memuat
ialah persediaan
maksimum komponen yang tersedia setiap minggunya disediakan leh agen pusat P
sedang adalah keuntungan yang diperoleh P dari setiap unit, yang terjual, untuk
TV, untuk radio. Dianggap bahwa setiap hasil rakitan selalu habis terjual.
Masalah bagi P ialah menentukan :
banyaknya TV yang diproduksi per minggu
banyaknya radio yang diproduksi per minggu
Sedemikian sehingga persediaan komponen dilampaui dengan

Dan memaksimumkan keuntungan total ialah


masalah konkret ini tentu saja menuntut
,
0)
Jelas bahwa soal diatas adalah soal P.L dengan pola maksimum baku.
Tabel A.1
Data untuk contoh A.1
Komponen

TV

Radio

Batas maks persediaan

Kemudian datanglah tuan D yang mempunyai alat-alat modern untuk perakitan ,


menawarkan kepada P suau kerjasama dengan mengnjurkan P untuk menjual semua
persediaan komponen kepada D. Berturut-turut
dengan harga
dengan jaminan bahwa uang pembeli komponen-komponen untuk 1 unit TV tidak
akan kurang dari dan uang pembeli komponen-komponen untuk 1 unit radio tidak
akan kurangg dari ( D akan mengerjakan perakitan dengan alatnya sendiri).
Bila tawaran diterima berarti P tidak usah bekerja dan akan mendapat keuntungan
minimum sama dengan keuntungan bila dia merakit sendiri.
Sekarang timbulah masalah bagi D untuk menentukan harga-harga beli satuan untuk
komponen-komponen diatas dengan mengingat jaminannya kepada P dan D juga
ingin meminimumkan uang total yang keluar.
Perumusan masalahnya sebagai berikut:

Menentukan
: harga satuan
harga satuan
harga satuan

(tak negatif)

Yang memenuhi :

Dan meminimumkan

Masalah bagi D ini berpola minimum baku dan masalah D ini disebut dual terhadap
masalah P, tetapi sebaliknya juga dikatakan bahwa masalah P adalah dual terhadap
masalah D. Karena P yang lebih dulu ditentukan maka masalah P diebut primal dan
masalah D disebut dualnya.

Bila

Maka soal primal dapat ditulis :


Mencari

Maksimumkan

Dan soal dual dapat ditulis:


Mencari

Minimumkan

Contoh A.2
Penyedia makanan untuk suatu asrama tentara harus memperhatikan masalah ramuan
sbb (sangat disederhanakan)
Menentukan banyaknya dua jenis makanan
dan
yang harus dibelinya setiap
hari dengan syarat-syarat vitamin minimum yang harus dipenuhi bila ia juga ingin
menghemat pengeluaran total. Table kandungan vitamin untuk masing-masing
diberikan dalam table dibawah beserta batas minimum yang harus diterima per orang
per harinya
TABEL 4.2
KANDUNGAN VITAMIN

Vitamin
A
B
C
Harga

Jenis Makanan
M1
M2
2
4
3
2
4
1
300
200

Tuntutan Min.
40
50
30

Masalah bagi penyedia makanan diatas berbunyi:


Menentukan

: banyak unit
yang harus di beli perhari
: banyak unit
yang harus di beli perhari
(dua-duanya tak negative yang harus memenuhi)

(4.3)

Dan meminimumkan
(soal diatas berpola minimum baku)
Pada kesempatan lain serombongan tentara ini harus berangkat ke medan perang dan
maupun
sukar didapat dilapangan maka:
Seorang pengusaha farmasi harus menyediakan penggantiannya dalam bentuk kapsul-kapsul
vitamin A, B dan C dengan syarat bahwa harga vitamin penyusun
tidak boleh melebihi
anggaran untuk
ialah 300 demikian pula untuk , sedangkan Pengusaha juga ingin
memaksimumkan penerimaaannya, maka timbul masalah baginya yang berbunyi:
Menentukan a,b,c berturut-turut adalah harga satuan vitamin A,B,C yang tak negatif
sedemikian sehingga
(4.4)

Dan memaksimumkan
(ialah peneriamaan harian baginya)
Masalah (4.4) ini adalah dual terhadap masalah (4.3). karena (4.3)diberikan dulu maka (4.3)
disebut yang primal sedang (4.4) dualnya.

Hubugan dual misalnya antara (4.3)dan (4.4) ini dapat di perlihatkan dalam tabel dualitas sbb:

Tabel 4.3
Tabel dualitas contoh A.2
Maks g
A
B
C
Min f

2
3
4

4
2
1

50

Bila tabel dibaca ke kanan diperoleh soal primal dan bila dibaca kebawah diperoleh soal dual.
Dari tabel juga terlihat kaitan antara koefisien ongkos dan suku tetap, juga antara kendala dan
peubah dualnya sbb:

Primal
-

Dual
-

Matriks koefi teknis


Suku tetap
Koefisien ongkos
Kendala ke-i
Kendala ke j
Pola minimum

Transfos matrik koef teknis


Koefisien ongkos
Suku tetap
Perubahan ke i
Kendala ke j
Pola maksimim

Sebagai kesimpulan jenis bahwa hubungan bersifat timbal balik, berarti dual dari dual adalah
primalnya kembali. Demikian juga yang menjadi primal dapat yang berpola maksimum-baku atau
yang berpola minimum- baku,pokoknya mana yang diketahui lebih dulu.
Dalam pembicaraan selanjutnya, dualitas hanya dibahas dua soal saja yang satu berpola
maksimim- baku dan yang lain berpola minimum- baku. Ada pula buku yang mendasarkan dualitas
pada primal berbentuk kanonik.
Perumusan (4.1) dan (4.2) dapat ditulis lagi sebagai kejadian yang umum dan untuk
mempermudah pembicaraan untuk sementara dianggap bahwa primalnya berpola maksimim.
Dengan

Soal primal (P) : mencari


Soal dual ( P ) : mencari

,
,

=
=

(4.5)
(4.6)

Contoh A.3
Diberikan soal :
Mencari u,v,w tidak negatif yang memenuhi
2 + 3 + 4
4 + + 3
4 + 3
Dan maksimimkan

8
6
6

= 8 + 12 + 6

Tulis dualnya
Penyelesaian:
Supaya memenuhi maksimum- baku maka tanda kedua kendala dibalik dulu menjadi 4 + +
3
6 ,sehingga dapat dilihat tabel dualitas sebagai berikut (namakan perubahan dualnya x dan y)
.

Tabel dualitas

X
Y
MAKS

u
2
-4

V
3
1

w
4
3

MIN
6

Maka soal dualnya dapat ditulis sbb.


Menetukan x,y tidak negatif, memenuhi

2x-4y
3x+y
4x+3y

Dan meminimumkan g=8x-6y.


Setelah mengetahui makna dual dan dapat merumuskan pasangan soal dual maka
berikut ini akan dibuktikan beberapa dalil dualitas dan dengan demikian akan terlihat
manfaat pembicaraan dualitas ini.
Dalil-Dalil Dualitas
Soal primal : mencari

maksimum

Soal Dual : mencari

, min

.........(i)
................(ii)

Dalil 1
Jika

suatu penyelesaian layak (i) dan

(berarti nilai f yang sesuai dengan


dengan )

penyelesaian layak (ii) maka

lebih kecil atau sama dengan nilai g yang sesuai

Dalil 2
Jika
adalah p.l bagi (i) dan
bagi (ii) dengan
bagi (i) dan
adalah p.o bagi (ii) dan ini berarti bahwa

maka

adalah p.o

Dalil 3
Dari sepasang soal yang saling dual, jika salah satu mempunyai p.o. maka dualnya
pun mempunyai p.o.
Catatan.

Kejadian kebalikannya ialah bila diketahui (i) mempunyai p.o. dan


disimpulkan (i) pun juga mempunyai p.o, tidak perlu dibuktikan sebab pada
hakekatnya soal berpola maksimum dapat dibalik menjadi berpola minimum.
Hasil Sampling.
Dari langkah-langkah bukti diatas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai
p.o soal (ii) sbg bkt.
Pertama, (i) berpola maks-baku maka kendala ke-1 memuat
dst, jadi perubah pengetat berada dalam kendala ke-k.

, kendala ke-2 memuat

Kedua, kendala ke-i dalam (i) berkorespondensi dengan perubah ke-i pada (ii), maka
berkorespondensi dengan .
Dari uraian diatas diambil

di bawah kolom-kolom perubah pengetat dalam

tablo optimum (i) dan sudah terbukti bahwa

dan menjadi p.o bagi (ii).

Kebalikannya, ialah bila (ii) yang diselesaikan dengan simpleks maka dalam tablo
simpleksnya
juga yang berada bawah kolom-kolom perubah pengetat.
Bila (ii) akan diolah dengan bukti di atas maka (ii) harus dibalik dulu ke pola
maksimum baku, antara lain meminimumkan g, memaksimumkan g (tanda
terbnalik) demikian pula dengan maka hasil samping di ats (ii) harus dibalik
tandanya pula sehingga keduanya akan berbunyi sbg bkt.
Kesimpulan 1
Bila (i) diselesaikan dengan simpleks maka dalam tablo optimumnya , di
bawah perubah pengetat ke-k memberikan nilai perubah
dalam p.o bagi (ii).
Kesimpulan 2
Bila (ii) diselesaikan dengan simpleks maka dalam tablo optimumnya , di
bawah perubah pengetat ke-p memberikan lawan nilai
(jadi ) dalam p.o bagi
(i).
Dari dalil-dali 1, 2 dan 3 dapat dibuktikan akibat-akibat sbg bkt.
1. Jika sepasang soal dual sama-sama layak maka keduanya akan mempunyai
p.o.
2. Jika suatu soal mempunyai penyelesaian tak terbatas maka dualnya tidak
layak.
Dalil 4 ( Complementary Slackness Theorem )
Dalam hal (i) dan (ii) sudah mencapai optimumnya , maka:

a. Jika perubah pengetat


yang berada pada kendala ke-k soal (i) dalam p.o
bernilai positif maka dalam p.o soal (ii) perubah ke-k bernilai nol (
).
b. Jika
positif dalam p.o soal (i) maka perubah pengetat yang ke-p bagi (ii)
akan bernilai nol (
).

Contoh B. 3
Dari Subbab A, bab III diambil lagi contoh A. 11 ( Tabel. 3. 13 )
Soal primal:

min

Dengan kendala

Sesudah kendala ke-1 dan ke-3 dibalik tandanya maka dapat disusun tabel dualitas
sebagai berikut

Dualnya dapat ditulis:

Dengan kendala

Karena primal sudah diselesaikan dengan simpleks, maka p. O. Dual dapat terbaca
dari tablo optimum primal yang dicukil dibawah ini.

TABEL b. 6
TABLO OPTIMUM CONTOH B. 3

0
0
1
0
0

1
0
0

0
1
0

0
75
75

Dalam baris kontrol dibawah perubah pengetat

dengan nilai

program

Contoh B. 4
Buktikan bahwa soal dibawah ini tidak layak.

Min

Dengan kendala

Penyelesaian:

Ciri suatu soal tidak layak terdapat sesudah pengerjaan sampai pada tablo
optimum sedangkan ciri penyelesaian tak terbatas dijumpai di tengah jalan artinya
belum sampai pada tablo optimum. Jadi, pada umumnya lebih pendek dari
pembuktian bahwa soal tidak layak. Soal diatas terjawab bila dapat dibuktikan bahwa
dualnya mempunyai penyelesaian tak terbatas. Inilah yang akan dikerjakan dibawah.

Setelah kendala ke-2 dibalik tandanya, maka soal primal diatas sudah berpola
minimum- baku kemudian lewat tabel dualitas soal dualnya dapat ditulis sebagai
berikut.

diubah menjadi

Dengan

tak negatif memaksimumkan

TABEL 4.7
TABLO SIMPLEKS. CONTOH B. 4
1

-1

\
0
0

0
0
1

1
0
0
1

1
0
0
1

1
z
1
0
1

0
0
1
1
0

1
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0

0
0
0

1
0

s
0
0
1

0
1
1

4
0
2

2
0
2
2
2

Ternyata
dengan
untuk semua , berarti soal dual ini mempunyai
penyelesaian tak terbatas, dengan demikian ( menggunakan akibat- 2) soal primalnya
tidak layak.
Manfaat Dualitas
Disamping manfaat teoretis yang banyak dijumpai dalam pembicaraan latar
belakang matematika untuk beberapa model riset operasi, maka dari contoh- contoh
diatas sudah dirasakan manfaat dualitas dari segi teknik penyelesaian masalah P. L.
1. Bila primal berukuran maka dualnya akan berukuran (kendala utama
dengan 2 perubah). Dalam hal ini lebih menguntungkan bila dualnya yang
diselesaikan secara grafik baru namun p. 0 primal dihitung dari p. O dual
lewat dalil 4. 4.
2. Bila primal dan dual sama- sama harus diselesaikan dengan metode simpleks,
tetapi primal berpola minimum maka dualnya berpola maksimum maka pada

4
2

umumnya soal maksimum lebih cepat diselesaikan ( banyak langkahnya lebih


sedikit ) dibanding dengan soal berpola minimum. Paling tidak banyaknya
perubah lebih sedikit yang berpola maksimum daripada yang berpola
minimum, karena biasanya soal berpola minimum lebih banyak memuat relasi
, sehingga memerlukan tambahan perubah semu.
3. Daripada membuktikan bahwa suatu soal P. L tidak layak biasanya lebih cepat
membuktikan bahwa dualnya mempunyai penyelesaian tidak terbatas. (
meskipun dalam contoh B. 4 diatas ternyata dua- duanya sama- sama cukup
dengan 2 tablo saja )

Anda mungkin juga menyukai