TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab Malaria
Penyebab Malaria adalah infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu
manusia yang lain dengan gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles.
Pada manusia, parasit tersebut bermigrasi ke hati di mana mereka melepaskan bentuk lain.
Jika ini terjadi, mereka dapat memasuki aliran darah dan menginfeksi sel-sel darah merah.
Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah merah, yang
kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah. Gejala
pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat
muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada
siklus 48 sampai 72 jam.
Mayoritas gejala disebabkan oleh rilis besar merozoit ke dalam aliran darah, anemia akibat
penghancuran sel darah merah, dan masalah yang disebabkan oleh sejumlah besar
hemoglobin bebas dilepaskan ke sirkulasi setelah sel darah merah pecah. Malaria juga dapat
menular sejak lahir (dari ibu ke bayi yang dikandungnya) dan transfusi darah. Nyamuk
malaria yang menjadi vektor penyebab malaria dapat dibawa ke daerah beriklim sedang,
tetapi parasit hilang selama musim dingin.
Kingdom
Phylum
Class
Sub Class
Ordo
Familia
Sub Famili
Genus
: Animalia
: Arthropoda
: Hexapoda / Insecta
: Pterigota
: Diptera
: Culicidae
: Anophellinae
: Anopheles
Tanaman yang dapat berkahsiat untuk antimalaria adalah Artocarpus champeden (suku
Moraceae) atau dikenal dengan nama daerah cempedak
Klasifikasi tanaman cempedak:
Ordo/Bangsa : Urticales
2. Antihelmintik
Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat
yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini
termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obatobat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh (Tjay, 2007)
Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan
diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan antelmintik diberikan
secara oral, pada saat makan atau sesudah makan. Beberapa senyawa antelmintik yang lama,
sudah tergeser oleh obat baru seperti Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Albendazole,
Tiabendazole, dan sebagainya. Karena obat tersebut kurang dimanfaatkan. (Gunawan, 2009)
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti
lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih
spesifik dangan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit ini masih tetap merupakan salah
satu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi di beberapa bagian dunia.
Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan
kepariwisataan udara dapat menyebabkan perluasan kemungkinan infeksi. (Tjay, 2007)
Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang manusia yaitu matoda, trematoda, dan
cestoda. Sebagaimana penggunaan antibiotika, antelmintik ditujukan pada target metabolic
yang terdapat dalam parasite tetapi tidak mempengaruhi atau berfungsi lain untuk pejamu.
(Mycek,2001)
Hewan infektor pembawa penyakit anticacing
1. Ascaridia galli
Klasifikasi Ascaridia galli:
Menurut Soulsby (1982), klasifikasi cacing A. galli (Schrank, 1788) (syn. A. lineata,
A. perspicillum) adalah sebagai berikut:
Kelas
: Nematoda
Sub kelas
Ordo
Superfamili
Famili
Genus
2. Ascaris suum
Kingdom : Animalia
Filum : NematodaKelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris suum
3. Ascaris Lumbricoides
Klasifikasi :
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Nemathelminthes
: Nematoda
: Ascaridida
: Ascaridae
: Ascaris
: Ascaris Lumbricoides
4. Ascaridia Galli
Klasifikasi :
Kelas
Sub kelas
Ordo
Super Famili
Genus
Spesies
: Nematoda
: Secernentea
: Ascaridia
: Ascarididae
: Ascaridia
: Ascaridia Galli
Kingdom
Subkingdom
SuperDivisi
Divisi
Kelas
SubKelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:Plantae
:Tracheobionta
:Spermatophyta
:Magnoliophyta
:Liliopsida
:Liliidae
:Liliales
:Agavaceae
:Cordyline
: Cordyline fruticosa (L.) A.Chev.
3. Biji Pinang
Klasifikasi biji pinang
3. Antijamur
Obat antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh jamur (Anonim, 2007).
Penyakit yang disebabkan oleh jamur biasanya akan tumbuh pada daerah-daerah
lembab pada bagian tubuh kita, diantaranya seperti pada bagian ketiak, lipatan daun telinga,
jari tangan dan kaki dan juga bagian lainnya. Penyakit kulit karena jamur bisa menular karena
kontak kulit secara langsung dengan penderitanya. Gejala dari penyakit ini adalah warna kulit
yang kemerahan, bersisik dan adanya penebalan kulit. Dan yang jelas akan disertai dengan
rasa gatal pada kulit yang sudah terifeksi jamur tersebut.
Infeksi karena jamur disebut mikosis, umumnya bersifat kronis. Mikosis ringan
menyerang permukaan kulit (mikosis kutan), tetapi dapat juga menembud kulit sehingga
menimbulkan mikosis subkutan. Secara klinik, infeksi jamur dapat digolongkan menurut
lokasi infeksinya, yaitu:
1.
Mikosis sistemik.
2.
Dermatofit.
3.
Mikosis mukokutan
4. Filariasis
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini
dapat menyerang hewan maupun manusia. Parasit filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya
delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Pengelompokan filariasis umumnya dikategorikan menurut lokasi habitat cacing dewasa
dalam tubuh manusia, yaitu filariasis kulit, limfatik, dan rongga tubuh. Di sini akan dibahas
lebih detail mengenai filariasis limfatik. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan
istilah kaki gajah atau elefantiasis.
Penyebab dan Penularan Filariasis
Menurut WHO, terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang menderita filariasis
limfatik dan sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah. Parasit yang dapat
menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori.
W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia. Diperkirakan
ada 9 dari 10 pengidap yang menderita filariasis limfatik akibat parasit ini.
Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Cacing
tersebut akan tumbuh dewasa, bertahan hidup selama enam hingga delapan tahun, dan terus
berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada
sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan
menyakitkan. Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.