Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antiparasit


Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan
parasit.
Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Antiparasit termasuk dalam antimikroba. Dalam pembicaan di sini, yang
dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok
parasit.Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat
membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.

2.2. Penyakit antiparasit


1. Antimalaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia,
parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah
merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai
penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung
pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium
dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara
di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian
malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar
300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap
tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.

Penyebab Malaria
Penyebab Malaria adalah infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu
manusia yang lain dengan gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles.
Pada manusia, parasit tersebut bermigrasi ke hati di mana mereka melepaskan bentuk lain.
Jika ini terjadi, mereka dapat memasuki aliran darah dan menginfeksi sel-sel darah merah.
Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah merah, yang
kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah. Gejala
pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat
muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada
siklus 48 sampai 72 jam.
Mayoritas gejala disebabkan oleh rilis besar merozoit ke dalam aliran darah, anemia akibat
penghancuran sel darah merah, dan masalah yang disebabkan oleh sejumlah besar
hemoglobin bebas dilepaskan ke sirkulasi setelah sel darah merah pecah. Malaria juga dapat
menular sejak lahir (dari ibu ke bayi yang dikandungnya) dan transfusi darah. Nyamuk
malaria yang menjadi vektor penyebab malaria dapat dibawa ke daerah beriklim sedang,
tetapi parasit hilang selama musim dingin.

Hewan infektor pembawa penyakit antimalaria:

Urutan penggolongan klasifikasi nyamuk Anopheles seperti binatang lainnya adalah


sebagai berikut :

Kingdom
Phylum
Class
Sub Class
Ordo
Familia
Sub Famili
Genus

: Animalia
: Arthropoda
: Hexapoda / Insecta
: Pterigota
: Diptera
: Culicidae
: Anophellinae
: Anopheles

Tanaman yang dapat berkahsiat untuk antimalaria adalah Artocarpus champeden (suku
Moraceae) atau dikenal dengan nama daerah cempedak
Klasifikasi tanaman cempedak:

Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants

Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants

Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants

Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants

Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons

Sub classis/Sub Kelas : Hamamelididae

Ordo/Bangsa : Urticales

Familia/Suku : Moraceae/ Mulberry Family

Genus/Marga : Artocarpus J.R. Forst & G. Forst/ Breadfruit

Species (Jenis/ spesies) : Artocarpus integer (Thunb.) Merr/ Artocarpus champeden


(Lour.) Spreng

Binomial Name/Nama Latin : Artocarpus integer (Thunb.) Merr/ Artocarpus


champeden (Lour.) Spreng

Common Nama/Nama Umum : Chempedak

2. Antihelmintik
Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat
yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini

termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obatobat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh (Tjay, 2007)
Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan
diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan antelmintik diberikan
secara oral, pada saat makan atau sesudah makan. Beberapa senyawa antelmintik yang lama,
sudah tergeser oleh obat baru seperti Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Albendazole,
Tiabendazole, dan sebagainya. Karena obat tersebut kurang dimanfaatkan. (Gunawan, 2009)
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti
lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih
spesifik dangan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit ini masih tetap merupakan salah
satu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi di beberapa bagian dunia.
Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan
kepariwisataan udara dapat menyebabkan perluasan kemungkinan infeksi. (Tjay, 2007)
Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang manusia yaitu matoda, trematoda, dan
cestoda. Sebagaimana penggunaan antibiotika, antelmintik ditujukan pada target metabolic
yang terdapat dalam parasite tetapi tidak mempengaruhi atau berfungsi lain untuk pejamu.
(Mycek,2001)
Hewan infektor pembawa penyakit anticacing
1. Ascaridia galli
Klasifikasi Ascaridia galli:
Menurut Soulsby (1982), klasifikasi cacing A. galli (Schrank, 1788) (syn. A. lineata,
A. perspicillum) adalah sebagai berikut:
Kelas

: Nematoda

Sub kelas

: Secernentea (Dougherry, 1959)

Ordo

: Ascaridia (Skrjabin dan Schulz, 1940)

Superfamili

: Ascaridiodea (Railliet dan Henry, 1915)

Famili

: Ascarididae (Baird, 1835)

Genus

: Ascaridia (Dujardin, 1845)

2. Ascaris suum

Klasifikasi Ascaris suum :

Kingdom : Animalia
Filum : NematodaKelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris suum

3. Ascaris Lumbricoides
Klasifikasi :

Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Nemathelminthes
: Nematoda
: Ascaridida
: Ascaridae
: Ascaris
: Ascaris Lumbricoides

4. Ascaridia Galli
Klasifikasi :

Kelas
Sub kelas
Ordo
Super Famili
Genus
Spesies

: Nematoda
: Secernentea
: Ascaridia
: Ascarididae
: Ascaridia
: Ascaridia Galli

Tanaman yang dapat berkhasiat sebagai anti cacing :


1. Daun andong
Klasifikasi daun andong

Kingdom
Subkingdom
SuperDivisi
Divisi
Kelas
SubKelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:Plantae
:Tracheobionta
:Spermatophyta
:Magnoliophyta
:Liliopsida
:Liliidae
:Liliales
:Agavaceae
:Cordyline
: Cordyline fruticosa (L.) A.Chev.

2. Daun ketepeng cina


Klasifikasi daun ketepeng cina

Regnum: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Cassia
Spesies: Cassia alata L.

3. Biji Pinang
Klasifikasi biji pinang

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)


Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus: Areca
Spesies: Areca catechu L.

3. Antijamur
Obat antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh jamur (Anonim, 2007).
Penyakit yang disebabkan oleh jamur biasanya akan tumbuh pada daerah-daerah
lembab pada bagian tubuh kita, diantaranya seperti pada bagian ketiak, lipatan daun telinga,
jari tangan dan kaki dan juga bagian lainnya. Penyakit kulit karena jamur bisa menular karena
kontak kulit secara langsung dengan penderitanya. Gejala dari penyakit ini adalah warna kulit
yang kemerahan, bersisik dan adanya penebalan kulit. Dan yang jelas akan disertai dengan
rasa gatal pada kulit yang sudah terifeksi jamur tersebut.
Infeksi karena jamur disebut mikosis, umumnya bersifat kronis. Mikosis ringan
menyerang permukaan kulit (mikosis kutan), tetapi dapat juga menembud kulit sehingga
menimbulkan mikosis subkutan. Secara klinik, infeksi jamur dapat digolongkan menurut
lokasi infeksinya, yaitu:
1.

Mikosis sistemik.

2.

Dermatofit.

3.

Mikosis mukokutan
4. Filariasis

Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini
dapat menyerang hewan maupun manusia. Parasit filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya
delapan spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Pengelompokan filariasis umumnya dikategorikan menurut lokasi habitat cacing dewasa
dalam tubuh manusia, yaitu filariasis kulit, limfatik, dan rongga tubuh. Di sini akan dibahas

lebih detail mengenai filariasis limfatik. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan
istilah kaki gajah atau elefantiasis.
Penyebab dan Penularan Filariasis
Menurut WHO, terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang menderita filariasis
limfatik dan sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah. Parasit yang dapat
menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori.
W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia. Diperkirakan
ada 9 dari 10 pengidap yang menderita filariasis limfatik akibat parasit ini.
Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Cacing
tersebut akan tumbuh dewasa, bertahan hidup selama enam hingga delapan tahun, dan terus
berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada
sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan
menyakitkan. Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab II Anti Aging
    Bab II Anti Aging
    Dokumen10 halaman
    Bab II Anti Aging
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Antiaging
    Jurnal Antiaging
    Dokumen8 halaman
    Jurnal Antiaging
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Latar Belakang
    1.1 Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    1.1 Latar Belakang
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Makalah Imunologi
    Makalah Imunologi
    Dokumen20 halaman
    Makalah Imunologi
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • SITOKININ
    SITOKININ
    Dokumen13 halaman
    SITOKININ
    Regia putri ellanda
    100% (2)
  • Toksikologi 1. Silabus & Pendahuluan
    Toksikologi 1. Silabus & Pendahuluan
    Dokumen32 halaman
    Toksikologi 1. Silabus & Pendahuluan
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Imun
    Imun
    Dokumen12 halaman
    Imun
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • 2013 Sitokin
    2013 Sitokin
    Dokumen87 halaman
    2013 Sitokin
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Biosel
    Biosel
    Dokumen4 halaman
    Biosel
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Biosel
    Biosel
    Dokumen4 halaman
    Biosel
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • KETENTUAN UMUM CPKB
    KETENTUAN UMUM CPKB
    Dokumen6 halaman
    KETENTUAN UMUM CPKB
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Fungsi Membran Inti
    Struktur Dan Fungsi Membran Inti
    Dokumen17 halaman
    Struktur Dan Fungsi Membran Inti
    Edwin Fransiari
    100% (1)
  • Makalah Membran Sel
    Makalah Membran Sel
    Dokumen10 halaman
    Makalah Membran Sel
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Makalah Membran Sel
    Makalah Membran Sel
    Dokumen10 halaman
    Makalah Membran Sel
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Cover+kt PNGNTR
    Cover+kt PNGNTR
    Dokumen2 halaman
    Cover+kt PNGNTR
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Interaksi Obat
    Interaksi Obat
    Dokumen35 halaman
    Interaksi Obat
    Evaliani Surachman
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Latar Belakang
    1.1 Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    1.1 Latar Belakang
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Cover+kt PNGNTR
    Cover+kt PNGNTR
    Dokumen2 halaman
    Cover+kt PNGNTR
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Isi Interaksi Obat Study Kasus Interaksi Obat
    Isi Interaksi Obat Study Kasus Interaksi Obat
    Dokumen20 halaman
    Isi Interaksi Obat Study Kasus Interaksi Obat
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Interaksi Obat
    Interaksi Obat
    Dokumen35 halaman
    Interaksi Obat
    Evaliani Surachman
    Belum ada peringkat
  • Interaksi Obat
    Interaksi Obat
    Dokumen35 halaman
    Interaksi Obat
    Evaliani Surachman
    Belum ada peringkat
  • Kosmetika
    Kosmetika
    Dokumen3 halaman
    Kosmetika
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat
  • Kosmetika
    Kosmetika
    Dokumen3 halaman
    Kosmetika
    Regia putri ellanda
    Belum ada peringkat