Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Lock Out-Tag Out (LOTO)

Lock out-Tag out (LOTO) bertujuan untuk mengendalikan sumber-sumber energi yang
berbahaya. Cara ini dapat menjadi isolasi pada sumber listrik kinetis dan potensial,
kimia, panas, hidrolik, pnuematik, serta energi gravitasi yang disebabkan oleh
perbaikan alat, penyesuaian atau pemindahannya (OSHA Standard 29 CFR 147).
LOTO difungsikan untuk menyediakan pekerja dengan perlindungan
dari energization secara tiba-tiba, penghidupan energi, atau juga pada proses
penyimpanan dan pelepasan energi ketika melakukan aktifitas perbaikan dan
pemeliharaan. LOTO juga dapat memisahkan 2 tipe aktivitas di tempat kerja yaitu
aktivitas perbaikan/pemeliharaan dan aktivitas produksi normal.
Aktivitas produksi normal adalah mode ketika mesin selaku sumber energi atau
peralatan yang dioperasikan untuk melakukan proses pembuatan produk atau
digunakan untuk membantu proses pembuatan produk. Pada aktivitas ini, bahayabahaya keselamatan kerja dapat saja muncul seperti tersayat/terpotongnya bagian
tubuh atau juga bahaya akibat pergerakan mesin sehingga dapat menyebabkan risiko
kecelakaan kerja akibat terjepit mesin.
Pada akitivitas produksi normal, risiko-risiko keselamatan kerja akibat sumber-sumber
energi berbahaya sebenarnya sudah dikendalikan dengan adanya pelindung pada
setiap mesin. Akan tetapi, pelindung mesin itu tidak akan dapat mengendalikan risiko
keselamatan kerja apabila terdapat proses perbaikan atau pemeliharaan mesin karena
operator yang melakukan perbaikan harus melepas atau menerobos pelindung
tersebut, menempatkan anggota tubuhnya di area dimana ia dapat terpajan lepasnya
energi secara tiba-tiba atau juga adanya risiko mesin yang ia diperbaiki dapat
dinyalakan oleh orang lain tanpa pemberitahuan ia. Dalam kasus ini, LOTO dapat
melindungi operator yang melakukan perbaikan atau pemeliharaan dari risiko-risiko
yang telah disebutkan sebelumnya.
Aktivitas perbaikan/ pemeliharaan didefinisikan sebagai kegiatan di tempat kerja yang
meliputi kegiatan pemasangan, setting up (pemanasan mesin), pemeriksaan,
penyesuaian mesin, perbaikan, penggantian, membangun, serta modifikasi. Ketika
dalam proses perbaikan/pemeliharaan mesin-mesin selaku sumber energi dimatikan
sehingga menyebabkan proses produksi terkait dapat berhenti. Hal ini dapat
menyebabkan operator perbaikan/pemeliharaan dapat terpajan oleh terlepasnya energi
secara tiba-tiba. LOTO merupakan salah salah satu tindakan pengendalian yang tepat
untuk untuk mencegah energi yang lepas secara tiba-tiba karena teraktivasi atau
dihidupkannya mesin ketika proses perbaikan/pemeliharaan (OSHA Standard 29 CFR
147).
LOTO tidak diterapkan pada situasi di mana pajanan kepada bahaya dari sumber
energi (mesin), baik energi yang aktif atau tidak, dapat dengan mudah dikontrol dengan
melepaskan kabel sumber listrik mesin dari saklar listrik atau ketika kabel yang terlepas

itu berada dalam kontrol sepenuhnya dari petugas perbaikan yang me-non aktif-kan
mesin (Erickson,1996). Namun, petugas K3 diharuskan untuk benar-benar
memperhatikan pilihan ini karena banyak keadaan ketika pekerja berpikir bahwa dia
telah melakukan pengendalian efektif melalui melepaskan kabel dari sumber listrik, tapi
kenyataannya pekerja itu belum/tidak melakukannya sehingga dapat timbul risiko
ketika ada pekerja lain yang dapat kembali mengaktifkan mesin tersebut.
Prosedur Pengendalian Energi Menggunakan LOTO
Bagian penting dari program pengendalian energi adalah prosedur pengendalian energi
harus menggunakan langkah yang tepat selama masa-masa perbaikan dari mesin
untuk mencegah kecelakaan yang bersumber dari terlepasnya energi. Masing-masing
prosedur harus diatur sesuai dengan masing-masing karakteristik dari mesin, namun
jika memang dalam suatu pabrik banyak memiliki mesin yang sejenis,seperti di pabrik
pengolahan plastik, maka prosedur yang sama dapat digunakan.
Sebelum melakukan prosedur pengendalian energi, petugas K3 harus mengidentifikasi
semua mesin atau peralatan yang dapat mengeluarkan energi secara tiba-tiba dan
menimbulkan kecelakaan ketika masa perbaikan. Jenis-jenis energi harus benar-benar
diperhatikan seperti enegi mekanik (misalnya: tekanan dan torsi), hidrolik, pneumatik,
kimia, panas, gravitasi serta listrik (Erickson,1996).
Prosedur pengendalian energi harus mencakup informasi berikut (Erickson,1996):

Nama perusahaan pembuat mesin/peralatan yang akan dikendalikan


energinya. Petugas K3 juga disarankan untuk memberikan kode dalam setiap mesin
termasuk mesin yang ingin dikendalikan energinya. Biasanya, daftar nama mesin
dan kode yang diberikan akan termasuk pada lampiran pada laporan program LOTO.
Pernyataan kondisi spesifik yang sedang dilakukan seperti: general
maintenance (pemeliharaan umum),maintenance requiring
disassembly (pemeliharaan yang membutuhkan pelepasan bagian tertentu),
atau annual shutdown and inspection (inspeksi dan pe-non aktif-an tahunan).
Identifikasi dari berbagai macam tipe dari energi aktif dan energi yang
disimpan (stored energy) termasuk pada jumlah setiap jenis energi (misal: volt,
psi, derajat fahrenheit). Bahaya energi kimia harus diidentifikasi berdasarkan jenis
dari bahayanya seperti: corrosive,explosive atau toxic gas.
Petunjuk spesifik untuk mematikan mesin, isolasi, blocking, dan
mengamankan mesin atau peralatan untuk mengendalikan energi yang
berbahaya. Prosedur dasarnya meliputi penggunaan: (a) gembok, (b) label
peringatan atau (c) restraining devices (peralatan untuk menahan seperti rantai atau
jeruji, (d) kombinasi dari ketiganya.
Petunjuk spesifik untuk mencoba mesin atau peralatan untuk mengetahui
tingkat efektifitas dari LOTO

Persyaratatan lain untuk memastikan keselamatan dari personel termasuk


persyaratan terkait dengan pakaian pelindung dan persiapan sebelum
pemeliharaan yang lain

Adapun tahap-tahap berurutan dalam mengisolasi energi adalah sebagai berikut:


1.
Pemberitahuan mengenai personel yang terkena dampak. Tujuan dari tahap ini
adalah memberi informasi kepada pekerja yang terkena dampak agar
meminimalisasi kemungkinan cidera.
2.
Persiapan untuk mematikan mesin. Tujuan dari tahap ini adalah memastikan
semua energi yang terhubung dengan mesin, baik aktif ataupun pasif, sudah benarbenar dikendalikan.
3.
Mematikan mesin.
4.
Isolasi mesin atau peralatan.
5.
Pemberian peralatan LOTO.
2.4.2 Piranti Keras (Hardware) LOTO
Piranti keras dasar yang termasuk ke dalam program pengendalian energi meliputi 3
jenis alat (Erickson,1996):
1.

Alat mengisolasi energi (isolating device), alat ini berfungsi untuk mencegah
transmisi atau terlepasnya energi yang berbahaya. Contoh dari alat ini
termasuk circuit breaker, panel energi, tombol pemutus hubungan listrik sertaline
vavlve.
2.
Alat pengunci (lockout device), alat ini menggunakan kunci atau kombinasi untuk
memastikan alat isolasi energi berada dalam kondisi yang aktif.
3.
Label (tagout device), alat ini merupakan label atau tanda yang mencolok yang
dapat mengkomunikasikan peringatan bahwa mesin atau peralatan yang dipasang
label tersebut, tidak dapat dioperasikan hingga label dilepas.
LOTO memiliki peraturan khusus terkait dengan standar gembok (lock) dan label (tags).
Peraturan tersebut termasuk yang terkait dengan kekuatan,daya tahan terhadap
tekanan temperatur lingkungan, kelembapan dan tingkat pengaratan, warna dan bentuk
gembok serta format cetak dan legenda dari label (Erickson,1996).
Berikut adalah Poin Penerapan Terbaik dalam LOTO yang pernah saya temui:
1.
2.
3.
4.
5.

Buat Pemetaan semua mesin/tombol yang menggunakan LOTO beserta dengan


jenis LOTO yang digunakan
Siapa yang memasang LOTO dia yang harus melepas LOTO
Masing-masing teknisi harus punya LOTO yang terdapat namanya
Berikan sign Lockout point dalam setiap titik yang harus menggunakan LOTO
Record book LOTO harus selalu diisi sebagai bukti penggunaan LOTO

Referensi
Erickson, Paul A. (1990). Practical Guide To Occupational Health And Safety. San
Diego: Elsevier Science.
Occupational Safety and Health Administration. (2002) Factsheet
LockOut/TagOut. Wahsington: U.S. Departement Of Labor.

Anda mungkin juga menyukai