Anda di halaman 1dari 2

WIDYASTUTI RENANINGSIH

41130011
REFLEKSI PRAKTIKUM LAPANGAN
Dalam praktikum lapangan yang diberikan pada blok ini, saya diminta untuk mengamati
kampung di daerah Jlagran kelurahan Pringgokusuman. Sebelum ke lokasi, saya bertanya-tanya
bagaimana struktur bangunan, lingkungan, sanitasi, dan lain-lain yang ada di kampung tersebut
karena dosen kami menyebutkan apabila kampung tersebut adalah kampung padat penduduk dan
dekat dengan sungai.
Sesampainya di sana, saya melihat sungai yang di samping-sampingnya cukup banyak
sampah yang menimbun. Air sungai yang keruh dan sedikit berbau. Di saat menyusuri jalan di
tepi sungai, saya mendapatkan pagar pembatas antara sungai dengan jalan. Pagar itu nampaknya
baru saja dibuat karena masih terlihat sangat baru. Jalan untuk menuju kampung tersebut cukup
kecil, hanya bisa dilalui oleh 1-2 motor saja.
Dalam perjalanan saya, saya melihat ada beberapa warga sedang bersih-bersih daerah
bamboo-bambu yang ada di tepi sungai. Mereka memotongi ranting-ranting bamboo dan
menghanyutkan ke sungai. Hal ini menurut saya sangat mengganggu dan merusak lingkungan
karena limbah hasil potongan-potongan bambu di buang di sungai. Menurut saya, hal ini dapat
menyebabkan tumpukan sampah dan mengotori sungai itu sendiri. Selain itu, di sampingsamping pagar pembatas sungai dan kampung ditemukan beberapa jemuran para warga. Hal ini
terjadi karena kurangnya lahan untuk menjemur pakaiannya sendiri.
Dalam perjalanan saya, saya menyapa warga sekitar dan mereka sangat ramah-ramah dan
sangat senang saat kami pergi ke sana dan cukup antusias. Setelah mengamati lingkungan sekitar
sungai, saya melanjutkan mengamati permukimannya. Awalnya saya bingung ingin jalan ke
mana karena saya pikir jalan kecil yang saya lihat dalah jalan ke pintu warga. Ternyata setelah
dicek, jalan tersebut adalah jalan untuk pejalan kaki. Jadi, jalanan di sana itu menurut saya hanya
bisa dilewati oleh pejalan kaki saja. Saya membayangkan betapa sempitnya hidup di kampung
tersebut. Selain itu, suasana lingkungan saat saya kunjungi lumayan sepi tidak terlalu ramai.

Saat saya berjalan melalui jalan sempit tersebut, saya menemukan kandang unggas di
sekitar rumah warga. Hal ini sangat mengganggu saya karena banyak kotoran unggas dan baunya
sangat tidak sedap. Lingkungan sekitarnya pun lumayan berantakan dan kotor. Saat saya
melanjutkan perjalanan, saya melihat seorang ibu sedang mencuci di jalan setapak yang saya
gunakan. Hal ini membuat saya berpikir apakah di rumah ibu ini tidak ada lahan untuk mencuci
pakaiannya. Saya melihat rumah-rumah yang saya lewati sangatlah berdekatan. Saya berpikir
bagaimana ventilasi udara yang masuk ke rumah-rumah mereka.
Pada akhirnya saya sudah keluar dari wilayah kampung Jlagran tersebut. Di sana saya
melihat bahwa masih banyak orang yang menempati rumah yang kurang sehat. Walaupun begitu,
banyak dari mereka masih tetap tinggal di tempat tersebut. Kebiasaan-kebiasaan membuang
sampah di sana masih banyak dan lingkungan yang lumayan banyak unggas yang dibiarkan
bebas. Dari kunjungan ini, saya mendapatkan beberapa hal yang penting yaitu kebudayaan dapat
berubah karena faktor adaptasi terhadap lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari lingkungan
pemukiman yang padat dan dekat dengan sungai menyebabkan para warganya berperilaku
membuang sampah ke sungai, menyuci di jalan, dan memelihara unggas/hewan peliharaan yang
berdekatan dengan rumah.

Anda mungkin juga menyukai