Anda di halaman 1dari 15

ALVIEN LIBRARIES

Jumat, 23 November 2012


MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
BAB I
FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN
A. Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, yang menciptakan dan menguasai
seluruh alam ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan bagi Nabi Muhammad
SAW, yang dijadikan pemimpin seluruh Nabi dan penerang bagi umatnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat diera globalisasi sekarang
ini, secara langsung atau tidak mempengaruhi perkembangan manajemen. Manajemen
sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orangorang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di
atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan
merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya
berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan
kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini
aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat
perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi
dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi
internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus
sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum mengenanya
fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya fungsifungsi manajemen.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan apa itu manajemen dan fungsi-fungsi
manajemen serta pengaplikasian dari fungsi-fungsi manajemen tersebut.
II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud manajemen pendidikan?


B. Apa yang dimaksud fungsi manajemen pendidikan dan apa sajakah fungsi-fungsi manajemen
pendidikan itu?
C. Bagaimana proses perencanaan dan pengorganisasian itu ?
D. Apa sajakah prinsip-prinsip perencanaan dan pengorganisasian tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam.
Secara etimologi (B.english) merupakan terjemahan langsung dari kata management yang
berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris
Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari
akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan.
Ramayulis (2008:362) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen
adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur)
yang banyak terdapat dalam Al Quran seperti firman Allah SWT :




Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah :
05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur
alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam
mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadaikan
sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaikbaiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Sedangkan beberapa Ahli mendefinisikan tentang manajemen yang dikemukakan antara lain:

1. Menurut Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2. Menurut GR Terry Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari (planning)
tindakan-tindakan perencanaan, (Organizing) pengorganisasian, (staffing) penataan staff
((actuating),) pengarahan, dan (Controlling) pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaat sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya
3. Menurut Harold Koontz dan Cyril ODonnel Manajemen adalah usaha mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas rangg lain yang meliputi (planning) perencanaan,
(Organizing)

pengorganisasian, (placing) penempatan, (actuating) pengarahan, dan

(Controlling) pengendalian.
4. Menurut Andrew F. Sikula Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, (motivating)
pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
sehinggga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.[1]
5. Sedangkan Sejumlah ahli lain memberikan Formulasi-Formulasi Alternatif tentang Fungsi
manajemen diantaranya oleh Gregg, Litchfield dan Campbell (dalam Campbell, 1966),
Gregg

mengemukakan

bahwa

fungsi

pokok

manajemen

itu

meliputi:

Decision

making,planning, organizing, communicating,influiting,coordinating,evaluating, menurut


Litchfield, manajemen terdiri atas : Decision making, Programming, communicating,
Controlling, dan reappraising. Sedangkan pendapat Campbell sendiri meliputi: Decision
making, programming, simulating, coordinating dan appraising.[2]
Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan, dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah
unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barangbarang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money) dan pasar (market).
Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai
tujuan organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien.[3]

Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan gabungan


dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan. Secara sederhana manajemen pendidikan
dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan
spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupak penerapan
prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan, bahwa manajemen pendidikan
merupakan rangkaian proses yang terdiri dari, perencanaan, pengoordinasian, penggerakan,
dan pengawasan yang dikaitkan dengan bidang pendidikan.
Dalam hal ini para ahli juga telah mengemukakan pendapat tentang pengertian manajemen
yaitu:
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas
kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbin
dan Coulter, 2007:8).
Sedangkan Sondang P Siagian (1980 : 5) mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatankegiatan orang lain.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen di atas maka dapatlah
disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya
melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai
secara efektif, efesien, dan produktip. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses
transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian maka yang disebut dengan manajemen pendidikan Islam sebagaimana
dinyatakan Ramayulis (2008:260) adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang
dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun
lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif,
efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun
di akhirat.
1. G.Z. Roring sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto mengungkapkan manajemen pendidikan
merupakan cara bekerja dengan orang-orang di dalam rangka usaha mencapai tujuan
pendidikan yang efektif, yang berarti mendatangkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

2. Husaini usman mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara lebih singkat manajemen
pendidikan diartikan sebagai seni dalam mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Hadari Nawawi mengemukakan pendapat bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan
dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematis yang diselengggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa
lembaga pendidikan formal.
4. Djaman Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses
kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. [4]
Beberapa pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen pendidikan
merupakan keseluruhan proses semua sumberdaya yang ada yang dikelola untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif, efisien dan produktif.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk
diperhatikan
demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
a. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
b. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
c. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar
mereka

mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai

d. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat,


mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung
jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang
bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam
merealisasikan tujuan.
e. Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa dalam Manajemen
pendidikan

Islam
perencanaan itu meliputi :
a. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar
melibatkanseluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan
murid.
b. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan
c. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
d. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan
Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa
perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan
mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui
kesuksesan yang memuaskan.
A. Perencanaan (Planning)
1. Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik
dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan
harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para
pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah
kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat
sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan
kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Quran Surat Al Hasyr : 18 yang
berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan


hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batasbatas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target
kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.[5]
Perencananan merupakan salah satu hal penting yang perlu di buat untuk setiap usaha
dalam rangka mencapai suatu tujuan .
Sudut pandang dari beberapa ahli
perencanaan adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan di
kerjakan di masa yang akan dating dalam rangka mencapai tujuan. Anderson dan Bowman
(1964) mengatakan bahwa perencananan adalah proses mempersiapkan seperangkat
keputusan bagi perbuatan di masa datang. Definisi ini mengisyaratkan bahwa pembuatan
keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga
terpikir setelah tuhuan dan keputusan di Ambil.
Dari sudut pandang organisasi , Hicks & Gullet (1981) menyatakan perencanaan
berurusan dengan :
- Penentuan tujuan dan maksud-maksud organisasi
- Prakiraan-prakiraan lingkungan di mana tujuan hendak di capai
- Dan penetapapn pendekatan di mana tujuan dan maksud organisasi hendak di capai
Perencanaan memberikan kesempatan kepada administrator (pimpinan atau manager) untuk
berinisiatif menciptakan situasi yang menguntungkan organisasi.
Dari uraian di atas dapa di simpulkan bahwa perencanaan mengandung pokok-pokok pikiran
-

sebagai berikut :
Perencanaan selalu berorientasi ke masa depan
Perencanaan merupakan suatu yang sengaja di lahirkan dan bukan kebetulansebagai hasil

dari pemikiran yangmatangdan cerdas yang bersumber dari hasil eksplorasi sebelumnya;
Perencanaan memerlukan tindakan baik oleh individu maupun organisasi yang

melaksanakanya, Dan;
- Perencanaan harus bermakna
Berdasarkan Uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagai berikut :
Keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan sangat di tentukan oleh baik buruknya suatu
perencanaanperncanaan harus mampu meramalkan kejadian-kejadian di masa yang akan
-

datang berdasarkan kenyataan objektif yang ada pada masa sekarang dan masa lalu.
Perencanaan harus di arahkan kepada tercapainya suatu tujuan
Perencanaan harus memikirkan anggaran kebijakan prosedur, metode dan criteria-kriteria
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

2. Sumber-Sumber Perencanaan
Perencanaan di buat berdasarkan beberapa sumber Antara lain :

a.

Kebijaksanaan pucuk pimpinan (policy top management), Bahwa perencanaan itu sering kali
berasal dari badan-badan ataupun orang-orang yang berhak mempunyai wewenang untuk

membuat berbagai kebijakan (policy), sebab merekalah para pemegang policy


b. Hasil pengawasan, yaitu suatu perencanaan akan di buat atas dasar fakta-fakta maupun datadata dari pada hasil pengawasan suatu kegiatan kerja, sehingga dengan demikian di buatlah
suatu perencanaan perbaikan maupun penyesuaian ataupun perombakan secara menyeluruh
c.

dari pada rencana yang telah pernah di laksanakan


Kebutuhan masa depan yaitu suatu perencanaan sengaja di buat untuk mempersiapkan masa
depan yang baik ataupun untuk mencegah hambatan0hambatan dari rintangan-rintangan guna

mengatasi persoalan-persoalan yang akan timbul


d. Penemuan-penemuan baru yaitu suatu perencanaan yang di buat berdasarkan studi factual
ataupun yang terus menerus maka akan menemukan ide-ide ataupun pendapat baru untuk
suatu kegiatan kerja.
e. Prakarsa dari dalam yaitu suatu planning yang di buat akibat inisiatif dari bawahan (pegawai
f.

atau anggota) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


Prakarsa dari luar yaitu suatu planning yang di buat akibat inisiatif atau kritik-kritik dari
orang-orang di luar organisasi ataupun dari masyarakat luas.[6]

3. Kategori perencanaan
a.

Perencanaan fisik (physical planning)

b. Perencanaan fungsional (fungsional planning)


c.

Perencanaan secara luas (comprehensive Planing)

d. Perencanaan yang di kombinasikan (General Combination planning)


4. Tujuan dan manfaat perencanaan
Menurut benowitz (2001) ada tujuan dari perencanaan yaitu :
Untuk menawarkan tujuan dan rencana pada suatu organisasi
Focus perhatian tujuan dan hasil
Memberi landasan bagi kerja tim
Membantu mengantisipasi masalah dan mengatais perubahan
Menyediakan pedoman untuk pengambilan keputusan.
Berfungsi sebagai persyarat untuk mengoperasionalisasi semua fungsi-fungsi manajemen.
Perencanaan juga menjawab enam pertanyaan mendasar dalam setiap aktivitasnya yaitu apa,
kapan, dimana, siapa, bagaimana, yang harus di lakukan dan berapa banyak waktu, energy,
dan Sumber daya yang di perlukan untuk mencapai tujuan itu.
Sedangkan menurut usman (2006) adalah sebagai berikut :

Standar pengawasan

Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan


Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya). Baik kualifikasi atau

kwantitasnya
Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kwalitas pekerjaan
Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan

waktu.
Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
Menyerasikan dan memadukan berbagai sub kegiatan
Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal di temui
Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Yang namanya Rencana selalu mengandung ide, gagasan, konsep dan mimpi (gambaran)
tentang masa depan yang di tuangkan dalam bentuk suatu desain perencanaan.
Pendekatan langkah-langkah, proses dan prinsip perencanaan
Menurut Ackoff, sebagaimana di kutip Fellows,et al. (2002:29) terdapat tiga sifat
perencanaan yaitu:

1. perencanaan adalah suatu yang di lakukan sebelum mengambil tindakan, bahwa pengambil
keputusan bersifat antisipatif;
2. perencanaan di perlukan, manakala keadaan masa depan yang diinginkan melibatkan
3.

serangkaian system keputusan yang saling tergantung dan


perencanaan adalah proses yang bertujuan utnuk menghsilkan satu atau lebih masa depan
yangdi inginkan dan yang tidak di harapkan terjadi jika tidak melakukan sesuatu.
Memang dalam proses perencanaan di perlukan setidaknya pengetahuan dan ketrampilan
mengenai langkah-langkah, asas, proses dan prinsip dalam membuat perencanaan
sebagiamana di gambarkan Mulyono (2008) sebagai berikut:
Langkah-langkah perencanaan.

Memilih sasaran (tujuan) organisasi


Sasaran (tujuan) di tetapkan untuk sub-unit organisasi, divisi, departemen, dansebagainya
Program di tentukan untuk mencapai utjuan dengan cara yang sistematik (tetntunya dengan
mempertimbangkan kelayakan program tersebut).
Proses perencanaan.

Merumuskan tujuan yang jelas/operasional.


Mengidentifikasi dan menganilisis data terkait dengan masalah
Mencari dan menganalisis alternatif pemecahan masalah
Mengomparasikan alternatif yang di temukan, antara yang tepat guna, berhasil guna, dan
praktis

Mengambil keputusan
Menyusun rencana kegiatan
Aspek perencanaan

Sanantiasa future oriented


Di sajikan untuk mencapai tujuan
Sebagai usaha menjabarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksankan pada masa yang akan

datang
Kegiatan yang mengidentifikasi sumber-sumber yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
Merupakan kegiatan mempersiapkan sejumlah alternative.
Prinsip-prinsip perencanaan

Mengacu pada tujuan yang ingin di capai


Mempertimbangkan efisiensi
Praktis dapat dilaksanakan
Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada
Komprehensif: berwawasan luas
Integrated: terpadu dengan semua komponen terkait
Berorientasi ke masa depan
Fleksibel
Mengikutsertakan komponen-komponen terkait
Jelas: tidak menimbulkan interpretasi ganda.
Teori-teori perencanaan
Hudson , sepeti dikutip pidarta (2005:20) mengemukakan 5 teori perencanaan yaitu; radical,
advocacy,transactive, synoptic,dan incremental

a.

Teori radical
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi local untuk melakukan
perencanaan sendiri, dengan maksud agar dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya

tepat dengan kebutuhan.


b. Teori Advocacy
Berbeda halnya dengan teori radikal, maka teori advocermenekankan hal-hal yang bersifat
umum atau jamak. Perbedaan-perbedaan lingkungan dan Perbedaan-perbedaan daerah tidak
begitu di hiraukan.
c. Teori transactive
Teori ini menekankan harkat individu, menjunjung tinggi kepentingan pribadi
d. Teori synoptic
Teori ini lebih komprehensif di banding teori-teori sebelumnyasebab itu didalam keputusan
sering di sebut system planning, rational system approach atau rational comperehensive
planning. Teori ini sudah memakai model berpikir system dalam perencanaan.

e.

Teori incremental
Teori ini berpegang pada kemampuan lembaga dan performa para personalianya. Teori ini
berhati-hati sekali terhadap ruang lingkup obyek yang akan di tanganinya.

B. Fungsi Pengorganisasian (organizing)


1. Pengertian Pengorganisasian
Hicks dan Gullet (1981:321) pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas,
tanggung jawab dan wewenang diantara sekelompok oran guntuk mencapai suatu tujuan yang
telah di tetapkan.
2. Unsur-unsur Organisasi
Menurut Koontz & Odonnel (1980:331), organisasi adalah pembinaan hubungan,
wewenang dan di maksudkan untuk mencapai koordinasi yang structural baik secara
vertical/horizontal di antara posisi-posisi yang telah di serahi tugas-tugas khusus untuk
mencapai tujuan. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang mengikat/menyatukan
unsure-unsur sebagaiberikut:
a.

Manusia (human factor) berupa unsure manusia yang bekerja sama ada pimpinan dan ada
yang si pimpin dan seterusnya.

b. Sasaran
c.

Tempat kedudukan di mana manusia memainkan peran

d.

Pekerjaan dan wewenang sesuai dengan peran dan kedudukanya yang di susun dalam
pembagian tugas

e.

Teknologi, yaitu berupa hubungan manusia yang satu dengan yanglain sehungga tercipta
organisasi

f.

Lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya system kerja sama social

3. Prinsip-prinsip pengorganisasian
Adalah kebenaran-kebenaran yang menjadi pegangan atau pedoman dalam melakukan
tindakan pengorganisasian
Siagin(1990) menyebutkan ada lima belas prinsip organisasi yakni
1. Kejelasan tujuan yang ingin di capai
2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
3. Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi

4. Adanya kesatuan arah


5. Kesatuan perintah
6. Fungsionalisasi
7. Deleniasi berbagai tugas
8. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
9. Pembagian tugas
10. Kesederhanaan struktur
11. Pola dasar organisasi yang relative permanen
12. Adanya pola pendelegasian wewenang
13. Rentang pengawasan
14. Jaminan pekerjaan dan
15. Keseimbangan antara jasa dan imbalan

4. Proses organisasi
Tahap-tahap atau langkah-langkah manajemen dalam membentuk kegiatan pada proses
pengorganisian sensiri meliputi :
a. Sasaran
b. Penetuan kegiatan-kegiatan
c. Pengelompokan kegiatan-kegiatan
d. Pendelegasian wewnang
e. Rentang kendali
f. Perincian peranan perorangan
g. Type organisasi
h. Bagian organisasi

5. Teori organisasi
Terdapat dua pendekatan yang di ajukan untuk memandang organisasi;

Pendekatan klasik yang di dasarkan pada teori mesinkedua pendekatan yang di dasarkan
pada hubungan manusiwi.
Pendekatan organisasi yang di dasarkan pada teori mesin di atas dikririk oleh pendekatan
organisasi yang mendasarkan pada hubungan manusiawi. Bahwa onderdil mesin mudah di
dapat dan diganti. Tetapi personal organisasi walaupun mudah di dapat kita tidak dapat
menguasai sepenuhnya agar dapat berfungsi dengan tepat sesungai dengan perincian kita.
hubungan antar manusia menekankan pentingnya memperhitungkan aspek menusia
secara utuh dalam merancang suatu struktur organisasi.[7]

BAB III
Kesimpulan
Secara etimologi (B.english) merupakan terjemahan langsung dari kata management
yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus
Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management
berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola,
dan memperlakukan.
Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan, dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah
unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barangbarang (materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money) dan pasar (market).
Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai
tujuan organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian dari manajemen pendidikan itu sendiri merupakan gabungan
dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan. Secara sederhana manajemen pendidikan
dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan
spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam penddikan.
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik
dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal.
Pengertian Pengorganisasian

Hicks dan Gullet (1981:321) pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas,


tanggung jawab dan wewenang diantara sekelompok oran guntuk mencapai suatu tujuan yang
telah di tetapkan.
Prinsip-prinsip pengorganisasian
Adalah kebenaran-kebenaran yang menjadi pegangan atau pedoman dalam melakukan
tindakan pengorganisasian
Terdapat dua pendekatan yang di ajukan untuk memandang organisasi;
Pendekatan klasik yang di dasarkan pada teori mesinkedua pendekatan yang di dasarkan
pada hubungan manusiwi.
Daftar pustaka

Amtu

Onisimus,

2011

manajemen

pendidikan

di

era

otonomi

daerah,

Bandung:ALVABETA.

Marno,dan Triyatno supriyatno, 2008 manajemen dan kepemimpinan pendidikan


islam Bandung: Refika Aditama,

http:// Fungsi Fungsi Manajemen Pendidikan

Kamus ilmiyah

Ara Hidayat dan Imam Machali, 2010 Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa.

Syafaruddin Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: PT Ciputat Press

http://stainjayapuratarbiyah.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-fungsi-fungsimanajemen.html

[1] Fatah Syukur Manajemen Pendidikan, (Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011) hlm. 7-8

[2] Marno,dan Triyatno supriyatno, manajemen dan kepemimpinan pendidikan islam (Bandung: Refika Aditama,2008), Hlm,
11.
3. Drs. Syafaruddin, Mpd, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005) hlm. 42-43

4. Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010) hlm. 5-6
[5] http://stainjayapuratarbiyah.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-fungsi-fungsimanajemen.html
[6] Marno,dan Triyatno supriyatno, manajemen dan kepemimpinan pendidikan islam (Bandung:
Refika Aditama,2008), Hlm, 11.

Onisimus amtu, manajemen pendidikan di era otonomi daerah, (Bandung,


ALVABETA.cv,2011) hlm.30-41
[7]

Diposkan oleh Alvien Al-laitsyi di 09.39


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Alvien Al-laitsyi
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2012 (1)
o November (1)

MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai