DisusunOleh :
1. Deli Khalifatur Q.
NIM.1431120120
2. Ghiffari Arfian
NIM.1431120041
3. M. Imam Suhadak
NIM.1431120100
NIM.1431120024
NIM.1431120070
NIM 1431120065
menditeksi gejala gejala atau sinyal sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan tranduser adalah alat yang bila digerakkan oleh suatu
energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang
sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya.
Jenis sensor dan tranduser
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan
menjadi 3 bagian :
a. Sensor panas ( termokopel, RTD, bimetal)
b. Sensor mekanis ( proximity, potensiometer, load cell)
c. Sensor cahaya ( photo dioda, photo cell, photo transistor)
.
Adapun karakteristik sensor yang harus diperhatikan :
a. Karakteristik Statis
Yaitu karakteristik dimana sensor dalam kondisi stabil dan tidak mengalami
perubahan, ataupun bila ada perubahan sangat lambat.
1. Akurasi : seberapa dekat hasil pengukuran dengan hasil / nilai sebenarnya.
2. Linieritas : penyimpangan maksimum hasil/ nilai terhadap garis lurus
tertentu.
3. Presisi : Menyatakan konsistensi suatu sensor ketika dilakukan pengukuran
berulang ulang.
4. Sensitifitas : Menyatakan kesensitifan sensor terhadap adanya perubahan.
5. Resolusi : perubahan terkecil dari sinyal input yang masih dapat terbaca
perubahannya dalam sinyal output, dinyatakan (%).
6. Threshold : Nilai drop tegangan.
7. Range or span : menentukan batas maksimum dan minimum.
b. Karakteristik Dinamis
Menggambarkan tabiat dari sensor yang berubah ubah sampai dimana akan
stabil kembali.
1. Zero order measurement system
2. First order measurement system
3. Second order measurement system.
Redaman
1. Over damped
2. Crically damped
3. Under damped
II.
Penguat pembalik.
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan.Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan
umpan balik negatif.
Di mana,
(karena
, ditempatkan di antara
masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat
karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Penguat non-pembalik.
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1. Karena tegangan
sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat operasional maka impedansi
masukan bernilai
3. Penguat diferensial
Penguat diferensial.
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan
dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar
untuk
dan
Sedangkan untuk
dan
4. Penguat penjumlah
Penguat penjumlah.
Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan sebagai
berikut:
Saat
, dan
Saat
, maka:
(di mana
5. Integrator
Integrator.
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan persamaan:
Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat digunakan untuk
rangkaian tapis aktif.
6. Diferensiator
Diferensiator.
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:
di mana
dan
Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor
dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang
besar. Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai
tapis aktif.
Jumlah
Termokopel
1 buah
Solder
1 buah
Operational Amplifier
1 set
Gambar
Termometer
1 buah
Voltmeter Digital
1 buah
Kabel Penghubung
Secukupnya
1 buah
D. Data Percobaan
E. Analisa Data
T (C)
49.1
52.4
53.4
53.9
59.2
60.5
61
64
68.2
69.7
72.8
79.1
82.5
83.5
89.3
89.8
90.2
92.7
93
93.5
V (Mv)
31.7
31.8
31.9
32.1
32.2
32.3
32.4
32.5
32.6
32.7
32.8
32.9
33
33.1
33.2
33.3
33.6
33.8
34.2
34.3
V
3.17
3.18
3.19
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25
3.26
3.27
3.28
3.29
3.3
3.31
3.32
3.33
3.36
3.38
3.42
3.43
F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kita dapat menyimpulkan bahwa ketika suhu
semakin meningkat, penguatan yang dihasilkan oleh Op-Amp juga meningkat secara linear.Hal
tersebut juga menunjukkan tingkat sensitifitas termokopel cukup baik.
Pada Op-Amp tegangan output dikuatkan sebesar 10 kali hal tersebut dapat dibuktikan
pada data percobaan yang telah dilakukan dengan: