Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN INSTRUMENTASI

LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR SUHU DAN PENGUATAN OP-AMP

DisusunOleh :
1. Deli Khalifatur Q.

NIM.1431120120

2. Ghiffari Arfian

NIM.1431120041

3. M. Imam Suhadak

NIM.1431120100

4. Rahmadani N.I. Falaqi

NIM.1431120024

5. Rendra Tri Darmawan

NIM.1431120070

6. Sinta Devi Trisnawati

NIM 1431120065

Kelas 2D-D3 Teknik Listrik

PERCOBAAN SENSOR DAN PENGUAT OPERASIONAL


A. Tujuan
1. Mengetahui penguatan tegangan output Op-Amp pada setiap kenaikan suhu
2. Mengetahui prinsip kerja sensor termokopel
3. Mengetahui tingkat sensitivitas sensor termokopel
B. Dasar Teori
I.

Sensor dan Tranduser


D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk

menditeksi gejala gejala atau sinyal sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan tranduser adalah alat yang bila digerakkan oleh suatu
energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang
sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya.
Jenis sensor dan tranduser
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan
menjadi 3 bagian :
a. Sensor panas ( termokopel, RTD, bimetal)
b. Sensor mekanis ( proximity, potensiometer, load cell)
c. Sensor cahaya ( photo dioda, photo cell, photo transistor)
.
Adapun karakteristik sensor yang harus diperhatikan :
a. Karakteristik Statis
Yaitu karakteristik dimana sensor dalam kondisi stabil dan tidak mengalami
perubahan, ataupun bila ada perubahan sangat lambat.
1. Akurasi : seberapa dekat hasil pengukuran dengan hasil / nilai sebenarnya.
2. Linieritas : penyimpangan maksimum hasil/ nilai terhadap garis lurus
tertentu.
3. Presisi : Menyatakan konsistensi suatu sensor ketika dilakukan pengukuran
berulang ulang.
4. Sensitifitas : Menyatakan kesensitifan sensor terhadap adanya perubahan.
5. Resolusi : perubahan terkecil dari sinyal input yang masih dapat terbaca
perubahannya dalam sinyal output, dinyatakan (%).
6. Threshold : Nilai drop tegangan.
7. Range or span : menentukan batas maksimum dan minimum.
b. Karakteristik Dinamis

Menggambarkan tabiat dari sensor yang berubah ubah sampai dimana akan
stabil kembali.
1. Zero order measurement system
2. First order measurement system
3. Second order measurement system.
Redaman
1. Over damped
2. Crically damped
3. Under damped

II.

Penguatan Operasional ( OP AMP)


Penguat operasional ( OP AMP ) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. OP AMP dikatakan ideal jika
memiliki karakteristik ebagai berikut :
1. Penguatan tegangan lingkar terbuka AVOL = 2. Tehangan ofset keluaran Voo = 0
3. Hambatan masukan Ri =
4. Hambatan keluaran Ro = 0
5. Lebar pita BW =
6. Waktu tanggapan = 0 sekon
7. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Implementasi Penguat Operasional
1. Penguat Inverting

Penguat pembalik.
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180, maka nilai keluaran tersebut secara efektif

mengurangi besar masukan.Ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan
umpan balik negatif.

Di mana,

(karena

adalah bumi maya (bahasa Inggris: virtual ground)

Sebuah resistor dengan nilai

, ditempatkan di antara

masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat
karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

2. Penguat non-pembalik ( Non inverting OP AMP)

Penguat non-pembalik.
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:

atau dengan kata lain:

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1. Karena tegangan
sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat operasional maka impedansi
masukan bernilai

3. Penguat diferensial

Penguat diferensial.
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan

dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar

untuk

dan

. Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Sedangkan untuk

dan

maka bati diferensial adalah:

4. Penguat penjumlah

Penguat penjumlah.
Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan sebagai
berikut:

Saat

, dan

saling bebas maka:

Saat

Keluaran adalah terbalik.

Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah

, maka:

(di mana

adalah bumi maya)

5. Integrator

Integrator.
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan persamaan:

di mana adalah waktu dan

adalah tegangan keluaran pada

Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat digunakan untuk
rangkaian tapis aktif.

6. Diferensiator

Diferensiator.
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:

di mana

dan

adalah fungsi dari waktu.

Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor
dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang

besar. Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai
tapis aktif.

C. Alat dan Bahan Percobaan


No Nama Alat dan Bahan

Jumlah

Termokopel

1 buah

Solder

1 buah

Operational Amplifier

1 set

Gambar

Termometer

1 buah

Voltmeter Digital

1 buah

Kabel Penghubung

Secukupnya

Sensor Unit SU -6808B

1 buah

D. Data Percobaan

E. Analisa Data
T (C)
49.1
52.4
53.4
53.9
59.2
60.5
61
64
68.2
69.7
72.8
79.1
82.5
83.5
89.3
89.8
90.2
92.7
93
93.5

V (Mv)
31.7
31.8
31.9
32.1
32.2
32.3
32.4
32.5
32.6
32.7
32.8
32.9
33
33.1
33.2
33.3
33.6
33.8
34.2
34.3

V
3.17
3.18
3.19
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25
3.26
3.27
3.28
3.29
3.3
3.31
3.32
3.33
3.36
3.38
3.42
3.43

V = V/(R2/R1) , R1 = 9,9k Ohm dan R2= 99k Ohm

F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kita dapat menyimpulkan bahwa ketika suhu
semakin meningkat, penguatan yang dihasilkan oleh Op-Amp juga meningkat secara linear.Hal
tersebut juga menunjukkan tingkat sensitifitas termokopel cukup baik.
Pada Op-Amp tegangan output dikuatkan sebesar 10 kali hal tersebut dapat dibuktikan
pada data percobaan yang telah dilakukan dengan:

V = V/(R2/R1) , R1 = 9,9k Ohm dan R2= 99k Ohm


V (R2/R1)
= V
V (99/9,9)
= V
10 V
= V
dengan
V = tegangan actual
V = Tegangan Output

Anda mungkin juga menyukai