Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
Pada Pemeriksaan Anamnesa dan juga Pemeriksaan Fisik diperolah hasil diagnosis
banding yaitu Faringitis dan Influenza disertai anemia. Selanjutnya, setelah diberikan data
penunjang maka diperoleh hasil diagnosis utama yaitu Influenza dengan diagnosis penyerta
anemia hipokrom mikrositer dan Ascariasis.
A. Diagnosis Utama
a. Influenza
Influenza ialah adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus influenza yang mudah menular. Pada kasus ini
kemungkinan besar Virus Influenza yang menyerang ialah Virus Influenza C
yang umum ditemukan pada masyarakat. Virus influenza berasal dari famili
Orthomyxoviridae. Pada pasien umumnya akan ditemukan gejala ;
Deman dengan suhu badan antara 38-40oC
Hidung berair dan sakit tenggorokan disertai serik
Pusing, letih, lesu
Suhu badan yang meningkat
b. Patogenesis dan Patologi dari Influenza
Virus influenza menyebar dari orang melalui droplet udara atau
kontak dengan tangan atau permukaan yang terkontaminasi oleh virus.
Sejumlah kecil sel epitel saluran napas menjadi terinfeksi ketika partikel
virus yang tertumpuk berhasil menghindari pengeluaran oleh refleks bersin
ataupun batuk dan lolos dari netralisasi oleh antibody IgA spesifik yang
sudah ada atau inaktivasi oleh penghambat nonspesifik dalam secret mucus.
Virion progeni lalu segera dihasilkan dan menyebar ke sel yang berada
disekitarnya; siklus replikatif akan berulang di tempat ini. NA virus
menurunkan kekentalan lapisan tipis mucus dalam saluran napas, membuat
reseptor pada permukaan sel terpajang langsung dan memudahkan
penyebaran cairan yang megandung virus ke saluran napas lebih bawah.
Dalam waktu singkat banyak sel saluran napas menjadi terinfeksi lalu pada
akhirnya mati dan menimbulkan inflamasi pada saluran napas. Periode
5|Page

inkubasi sejak pajanan terhadap virus hingga onset penyakit bervariasi 1


hingga 4 hari, bergantung banyaknya virus dan imunitas penderita.
Pengeluaran virus dimulai sehari sebelum gejala muncul dan memuncak
dalam waktu 24 jam.
c. Etiologi
Pada kasus ini kemungkinan besar dialami karena bermain saat hujan
dimana virus influenza dapat menyerang dengan lebih baik saat keadaan ini,
dimana keadaan tubuh harus menyesuaikan suhu (Homeostasis) sehingga
imun tubuh tidak dapat bekerja dengan lebih baik sehingga terjadi infeksi
dari virus influenza. Faktor imun sendiri juga dipengaruhi oleh Anemia yang
dialami oleh pasien dimana ketersediaan oksigen pada jaringan-jaringan
kurang terpenuhi sehingga terjadinya kelemahan dan memungkinkan terkena
serangan benda asing seperti virus/bakteri.
d. Hasil Pemeriksaan yang mendukung Diagnosis
Anamnesis
o Kehujanan saat olahraga
o Pusing, letih, dan lesu
o Suhu badan terasa lebih panas dari biasanya
o Tenggorokan terasa nyeri saat menelan
o Mulai bersin-bersin, dan terasa serik pada tenggorokan
Pemeriksaan Fisik
o Hidung basah
o Tenggorokan merah
o Tonsil sedikit merah
o Pembesaran kecil pada KGB
B. Diagnosis Penyerta
a. Anemia
Anemia adalah keadaan dimana massa eritrosit dan/massa hemogoblin yang
beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh. Secara labotorik dijabarkan sebaagai peneurunan di bawah
normal kadar hemogoblin, hitung eritrosit dan hematokrit( packed red cell).
Gejala umum anemia adalah lesu, cepat lelah, sakit kepala pusing, warna
pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun. Selain gejala umum,
terdapat pula gejala khas seperti pada anemia defisiensi besi yaitu atrofi
6|Page

papil lidah. Pada kasus ini terlihat jelas adanya gejala-gejala dan tanda dari
anemia dan pada pemeriksaan penunjang terlihat jelas eritrosit dan Hb yang
kurang dari jumlah yang seharusnya dan pada pemeriksaan lanjutan
didapatkan Anemia Hipokrom Mikrositer. Anemia Hipokrom Mikrositer
ialah anemia defisiensi besi, sel-sel darah merah mengandung Hemoglobin
dalam jumlah yang kurang dari normal. Anemia defisiensi ini, karena
kekurangan faktor pematangan eritrosit bisa dikarenakan defisiensi zat besi,
asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin, dan eritropoetin.
Etiologi
Kemungkinan besar pada pasien anak-anak ini berdasarkan data
hasil pemeriksaan fisik dimana terlihat adanya underweight, anak ini
mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi yang bisa berhubungan
dengan adanya ascariasis pada pasien ini atau pemenuhan nutrisinya
yang bermasalah.
b. Ascariasis
Ascariasis ialah Infeksi cacing gelang atau Ascaris Lumbricoides , manusia
terinfeksi apabila secara tidak sengaja menelan telur stadium iniektif
bersama makanan atau minuman. Telur yang dibuahi, setelah mengalami
periode inkubasi di datam tanah selama kurang lebih 3 minggu, akan
menjadi telur infektif yang berisi embrio (larva). Telur akan mengalami
embrionasi pada lingkungan yang cocok (lembab dan terlindung dari sinar
matahari). Cacing dewasa jarang menimbulkan gejala akut, tetapi infeksi
kronis pada anak-anak dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan. Infeksi
berat menyebabkan sumbatan pada usus dan rasa sakit pada abdomen bagian
atas dengan intensitas bervariasi. Cacing dewasa dapat mengalami migrasi
ke saluran empedu, pankeas, mulut atau hidung. Pada awal migrasi larva
melalui paru-paru pada umumnya tidak menimbulkan gejala klinis, namun
pada infeksi berat dapat menyebabkan gejala batuk, sesak napas, muntah
darah, dan pneumonitis eosinofilik (Loeffler's syndrome).
Etiologi

7|Page

Kemungkinan besar pada pasien anak-anak ini berdasarkan data


hasil pemeriksaan feses dimana ditemukan adanya telur Ascaris
Lumbricoides hal ini didapatkan karena anak ini kurang menjaga
kebersihan saat makan sehingga ada telur stadium infektif yang masuk
ke saluran cerna. Terlihat akan gigi yang kotor dan juga kuku yang kotor,
sangat memungkinkan anak ini kurang menjaga kebersihan dan terkena
infeksi dari cacing ataupun bakteri maupun virus.
C. Diagnosis Banding
a. Faringitis Akut
Faringitis Akut ialah infeksi faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri,
yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hipermis,
demam, pembesaran dari kelenjar getah bening leher, dan malaise. Faringitis
ditularkan melalui kontak secret hidung dan ludah.
b. Patogenesis
Salah satu penyebab dari faringitis ialah bakteri S. Pyogenes yang memiliki
sifat penularan yang tinggi dengan droplet udara yang berasal dari pasien
faringitis. Droplet ini dikeluarkan melalui batuk dan bersin. Jika bakteri ini
hinggap pada sel sehat, bakteri ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan
toksin. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel hidup dan inflamasi
pada orofaring dan tonsil dan kerusakan jaringan ini ditandai dengan adanya
tampakan kemerahan pada faring. Periode inkubasi faringitis hingga gejala
muncul yaitu sekitar 24 72 jam. Beberapa strain dari S. Pyogenes
menghasilkan eksotoksin eritrogenik yang menyebabkanbercak kemerahan
pada kulit pada leher, dada, dan lengan. Bercak tersebut terjadi sebagai
akibatdari kumpulan darah pada pembuluh darah yang rusak akibat
pengaruhtoksin.
D. Tanda-Tanda Inflamasi dan Penyebabnya
Pada gejala-gejala yang pasien alami pada tenggorokan terlihat jelas bahwa adanya
faringitis atau inflamasi pada tenggorokan pasien dikarenakan adanya infeksi virus
ataupun juga bakteri, pada hal tersebut kita dapat kategorikan ada 4 tanda utama
dari peradangan yaitu ;
8|Page

a. Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan dengan tujuan
membawa leukosit(khususnya Neutrofil untuk peradangan akut) melawan
benda asing berupa virus/bakteri . Dengan demikian, lebih banyak darah
mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi
penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya
hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik secara
neurogenik maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamin.
b. Kalor
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi
peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan
normal lebih dingin dari 37 C yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah
peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab darah
yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena lebih banyak
daripada yang disalurkan kedaerah normal. Fenomena panas lokal ini tidak
terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh di dalam tubuh, karena
jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 37C,hyperemia lokal
tidak menimbulkan perubahan.
c. Dolor
Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan
berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau
zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh
tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan
tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar
ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke

9|Page

jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di


daerah peradangan disebut eksudat meradang. Pada keadaan dini reaksi
peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada
lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah
putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian
dari eksudat.
E. Tata Laksana
a. Pemeriksaan Lanjutan
Tes Profil Zat Besi (iron Profile) untuk memastikan bahwa pasien ini
memang kekurangan zat besi. Pasien dapat dikatakan anemia defisiensi besi
apabila kadar hemoglobin turun dibawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging
seperti yang dikeluhkan oleh pasien. Beberapa hasil pemeriksaan yang
menegakkan diagnosa pasien menderita anemia defisiensi besi: kadar besi
serum menurun <50 mg/dl, total iron binding capacity (TIBC) meningkat
>350 mg/dl, dan saturasi transferin <15%, kadar serum feritin <20 g/dl.
Jika terdapat inflamasi maka feritin serum sampai dengan 60 g/dl masih

dapat menunjukkan adanya defisiensi besi.


Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang
telah lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu
penyakit. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan
laboratorium yang modern , dalam beberapa kasus pemeriksaan feses masih
diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain. Pengetahuan
mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses ,
cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksan dan interpretasi yang
benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi.
Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur
cacing ataupun larva infektif. Pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk
mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa
fesesnya

10 | P a g e

Pemeriksaan Darah Lengkap dan Vital sign untuk memonitori kondisi

pasien.
b. Terapi
Influenza
Pada penyakit flu biasa, pengobatan tidak di perlukan. Karena virus flu biasa
mempunyai waktu yang terbatas dalam mengifeksi manusia. Biasanya hanya
berlangsung selama 3 atau 5 hari saja setelah itu virus akan mati dengan
sendirinya. Yang di perlukan adalah obat-obatan untuk mengatasi gejala
penyakit yang di timbulkannya sebagai contoh ialah ;
Paracetamol
Paracetamol adalah jenis obat yang termasuk kelompok analgesik
atauperedarasasakit.Obatinidipakaiuntukmeredakanrasasakit
ringan hingga menengah. Obat ini juga bisa dipakai untuk
menurunkan demam. Dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol
sebanyak500mghingga1gramtiap46jamsekali.Paracetamol
mengurangirasasakitdengancaramengurangiproduksizatdalam
tubuhyangdisebutprostaglandin.Prostaglandinadalahunsuryang
dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap rasa sakit. Paracetamol
menghalangiproduksiprostaglandin,sehinggatubuhmenjaditidak
terlalu fokus pada rasa sakit. Paracetamol juga bekerja dengan
memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengendalikan suhu

tubuh.
Ascariasis
Padapenyakitcacingansangatperludiberikanobatobatantihelminkarena
pada kondisi parah dapat mengobstruksi usus sehingga tidak dapat
melakukan konstipasi dan dalam kasus tertentu harus melakukan operasi
untukmengeluarkannya,beberapaobatantihelminyangdigunakanialah;
Albendazole(Albenza):400mgsingledose
Albendazole adalah kelompok obat antelmintik yang berfungsi
mengatasiinfeksiyangdisebabkanolehcacing,seperticacingpita
babi, cacing tambang, cacing cambuk, Cacing gelang/Ascaris

11 | P a g e

Lumbricoides, dan cacing kremi. Obat ini bekerja dengan cara


mencegah cacing menyerap gula atau glukosa, hingga akhirnya

kehabisanenergidanmati.
Mebendazole(Vermox):200mgperoral,3hari
Mebendazoleadalahobatyangdigunakanuntukmengobatiinfeksi
yang disebabkan oleh cacing kremi, Cacing gelang, cacing pita,
cacingtambang,dancacingcambukdengancaramelumpuhkandan
membunuhcacingyangmenginfeksisaluranpencernaan.Carakerja
obat ini adalah mencegah cacing menyerap gula yang merupakan
sumber makanannya. Efek mebendazole dalam membunuh cacing
akan memakan proses beberapa hari. Meski mebendazole ampuh
membasmicacingdewasa,namuntidakakanberpengaruhpadatelur

cacing.Olehkarenanyapentingmencegahterjadiinfeksikembali.
Anemia Hipokrom Mikrositer
Anemia ini sendiri seperti pada pembahasan sebelum ialah anemia
dikarenakan defisiensi dari zat-zat tertentu sehingga terjadi imatur dari
eritrosit sendiri lalu untuk terapi pada anemia ini disarankan mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat besi yang lumayan tinggi juga folat, B12,
dan zat-zat yang meningkatkan maturisasi dari eritrosit.

c. KIE(Komunikasi,Informasi,Edukasi)
SetelahdanSebelummelakukanpengobatanatauterapipentingseorangdokter
menjelaskanefekyangakantimbuldaninstruksiyanglengkapkepadapasien.
Padakasusiniadabeberapahalyangperluditekankankepadapasienagartidak
terulangsikluscacingan,influenza,danjugamengobatianemiayangdialami
olehpasien.Sarankepadapasienyaitu;
Banyak makan makanan yang mengandung zat besi memicu

terbentuk eritrosit yang matur


Cukup istirahat
Menjaga makanan secara higenis dan juga higenitas diri sendiri
Jangan terkena hujan saat sedang beraktivitas
Menggunakan alas kaki saat beraktivitas di luar rumah
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar terutama sanitasi
12 | P a g e

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Jadi pada Pasien anak-anak datang dengan keluhan utama tidak enak badan sejak 2
hari yang lalu berdasarkan Data Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik yang dilakukan,
ditambahkan data penunjang bahwa pasien terkena Influenza dengan gejala seperti
Tenggorokan serik dan tampak merah, hidung berair, dan mulai berdeham. Infeksi virus
influenza yang berpengaruh terhadap tubuh menimbulkan efek inflamasi yaitu Rubor,
Kalor, Dolor, dan Tumor. Berdasarkan data-data anamnesa, pemeriksaan fisik dan juga
pemeriksaan penunjang pasien juga terdiagnosis Anemia Hipokrom Mikrositer dan
Ascariasis dimana untuk Anemia terlihat dari jumlah eritrosit dan Hb serta bentuk dari
eritrosit tersebut menunjukan indikasi mikrositer hal ini sendiri disebabkan oleh malnutrisi
dari pasien terlihat dari data TB dan BB dimana menunjukkan underweight. Sedangkan
Ascariasis terlihat dari pemeriksaan Feses pada pasien dimana hasil menunjukkan bahwa
terlihat telur Ascaris Lumbricoides pada feses pasien kemungkinan besar karena kurangnya
higenitas dari makanan yg dikonsumsi dan juga higenitas dari pasien sendiri untuk menjaga
kebersihan.
Terapinya sendiri secara farmakoterapi cukup menggunakan obat anti helmin untuk
mengobati ascariasisnya dan untuk anemianya cukup pemberian nutrisi secukupnya agar

13 | P a g e

proses pembentukan eritrosit dapat lebih sempurna dan kadar eritrosit dapat bertambah.
Influenza sendiri tidak terlalu perlu diobati dengan obat hanya perlu diredakan gejalanya
dengan obat-obat simtomatik. Untuk KIE pasien dijelaskan efek obat dan instruksinya
sejelas mungkin kemudian pasien disarankan lebih meningkatkan nutrisi seperti zat besi
dan juga pemenuhan gizi lainnya serta menjaga higenitas.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai