Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi adalah satu-satunya tempat untuk hidup bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Di tempat ini semua tersedia untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Sumber yang tersedia di bumi
tersebut merupakan sumber daya alam yang sejauh ini dimanfaatkan manusia.
Seiring perkembangan jaman, semakin berkembang pula teknologi
yang dimiliki manusia. Kehidupan manusia pun berubah dari masa agrikultur
ke era revolusi industri seperti sekarang ini. Dengan orientasi tersebut dunia
agrikultur mengalami kemunduran secara perlahan. Nilai-nilai kehidupan
manusia turut mengalami perubahan terutama mengenai masalah lingkungan.
Para ahli lingkungan telah menemukan adanya indikasi pemanasan secara
global atau yang biasa disebut dengan Global Warming. Hal ini salah satunya
akibat berubahnya pola hidup manusia yang berorientasi ke dunia industri.
Dampak yang ditimbulkan berperan besar dalam masalah lingkungan
serta permukaan bumi. Pada saat ini iklim di permukaan bumi mengalami
penghangatan yang disebabkan oleh pemanasan global. Aktivitas manusia
yang menggunakan bahan bakar fosil, secara tidak langsung akan menaikkan
suhu permukaan bumi. Efek yang ditimbulkan memang tidak bisa langsung
dirasakan oleh manusia, namun akan berpengaruh dalam masa yang akan
datang.
Berdasarkan hal diatas, kami bermaksud melakukan studi pustaka
dengan judul Pemanasan Global.
B. Rumusan Permasalahan
1. Apa itu pemanasan global?
2. Bagaimana awal mula terjadinya pemanasan global ?
3. Apa penyebab terjadinya pemanasan global ?
4. Bagaimana dampak yang di timbulkan dari pemanasan global?

5. Bagaimana upaya dalam mengatasi pemanasan global?


C. Tujuan
Sebuah penulisan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan manfaat
tersendiri. Begitu pula dengan penulisan tentang Pemanasan Global. Adapun
tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari pemanasan global
2. Mengetahui awal mula terjadinya pemanasan global
3. Mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global
4. Mengetahui dampak akibat dari pemanasan global
5. Mengetahui upaya dalam mengatasi terjadinya pemanasan global
6. Untuk menambah informasi wawasan dan pengetahuan seputar
pemansan global
D. Manfaat
Manfaat makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui
tentang pemanasn global, dijadikan sebagai media informasi mengenai
pemanasan global, serta mengetahui kaitan ilmu Fisika yang berhubungan
dengan pemanasan gobal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

B. Awal Mula Terjadinya Pemanasan Global


Pemanasan global bermula dari Revolusi Industri pada akhir abad ke18. Revolusi Industri adalah perubahan pola produksi yang dulu
menggunakan tenaga manusia (pekerja) menjadi menggunakan mesin dan
teknologi (industri). Tujuan dari Revolusi Industri ini adalah untuk mencapai
keuntungan yang lebih besar, karena penggunaan mesin dianggap lebih
efisien dari pada menggunakan tenaga manusia. Sejak saat itu juga bahan
bakar fosil mulai digunakan secara intensif.
Tetapi dibalik kemajuan yang diimpikan melalui Revolusi Industri ada
masalah baru yang akan timbul, yaitu pemanasan global, karena setiap mesin
yang digunakan akan menghasilkan gas buangan dari hasil pembakaran yang
menimbulkan polusi (emisi gas rumah kaca).
Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbondioksida pada atmosfer
bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi
asam nitrat bertambah 15%. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi meningkat 0.74 0.18 C
(1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan

suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar


disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk
semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C, antara tahun 1990 dan
2100. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut
selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
C. Penyebab Pemanasan Global
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai penyebab
atau faktor-faktor terjadinya pemanasan global diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan dari permukaan
suatu benda langit atau benda angkasa yang disebabkan oleh komposisi
serta keadaan atmosfernya. Benda-benda langit yang dimaksudkan
terutama adalah planet maupun satelit. Sebenarnya efek rumah kaca
hampir ada di berbagai planet di tata surya seperti Mars, Venus, dan
benda-benda langit lainnya. Efek rumah kaca pertama kali ditemukan oleh
seorang fisikawan asal Perancis bernama Jean Baptise Joseph Fourier
sejak tahun 1824.
Proses terjadinya efek rumah kaca yaitu ketika Energi matahari
berupa radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik, yakni sinar
ultraviolet, dan cahaya akan diteruskan ke permukaan Bumi, sebagian dari
sinar itu akan diserap,dan sebagian lagi akan dipantulkan ke angkasa.
Radiasi yang sampai dipermukaan

Bumi akan diserap,dan berubah

menjadi kalor. Kalor ini kemudian di radiasikan kembali ke angkasa oleh

Bumi dalam bentuk inframerah dan ketika mengenai gas rumah kaca di
atmosfer maka sinar tersebut akan dipantulkan kembali ke Bumi Akibatnya
panas tersebut terperangkap di permukaan Bumi, dan menjadikan Bumi
panas.
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian inframerah
yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya,
untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu
antara siang dan malm dibumi tidak jauh berbeda.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan suhu rata-rata 15o C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33o C dari
suhu semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 o C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas gas tersebut berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.
2. Polusi Karbon Dioksida oleh Industri
Semakin hari jumlah industri semakin banyak, tentu ini positif
untuk perekonomian. Akan tetapi disisi lain hal ini kurang bersahabat
kepada bumi yang kita tinggali ini. Sebagian besar industri yang ada saat
ini membuang gas emisi yang berupa karbon dioksida keudara yang
akhirnya akan berkumpul di atmosfer bumi. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya peristiwa efek rumah kaca yang membuat bumi kita semakin
hari semakin panas.
3. Polusi Karbon Dioksida oleh Transportasi
Jumlah pemilik kendaraan bermotor semakin hari semakin banyak.
Disatu sisi hal ini menunjukan geliat perekonomian yang positif, akan
tetapi disisi lain hal ini akan semakin merusak bumi kita. Seluruh
kendaraan (transportasi) mengeluarkan sisa pembakaran bahan bakar fosil
(premium, solar, dll) yang berupa karbon dioksida keudara, hal ini yang

menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca yang berdampak langsung


terhadap global warming.
4. Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan
Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa kegiatan-kegiatan
disektor Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan juga bisa menyebabkan
terjadinya pemanasan global. Pembusukan sisa-sisa pertanian dan
pembusukan kotoran-kotoran ternak seperti sapi, dan pembakaran sabana
di sektor pertanian dan peternakan yang menyebabkan adanya gas metana.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang
menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari
bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan
oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus
hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak,
mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke
atmosfer bumi.
5. Menipisnya Lapisan Ozon
Salah satu penyebab yang membuat semakin lama bumi ini
semakin panas adalah menipisnya lapisan ozon di atmosfer bumi, hal ini
membuat sinar matahari yang menyinari bumi tidak "difilter" terlebih
dahulu. Selain membuat bumi semakin panas, hal tersebut juga berbahaya
bagi kehidupan manusia.
CFC (Chloro Flouro Carbons) merupakan zat kimia yang biasa kita
jumpai pada kulkas dan AC. Zat kimia ini bisa naik ke atmosfir bumi dan
merusak lapisan ozon. Ini tentu tidak baik bagi bumi dan kehidupan kita,
untuk itu sudah seharusnya kita menggunakan peralatan rumah (AC dan
kulkas) sebijak mungkin.
6. Penggunaan Pupuk Kimia yang Tidak Wajar
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak jarang para
petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan, padahal hal tersebut
tidak baik untuk tanaman mereka. Dalam kurun waktu paruh terakhir abad
ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat.

Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih
kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas.
7. Kerusakan Hutan
Semakin hari hutan kita semakin rusak, hal ini dikarenakan
maraknya penebangan liar. Selain itu kini hutan juga beralih fungsi
menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan
sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk
mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi
Rusaknya hutan membuat kondisi bumi semakin buruk. Salah satu
fungsi hutan adalah menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan udara
segar berupa oksigen. Jika terjadi kerusakan hutan maka jumlah karbon
dioksida yang diserap oleh hutan semakin sedikit, sehingga semakin
banyak gas tersebut yang terbang dan berkumpul di atmosfer.
8. Pembakaran Sampah Secara Masal
Perlu diketahui bahwa sampah - sampah yang dibakar akan
menghasilkan gas metana yang akan melayang ke atmosfer bumi. Gas
metana tersebut berkumpul dengan gas-gas lainnya seperti karbon
dioksida, sulfur dioksida, dan uap air yang menjadi perangkap gelombang
radiasi sinar matahari. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk karena
dapat menyebabkan efek rumah kaca.

9. Pemborosan Energi Listrik


Penggunaan energi listrik yang berlebihan menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan bumi ini semakin panas. Kadang kita secara
tidak sadar menggunakan energi listrik dengan boros (misalnya
menyalakan lampu terus menerus, televisi terus menyala padahal tidak
ditonton). Hal tersebut tidak baik karena energi listrik yang kita gunakan
bersumberkan
pembakarannya

dari
juga

minyak

bumi

menghasilkan

menyebabkan global warming.


D. Dampak Terjadinya Pemanasan Global

dan

batubara

karbon

dimana

dioksida

yang

proses
bisa

Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi


yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan
manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Iklim Mulai Menjadi Tidak Stabil


Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang
sebelumnya

mengalami

salju

ringan,

mungkin

tidak

akan

mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang


ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih
banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin
apakah

kelembapan

tersebut

malah

akan

meningkatkan

atau

menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena
uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang
lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga
akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana
hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara ratarata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah
hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus
tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan
lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih

kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai


(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
.
2.

Peningkatan Permukaan Air Laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan
tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di
kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume
air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10
25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 - 35 inci) pada abad
ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6
persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak
pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang
akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan
dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan
negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari
daerah pantai.
Bahkan

sedikit

kenaikan

tinggi

muka

laut

akan

sangat

memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan


menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat.
Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan
daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi
sebagian besar dari Everglades, Florida.
3. Punahnya Berbagai Jenis Flora Dan Fauna

Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu,


kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Dengan terjadinya
kenaikan suhu global ini menyebabkan terganggunya siklus air,
kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan
sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun
memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim
Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan
kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan.
Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total
lahan yang kita miliki saat ini.
Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase
global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950
dan 2008.
Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan
berdampak fatal bagi populasi dunia.
5. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah
penyakit. Berbagai virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada
suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat perubahan iklim,
virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis
kemudian menyebar ke daerah lain.
Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan
bahwa Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan
mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan
kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen
sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang
ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di

10

kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan


dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat
trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul
penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran
penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran
penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya
kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim
ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus,
bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang
target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan
bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi
ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal
ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa
berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA
(kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan
tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah
pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vectorborne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas
pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap
penyakit-penyakit

saluran

pernapasan

seperti

asma,

alergi,

coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.


6. Kabut Asap (Smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat
konsentrasi

kabut

asap

di

atmosfer

mengalami

peningkatan.

Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan

11

kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang


tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
7. Kebakaran Hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan
untuk memastikan bahwa pemanasan global menyebabkan peningkatan
frekuensi

dan

intensitas

kebakaran

hutan.

Kebakaran

hutan

menyebabkan rusaknya ekosistem dan infrastruktur. Akibat kebakaran


hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah
kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan
global.
E. Upaya Mengatasi Pemanasan Global
1. Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negaranegara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka
secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun
yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan
jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target ini berarti
pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi ratarata emisi dari enam gas rumah kaca karbon dioksida, metan, nitrous
oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai
rata-rataselama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional
berkiasar dari pengurangan 6% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6%
untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar
8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.
Target penurunan emisi dikenal dengan nama Quantified Emission
limitation and Reducation Commitment (QELROC) merupakan pokok
permasalahan dalam seluruh urusan Protokol Kyoto dengan memiliki
implikasi serta mengikat secara hukum, adanya periode komitmen,
digunakannya rosot (sink) untuk mencapai target, adanya jatah emisi
setiap pihak di Annex I, dan dimasukannya enam jenis gas rumah kaca

12

seperti CO2, CH4, N2O, HFC, PFC dan SF6 (basket of gases) dan
disertakan dengan CO2.

2. Konservasi Energi dan Efisiensi Energi


Konservasi Energi dan Efisiensi Energi merupakan salah satu cara
mengatasi pemanasan global. Penghematan energi dilakukan bukan
semata-mata untuk alasan ekonomi, melainkan untuk alasan konservasi
energi. Dunia industri merupakan potensi terbesar untuk penghematan
energi, di mana sebagian besar energi dikonsumsi. Penghematan energi
yang lain adalah sektor rumah tangga dan transportasi, baik dalam
penggunaan listrik maupun bahan bakar lainnya. Jadi salah satu cara
mengatasi pemanasan global dengan melakukan konservasi energi dan
efesiensi energi.
3.

Menukar Bahan Bakar


Cara mengatasi pemanasan global yaitu dengan menukar bahan
bakar. Emisi gas rumah kaca dari penggunaan bahan bakar fosil atau
minyak bumi yang bervariasi atau menggantinya dengan bahan bakar
dari bahan baku biogas atau tumbuh-tumbuhan. Untuk produksi jumlah
panas atau listrik yang sama, gas alam menghasilkan karbon dioksida
40% lebih rendah dibandingkan dengan batu bara dan sekitar 25% lebih
rendah daripada minyak. Dengan menukar sumber bahan bakar dari
minyak bumi ke gas alam dan biogas dapat mengurasi emisi karbon
dioksida. Jadi cara mengatasi pemanasan global dengan menukar bahan
bakar fosil atau minyak bumi menjadi bahan bakar dari tumbuhtumbuhan atau biogas.

13

4. Reboisasi Hutan
Salah satu cara mengatasi pemanasan global yaitu dengan
melakukan reboisasi hutan. Untuk menyerap 10% emisi karbon
dioksida yang ada di atmosfer, dapat dilakukan dengan tanaman areal
seluas Turki atau Zambia, sedangkan untuk menyerap semua emisi
tahunan diperlukan menanam seluas australia. Jadi cara mengatasi
pemanasan

global

dengan

melakukan

reboisasi

hutan,

jika

pembangunan terus terjadi tanpa diimbangi dengan penanaman hutan


yang terjadi adalah pemanasan global.
5. Teknologi Energi yang dapat diperbarui
Cara mengatasi pemanasan global yang berikutnya yaitu dengan
teknologi energi yang dapat diperbarui. Upaya mengurangi emisi gas
rumah kaca dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu teknologi
yang dapat menekan emisi penyebab efek rumah kaca, seperti PLTA,
pemanas air dengan matahari, penggunaan tenaga angin di konversi
menjadi listrik maupun penangkapan metana dari tempat sampah dan
kotoran manusia atau hewan menjadi energi atau listrik.
6. Eliminasi CFC
Salah satu cara mengatasi pemanasan global yaitu dengan
mengeliminasi CFC. Eliminasi CFC sangat diperlukan karena gas-gas
tersebut dapat menyumbangkan 20% dari efek rumah kaca pada tahun
2030 nantinya. Oleh karena itu, harus segera diambil tindakan untuk
menghapus penggunaan CFC secara menyeluruh. Penggantian gas
Freon dengan gas lain dalam sistem atau peralatan pendingin udara
perlu segera dilakukan. Jadi cara mengatasi pemanasan global yaitu
dengan mengurangi, bahkan menghilangkan penggunaan gas CFC
dalam kehidupan sehari-hari.

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan global atau pemanasan Bumi adalah peningkatan suhu rata-rata
atmosfer Bumi yang penyebabnya adalah efek rumah kaca, efek umpan balik, dan
kegiatan manusia seperti penebangan hutan, penggunaan bahan bakar minyak
yang berlebihan dan penggunaan spray yang banyak mengandung gas CFC.
Meningkatnya suhu permukaan Bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrem di Bumi. Hal ini mengakibatkan terganggunya hutan
dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya menyerap
karbondioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga
air laut mengambang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Perubahan
cuaca dan lautan juga dapat mengakibatkan munculnya dampak sosial dan politik
yaitu munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas, penyebaran
penyakit melalui air. Temperature yang panas menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
B. Saran
Bumi ini merupakan planet yang harus kita jaga kelestariannya, jangan sampai
kita adalah penyebab dari kerusakan bumi ini. Marilah bersama-sama untuk
menyelamatkan bumi dari efek pemanasan global.

15

Penggunaan bahan bakar minyak yang berlebihan sebaiknya dikurangi dengan


berganti ke bahan bakar yang ramah lingkungan. Penggunaan kendaraan
bermotor harusnya juga sedikit dikurangi dengan penggunaan angkutan umum
dari pada kendaraan pribadi, atau mungkin juga bisa menggunakan sepedah
untuk mengurangi polusi udara.
Penggundulan hutan seharusnya harus mulai dikurangi dan beralih ke kegiatan
menanam pohon (reboisasi). Karena semakin banyak pohon, makan kadar
karbondioksida di atmosfer bisa berkurang.
Jadikan makalah ini sebagai salah satu sumber pengetahuan agar bisa
mengetahui penyebab, dampak, dan upaya pemanasan global.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. http://zonabawah.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-efek-rumah-kaca.html
2. http://www.plimbi.com/article/127791/mengenal-berbagai-penyebab-efekrumah-kaca3. http://ipemanasanglobal.blogspot.com/2013/10/penyebab-pemanasanglobal.html
4. http://www.artikelsiana.com/2015/03/pengertian-pemanasan-globalpenyebab-dampak-akibat.html
5. https://pustakafisika.wordpress.com/2012/11/24/penyebab-pemanasanglobal-dan-akibatnya-bagi-bumi/
6. http://www.makalahskripsi.com/2015/03/makalah-pemanasan-globalpenyebab-utama.html
7. https://hikmatunnafisah.wordpress.com/kelas-vii/pengetahuan-faktualkonseptual-dan-prosedural-tentang-ilmu-pengetahuan-teknologi-senibudaya-terkait-fenomena-dan-kejadian-tampak-mata/penyebab-terjadinyapemanasan-global-dan-dampaknya-bagi-ekosistem/
8. http://www.amazine.co/17298/akibat-global-warming-6-dampakmerugikan-pemanasan-global/
9. http://www.pengertianpakar.com/2015/04/cara-mengatasi-pemanasanglobal.html#
10. http://www.artikelsiana.com/2015/03/upaya-penanggulangi-pemanasanglobal-cara.html

17

Anda mungkin juga menyukai