Tumpahan Minyak
Tumpahan Minyak
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup manusia membuat manusia berpikir untuk
seperti kegiatan
pengeboran,
produksi
minyak
dan
turunannya,
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas adapaun rumusan masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Kesehatan Manusia?
5. Apakah Teknologi Bioremediasi Minim Resiko?
I.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
kesehatan manusia
5. Mngetahui bioremediasi minim resiko
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangan Bioremediasi
Sejak tahun 1900-an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme
untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit
untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang
termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum
hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida,
herbisida,
dan
lain-lain.
Banyak aplikasi-aplikasi
baru
menggunakan
laut
dibagi
menjadi
menggunakan mikroorganisme
alam,
yaitu nutrient
enrichment,
seeding
menggunakan
petroleum
dibatasi
oleh
kurang
mencukupinya
nutrien.
(disebut
juga
inokulasi)
merupakan
penambahan
pendegradasi
minyak
yang
diambil
dari
area
yang
akan
Mencegah bau
Actinomycetes adalah bakteri yang mampu menghasilkan zat penghilang
bau tak sedap. Dengan tumbuhnya bakteri ini di dalam sistem sudah dipastikan
bau tak sedap dapat dicegah. Instalasi air limbah banyak menggunakan bahan
terbuat dari logam. Seperti pompa dan blower. Logam bersifat mudah terkorosi,
apalagi terkena H2S dan CO2 agresif. H2S dalam bentuk tak terionisasi bersifat
sangat toksik dan korosif. H2S dan CO2 dapat berasal dari dekomposisi bahan
organik oleh bakteri tertentu. Kerugian yang diderita perusahaan/instansi dengan
kerusakan tersebut sangatlah besar. Untuk mencegah korosi atau karat pada
9
demikian
mikroorganisme
yang
berpotensi
menghasilkan
enzim
12
tempat
terjadinya
tumpahan
minyak
(tempat
terkontaminasi).
Kelebihan
bioremediasi in situ adalah biaya yang lebih murah karena tidak perlu melakukan
relokasi area yang terkontaminasi. Akan tetapi kekurangannya yaitu memungkinkan
terjadinya gangguan ekologis di sekitar area kontaminasi dan kontrolling kondisi
area lebih sulit dilakukan.
Melihat kekurangan dari bioremediasi in situ yang memungkinkan
terjadinya gangguan secara ekologis, maka lebih baik remediasi dilakukan secara ex
situ. Walaupun bioremediasi ex situ mebutuhkan biaya operasional yang lebih
mahal tetapi kemungkinan efek negatif bioremediasi yang dilakukan dapat di
lokalisir. Selain itu kontrolling dan modifikasi kondisi dapat lebih mudah dilakukan
untuk meningkatkan laju biodegradasi sehingga proses bioremediasi lebih optimal.
Bioremediasi ex situ dapat dioptimalkan dengan merelokasi bagian yang
terkontaminasi dengan tumpahan minyak pada suatu lokasi. Lokasi yang digunakan
harus dipastikan tertutup dari lingkungan sekitar untuk menghindarkan meluasnya
kontaminasi atau meluasnya efek negatif bioremediasi. Setelah dilakukan relokasi
bioremediasi dapat dilakukan dengan seeding mikroorganisme tertentu yang
memiliki kemampuan utnutk mendegradasi minyak. Kondisi dari lokasi dapat
dimodifikasi
yaitu
dengan
meningkatkan
suhu
menjadi
optimal
bagi
14
BAB III
KESIMPULAN
Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang
berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya
dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara
lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik
terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru
menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diuji cobakan.
Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik
mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenisjenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan
bioremediasi melalui teknologi genetik.
Dalam kasus tumpahan minyak pada ekosistem laut misalnya ada 3 cara
bioremediasi
yang
bisa
menggunakan mikroorganisme
diterapkan
alam,
yaitu
nutrient
enrichment,
seeding
menggunakan
mikroorganisme hasil rekombinasi genetik. Juga cara bioaugmentasi dan bio-trent biasa
digunakan.
Keberhasilan proses biodegradasi banyak ditentukan oleh aktivitas enzim.
Dengan demikian mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan enzim pendegradasi
hidrokarbon, perlu dioptimalkan aktivitasnya dengan pengaturan kondisi dan
penambahan suplemen yang sesuai. Dalam hal ini perlu diperhatikan faktor-faktor
lingkungan yang meliputi kondisi lingkungan, temperature, oksigen, dan nutrient yang
tersedia.
Terdapat 2 macam perlakuan bioremediasi, perlakuan secara in situ dan ex situ
dimana Bioremediasi in situ adalah pengaplikasian teknologi bioremediasi langsung di
tempat terjadinya tumpahan minyak (tempat terkontaminasi). Kelebihan bioremediasi in
situ adalah biaya yang lebih murah karena tidak perlu melakukan relokasi area yang
terkontaminasi. Akan tetapi kekurangannya yaitu memungkinkan terjadinya gangguan
ekologis di sekitar area kontaminasi dan kontrolling kondisi area lebih sulit dilakukan.
Melihat kekurangan dari bioremediasi in situ yang memungkinkan terjadinya
gangguan secara ekologis, maka lebih baik remediasi dilakukan secara ex situ.
15
Walaupun bioremediasi ex situ mebutuhkan biaya operasional yang lebih mahal tetapi
kemungkinan efek negatif bioremediasi yang dilakukan dapat di lokalisir. Selain itu
kontrolling dan modifikasi kondisi dapat lebih mudah dilakukan untuk meningkatkan
laju biodegradasi sehingga proses bioremediasi lebih optimal.
16
DAFTAR ISI
Ahmad Thontowi, Tesis Potensi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Alkana Sebagai
Agen
Bioremediasi
Pencemaran
Minyak
Di
Laut
Indonesia,
<http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41546/2008ath.pdf?
sequence=10>, Diakses Pada 25 September 2015
Anonim.2014. Bioremediasi
<http://greenmariner.blogspot.co.id/2014/10/bioremediasi.html> , diakses pada 25
september 2015
Tutiks, Bioremediasi, <http://forum.upi.edu/index.php?topic=14106.0>, diakses pada 24
September 2015
Anonim. 2013. Terapan biotekologi terhadap pencemaran lingkungan.
<http://amuysmoch.blogspot.co.id/2013/11/terapan-bioteknologi-terhadap.html>,
diakses pada tanggal 24 september 2015
Anonim. 2013. Biodegradasi senyawa organik.
<http://endahejp.blogspot.co.id/2013/04/biodegradasi-senyawa-organik.html>,
diakses pada 24 september 2015
17