Anda di halaman 1dari 18

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

PRINSIP DASAR KESEHATAN TERNAK PERAH


PENDAHULUAN
Sapi perah diharapkan menghasilkan susu sebanyak mungkin dan mempunyai
fertilitas tinggi. Keadaan ini hanya mungkin dicapai bila sapi sehat. Telah
diketahui bahwa penyakit menurunkan produksi susu yang berarti juga
menurunkan pendapatan dan menaikkan biaya pemeliharaan.
Batasan penyakit sukar diartikan dengan tepat. Dalam pengertian umum,
penyakit dimaksudkan sebagai penyimpangan dari keadaan normal. Dalam arti
yang lebih terbatas, penyakit berarti suatu keadaan yang timbul pada makhluk
hidup karena ada parasit, yang merugikan kondisi tubuh dan kesehatan makhluk
hidup tersebut. Pengertian umum penyakit mencakup juga luka, defisiensi
nutrisi, keracunan, dan penyakit turunan atau herediter.
Kesehatan berbeda pengertian. Kesehatan adalah menjaga fungsi keadaan tetap
baik dan normal dari seluruh proses yang terjadi dalam tubuh ternak.

PROGRAM DASAR KESEHATAN TERNAK PERAH


Penyakit timbul karena pemeliharaan kurang baik. Jadi, kesehatan sapi
tergantung pada peternak itu sendiri. Pencegahan timbulnya penyakit lebih baik
daripada pengobatan. Timbulnya penyakit baik akut atau khronik selalu
menyebabkan kerugian uang pada peternak, karena mengurangi produksi.
Pemeliharaan kesehatan ternak dengan perlakuan tepat, pencegahan penyakit,
higiena, program vaksinasi, dan sebagainya merupakan hal penting untuk
peternakan menguntungkan dan teknis optimal.
Secara praktis program dasar kesehatan ternak perah dilaksanakan seperti
berikut ini :
a. Pencegahan
Pencegahan lebih baik dari pengobatan dan biasanya peternak yang
melakukan hal ini menjadi sukses.
1. Sanitasi dan Isolasi
Program yang sukses membutuhkan disinfeksi kandang induk, kandang
anak, dan fasilitas isolasi lainnya setelah digunakan. Begitu juga, ternak
yang dibeli diisolasi terlebih dahulu beberapa waktu sebelum dimasukkan
ke dalam kelompoknya. Tetapi jika jumlah ternak membesar maka
biasanya isolasi menjadi mengecil. Kekurangan tenaga kerja memaksa
peternak menghilangkan kandang pendisinfektanan dan pencucian. Untuk
alasan yang sama, kasus mencurigakan yang sebaiknya diisolasi dibiarkan
tetap dalam kelompok ternak. Hal ini untuk waktu yang lama akan
menyebabkan penyakit berkembang dalam kelompok ternak.
2. Pengujian dan Vaksinasi
Pengujian yang teratur menurut undang-undang diperlukan untuk
penyakit menular tertentu, seperti tuberkulosis. Uji standar untuk penyakit
lainnya juga ada. Bakterin dan vaksin digunakan untuk pencegahan
penyakit tertentu melalui imunisasi. Peternak dengan tenaga medis
menentukan kebijakan uji seperti itu agar ternak imun melawan penyakit
utama.

Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


Bila organisme penyebab penyakit masuk kedalam tubuh melalui kulit,
hidung atau mulut, reaksi pertama tubuh adalah mencoba menjaga infeksi
tetap terlokalisir. Tubuh meng-aktifkan membran mukus dan kelenjar limpe
yang dekat dengan tempat infeksi. Kelenjar lemfe meningkatkan produksi
sel darah putih, organisme penyebab penyakit dan toksin yang dihasilkan
menyebar keseluruh tubuh dan ternak menjadi sakit.
Bagian dari mekanisme pertahanan umum, berupa produksi sel darah
putih, tubuh juga menghasilkan substansi pertahanan spesifik. Pertahanan
spesifik ada dua macam yaitu (1) antibodi, yang menyerang organisme
penyebab penyakit, dan (2) antitoksin, yang me-nyerang toksin.
Substansi ini disebut spesifik karena tiap tipe organisme penyebab
penyakit dan toksin yang dihasilkan menyebabkan tubuh menghasilkan
antibodi dan antitoksin yang secara khusus cukup untuk menghilangkan
tipe spesifik organisme penyebab penyakit atau toksin.
Jika tubuh mampu menghasilkan antibodi dan antitoksin pada tingkat lebih
cepat dari pembelahan organisme penyebab penyakit dan penghasil
toksin, organisme penyebab penyakit akan dihilangkan dan juga toksin,
ternak sembuh dari penyakit. Jika kasus ini tidak terjadi, ternak akan mati
bila tidak sesuatupun dikerjakan. Untungnya pada berbagai kasus tenaga
medis mampu mengobati ternak dengan pemberian obat yang menolong
tubuh melawan infeksi. Dengan cara ini kesembuhan akan lebih cepat
atau ternak yang berada pada keadaan alamiah telah mati dapat
diselamatkan.
Kadang-kadang organisme penyebab penyakit tidak seluruhnya
dihilangkan dan masih ada yang tertinggal dalam tubuh. Akibatnya, ternak
tidak berada pada kondisi optimal dan tidak dapat memproduksi sesuai
dengan kemampuannya. Penyakit disebut berada pada kondisi khronik
yang sering kali terlihat tanpa gejala. Bila keadaan lingkungan menjadi
kurang menyenangkan, penyakit dapat timbul kembali. Atau dengan kata
lain penyakit mencapai tingkat akut lagi.
Organisme penyebab penyakit umumnya tidak menimbulkan kesukaran
pada setiap jenis ternak. Sebagai contoh, organisme tertentu
mempengaruhi unggas tetapi tidak terhadap sapi. Hal ini berarti bahwa
sapi secara alami mempunyai sesuatu yang menyebabkan sapi tahan
terhadap mikroorganisme ini.
Sesudah ternak sembuh dari sakit, antibodi kadang-kadang masih ada
didalam tubuh. Selagi antibodi masih berada dalam jumlah cukup,
penyakit sebelumnya tidak akan berpengaruh terhadap ternak.Ternak
telah membangun satu immunitas melawan penyakit. Immunitas berakhir
tergantung pada tipe penyakit. Immunitas bervariasi dari beberapa bulan
hingga sepanjang umur.
Sekarang ini adalah mungkin memberi ternak imunitas melawan sejumlah
penyakit secara artifisial. Imunitas ini dikerjakan dengan memvaksinasi
ternak, atau dengan kata lain, mem-beri ternak vaksin. Vaksin adalah
kultur organisme penyebab penyakit yang dilemahkan. Organisme
penyebab penyakit telah mengalami beberapa jenis perlakuan
menyebabkan mereka kurang virulen, sehingga vaksin tidak akan
membuat ternak sakit. Akan tetapi, vaksin cukup kuat untuk membuat
tubuh bereaksi sehingga tubuh menghasilkan antibodi dan karena itu
membangun imunitas melawan penyakit tertentu. Pada sapi, vaksin
diberikan melalui injeksi. Setelah vaksin diinjeksi, ternak membutuhkan
waktu untuk membangun imunitas. Waktu yang dibutuhkan berlangsung 1
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


hingga 2 minggu. Imunitas berakhir setelah beberapa bulan sampai
beberapa tahun, tergantung pada penyakit yang melawan vaksin yang
disuntikkan dan tipe vaksin yang digunakan. Sebagai contoh, vaksinasi
melawan bibit penyakit kaki hitam (Blackleg) harus diulang tiap tahun.
Walaupun tidak seluruh penyakit menular dapat dikontrol oleh vaksinasi,
vaksin tersedia untuk sejumlah penyakit berbahaya. Cara lain memberikan
ternak imunitas melawan penyakit adalah dengan menyuntikan
antiserum, yang mengandung antibodi melawan penyakit. Antiserum
dapat berasal dari ternak yang kuat bertahan terhadap penyakit.
Antiserum disuntikan langsung ke adalam aliran darah dan menyebabkan
ternak segera imun. Ternak tidak harus membentuk antibodi itu sendiri,
itulah sebabnya bentuk imunitas ini disebut imunitas pasif dan imunitas
ternak yang dibentuk setelah vaksinasi disebut imunitas aktif. Imunitas
setelah injeksi antiserum berlangsung tidak lama, antara 1 minggu hingga
1 bulan. Metode ini hanya digunakan saat mendesak, bila penyebaran
penyakit sudah berjangkit atau dalam kasus harus dilindungi selama
waktu singkat, misalnya setelah operasi bedah ada resiko melalui luka
ternak akan terinfeksi tetanus.
3. Pemeriksaan Lainnya
Pembelian ternak pengganti dan ternak pamer pada pameran ternak
meningkatkan resiko memasukan penyakit menular ke dalam kelompok
ternak. Peternak yang tidak memamerkan ternaknya dan memelihara
sendiri ternak pengganti memiliki resiko lebih kecil. Seluruh langkah
praktis, terutama isolasi, untuk melindungi kesehatan ternak sebaiknya
diambil bila ternak pengganti dibeli atau dara dipelihara oleh orang lain
dan kemudian kembali ke peternakan.
Biasanya ternak dikeluarkan bila dianggap produksi susunya rendah.
Pengeluaran ternak dapat juga berguna untuk mengontrol penyakit
terutama ternak penghasil susu rendah dengan masalah kesehatan.
4. Catatan Kesehatan Individual
Catatan melengkapi sejumlah data kesehatan dan status pemuliabiakan.
Program kesehatan mencakup catatan kesehatan individual ternak.
Banyak contoh catatan yang dapat digunakan.
Tetapi, catatan bercetak itu tidak penting. Buku notes dapat berfungsi
untuk mencatat tanggal dan perlakuan setiap keadaan dihubungkan
dengan status kesehatan individu ternak. Buku notes dengan catatan
akurat, berlaku dan lengkap sehingga setiap ternak dilengkapi data latar
belakang yang sangat bernilai bagi tenaga medis untuk mendiagnosis dan
menilai masalah penyakit.
5. Kontrak Medis
Jika jumlah ternak membesar, resiko kehilangan ternak karena penyakit
juga meningkat. Tenaga medis ragu-ragu untuk menerima kontrak karena
sukar menentukan jumlah pelayanan yang dibutuhkan. Peternak yang
biasa membayar hanya untuk pengobatan ternak sedikit enggan
membayar biaya nasihat, pengawasan dan perancangan untuk
melaksanakan program efektip pencegahan penyakit.
Program prarancang melingkupi (1) perjanjian antara peternak dan tenaga
medis, (2) penyiapan khusus seperti layanan apa yang diberikan, dan (3)
dasar pembayaran. Persetujuan dapat dibuat berdasarkan hukum. Kontrak

Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


dapat mencakup seluruh aspek kesehatan ternak atau terbatas pada
masalah tertentu saja, seperti mastitis atau masalah reproduksi..
Pelayanan ditampilkan berupa kunjungan bulanan, pemeriksaan sapi induk
dan dara sebelum kawin, pemeriksaan kebuntingan, vaksinasi,
pemeriksaan kesehatan ambing, inspeksi dan perlakuan untuk kontrol
parasit internal, dan perlakuan untuk masalah kesehatan lainnya atas
permintaan pemilik saat kunjungan bulanan.
b. Faktor-Faktor Yang Menandai Keadaan Kesehatan Seekor Ternak
Keadaan nutrisi dapat dilihat dengan mengamati ternak. Ternak mungkin
gemuk, normal, atau kurus. Ternak kurus tidak selalu sakit. Sebagai contoh
adalah pedet yang berasal dari induk produksi tinggi biasanya sedikit kurang
berat dan agak kurus. Karena itu keadaan ternak harus ditentukan
berdasarkan hubungannya dengan keadaan lainnya seperti berapa banyak
pakan tersedia, waktu laktasi, bangsa dan lain-lain.
Ternak sakit biasanya berkurang berat, kadang-kadang terjadi sangat cepat.
Pengurangan berat terjadi karena penurunan nafsu makan, proses
pencernaan terganggu, dan jika ternak demam maka tubuh menggunakan zat
gizi lebih banyak. Untuk memudahkan kerja dari tenaga medis peternakan
maka sebaiknya peternak dapat memberikan penjelasan mengenai
ternaknya. Untuk dapat memberikan penjelasan yang baik maka peternak
harus melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Perhatikan ternak sesering mungkin, minimal satu hari sekali.
2. Menandai ternak yang memerlukan pertolongan tenaga medis/dokter
hewan.
3. Berikan
informasi yang lengkap pada tenaga medis/dokter hewan
mengenai keadaan ternak yang perlu diperhatikan.
4. Sediakan tempat di peternakan untuk aktifitas tenaga medis/dokter
hewan.
5. Kemukakan semua sifat faali ternak.
6. Perlihatkan pada tenaga medis/dokter hewan catatan kesehatan ternak.
Sebelum dapat mengidentifikasi ternak yang sakit, pengetahuan mengenai
ternak yang sehat perlu untuk dikuasai. Karakteristik umum ternak sehat
sangat bervariasi untuk setiap jenis ternak, namun secara umum dapat
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Ternak yang sehat akan makan secara teratur dan agresif.
2. Tidak gelisah saat sedang istirahat.
3. pergerakannya mudah dan ringan.
4. mempunyai mata, membran mucus dan warna kulit yang normal.
5. pengeluaran kotoran dan urine tidak sulit dengan warna dan konsistensi
yang normal.
6. Tidak ada kelainan pada pernafasan, denyut nadi dan temperatur
Cara berjalan dan Berdiri
Cara ternak berjalan dan berdiri dapat menjadi abnormal karena ada bagian
tubuh yang sakit. Contohnya yang jelas adalah bila kuku sapi terinsfeksi. Pada
kasus ini sapi sering terlihat pincang.
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


Mata dan Telinga
Mata ternak menyiratkan ekspresi hidup. Telinga juga memberi tanda
kesehatan. Ternak sehat memperlihatkan telinga bermain.
Membran Mukus, Rambut dan Kulit
Kulit ternak sehat lentur, mudah dilipat, dan lipatan segera hilang. Jika kulit
ditarik dan dijepit kemudian lipatan tidak menghilang, ini berarti ternak
kekurangan cairan. Keadaan ini terjadi pada pedet yang menderita diare
serius.
Rambut harus halus dan bercahaya. Pada kasus anemia, insfeksi parasit, dan
defisiensi, rambut menjadi kasar kering dan tidak bercahaya.
Membran mukus kelopak mata, hidung dan vagina berwarna merah muda
hingga merah dan lembab. Membran ternak sakit menjadi terlalu merah atau
terlalu pucat karena anemia.
Pencernaan.
Ternak sehat mempunyai nafsu makan yang baik dan makan dengan
kecepatan tertentu. Feces dan urin dikeluarkan secara teratur dan feces
mempunyai kepadatan normal. Sapi mengeluarkan feces 12 sampai 18 kali
sehari dan menghasilkan feces 20 hingga 40 kilogram. Bila pencernaan
terganggu, nafsu makan ternak menurun dan feces dikeluarkan terlalu cepat
karena diare atau terlalu lambat karena sembelit.
Ruminan meruminasi sering bila sehat. Jika sapi tidak terlihat sedang
meruminasi saat istirahat, ini menunjukkan bahwa pencernaan terganggu.
Dalam kasus ini motilitas rumen berhenti. Motilitas rumen dapat dirasakan
dengan menekan kepalan kedalam legok lapar atas kiri ternak. Rumen ternak
sehat bergerak tiga kali setiap dua menit. Ruminasi dilakukan 6 sampai 8 jam
dalam 24 jam dan gumpalan pakan diruminasi 40 hingga 60 kali.
Respirasi
Respirasi ternak sehat tenang dan teratur. Pada kasus tidak istirahat, demam,
kerja berat, lelah, temperatur tinggi dan kelembaban tinggi, maka tingkat
pernafasan meningkat. Tingkat pernafasan adalah jumlah penarikan nafas
tiap menit. Tingkat pernafasan sapi 10 sampai 30, pedet sekitar 30, kuda 8
hingga 12, domba 10 hingga 20.
Sirkulasi Darah
Tekanan ventrikel jantung menyebabkan darah melalui arteri. Tekanan
jantung dapat dirasakan dengan meletakan tangan pada daerah jantung,
sedikit dibelakang kiri. Detak jantung dapat juga diperiksa dengan mengukur
tingkat pulsa ternak. Tingkat pulsa yaitu jumlah pulsa tiap menit.
Pulsa ternak dapat dirasakan dengan menekan secara lunak jari telunjuk dan
jari tengah pada arteri yang berada dekat dengan permukaan kulit, misalnya
pangkal ekor atau dibawah rahang dekat dengan otot kunyah. Pedet
mempunyai tingkat pulsa sekitar 100, kuda 28 sampai 40,sapi 60 hingga 70
dan domba 60 sampai 90.Demam, kerja berat, tidak istirahat, dan lain-lain
menyebabkan tingkat pulsasi meningkat.
Temperatur tubuh
Temperatur tubuh normal beberapa ternak seperti sapi 38,0-39,5 oC, kuda
37,4-38,0 oC, pedet 39,5-40,0 oC dan domba 38,0-39,5 oC. Tubuh mempunyai
maksud berbeda dalam penjagaan temperaturnya pada rentang normal.
Dalam lingkungan dingin ternak akan membatasi sirkulasi darah dibawah
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


kulitnya dalam usaha mencegah kehilangan panas berlebihan. Dalam
lingkungan panas terjadi sebaliknya, sirkulasi darah di bawah kulit meningkat,
berkeringat dan juga kenaikan tingkat respirasi menolong ternak menjaga
temperatur tubuhnya dalam batasan normal pada keadaan panas. Ternak
sakit yang mempunyai temperatur tubuh tinggi berlebih dikatakan demam.
Ternak sehat juga dapat mempunyai peningkatan temperatur tubuh, misalnya
setelah bekerja berat, terkena cekaman berat, atau lama terkena panas sinar
matahari. Temperatur tubuh diukur di rektum. Termometer diletakan ke dalam
rektum selama beberapa menit.
Produksi
Jika ternak sakit, produksi menurun. Penurunan tergantung pada macam
penyakit, apakah penurunan produksi akan besar atau kecil.
c. Sebab-Sebab Penyakit Timbul
Setiap ternak terbuka terhadap lingkungan tempat hidupnya. Ligkungan
dapat menyenangkan atau sesuai dan sebaliknya tidak menyenangkan atau
tidak sesuai.
Tubuh ternak harus mampu bertahan terhadap organisme
penyebab penyakit. Level ketahanan tubuh dapat tergantung pada faktor
genetik dan faktor lingkungan. Jika faktor lingkungan tidak menyenangkan,
level ketahanan ternak terhadap penyakit menurun dan akibatnya
kesempatan ternak menjadi sakit tinggi.
Beberapa keadaan tidak
menyenangkan yang mempengaruhi ternak diuraikan pada subbab berikut :
1. Kurang Substansi Esensial Seperti Oksigen, Pakan dan Air
Kurang oksigen dapat terjadi pada daerah tertutup yang ventilasinya
kurang baik. Ternak terikat dapat juga kekurangan oksigen dan mungkin
tercekik.
Kekurangan pakan me-nyebabkan ternak menggunakan
cadangan gizi tubuhnya. Ternak kehilangan berat dan menjadi kurus. Pada
kasus ekstrim, bila ternak kehilangan 40 persen berat tubuh awalnya akan
mati.
Di negara-negara dengan musim kemarau yang sangat panjang, banyak
ternak mati ke-kurangan pakan atau air atau keduanya. Kekurangan air
menghasilkan kesakitan serius. Jaringan mengering dan mungkin
menyebabkan kematian. Ternak yang menderita diare berat kehilangan
sejumlah air dan kekurangan air atau dehidrasi. Pada beberapa kasus
diare pedet mati sering karena dehidrasi.
2. Iklim Tidak Nyaman
Beberapa faktor yang tidak ikut serta disini dapat merugikan ternak,
misalnya temperatur, hujan, angin, tekanan udara, dan radiasi.
Temperatur lingkungan tinggi dapat meningkatkan temperatur tubuh.
Ternak dapat menjadi dingin karena terjadi aliran dari bagian tubuh yang
tiba-tiba mendingin. Penurunan temperatur tubuh menyebabkan diare
atau pneumoni atau sesak napas.
3. Luka
Yang termasuk luka adalah luka, memar, kaki patah, dan sebagainya.
4. Substansi Racun
Konsumsi racun dapat mengganggu proses dalam tubuh secra serius dan
mungkin memati-kan. Racun adalah bahan kimia, racun dapat merugikan
kesehatan ternak dalam jumlah sangat kecil.
5. Adanya Mikroorganisme Penyakit di Tubuh
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


Penyakit-penyakit ini biasanya menular. Sebagian penyakit ini akan
dibicarakan dalam kategorinya. Penyakit berbeda type mikroorganismenya
atau yang sering juga disebut parasit.
Penyakit yang disebabkan parasit sering terjadi dan selalu mendapat
perhatian. Parasit adalah mahkluk hidup yang hidup pada atau di dalam
ternak dan mendapat pakan atas tanggungan ternak atau induk semang.
Parasit merugikan induk semangnya karena (1) parasit mengambil pakan
dari induk semangnya sehingga induk semang tidak memperoleh
keuntungan dari pakan; (2) parasit menyebabkan kerusakan jaringan
tubuh induk semang, dan (3) parasit membentuk substansi racun atau
toksin yang diserap oleh induk semang sehingga induk semang
keracunan.
Parasit tidak segera menyebabkan ternak jatuh sakit setelah masuk ke
tubuh ternak. Mula-mula parasit butuh waktu untuk memperbanyak diri.
Sakit terjadi hanya bila parasit dan toksin dihasilkan berada dalam jumlah
cukup. Rentang waktu antara kontaminasi dan hadirnya gejala penyakit
disebut periode inkubasi. Periode ini berbeda untuk penyakit berbeda.
Periode inkubasi dapat bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa
bulan bahkan kadang-kadang lebih lama.
Parasit

dapat

dikelompokkan

menjadi

parasit

ternak

dan

parasit

tumbuhan.
PARASIT HEWAN
1. Endoparasit
Yang termasuk endoparasit adalah parasit usus, cacing paru-paru, dan
cacing hati. Parasit masuk saat sapi digembalakan atau makan. Parasit
memper-banyak diri dengan bertelur banyak, dari telur timbul larva
bila lingkungan lembab dan hangat.
2. Protozoa
Protozoa adalah ternak bersel tunggal. Protozoa terdiri dari beberapa
bentuk, misalnya koksidia yang menyebabkan koksidiosis pada unggas.
3. Ektoparasit
Ektoparasit disebut juga ternak seperti laba-laba. Kelompok terpenting
dari kelompok ini adalah kutu dan caplak.
4. Insek
Insek yang dapat menyebabkan penyakit adalah kutu, dan lain-lain.
PARASIT TUMBUHAN
1. Jamur
Jamur ditemukan pada atau di dalam kulit. Jamur dapat menyebabkan
sakit kulit atau keracunan.
2. Bakteri.
Bakteri adalah organisme sel tunggal yang memperbanyak diri dengan
pembelahan. Satu bakteri membelah menjadi dua bakteri sangat kecil,
berukuran 0,001 hingga 0,005 milimeter, dan hanya dapat dilihat
menggunakan mikroskop. Bakteri dapat membelah diri dengan cepat.
Bakteri terdapat dimana-mana, dalam pakan, dalam air, pada pakaian,
pada peralatan, dan sebagainya. Secara singkat tidak ada benda yang
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


bebas dari bakteri. Satu guratan kecil dari ember susu dapat
ditemukan jutaan bakteri.
Tidak seluruh bakteri berbahaya bagi
ternak. Kenyataannya hanya beberapa species saja yang berbahaya.
Banyak bakteri sangat bermanfaat, contohnya bakteri dalam rumen.
Bakteri mati dan kering bila terkena sinar matahari tetapi berkembang
dalam tempat gelap dan lembab. Ada beberapa species tertentu yang
dapat bertahan selama beberapa tahun.Akan tetapi, untuk hal ini
bakteri mengubah diri menjadi spora. Spora tidak membelah diri. Bila
bakteri masuk ke dalam keadaan yang sesuai dengannya kembali
menjadi bakteri lagi.
Bakteri dapat dikelompokkan dalam berbagai kelompok yaitu
berdasarkan bentuk, misalnya bulat, spiral artau cambuk. Kelpompok
lainnya yaitu mengikuti jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan optimal dan reproduksi. Bakteri aerobik tumbuh lebih
baik dalam lingkungan yang mengandung cukup udara segar. Bakteri
anaerobik tumbuh lebih baik jika tida ada oksigen. Ada species yang
termasuk keduanya.
Pengelompokan lainnya yaitu bagaimana bakteri mendapat makanan.
Bakteri patogen hidup pada atau di dalam tubuh mahkluk hidup.
Bakteri patogen mendapat makanan atas tanggungan induk semang
dan menyebabkan insfeksi dan penyakit. Bakteri sapropilik memberi
makan dirinya dengan substansi yang sudah mati. Bakteri saprofilik
umumnya hidup di luar tubuh ternak dan karena itu tidak
menyebabkan penyakit insfeksi.
Sekelompok mikroorganisme khusus dikenal sebagai virus. Virus
menyebabkan penyakit sangat menular. Penyakit-penyakit oleh virus
sering kali tidak dapat diobati dan harus dicegah atau vaksinasi. Virus
tidak sama dengan bakteri, virus lebih kecil dari bakteri.

PENYAKIT BIOTIK DAN ABIOTIK PADA TERNAK PERAH


Penyakit Biotik:
adalah penyakit yang disebabkan oleh makhluk hidup.
Beberapa anggota kelompok bakteri, protozoa, amuba dan virus menyebabkan
ternak sakit. Contoh penyakit biotik yaitu tetanus, kaki hitam, antraks,
tuberkulosis, mulut dan kuku, pes sapi, dan pleuropneumonia sapi menular.
Selain itu, penyakit biotik juga disebabkan endoparasit dan ektoparasit.
Endoparasit memberikan contoh parasit usus (Nematoda), cacing paru-paru,
cacing hati, dan anaplasmosis. Organisme Ektoparasit yaitu kutu dan ringworm.
Penyakit Abiotik: adalalah penyakit yang disebabkan oleh bukan makhluk
hidup

a. DEMAM SUSU (MILK FEVER)


Deskripsi: Demam susu atau hipokalsemia adalah penyakit metabolik yang
timbul sebelum, selama, atau antara 1 hingga 2 hari setelah beranak.
Demam susu terjadi pada sapi tua yang berproduksi sangat tinggi. Faktor
genetik mungkin ikut serta sehingga seekor sapi mudah terkena
dibandingkan lainnya.
Penyebab : Pada kasus demam susu, kandungan kalsium darah berkurang
setengah atau kurang dari normal. Kandungan kalsium tergantung pada
jumlah yang masuk ke dan keluar dari darah. Darah menerima Ca dari proses
pencernaan dan dari pelepasan Ca asal tulang. Sekresi Ca terjadi di Urin,
Kolostrum, dan Susu. Metabolisme Ca diatur oleh hormon tertentu dan oleh
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


vitamin D. Selama dan setelah beranak, banyak Ca disekresikan oleh darah
kedalam ambing. Kebutuhan Ca untuk produksi susu meningkat cepat selama
masa ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa demam susu bukan suatu
penyakit yang disebabkan oleh defisiensi Ca. Di pihak lain, terdapat cukup Ca
di dalam pakan. Yang menjadi masalah adalah metabolisme Ca harus
menyesuaikan keadaan terhadap peningkatan kebutuhan Ca secara cepat.
Gejala : Gejala yang tampak adalah penurunan kandungan Ca darah.
Penurunan Ca darah menyebabkan gangguan fungsional sistem otot. Gejala
lainnya terlihat seperti berikut : (1) sapi terlihat sayu dan tenang, (2)
Temperatur tubuh sedikit menurun, (3) anggota tubuh seperti telinga dan kaki
terasa dingin, (4) tidak suka makan, teruatama konsentrat, (5) tidak ada
kontraksi rumen (6) tidak ada feces, hanya sedikit dan kering atau feces
keras, (7) ambing menjadi lunak, tidak ada susu di dalam ambing, (8) Sapi
menjadi sukar berdiri dan setelah beberapa waktu tidak dapat berdiri sama
sekali. Setelah itu ternak menjadi tak sadar, (9), jika penyakit terjadi sebelum
atau selama beranak maka mengejan menjadi lemah sehingga beranak
tertunda atau membutuhkan bantuan.
Pengobatan: (1) Injeksi larutan Ca. Biasanya kedalam larutan Ca yang
disuntikan ditambahkan Magnesium untuk menurunkan pengaruh Ca
terhadap hati. Setelah 10 sampai 15 menit sapi mulai berdiri lagi dan sedikit
makan. Pengeluaran feces juga terjadi. Kesembuhan sering terjadi
spektakuler, baik bagi dokter ternak maupun bagi peternak. (2) Sebaiknya
tidak memerah habis sapi beberapa hari sesudah pengobatan. (3) Kadangkadang sapi memperlihatkan kembali gejala 12 hingga 24 jam setelah
pengobatan. Pengobatan harus ssegera dilakukan.
Pencegahan: (1) Jangan terlalu banyak memberi konsentrat kepada sapi
pada minggu terakhir sebelum beranak. Pemanasan pakan meningkatkan
resiko demam susu. (2) Beri sapi ransum normal setelah beranak untuk
menjamin cukup konsumsi Ca. (3) Jangan memerah lengkap susu sapi
beberapa hari hari sesudah beranak. Dengan demikian, komposisi susu dan
pengeluaran Ca dari darah menjadi terbatas. (4) Saat dan sesudah beranak
sebaiknya sapi ditempatkan pada kandang yang luas sehingga terdapat
cukup ruang gerak. Sapi yang sudah pernah terkena demam susu mudah
terserang lagi. Karena itu peternak harus berhati-hati agar sapi tidak
terserang kembali.

b. PENYAKIT KARENA MALNUTRISI


Deskripsi: Contoh penyakit karena malnutrisi yaitu timpani (Bloat/kembung
perut). Timpani adalah penyakit yang timbul karena gas yang dihasilkan
dalam rumen tidak dapat keluar. Kemudahan terserang penyakit berbeda dari
satu ternak ke ternak lain. Dalam hal ini, kemungkinan besar faktor genetik
ikut berperan.
Penyebab: Secara normal gas yang dihasilkan di dalam rumen dikeluarkan.
Pada kasus timpani, gas yang dihasilkan tidak dapat keluar rumen. Timpani
dapat disebabkan oleh beberapa hal ; (1) Motilitas atau kontraksi rumen dan
retikulum terpecah. Pemberian ransum yang kurang pakan berserat atau sapi
memperoleh sejumlah besar konsentrat mengakibatkan lapisan dalam rumen
tidak terbentuk. Lapisan gas bercampur dengan lapisan lainnya sehingga
terbentuk lapisan buih. Buih ini tidak dapat dikeluarkan dan terjadilah
kembung perut. (2) Pemberian sejumlah bahan pakan tertentu mempertinggi
resiko terjadinya kembung perut bila diberikan dalam jumlah banyak, contoh
bahan tersebut yaitu lucerne, clover, rumput muda, kentang dan daun kubis.
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


(3) Kerongkongan tercekik, misalnya oleh plastik atau pakan. (4) Dinding
rumen terkena radang. (5) Sebagian kerongkongan masuk ke rumen sehingga
kerongkongan tercekik.
Gejala: (1) Legok lapar sebelah kiri membengkak bila dilihat dari sebelah
belakang. (2) Ternak tertekan dan tidak beristirahat. (3) Mulut ternak terbuka.
(4) Ternak sering berdiri dan berbaring (5) Ternak menendang perutnya
dengan kaki belakang (6) Ternak mengerang (7) Kematian terjadi setelah
lemas tercekik.
Pengobatan: (1) Usahakan sapi berdiri dengan kaki belakang lebih rendah
dari kaki depan (2) Paksa ternak untuk bergerak, (3) Masukkan selang ke
rumen melalui tenggorokan sehingga gas dapat keluar. Tindakan ini
bermanfaat bila kembung perut disebabkan oleh tenggorokan tercekik. Jaga
kepala sapi lebih tinggi. Masukkan selang jauh kebelakang tenggorokan untuk
mencegah masuknya udara. Tidak terdapat bagian tajam pada selang. Jika
tidak ada gas yang keluar dari selang berarti kembung perut di dalam rumen
berupa formasi buih. (4) Untuk membebaskan buih di dalam rumen, minyak
goreng atau minyak zaitun dapat diberikan kepada ternak. Pemberian minyak
kelapa kepada sapi dewasa sebanyak 0,5 sampai 1 liter. (5) Jika tidak ada
juga tindakan pengobatan berhasil, mintalah bantuan tenaga medis. Rumen
harus ditusuk dengan trokar atau jarum. Penusukan dilakukan pada legok
lapar sebelah kiri. (6) Jika ternak sembuh berikan hijauan terutama rumput
panjang.
Pencegahan: Periksa apakah ternak menerima cukup hijauan agar rumen
dapat berfungsi dengan baik.

c. PENYAKIT CAMPURAN.
1. MASTITIS
Mastitis terjadi hampir diseluruh peternakan. Susu di dalam ambing
mengandung beberapa bakteria dan sedikit sel somatik. Bila terjadi
kelainan pada ambing maka sel somatik atau jumlah bakteri atau
keduanya meningkat pesat. Sapi dikatakan menderita mastitis. Gejalanya
sangat bervariasi karena tergantung pada penyebab dan sensitivitas sapi.
Gejala mastitis terlihat pada tubuh sapi, ambing dan susu. Sapi
memperlihatkan sedikit peningkatan temperatur tubuh atau mungkin juga
sakit serius; kadang-kadang ada sapi yang mati karena mastitis. Gejala
yang tampak pada ambing tidak seluruhnya tampak. Sebagian ambing
mungkin membengkak temporer yang mungkin juga diikuti oleh
pengerasan. Ambing terasa hangat bila disentuh yang juga dapat diikuti
bengkak nanah dan sakit. Setelah insfeksi akut, ambing menjadi normal
kembali, tetapi ambing mengeras dan membesar secara permanen.
Sebagian atau seluruh bagian ambing kehilangan kemampuannya
menghasilkan susu.
Bila memperhatikan susu, ketidaknormalan hampir tidak dapat diamati
hingga terlihat jelas. Susu asal bagian ambing yang terinsfeksi serius
berbau busuk, berdarah, bernanah, bergumpal dan mempunyai komposisi
kimia abnormal. Pada kasus yang tidak begitu parah, susu tampak benarbenar normal dan hanya pada beberapa pancaran terdapat gumpalan,
tetapi komposisi kimia berbeda dari susu normal.
Istilah Yang Digunakan.
a. Ambing normal adalah ambing yang menunjukkan tanda-tanda luar
kondisi patologis dan susu bebas dari organisme patogenik dan
mempunyai jumlah sel normal.
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

10

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


b. Insfeksi laten yaitu keadaan saat susu mengandung organisme
patogenik tetapi mempunyai jumlah sel normal.
c. Mastitis nonspesifik atau aseptik ialah keadaan bila tidak ada
insfeksi yang dapat dikenal dan juga tidak ada bakteri patogenik di
dalam susu tetapi jumlah sel yang dapat dihitung meningkat.
d. Mastitis subklinis tidak menampakkan pembengkakan ambing tetapi
pengujian mikros-kopik susu memperlihatkan insfeksi ambing karena
bakteri patogenik, peningkatan jumlah sel, dan juga perubahan
komposisi kimia susu.
e. Mastitis klinis yang dibagi menjadi mastitis akut dan sub akut.
Mastitis klinis terlihat dengan tanda ambing meradang jelas, panas,
sakit, dan membengkak. Susu dengan tanpa mikroskop pun terlihat
jelas abnormal. Mastitis sub akut menunjukkan gejala perubahan yang
tidak jelas pada ambing tetapi ada gumpalan keras terutama pada
susu awal.
f.

Mastitis khronik terjadi bila ambing atau bagian ambing tidak


memberikan respon lagi terhadap pengobatan setelah beberapa waktu.

Ada beberapa metode dan uji yang dapat digunakan dalam upaya
menentukan mastitis. Biasanya pengujian membutuhkan laboratorium dan
hasilnya memerlukan interpretasi seksama.
Secara praktis pemerah pengamat segera dapat menemukan apakah ada
kelainan pada seekor sapi, misalnya gumpalan pada beberapa pancaran,
abnormalitas bila disentuh atau melalui pandangan. Terutama kasus klinis
lebih langsung segera ditemui. Akan tetapi, pemerah sebaiknya berpikir
realis, seperti gunung es, kejadian mastitis hanya merupakan sebagian
dari kasus mastitis. Pemerah harus berhati-hati terhadap bentuk subklinis
yang tidak terlihat. Rataan bentuk subklinis 20 kali lebih banyak daripada
klinis. Bentuk subklinis menyebabkan kerugian ekonomis lebih besar.
Penelitian menunjukkan bahwa sapi yang menderita mastitis subklinis
pada salah satu kuartir ambingnya kehilangan 10 persen produksi susu.
Memperhatikan pengobatan, antibiotik digunakan secara luas tetapi
antibiotik juga merugikan. Fakta menunjukkan bahwa antibiotik tidak
efektip melawan seluruh penyakit. Manfaat antibiotik adalah mengurangi
kerugian kehilangan susu selama masa pengobatan dan hingga lima hari
setelah pengobatan, karena seluruh susu dari sapi yang diobati tidak
dapat dikonsumsi. Hal lainnya, antibiotik tidak dapat mencegah insfeksi
baru. Karena itu pengobatan dengan antibiotik sebaiknya dibatasi hanya
untuk kasus klinis segera setelah gejala tampak dan terhadap kasus
subklinis pada pengeringan sapi.
Timbulnya mastitis.
Ambing adalah organ produktif. Ambing sensitif tidak hanya terhadap
kerusakan mekanis tetapi juga terhadap perubahan lingkungan tiba-tiba,
misalnya tarikan, perbedaan besar tiba-tiba temperatur. Pada keadaan
seperti itu daya tahan melawan penyakit secara temporer menjadi turun.
Pada kasus mastitis aseptik, jaringan ambing secara mekanis rusak yang
menghasilkan peningkatan jumlah sel somatik. Umumnya mastitis
disebabkan oleh bakteri, bakteri menembus ambing melalui saluran
putting. Di dalam ambing bakteri tumbuh cepat karena lingkungan yang
sesuai, lalu bakteri merusak jaringan ambing. Tubuh sapi menahan
serangan ini dengan cara mengirim butir darah putih ke bagian jaringan
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

11

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


yang rusak. Butir darah putih membunuh bakteri. Tidak hanya sel somatik
tetapi juga bakteri dikeluarkan bersama dengan susu selama proses ini
terjadi.
Organisme penyebab mastitis yang penting yaitu Staphylococci serta
Strptococci dan hampir selalu dapat dijumpai pada kulit puting. Dengan
demikian, resiko insfeksi hampir selalu ada. Resiko ini menjadi nyata bila
ada insfeksi kuat reguler dengan bakteri mastitis. Contohnya adalah
kontak antara puting dan cawan puting terinsfeksi, antara puting dan
tangan terinsfeksi atau puting dengan lalat.
Lubang puting tidak selalu dapat dipercaya. Luka puting dan juga sakit
menyebabkan pertumbuhan bakteri pada puting. Adanya koloni bakteri
dekat lubang puting membuat penetrasi bakteri ke dalam ambing lebih
mudah.
Saluran puting adalah penghalang alami, tetapi saluran puting tidak selalu
mampu manahan serangan bakteri. Faktor-faktor seperti keadaan dan
manfaat mesin perah, kerusakan yang timbul pada lubang dan saluran
puting memainkan peranan penting, selain peranan otot penutup puting.
Di duga bakteri masuk kedalam ambing diantara waktu pemerahan. Orang
berpendapat bahwa selama pemerahan bakteri terbawa keluar oleh aliran
susu. Di sisi lain, barangkali masuknya bakteri kedalam mesin perah
adalah saat pemerahan. Pergerakan udara dan air karena kerja pompa
vakum menyebabkan bakteri masuk kedalam ambing.
Penetrasi bakteri ke dalam ambing tidak selalu menghasilkan insfeksi atau
pembengkakan. Ambing sensitif, jaringan ambing yang rusak secra
mekanis, keadaan seperti tarikan, perubahan tiba-tiba temperatur, alas
tidur dingin, atau sapi sakit mengakibatkan terjadi insfeksi yang
sebenarnya. Keadaan tersebut juga menyebabkan terjadinya mastitis
klinis dari mastitis subklinis.
Pencegahan.
Antibiotik penting bila ingin mengobati sapi yang jelas menderita mastitis.
Selama laktasi, insfeksi laten dan kasus subklinis yang tidak diobati akan
menyebarluaskan penyakit. Karena itu, perhatian tidak seluruhnya
ditumpahkan ke antibiotik. Di pihak lain, mengambil tindakan yang tepat
tampaknya jauh lebih penting. Tindakan yang tepat akan mencegah
penyebaran penyakit. Yang termasuk dalam tindakan ini adalah higiena,
perkandangan, pencegahan kerusakan puting (luka, sakit), dan manfaat
mesin perah yang bekerja baik.
Higiena
Higiena yang baik selama pemerahan sangat penting. Pemerah sebaiknya
mencegah puting dan lubang dimasuki bakteri penyebab mastitis yang
selalu ada di peternakan. Pemerah harus membuat bakteri sukar
menyebar kesapi lain.
Langkah-langkah berikut mengurangi resiko insfeksi. (1) Perah terakhir kali
sapi yang jelas-jelas menderita mastitis. (2) Keluarkan beberapa pancaran
susu menggunakan tangan. Periksa susu menggunakan cawan puting,
Susu jangan dipancarkan ketangan atau lantai dan tidak membuang susu
ke tempat sapi berbaring. (3) Sesudah pemerahan, selang cangkir puting
bubuhi disinfektan dan kemudian cuci lagi. Tumpukan rambut adalah
tempat yang menyenangkan bagi bakteri. (4) Bersihkan dan bubuhi
disinfektan dengan baik pada handuk yang digunakan. Jika perlu gunakan
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

12

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


satu handuk untuk satu sapi. Lebih baik gunakan handuk kertas yang
dibuang setelah digunakan. (5) Tangan sebaiknya tidak menyentuh susu.
(6) Bila menggunakan air untuk membersihkan ambing, air sebaiknya
diganti setiap waktu dan tambahkan disinfektan bila mungkin.
Uraian tersebut di atas tidak akan mencegah setiap infeksi. Dalam usaha
menurunkan resiko insfeksi lebih lanjut, sangat dianjurkan mencelup atau
menyemprot puting segera setelah pemerahan dengan disinfektan yang
baik. Mikroba yang ada di puting terbunuh bila pencelupan atau
penyemprotan dilakukan dengan benar, terutama mikroba yang datang
selama pemerahan. Alas tidur sapi sebaiknya sebersih mungkin.

Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

13

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


2. Radang Kuku
Deskripsi: Radang kuku disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam
kuku melalui luka di mahkota kuku atau kulit. Mikroba meningkatkan
insfeksi.
Penyebab: Bakteri penyebab insfeksi yang paling banyak berperan
adalah Sphaerophorus necrophorus. Bakteri ini mungkin ikut serta
terutama pada insfeksi kedua. S. necrophorus sangat banyak terdapat
dalam feces sapi, lumpur, kandang kotor, dan got.
Gejala: Gejala yang tampak yaitu pincang, panas dan sakit bila kuku
disentuh. Ternak tetap bergerak mengambil pakan walau kaki sakit, terjadi
penurunan berat badan. Produksi susu berkurang. Mengeluarkan cairan
berair dari daerah luka. Bila insfeksi berlanjut maka keluar nanah.
Pengobatan: Pengobatan standar yaitu secara hati-hati menggunting
kuku terinsfeksi menggunakan pisau tajam atau gunting. Bagian
terinsfeksi diobati dengan antiseptik, seperti 10 sampai 30 persen
tembaga sulfat atau 2 hingga 10 persen larutan formaldehida. Bahan
pencuci ini bersifat korosif. Karena itu, bahan pencuci dicoba dulu untuk
mengetahui apakah bahan tersebut melukai kulit dan daging atau tidak.
Jika bahan melukai kulit atau daging, pengobatan akan menjadi sukar.
Salep untuk pengobatan radang kuku banyak tersedia. Sulfatizol adalah
salep yang sering digunakan. Penggunaan obat sulfa seringkali mengobati
dengan cepat, kadang-kadang dalam 24 jam. Pada kasus ringan
pengguntingan tidak diperlukan.
Pada pengobatan kaki yang terinsfeksi, sebaiknya bagian atas kuku
dibuang. Nanah dikeringkan. Dengan demikian, ada udara masuk
sehingga mikroba tidak hidup lama. Kemudian kuku diobati dengan salep
atau larutan antiseptik, diperban dan selanjutnya sehat. Ternak tampak
hanya menggunakan satu kuku kakinya. Perban sederhana dapat dibuat
dari karung goni. Bagian sudut digunting membentuk kantung berukuran
15 sentimeter persegi yang dihubungkan dengan pita untuk mengikat ke
kaki sapi.
Pencegahan: Mengeringkan padang rumput serta mengeringkan dan
membersihkan kandang adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit,
tempat yang basah atau tempat yang berlumpur sebaiknya dikeringkan
atau diisi. Bila seekor ternak terkena radang kuku maka pengobatan
sebaiknya diikuti oleh disinfeksi, jika tidak maka ternak mungkin
terinsfeksi lagi. Bersihkan pecahan-pecahan gelas, kaleng dan sebagainya.

MASALAH-MASALAH DALAM KESEHATAN TERNAK PERAH


Seringkali peternak tidak mengetahui sampai sejauhmana bahaya suatu
penyakit, bagaimana cara mencegahnya, dan dalam hal mana peternak
memegang peranan penting. Dengan demikian, hanya peternak yang berperan
utama melindungi ternaknya dari penyakit. Tenaga medis hanya memberi
bantuan saja.
Macam penyakit hampir selalu ada di setiap negara. Yang berbeda hanyalah
urutan peringkatnya. Penyakit mana yang harus lebih dulu dilawan, ditentukan
berdasarkan peringkatnya. Pada sapi berproduksi susu tinggi yang menjadi
masalah utama yaitu infertilitas karena peningkatan produksi susu justru
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

14

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


menurunkan fertilitas. Setelah itu baru diikuti oleh penyakit biotik dan abiotik
lainnya.
a. Penyakit Pencernaan pada Pedet
Program kesehatan ternak merupakan suatu program penjagaan kesehatan
ternak secara terpadu dalam usaha peternakan secara keseluruhan serta
pengaturan factor-faktor yang mempengaruhi sampai usaha peternakan
dapat dilaksanakan serasi dan memenuhi prinsip ekonomi secara ekonomis.
Pertimbangan secara ekonomis merupakan dan keamanan modal yang
ditanamkan (ternak, biaya, tenaga dan waktu yang dicurahkan) menjadi
pertimbangan utama sehingga semakin ketat pula pertimbangan
pengelolaan kesehatan guna memperoleh keuntungan yang maksimal.
Keadaan dalam kandungan induk steril, hangat dan makanan berkecukupan
melalui placenta.
Pedet yang baru dilahirkan sangat dipengaruhi cuaca, dan suasana hangat
dan kering tidak terjamin, ketidaksterilan lingkungan, bernaung yang tidak
selalu tersedia, Keadaan pakan yang tidak selalu terpenuhi secara kualitatif
dan kuantitatif, dan kekebalan tubuh belum tersedia dan defisiensi vitamin A
(kolostrum). Pengelolaan dan Lingkungan pada kondisi sanitasi yang jelek,
kandang yang lembab dan kotor, ventilasi udara yang kurang baik, dan
Kandang yang gelap/ kurang sinar matahari serta Penempatan pedet dalam
kandang secara berdesakan dan dicampur antar usia, kurangnya penyediaan
air bersih, kekurangan kolostrum dan air susu akan sangat berpengaruh
terhadap kondisi pedet.
Gangguan pencernaan pedet dibawah 1 bulan
1.

Diare

2.

Kelemahan karena kedinginan

3.

Kelaparan

4.

Infeksi pusar

5.

Infeksi cacing

6.

Defisiensi

Gangguan pencernaan (diare), pengeluaran tinja yang berlebihan, konsistensi


cair, frekuensi pengeluarannya melebihi normal.
Penyebab diare
Kuman

: E. coli, Salmonella spp. Clostridium perfringens (tipe A, B dan C)

Virus

: Rota-virus, Corona virus dan Bovine viral diarrhea

Protozoa : Eimeria sp.


1. Coli bacillosis
Di dalam saluran pencernaan kuman E. coli menghasilkan enterotoksin
yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen
usus. Untuk menutupi kekurangan cairan dan elektrolit maka dari jaringan
lain akan ditarik dan dimobilisasikan ke dalam usus. Akibatnya jaringan
diluar usus akan kekurangan cairan dan elektrolit hingga mengalami
dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

15

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


2. Salmonelosis (Paratifoid)
Salmonelosis disebabkan oleh beberapa spesies kuman salmonella yang
menyerang pedet dan sapi dewasa yang menyebabkan radang usus yang
akut maupun kronik, dan pada sapi dewasa bunting dapat menyebabkan
keguguran. Salmonela typhimurium dan S. Dublin, S. Heidelberg dan S.
saint pauli sering diketahui menyerang pedet dan sapi dewasa. Masuknya
kuman ke dalam kandang dapat terjadi karena dimasukannya sapi baru,
bakteri ini dapat hidup di dalam kandang dalam waktu yang panjang serta
di dalam air tergenang dapat hidup hingga 9 bulan. Gejala penyakit ini
adalah kelemahan umum yang terjadi secara mendadak, Kenaikan suhu
tubuh (40 42C) serta diare kadang berdarah, Napsu makan hilang, dan
Kenaikan frekuensi pernapasan dan denyut nadi
3. Enterotoksemia - Clostridium
Penyebabnya adalah Clostridium perfringens (tipe A, B dan C), Kuman
tersebut menghasilkan enterotoksin yang mampu menyebabkan diare
berdarah disertai demam tinggi, Dehidrasi berat sehingga berat badan
turun dan gejala kolik yang terjadi berlari-lari tanpa tujuan, melenguh atau
mengerang.
4. Infeksi Rota (REO) - Virus
Gejala hampir menyerupai penyakit yang disebabkan E. coli, Diare dan
dehidrasi dalam waktu yang singkat. Pertolongan pertama dilakukan
dengan cara memberikan cairan tubuh yang hilang.
5. Infeksi Bovine Viral Diarrhea (BVD) - Virus
Virus ini dapat menyerang sapi dari berbagai umur bahkan infeksi pada
janin umur 7 bulan sudah dapat terjadi, diare beberapa minggu, napsu
makan menurun, dehidrasi yang berat dan Suhu tubuh meningkat (40
41C)
6. Infectious Bovine Rinotracheitis (IRB) atau Rhinotracheitis
Infectiosa bovis - Virus
Penyebab Bovine herves-virus tipe 1. Merupakan penyakit virus yang
sapi-sapi umur 6 bulan ke atas. Terjadi peningkatan frekuensi penapasan,
peningkatan suhu tubuh sampai 42C, terlihat lesu, hipersalivasi, dan
busung pada konjungtiva. Pada sapi laktasi terjadi penurunan produksi
secara drastis, radang pada hidung, sinus, tenggorokan dan batang
tenggorokan serta banyaknya timbunan ingus di dalam saluran
pernapasan.
7. Bovine Viral Diarrhea-Mucosal Diease (BVD-MD) - Virus
Menyerang sapi yang berumur 6 24 bulan deman yang tidak begitu
tinggi dan dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, hipokloremia dan
hipokalsemia, diare ringan, dan bila sudah parah akan mengeluarkan tinja
cair bercampur lendir dan bekuan darah dan Ternak terlihat lesu, suhu
tubuh meningkat. Napsu makan hilang serta gerakan rumen menurun dan
cenderung terjadi penimbunan gas Ingusan dan bau napas serta mulut
serta diikuti batuk-batuk (berlangsung 10 hari) dan Oedema kornea.
8. Parainfluenza Infectious Rhino - Virus
Demam ringan, kelesuan, Ingus bersifat cair proses berlangsung 7 10
hari. Dalam keadaan ekstrim dapat menyebabkan keguguran, napsu
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

16

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010


makan hilang dan menjadi lesu, Pnemonia ringan, batuk ingusan cair dan
peningkatan frekuensi pernapasan
b. Radang limpha (Anthrax)
Penyebab Bacillus anthracis (gram +) yang merupakan penyakit hewan
menyusui. Sumber infeksi adalah dari tanah dan air, pakan yang tercemar
spora terutama tepung tulang yang dicampurkan ke dalam pakan ternak
Infeksi terjadi melalui selaput lendir selanjutnya memasuki cairan limfe dan
berakhir di dalam darah Kelemahan yang mendadak, demam, sesak napas,
kekejangan dan keluar darah dari hidung
c. Bruselosis
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme Brucella abortus,
menyebabkan keguguran. Penularan terutama melalui cairan yang keluar
setelah melahirkan dari ternak terinfeksi dapat pula melalui air susu, urine
dan tinja, dalam keadaan terlidung bebas sinar matahari secara langsung
masih dapat hidup sampai 3 bulan. Sapi yang baru dimasukkan ke dalam
areal peternakan dapat menjadi sumber penyakit ini penularan dapat melalui
air dan pakan yang tercemar cairan berasal dari placenta terinfeksi
d. Penyakit Mulut dan Kuku
Penyebab picorna virus dapat pula disebabkan oleh Aphthae epizootika
(AE) Foot and Mouth Diseases (FMD) pada kondisi yang bersifat akut, deman
akan sangat menular. Pada keadaan tertentu terjadi pembentukan vesikelvesikel disekitar lendir mulut, hidung pada kulit diantara teracak kaki.
Radang pada lidah dan mulut. Air liur banyak keluar, kaki timbul lepuh dan
berjalan pincang.

DAFTAR PUSTAKA
Foley, R.C., D.L. Bath, F.N. Dickinson, H.A. Tucker. 1973. Dairy Cattle :
Principles, Practices, Problems, Profits. Lea & Febiger. Philadelphia. 478495.
Practical Training Centre for Dairy Cattle and Grassland Management and
Agricultural Education Division, Ministry of Agriculture and Fisheries. Practical
Guidelines for Modern Dairy farming in Tropical and Subtropical Regions. Part
I. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-92.
-----------------------------------------------------------------------, Ministry of Agriculture and
Fisheries. Practical Guidelines for modern Dairy Farming in Tropical and
Subtropical Regions. Part II. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-59.
-----------------------------------------------------------------------, Ministry of Agriculture and
Fisheries. Practical Guidelines for modern Dairy Farming in Tropical and
Subtropical Regions. Part IV. Oenkerk, The Hague (Netherlands). 1-24.
Sommer, H. and Staff Members of Dairy Production Laboratory. 1994. A.
Guideline to Healthy High Producing Cows. Faculty of Animal
Husbandry, Padjadjaran University. Jatinangor, West Java, Indonesia. 1-24.
Stamm, G.W. 1975. Popular Mechanics, Veterinary Guide for Farmers.
Completely Revised Ed., The Hearst Corporation. New York. 126-130.
Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

17

Prinsip Dasar Kesehatan Ternak Perah 2010

Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan UNPAD

Page

18

Anda mungkin juga menyukai