Nama saya Ahmad, alumni Sastra Inggris Universitas Hasanuddin. Berkat bantuan dari
pemerintah, saya dapat menyelesaikan studi dalam masa 3 tahun 8 bulan dengan predikat
Cumlaude. Selama kuliah, saya juga bergabung dan belajar dalam lembaga kemahasiswaan,
lembaga dakwah, maupun lembaga yang mengembangkan minat menulis saya.
Sehubungan ketertarikan saya dalam menulis yang sejak SMA mulai menulis di blog
pribadi, saat kuliah pun saya pun bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP). Organisasi yang telah
mengajarkan banyak hal tentang kepenulisan, keorganisasian, dan keislaman. Tiga tahun
menjabat di ranting Unhas; awalnya sebagai anggota divisi Dana dan Usaha, koordinator
Kaderisasi, hingga dewan penasihat. Lalu di tingkat kepengurusan cabang, saya diberi
kepercayaan sebagai sekretaris hingga sekarang. Karena organisasi ini pula, Alhamdulillah
beberapa karya saya bisa diterbitkan di media lokal maupun nasional, termasuk pengalamanpengalaman ketika terjun di masyarakat.
Ketika melaksanakan kegiatan bakti sosial PERISAI di Dusun Sabang, Desa Bonto
Bahari, Kabupaten Maros, timbul perasaan bahagia, terharu, juga sedih melihat antusias anakanak kecil yang diantar oleh orang tuanya ke masjid untuk belajar bahasa Inggris. Meskipun
tinggal di daerah terpencil dengan fasilitas minim, mereka memiliki semangat besar dalam
belajar. Kemudian, saat kegiatan KKN tahun 2014 di Korong Durian Kadok, sebuah kampung
kecil di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Hampir setiap sore mengunjungi PAUD sebagai
tempat pertemuan lalu mengajari anak-anak SD-SMP bahasa Inggris. Sebaliknya, mereka dengan
senangnya mengajari saya bahasa Minang. Saya bahkan belajar Tari Piring dari tokoh
masyarakat. Tidak ingin membiarkan kebahagiaan ini berlalu begitu saja, saya pun menulis
liputan feature mengenai kedua kegiatan sosial ini, mengirim ke media, dan Alhamdulillah
diterbitkan. Meski hal sederhana, tapi semoga bisa menginspirasi bagi siapa pun yang
membacanya.
Saya percaya bahwa ilmu bisa diikat melalui dua hal. Pertama, melalui tulisan seperti
sabda Rasulullah, Ikatlah ilmu dengan tulisan sehingga saya masih menulis di media lokal
maupun nasional baik berupa cerpen, esai, maupun apresiasi sastra. Kedua, melalui pengajaran,
Ada yang pernah mengatakan bahwa ilmu baru bisa dikatakan ilmu jika diajarkan kepada orang
lain. Saya mencoba membagikan ilmu yang telah saya peroleh melalui sekolah menulis FLP
yang diadakan oleh ranting-ranting kampus di Makassar. Memberikan mereka semangat untuk
terus belajar dan berjuang menulis, ataupun mengisi kelas sastra. Selain itu, saya terus berusaha
mentransformasikan ilmu yang telah saya peroleh kepada siswa-siswa yang saya ajar hingga
sekarang di kelas bahasa Inggris dan bahasa Indonesia pada sebuah lembaga kursus dan kelas
writing process pada sebuah yayasan SMP-SMA.
Berangkat dari latar belakang pendidikan Sastra Inggris yang mengajarkan teori dan
kritik sastra dan keikutsertaan dalam organisasi kepenulisan yang mengajarkan untuk menulis
sastra, memotivasi saya untuk melanjutkan studi dengan mengambil konsentrasi Modern
Literature and Creative Writing di University of Leicester sehingga dapat meningkatkan
kemampuan saya secara teoritis maupun praktek menulis dalam bidang sastra serta dalam bahasa
Inggris.