Mineral Hama Dan Penyakit
Mineral Hama Dan Penyakit
Mineral Hama Dan Penyakit
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kalsium (Ca)
Gejala Kekurangan
Kerdil, klorosis pada
daun
tua,
absisi.
Membantu pembentukan
klorofil
Kerdil, daun berwarnna
gelap, batang lemah dan
tipis.
Klorosis
dibagian
marginal,
nekrosis
(kematian sel) dibagian
ujung daun kerinting dan
tua, batang lemah dan
pendek.
Daun
menggulung,
dan
permeabilitas
membran,
menyusun
klorofil.
Magnesium (Mg) Menyusun klorofil dan
enzim aktifator.
Belerang (S)
Boron (B)
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Pengendali
beberapa
sistem
oksidasi-reduksi,
pembentukan O2 dalam
fotosintesis.
Katalisator untuk respirasi, Daun hijau gelap, spot
penyusun enzim.
nekrosis diujung daun
muda, absisi awal.
Berperan dalam sistem Buku pendek, mengkerut
enzim, yang mengatur dimargin daun, klorosis
bermacam-macam aktivasi pada daun tua, dan spot
metabolik.
nekrosis putih.
Dalam
nitrogenase Pertumbuhan
tanaman
dibutuhkan untuk fiksasi tidak normal terutama
nitrogen.
pada tanaman sayuran,
daun
keriput
dan
mengering.
Aktivator sistem untuk Ujung daun layu dan
menghasilkan O2 dalam berwarna kuning atau
fotosintesis.
klorosis, menimbulkan
perubahan akar yang
tertekan,
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Molibdenum
(Mo)
Klorin (Cl)
B. HAMA
1. Pengertian Hama
Hama adalah perusak tanaman pada bagian akar, batang, daun atau
bagian tanaman lainya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan
sempurna atau mati.
2. Ciri-ciri Hama
Ciri-ciri hama antara lain sebagai berikut:
a. Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b. Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan
sebagainya).
c. Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga
tanaman menjadi mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak
banyak memberikan hasil
d. Serangan hama biasanya lebih mudah di atasi karena hamanya
tampak oleh mata atau dapat dilihat secara langsung.
3. Jenis-jenis Hama
Secara garis besar, hama dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Kelompok hewan menyusui (mamalia), seperti tikus.
a) Tikus Sawah (Rattus Argentiventer Rob dan Kloss)
Hama ini merupakan hama utama tanaman padi dari golongan
mamalia yang dapat menyebabkan kerusakan pada padi mulai
dari saat persemaian padi hingga padi siap dipanen dan bahkan
menyerang di dalam gudang penyimpanan. Tikus sawah lebih
menyukai tanaman padi yang sedang bunting sehingga
umumnya padi stadium bunting akan mengalami kerusakan
yang paling tinggi. Sebagian besar, tikus aktif menyerang
tanaman pada malam hari.
2. Kelompok serangga (insekta) seperti belalang.
a) Hama sundep dan Hama beluk
Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi
(terbangnya ribuan kupu-kupu kecil berwarna putih pada sore dan
malam hari) setalah 35 hari masa hujan kupu-kupu ini melakukan
terbang sekitar dua minggu menuju daerah-daerah persemaian
tanaman padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan
dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetas menjadi
tomat.
Menghalangi proses fotosintesis.
Agen abiotik terdiri atas berbagai faktor, diantaranya:
Suhu yang ekstrim, seperti sangat panas atau sangat dingin.
Kekurangan air atau kelebihan air.
Kekeuranga atau kelebihan cahaya.
Kekurangan oksigen.
Polus udara.
Kekurangan zat hara.
Tanah yang terlalu asam atu yang terlalu basa.
Keracunan obat-obat kimia, seperti insektisida, fungisida, nematisida.
Kemungkinan tidaknya tanaman mederita penyakit juga dipengaruhi
tumbuhan pada saat pra infeksi maupun pasca infeksi yaitu pertahanan fisik
mekanik dan pertahanan biokimia.
1. Pra Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik mekanik (pertahanan
struktural) berupa duri, bulu, lapisan lilil yang terdapat pada daun,
batang ataupun organ lainnya. Sedangkan pertahanan biokimia
berupa senyawa yang dihasilkan, yaitu : senyawa hasil metabolisme
sekunder (flavanoid, alkaloid, glicocid), senyawa yang dikeluarkan
sebagai eksudat,senyawa yang menghambat, tidak menghasilkan
senyawa yang diinginkan patogen.
2. Pasca Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik mekanik yang dimiliki
inang dapat berupa pertahanan sitoplasmid (pada waktu patogen
masuk dalam sel patogen dikurung dalam sel), pertahanan seluler
(sel inang membuta seluruh sehingga patogen tidak dapat menyentuh
sel lain), pertahanan jaringan (pembentukan lapisan gabus, lapisan
absisi), pertahahan organ (menjatuhkan organ yang terkena
penyakit). Sedangkan mekanisme pertahanan biokimia tahap ini
berupa membentuk senyawa beracun, membentuk senyawa yang
dapat membuat tidak aktif enzim patogen, membentuk senyawa yang
dapat mendetoksin patogen, membentuk senyawa yang dapat
merubah lintasan, membentuk senyawa yang dapat merubah
biostetik dalam proses metobolisme, menghasilakan enzim yang
dapat merubah senyawa yang tadinya tidak beracun menjadi
beracun.