RESIKO JATUH
Nomor
Revisi ke
Berlaku tanggal
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasien jatuh merupakan salah satu dari 6 sasaran keselamatan pasien
di
dehidrasi,
status
nutrisi
yang
buruk,
perbahan
kimia
darah
factor
lingkungan
juga
mempengaruhi
pasien
jatuh,
contohnya lantai kamar mandi yang licin, tempat tidur yang terlalu tinggi,
pecahaayaan yang kurang. Sedangkan dampak dari insiden jatuh yang
dialami pasien secara fisik adalah cidera ringan, sampai dengan kematian,
secara
financial
memperpanjang
waktu
rawat
dan
tambahan
biaya
pemeriksaan penunjang (CT Scan kepala, rontgen, dll) yang seharusnya tidak
perlu dilakukan, dan dari segi hukum beresiko untuk timbulnya tuntutan
hukum bagi puskesmas.
Meski demikian, resiko jatuh dapat dicegah dan banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah pasien jatuh dan meminimalkan cidera akibat
jatuh. Dengan mengenali resiko jatuh maka akan dapat diprediksi resiko jatuh
seseorang, dan dilakukan tindakan pencegahan yang sesuai. Oleh akrena itu,
memahami resiko jatuh , melakukan tindakan pencegahan dan penanganan
jatuh
dan
jatuh yang terdapat pasda pasien penting dilakukan karena faktor risiko jatuh
adalah hal-hal yang melatar belakangi terjadinya jatuh pada pasien. Faktor
risiko jatuh terbagi menjadi kategori:
1. Ekstrinsik : berhubungan dengan kondisi fisik dan psikologis pasien
2. Intrinsic : berhubungan dengan lingkungan
3. Dapat diantisipasi : faktor risiko yang dapat diperkirakan
4. Tidak dapat diantisipasi : faktor risiko yang tidak dapat diperkirakan.
C. Pengkajian resiko jatuh
Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada setiap pasien dengan menggunakan
Formulir Pengkajian. Semua pasien anak <5 tahun, geriatric >60 tahun. Psien
disabilitas atau pasien yang dirawat di unit resiko tinggi yang telah ditetapkan
adalah pasien beresiko jatuh, tidak dilakukan penilaian tetapi langusng
dilakukan intervensi.
D. Intervensi resiko jatuh
Intervensi dilakukan bagi pasien yang dalam pengkajian dikategorikan pasien
resiko jatuh.
E. Monitoring dan evakuasi
Monitoring dan evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui perkembangan,
sehingga intervensi mungkin akan berubah
F. Strategi pencegahan resiko jatuh
Rumah sakit menggunakan strategi dalam mencegah pasien jatuh dan
diketahui oleh seluruh petugas
G. Penangan pasien jatuh
Penanganan pasien jatuh dilakukan sesuai prosedur
H. Kewajiban dan tanggung jawab
BAB III
TATA LAKSANA
A. Identifikasi umum pasien jatuh
1. Semua pasien rumah bersalin harus diidentifikasi resiko jatuh dengan
benar sebelum dilakukan segala tindakan atau pengobatan.
2. Semua pasien anak < 5 tahun getiatri > 60 tahun, pasien disabilitas atau
pasien yang dirawat di unit resiko tinggi yang telah ditetapkan adalah
pasien beresiko jatuh, tidak dilakukan penilaian tetapi langsung dilakukan
intervensi.
3. Identifikasi pasien resiko jatuh yang akan dipasangkan meliputi : gelang
kuning yan dipasang bersama gelang identitas
4. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang proses identifikasi pasien
resiko jatuh ini, kegunaan dan resiko jika menolak dipasangkan tanda
resiko jatuh.
5. Sebelum dilakukan pemasangan gelang kuning, keterangan tentang nama
lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis pasien harus diperiksa
dengan cara bertanya dan dikonfirmasi antara data rekam medis dan
gelang pasien.
6. Ketika menanyakan skla resiko jatuh sesuai pertanyaan yang ada di skala
penilaian dan dari hasil pengamatan, kemudian dihitung skor total
sehingga didapatkan kriteria resiko jatuh.
7. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan makan
dinyatakan kepada penjaga/wali/keluarga terdekatnya.
8. Pasien beresiko jatuh dilakukan intervensi setiap shift dan penilaian
kembali dilakukan setiap 3 hari dan jika pasien ditransfer di unit lain,
terdapat penurunan kesadaran, mendapatkan obat-obat efek sediasi, post
operasi, mengalami jatuh saat dirawat.
9. Pasien yang tidak beresiko jatuh dilakukan penilaian kembali dilakukan
setiap 3 hari dan jika pasien ditransfer di unit lain, terdapat penurunan
kesadaran, mendapatkan obat-obat efek sedasi, post operasi, mengalami
jatuh saat dirawat.
10.Apabila diruang rawat
inap
ditemukan
pasien
jatuh
(sebelum
re
formulir
pelaporan
insiden
keselamatan
pasien
dan
(beresiko tinggi
jatuh) atau tidak (beresiko tidak jatuh). Untuk pasien rawat jalan juga harus
dinilai resiko jatuh dengan melihat kondisi pasien sehingga dapat dilakukan
intervensi terhadap kondisi pasien tersebut.
a. Penilaian resiko jatuh menggunakan Skala Humpty Dumpty (modifikasi)
untuk pasien anak-anak dan Skala Morse (modifikasi) untuk pasien
dewasa dan geriatric.
b. Penilaian dilakukan saat pasien akan dirawat.
c. Penilaian ulang dilakukan:
1) Setiap 3 hari sekali
2) Jika akan transfer ke unit lain, unit baru membuat penilaian
3) Jika pasien jatuh saat dalam masa perawatan puskesmas
4) Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan kondisi fisik,
fisiologis dan psikologis; contohnya perubahan kesadaran, perubahan
pola eliminasi, perubahan perilaku, hipotensi, hipoglikemi, kelemahan
fisik, dll.
5) Dilakukan apabila pasien mendapat penambahan obat-obat yang
mengakibatkan
penurunan
kelemahan
kadar
gula
umum,
dan
yang
penurunan
tekanan
mengakibatkan
darah,
mengamuk.
Parameter
Kondisi
Skor
Composmentis
Somnolen
Gelisah, Disorientasi, Apatis
Tidak pernah jatuh dalam 3 bulan
0
1
2
0
ini
Pernah Jatuh Dalam 3 Bulan Ini
Pasien tidak menerima pelayanan
2
0
Menggunakan infus / IV
catheter
IV catheter
Pelayanan fisioterapi /
speech theraphy
Catheter
Tidak menggunakan obat tersebut
0
1
Parameter
Tingkat kesadaran
Riwayat jatuh
Status eliminasi
Status penglihatan
Kondisi
Composmentis
Somnolen
Gelisah, orientasi, apatis
Tidak pernah jatuh dalam 3 bulan ini
Pernah jatuh 1 x dalam 3 bulan ini
Pernah jatuh 2 dalam 3 bulan ini
Eliminasi ke kamar mandi, kateter,
Skor
0
1
2
0
1
2
0
commode
Eliminasi dengan menggunakan
bantuan
Penglihatan normal
Menggunakan kacamata
Masih terdapat ggn walaupun
0
1
2
menggunakan kacamata
Saat ini tidak menggunakan obat-
hari terakhir
Saat ini menggunakan 1-2 obat/ 7 hari
terakhir
Saat ini menggunakan 3-4 obat/ 7 hari
terakhir
Tidak ada penyakit penyerta
1-2 penyakit penyerta
3 penyakit penyerta
0
1
2
keluarga
Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
Pastikan handrail TT terpasang
Gunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang mampu berjalan
Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapi dan bersih
Pastikan penerangan yang cukup
4
5
6
7
8
9
10
11
12
keluarga
Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
Pastikan handrail TT terpasang
Gunakan alasa kaki yang tidak licin untuk pasien yang mampu berjalan
Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapid an bersih
Pastikan penerangan yang cukup
Observasi tiap jam
Singkirkan benda yang tidak diperlukan untuk pasien
Konsul dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan obat-obatan
untuk
dan
licin, lantai tidak berlumut dan licin, letak toilet yang ditinggikan /
toilet duduk posisinya tidak rendah dan terdapat pegangan tangan
arah vertical.
5) Menyiapkan alas kaki yang layak
b. Kursi dan kursi roda
Memastikan pasien resiko jatuh telah duduk dengan posisi yang baik
c. Tempat tidur
Memasang tempat tidur dalam posisi rendah, mengunci rem dengan
baik, dan tempat tidur mempunyai pagar pengaman. Pagar pengaman
hendaknya memagari sebagian saja, sebab bila pagar tempat tidur
penuh, memungkinkan pasien yang bingung untuk loncat dari tempat
tidur, kasur, alas kasur dan sprei tidak licin
F. Penanganan pasien pasca jatuh
Apabila pasien mengalami kejadian jatuh maka berikut ini adalah langkahlangkah penanganannya:
1. Kaji adanya cedera dan tentukan tingkat cedera
0
1
2
3
2. Kaji
Tingkat cedera
Tidak ada cedera
Minor, abrasi, memar, laserasi mimor yang membutuhkan jahitan
Mayor, fraktur, trauma kepala/spiral
Meninggal
tanda-tanda viral, tingkat kesadaran, perubahan ROM (Range Of
harus
dilakukan
dalam
catatan
keperawatan
7. Lakukan pengkajian ulang resiko jatuh
8. Komunikasikan kepada seluruh petugas kesehatan dan keluarga pasien
bahwa pasien mengalami jatuh dan beresiko untuk jatuh lagi
9. Buat laporan insiden keselamatan pasien dan laporan ke PMKP dalam
waktu 2x24 jam.
10.Lakukan investigasi pasien jatuh menggunakan format investigasi pasien
jatuh untuk mengetahui faktor intrinsic dan ektrinsik yang berkontribusi
terhadap jatuhnya pasien.
G. Kewajiban dan tanggung jawab
Seluruh staf puskesmas
1. Memahami dan mengerti hasil identifikasi pasien jatuh dengan melihat
gelang resiko jatuh yang dikenakan pasien (gelang warna kuning)
jika
hasil
ulang/
identifikasi
ulan
jika
diindikasikan
oleh
perubahan kondisi pasien atau pengobatan aau yang lainnya dan mencatat
dalam lembar catatanperawatan
8. Perubahan intervensi pasien jatuh, jika hasil identifikasi ulang mengalami
perubahan
9. Memberikan penjelasan/ informasi tentang hasil identifikasi pasien resiko
jatuh
kepada
menjelaskan
pasien
intervensi
keterlibatan keluarga.
10.Melaporkan kejadian
jika
memungkinkan
maupun
yang
akan
dilakukan
pasien
jatuh
di
keluarga,
keapda
tempat
pasien
tugasnya
dan
dan
dengan
BAB IV
DOKUMENTASI
A. KEBIJAKAN
Kebijakan umum sasaran keselamatan pasien
1. Puskesmas melakukan penilaian, intervensi dan monitoring terhadap
pasien beresiko jatuh
2. Setiap pasien dinilai terhadap resiko jatuh. Di rawat jalan secara visual dan
di rawat inap.
3. Semua pasien anak < 5 tahun, geriatric > 60 tahun, pasien disabilitas
adalah pasien beresiko jatuh tidak dilakukan penilaian, tidak dilakukan
pemasangan gelang warna kuning tetapi langsung intervensi
4. Identifikasi pasien resiko jatuh yang akan dipasangkan gelang berwarna
kuning
5. Penilaian kembali dilakukan setiap 3 hari dan jika paseien di transfer di unit
lain, terdapat penurunan kesadaran, mendapatkan obat-obat efek sedasi,
post operasi, mengalami jatuh saat dirawat.
6. Intervensi dan monitoring dilakukan setiap shift
B. PANDUAN