Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENGAJARAN

STORY TELLING UNTUK MENGHILANGKAN NYERI PADA ANAK

Dosen Pengampu : Puji purwaningsih, S.Kep., Ns

Di susun oleh : Kelompok 9


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rofiyati
Saniah B
Suhildan Hafiz
Uvia Hayin H
Yohanes H. Ome
Zainatun Zahra

: 010112a089
: 010112a094
: 010112a099
: 010112a106
: 010112a112
: 010112a116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013

SATUAN ACARA PENGAJARAN

STORY TELLING PADA ANAK

Judul

: Story Telling Pada Anak

Hari/tanggal

: 06 Desember 2013

Tempat

: Lab Pediatrik STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Lama

: 20 menit

Penyaji

: Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Audiens

A.

: Pasien anak usia 3-6 tahun.

Latar Belakang
Pengobatan terhadap anak-anak kadang sulit dilakukan karena trauma anak karena pola
perwatan yang tidak sesuai. Anak sering merasa takut,tidak percaya terhadap perawatnya,oleh
karena itu ketika anak dilakukan perawatan sering mengalami nyeri yang hebat karena tidak
ada pengalih agar anak tersebut tidak merasakan nyeri yang berat. Dengan melalui story
telling akan membuat anak dekat dengan perawat,serta ketika dilakukan perawatan perhatian
anak terhadap nyeri bisa dialihkan dengan cerita-cerita yang menarik.
Menurut Pellowski (1997) Telling Story adalah seni dari sebuah keterampilan
bernarasi dalam bentuk syair dan prosa, yang dipertunjukkan atau yang dipimpin oleh satu
orang di hadapan audience secara langsung dimana cerita tersebut dapat dinarasikan dengan
cara diceritakan atau dinyanyikan, dengan atau tanpa music, gambar ataupun iringan lain
yang mungkin dapat dipelajari secara lisan, baik melalui sumber tercetak, ataupun sumber
rekaman mekanik.
Telling Story merupakan seni berbicara yang dapat digunakan sebagai sarana untuk
menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa harus menggurui sang anak. Telling
Story merupakan proses kreatif anak-anak yang dalam pekembangannya, senantiasa
mengaktifkan bukan hanya aspek intelektual saja tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi,
emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.

Menurut Bunanta (2009) ada berbagai konsep Telling Story yang dapat digunakan
untuk mengajak anak membaca. Konsep Telling story dan bermain, Telling story sambil
bermain music, mengadakan festival Telling Story dengan konsep pementasan teater dari
anak untuk anak, dan sebagainya. Dalam proses keperawatan juga hal ini sangat dibutuhkan
karena biasanya pada anak-anak sering mengalami ketakutan atau nyeri terhadap suatu
tindakan,dengan melakukan Story telling ini bisa mengurangi rasa takut dan rasa nyeri anak
pada saat di lakukan tindakan keperawatan
Telling Story adalah bercerita dengan menggunakan berbagai media seperti mainan
anak-anak misalnya boneka, mobil-mobilan dan lain-lain.
Fokus dari Telling Story ini adalah anak-anak. Bertujuan agar si anak tidak takut pada
perawat yang akan melakukan tindakan keperawatan. Telling story ini menggunakan bahasa
yang mudah dipahami yang disesuaikan dengan usia anak.

B.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan story telling ketakutan dan rasa nyeri ketika dilakukan tindakan perawatan
bisa di minimalisir atau dialihkan.

C.

Tujuan Instruksional Khusus


A. Mendekatkan hubungan antara anak dengan perawat
B. Membuat anak nyaman dengan perawat
C. Mengalihkan rasa nyeri yang diderita

D.

Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan kepada anak-anak .
D. Materi (terlampir)
1.
2.
3.
4.

Deskripsi
Tujuan Story telling
Ketrampilan yang dilakuakan
Alat story telling

E. Media :
1. Buku cerita/buku dongeng
2. Boneka/alat peraga/wayang
F. Setting Tempat

Keterangan:
: Leader

: observer

: co-leader

: fasilitator

: anak

G. Kegiatan Story telling

No

Tahap

Waktu

Pembukaan

3 menit

Kegiatan

Media

.
1.

2.

Pelaksanaan 30

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menanyakan apakah anak pernah

menit

membaca cerita

Membagikan buku cerita

Membimbing anak dalam


menyimak cerita

Wayang/boneka

3.

Penutup

2 menit

Evaluasi

Memberi reinforcement positif


Memberi salam penutup

H. Metode
Demonstrasi
I. Evaluasi
1. Standar persiapan
a. Alat : Buku cerita
b. Pengaturan tempat: dilakukan diruang Laboratorium Pediatrik
2. Standar hasil
a. Anak tidak merasa terlalu nyeri
b. Anak mampu mengingat cerita
c. Anak mampu mengalihkan nyeri
d. Anak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
e. Anak mampu mengenalkan kegiatan sehari-hari yang baru yang dapat
meminimalisir atau mengilangkan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai