Anda di halaman 1dari 26

Blok 1.

2 Muskuloskeletal dan Jaringan Penyokong


Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
T.A. 2012-2013

Review
Sistem saraf: pusat dan tepi (CNS dan PNS)
Sistem saraf tepi:
motorik (sinyal efferen dari CNS ke target, fungsi

utama untuk bergerak)


sensorik (sinyal afferen dari perifer ke CNS, diolah,
direspon)

Review
Receptor: subject that receives
Stimulus: rangsang
Receptor pusat di CNS asosiasi respon

Bisa sensoris sederhana ataupun bersifat

kompleks (sense organ)

Review
Contoh: mendengar pengumuman bahwa pintu teater
2 telah dibuka
Reseptor di telinga menangkap gelombang suara
berubah menjadi sinyal listrik diteruskan ke CNS
berakhir di pusat pendengaran di otak ada
suara
Asosiasi: dengan ingatan, kecerdasan, emosi, dsb.
Suara manusia; wanita dewasa; berbahasa Indonesia;

mengatakan bahwa sudah saatnya masuk teater 2;


gembira karena film akan dimulai

Respon: volunter (jalan masuk teater 2) dan


involunter (berbagai asosiasi)

Review
Contoh: memegang gelas berisi minuman
yang terlalu panas
Gelas dipegang tangan ditarik tiba-tiba,

gelas dilepas/dijatuhkan tiba-tiba muncul


pikiran: gelas tadi terlalu panas
Respon: involunter (refleks)
Pathway respon: tidak sampai ke CNS
(informasi tidak diolah)

Review

Review

Reseptor
Sensory receptor (reseptor sensoris) adalah
suatu struktur yang secara khusus berfungsi
untuk mendeteksi stimulus
Sense organ (organ indera) adalah suatu
struktur yang terdiri atas jaringan saraf dan
jaringan penyokong lain (otot, jaringan ikat,

dsb) yang mendeteksi stimulus dengan


respon yang lebih dari sekedar sensory
receptor sederhana

Receptor
Fungsi utama reseptor adalah transduction
(transduksi) = menerjemahkan bentuk energi
satu ke yang lainnya
Bisa berupa neuron ataupun bukan

Transduksi pada Reseptor

Energi awal
Gelombang
(sinar,
suara)
Getaran
Panas

Energi akhir
Listrik
(potensial
aksi)

Receptor Potential
Yaitu potensial aksi yang pada awalnya
muncul di ujung-ujung reseptor
Diteruskan ke CNS dan disadari: sensation

(pathway sensoris, bukan refleks)


Diteruskan ke CNS tanpa disadari: fungsi
luhur lain, misalnya kadar oksigen darah
menurun bernapas lebih cepat tidak
dapat dikendalikan

Informasi dari Reseptor


Ada 4 macam:
1. Modalitas
2. Lokasi

3. Intensitas
4. Durasi

Penyampaian Informasi
1. Modalitas

Cara penyampaian: asumsi


Dari telinga: pendengaran. Dari mata:
penglihatan, dst
Diinterpretasikan oleh CNS berdasarkan
informasi baru maupun informasi lama, misalnya
bentuk, rasa, tekstur, aroma, ingatan terhadap
benda tersebut, dsb

Penyampaian Informasi
2. Lokasi
Reseptor memberi kode pada CNS

berdasarkan penyebarannya pada tubuh


Jumlahnya bervariasi berdasarkan letak
Diterjemahkan oleh CNS

Penyampaian Informasi

Penyampaian Informasi
3. Intensitas
Berdasarkan tiga hal:
Bila stimulus berintensitas tinggi: frekuensi
terjadinya potensial aksi lebih sering
Bila stimulus berintensitas tinggi: lebih
banyak ujung-ujung saraf yang terlibat
Bila stimulus berintensitas sangat rendah:
hanya ujung-ujung reseptor yang paling
sensitif yang teraktivasi

Penyampaian Informasi
4. Durasi
Bergantung pada berapa lama potensial aksi
itu diteruskan
Sensory adaptation: bila stimulus muncul
terus-menerus, potensial aksi diteruskan
dengan frekuensi yang lebih jarang-jarang,
sehingga kesadaran terhadap stimulus itu
menurun

Penyampaian Informasi
4. Durasi (continued)
Contoh: air kolam renang yang tadinya terasa
sangat dingin bisa ditoleransi
Sensory adaptation melibatkan dua macam
reseptor: phasic dan tonic.

Sensory Adaptation
Phasic Receptors

Tonic Receptors

Muncul lonjakan potensial

Potensial aksi terbentuk

aksi secara cepat, lalu


menurun drastis
Bila stimulus hilang lalu
berulang, potensial juga
berulang
Terdapat pada indera
penciuman, folikel rambut
(deteksi gerak rambut),
dan tekanan pada kulit
(cutaneous pressure)

dengan lebih pelan dan


dihantarkan dengan lebih
stabil
Sinyal diberikan dengan
hampir konstan
Terdapat terutama pada
proprioseptor: adaptasi
sangat lambat
Proprioseptor: posisi, postur,
gerak sendi dan otot

Klasifikasi Reseptor
Berdasarkan modalitas stimulus yang diberikan

respon
1. Thermoreceptors: panas dan dingin
2. Photoreceptors: cahaya
3. Nociceptors: nyeri
4. Chemoreceptors: kimia: aroma, rasa (taste),
komposisi cairan tubuh
5. Mechanoreceptors: perubahan fisik dari
susunan sel atau jaringan, karena getaran,
sentuhan, tekanan, regangan, atau tegangan

Terdapat pada otot, sendi, dsb

Klasifikasi Reseptor
Berdasarkan sumber stimulus:
1. Exteroceptors : stimulus dari luar (indera)
2. Interoceptors: stimulus dari dalam

(lambung, usus, kandung kemih, dsb; untuk


perasaan regangan, tekanan, nyeri viseral,
dan mual)
3. Proprioceptors: posisi dan gerak (otot,
tendon, dan kapsul sendi)

Klasifikasi Reseptor
General Senses

Special Sense

Melibatkan receptor pada


kulit, otot, tendon, kapsul
sendi, visera
Melibatkan reseptor pada
indera peraba
Terlibat dalam mendeteksi
stimuli lain yang tidak
dirasakan secara sadar,
misalnya tekanan darah,
komposisi dalam darah, dsb
Terdiri atas ujung-ujung
reseptor yang sederhana

Yaitu:
1.

Penglihatan

2.

Pendengaran

3.

Penciuman

4.

Pengecapan

5.

Keseimbangan

Diinervasi oleh nervus


cranialis

Reseptornya lebih kompleks

Receptors of General Senses


Unencapsulated Nerve Endings

Encapsulated Nerve Endings

Yaitu ujung-ujung saraf

Ujung-ujung saraf terbungkus


sel glia atau jaringan ikat
Lebih sensitif
Terdiri atas:
1. Tactile corpuscles

yang tidak terbungkus


jaringan ikat
Free nerve endings (ujung
saraf bebas)
Tactile discs (Merkel)
Hair receptors (reseptor
pada folikel rambut)

2.
3.
4.

(korpuskulum Meissner)
End bulbs
(bulbus/korpuskulum
Krause)
Lamellar corpuscle
(korpuskulum Pacini)
Bulbous corpuscles
(korpuskulum Ruffini)

Receptors of General Senses

Receptors of General Senses

Terima Kasih
Questions?

Anda mungkin juga menyukai