Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI PENGHAMBAT PEMBANGUNAN MASYARAKAT

DALAM BIDANG PETERNAKAN AKIBAT RENDAHNYA KESADARAN


MASYARAKAT TERHADAP MANFAAT MINUM SUSU

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
KomunikasiPembangunan

Disusun oleh :
Nama : Reinata Iqbal Maulana
NPM : JIO 05 0003
Kelas : A

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2007

I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Susu mengandung kelengkapan lima gizi utama, yaitu karbohidrat, protein
lemak, vitamin dan mineral. Namun, namun konsumsi susu orang Indonesia saat
ini masih sangat rendah, yaitu sekitar dua gelas per orang setiap bulan. Jadi kalau
dirata-ratakan, setiap harinya orang Indonesia Cuma minum dua-tiga sendok.
Sementara Malaysia, menurut Heiko Schipper, Marketing PT Nestle
Indonesia, mengonsumsi susu lima kali lebih banyak atau setara dengan 10 gelas
per orang setiap bulan. Orang Thailand mengonsumsi sembilan gelas, dan orang
Filipina mengonsumsi delapan gelas per orang setiap bulan. Jika dihitung-hitung
tingkat dunia, konsumsi perkapita per tahun adalah 40 liter. Thailand 21 liter
perkapita per tahun. Filipina juga 21 liter per tahun. Sementara Indonesia cuman
lima liter perkapita per tahun.
Rendahnya konsumsi susu di Indonesia, disebabkan oleh banyak faktor,
misalnya, susu dianggap mahal, sehingga daya beli masyarakat kecil. Tetapi, bisa
juga akibat kurangnya pemahaman akan manfaat susu. Jika penyebabnya mahal,
kenapa Filipina yang tingkat perekonomiannya hampir sama bisa tinggi konsumsi
susunya. Berarti pemahaman akan pentinggnya susu buat kesehatan yang kurang.
Jadi, bukan faktok masalah harga.
Untuk itu, pendidikan penting guna menyadarkan masyarakat akan
pentingnya susu. Jenis susu bubuk untuk anak-anak lebih baik ketimbang kental
manis. Karena susu bubuk sedikit mengandung gula. Sedangkan susu kental
manis lebih cocok untuk membuat kue, kopi, dan lain sebagainya. Bagi orang
Indonesia, sebetulnya pentingnya manfaat susu sudah disadari sejak dahulu,
Cuma, ada sebagian masyarakat yang merasa enek ketika berhadapan dengan
susu. Untuk itu, kata praktisi gizi Rienani S Mahadi, susu bisa dicampur dengan
makanan lain, misalnya es krim yang banyak mengandung susu, puding, cake,
kue-kue kering, dan makanan lainnya.

Dilain pihak, Indah Soelistyawati, Marketing PT Nestle Indonesia


mengatakan, idealnya, tiap orang minum susu dua gelas per orang per hari. Berarti
sebulan 60 gelas susu. Jadi, kalau tiap keluarga terdiri dari dua anak dan dua
orang tua. Berarti sekitar 240 (60x40) gelas dibutuhkan dalam sebulan.
Bagi orang yang berpenghasilan tidak tetap, susu memang dianggap
mahal. Misalnya, kemasan 400 gr saja harganya sekitar RP 15.000, paling lama
habis dikonsumsi selama dua pekan. Rendahnya angka konsumsi susu di
Indonesia disebabkan harga susu cendrung tinggi, dan rakyat Indonesia sebagian
memiliki energi terhadap laktosa. Tentu saja hal ini yang akan menghambat
pembangunan peternakan di Indonesia, karena berhubungan erat dengan peternak
lokal.
I.2 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui penyebab kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat
susu bagi kesahatan.
2. Mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap manfaat susu.
I.3 Identifikasi Masalah
1.

Bagaimana kondisi masyarakat dalam pandangan kesejahteraan


dilihat dari jumlah peminum susu.

2.

Bagaimana pendapat masyarakat tentang pentingnya minum susu


bagi kesehatan.

3.

Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan kesadaran


masyarakat terhadap manfaat susu.

4.

Bagaimana peran komunikasi dalam keberhasilan pesan yang


disampaikan oleh pemerintah terhadap masyarakat.

II
KERANGKA TEORI
Pada akhir tahun tahun 1960 berkembang penerapan teori dan konsep
untuk pelaksanaan program pembangunan, melalui pemberitaan yang didukung
liputan pembangunan oleh jurnalis, serta komunikasi penunujang menjadi salah
satu bagian penting dalam komunikasi pembangunan, dan yang terakhir adalah
ilmu komunikasi pertanian. Oleh karena itu, dilakukan pencarian bersama akan isi
dan metode komunikasi yang lebih sesuai dengan keadaan masyarakat miskin
yang berjuang menuju kehidupan yang lebih baik.
Komunikasi pembangunan dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk
meliput secara sistematik problematika yang dihadapi dalam pembangunan.
Segala komunikasi yang diterapkan untuk pentransformasian secara cepat suatu
negara dari kemiskinan ke suatu dinamika pertumbuhan. Ekonomi yang
memungkinkan lebih besarnya keadilan sosial dan pemenuhan potensial
manusiawi. Ada beberapa terminologi komunikasi pembangunan, istilahnya
beragam tetapi tujuannya sama untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan
masyarakat, diantaranya dengan melalui pendidikan non formal yang diadakan
oleh pemerintah dengan sasaran masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Memberikan keterampilan kepada warga masyarakat untuk mampu beorganisasi
dan mengelola kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan.
Selain itu, dapat juga diadakan penyuluhan-penyuluhan pertanian dan peternakan
berbentuk pendidikan non formal, bahan dan sasaran pendidikan disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, waktu, tempat tani yang bertujuan untuk terjadinya
perubahan sikap atau perilaku petani, dan peternak, sehingga mengetahui cara
bertani dan berternak dengan baik, yang akhirnya dapat meningkatkan
penghasilan dan taraf hidupnya.
Falsafah komunikasi pembangunan sendiri mempunyai tujuan, yaitu
memajukan pembangunan diantaranya dengan meningkatkan masyarakat dari
kemiskinan, tingkat melek huruf yang rendah, pengangguran dan keadaan sosial
yang tidak adil (pembangunan sebagai istilah teknis (Seers, 1969). Selanjutnya

yaitu, sasaran komunikasi diberi tahu tentang sesuatu dan diberi motivasi untuk
menerima dan menggunakan inovasi yaitu dengan ikut serta dalam program
pembangunan itu sendiri.
Dalam komunikasi pembangunan tersirat nilai dalam inovasi atau pesan,
kedian inovasi itu sendiri mempunyai nilai yang berorientasi pada sumber yang
sebenarnya bukan apa yang seharusnya berlaku. Komunikasi pembangunan
bersifat pragmatik artinya komunikasi dinilai melalui apa yang telah
dihasilkannya, komunikasi yang dapat memberi perhatian, pengertian untuk dapat
diterapkan.
Beberapa unsur komunikasi pembangunan diantaranya inovasi dimana
ide-ide, objek, tindakan yang mempunyai nilai bagi orang. Komunikasi berfungssi
sebagai penyampai pesan atau inovasi dari sumber ke penerima. Tindakan atau
prestasi merupakan pelaksanaan dari inovasi yang disampaikan.
Definisi pembangunan sebagai alat yaitu, perangkat upaya terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga
masyarakat. Sedangkan sebagai proses, pembangunan sebagai proses perubahan
dari suatu keadaan yang lebih baik (sifatnya dikehendaki dan direncanakan.
Konsep normatif pengertian pembangunan yaitu pilihan-pilihan dan tujuan untuk
mencapai realisasi potensi manusia serta proses multi dimensi yang mencangkup
perubahan-perubahan dalam struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga
nasional, akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality)
dan pemberantasan kemiskinan (M. Todaro, 1977), dan untuk meningkatkan
kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depannya. Implikasi dari itu semua
yaitu dengan membangkitkan kemampuan optimal, dengan kapasitas yang
optimal dapat menumbuhkan keadilan dan kemerataan ditunjang dengan
penumbuahan kuasa dan wewenang yang dilakukan dengan berkesinambungan
dan menyeluruh sehingga timbul ikatan emosinal yang dapat saling bergantungan
satu sama lain.
Pandangan ilmu sosial terhadap pembangunan adalah usaha untuk
mengubah keperibadian yang tipikal dari yang bersifat tradisional menjadi
masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif. Pembangunan sebagai proses

belajar, perolehan pengetahuan, informasi serta keterampilan-keterampilan baru.


Pembangunan sebagai suatu pembebasan atau kemerdekaan dari kebodohan.
Konsep-konsep

pembangunan

harus

dilakukan

dengan

melalui

pendekatan-pendekatan yang ditujukan kepada objek yang jelas. Pendekatannya


sendiri dapat dilakukan melalui beberapa sisi, mulai dari sisi ekonomi, teknologi
ilmu pengetahuan, kebudayaan, adat istiadat, politik serta beberapa pendekatan
lainnya. Dengan mengukur kekayaan rata-rata, pemerataan, kualitas kehidupan,
kualitas lingkungan, keadilan dan kesinambungan, pertumbuhan ekonomi,
membangun kembali perekonomian, penerapan pengetahuan ilmiah yang ada pada
semua aktivitas, semua bidang kehidupan atau aspek-aspek masyarakat, saehingga
pembangunan menyeluruh ke semua aspek dan berbagai bidang.

III
PEMBAHASAN
Menurut data statistik bahwa konsumsi susu di Indonesia masih sangat
rendah, yaitu hanya sekitar kurang lebih 2000 ton per tahun. Dapat dikatakan hasil
produksi susu dalam negeri tidak mencukupi jumlah konsumsi susu nasional.
Dengan kondisi seperti ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia
sebagian besar belum termasuk katagori sejahera secara umum karena dilihat dari
minimnya masyarakat mengonsumsi susu.
Minimnya masyarakat dalam mengonsumsi susu dikarenakan harga susu
yang mahal, sehingga tidak terjangkau oleh masyaarakat kalangan menengah ke
bawah. Oleh karena itu, peran pemerintah sendiri harus benar-benar menyeluruh
dalam menangani masalah ini, dan pemerintah harus mempunyai solusi dan jalan
keluar, sehingga kedepannya masyarakat menengah ke bawah bisa mengonsumsi
susu sehingga tercipta masyarakat yang cerdas, dan dinamis. Tanggapan
masyarakat akan manfaat susu yang masih kurang juga menjadi salah satu kendala
dalam negeri terutama berkaitan erat dengan peternak lokal yang menjual susu
hasil produksi ternak perah. Dengan rendahnya kesadaran masyarakat otomatis
usaha peternak lokal mengalami penurunan, karena tidak semua masyarakat sadar
akan manfaat mengonsumsi susu.
Sebenarnya sudah sejak lama masyarakat mengetahui akan manfaat
mengonsumsi susu, tetapi banyak kendala yang menjadikan masyarakat enggan
untuk mengonsumsi diantaranya adalah kondisi ekonomi masyarakat yang
menyebabkan pendapatan masyarakat di bawah batas. Masyarakat masih
memikirkan kebutuhan bahan pokok yang harus dipenuhi seperti beras dan lauk
pauknya. Selain itu, masyarakat masih menganggap bahwa susu adalah makanan
mewah yang hanya dikhususkan untuk orang-orang dengan tingkat ekonomi
menengah ke atas sehingga mereka merasa mengonsumsi susu tidak cocok untuk
mereka.
Faktor lain yang masih berhubungan dengan tingkat kesadaran
masyararakat mengonsumsi susu adalah peran dari pemerintah. Penyuluhan

mengenai pentingnya mengonsumsi susu dari pemerintah dirasa sangat kurang.


Pemerintah masih menganggap bahwa susu belum pantas dikonsumsi oleh
masyarakat secara umum sehingga program pemerintah menggalakkan minum
susu pun tidak berhasil. Selain itu, media yang sering digunakan oleh pemerintah
dalam mensukseskan program penggalakan minum susu tidak tepat. Dalam arti
media tersebut tidak sesuai baik dari media itu sendiri maupun dari sasarannya
yang tidak kena. Selama ini media yang sering digunakan oleh pemerintah adalah
bentuk propaganda atau bentuk iklan baik di televisi, radio atau koran. Sedangkan
kita tahu bahwa kondisi masyarakat sekarang ini tidak semuanya mempunyai
televisi dan radio. Apalagi minat baca masyarakat kecil terhadap koran masih
sangat kurang. Kondisi ini menjadi penyebab tidak berhasilnya pesan pemerintah
pada masyarakat.
Peran komunikasi yang disorot dalam hal ini adalah tentang pentingnya
sarana yang tepat dalam penyampaian pesan kepada orang atau pihak lain. Ada
beberapa faktor utama yang akan menentukan keberhasilan penyampaian pesan,
yaitu:
1. Sumber pesan/informasi,
2. Media yang digunakan,
3. Kebutuhan masyarakat terhadap pasan/informasi tersebut.
Sumber informasi yang jelas akan berpangaruh pada keberhasilan pesan
atau informasi yang disampaikan. Biasanya masyarakat akan menerima pesan atau
informasi yang sumbernya jelas. Dalam hal ini peran pemerintah untuk
menjelaskan sumber informasi secara jelas sangat penting. Sebab bila tidak,
masyarakat menganggap bahwa informasi tersebut datang dari orang atau pihak
yang tidak bertanggungjawab.
Peran media dalam menunjang kesuksesan penyampaian pesan atau
informasi bisa dikatakan penentu utama. Media yang digunakan bisa berupa
media cetak yang ditulis atau disampaikan melalui surat kabar atau pamflet dan
leaflet yang disebar langsung ke masyarakat atau melalui media elektronik seperti
televisi dan radio. Namun yang lebih bisa diterima oleh masyarakat, khususnya
masyarakat kecil, adalah penyampaian pesan atau informasi disampaikan secara

langsung oleh sumbernya. Misalnya dalam hal ini pemerintah memberikan


penyuluhan langsung pada masyarakat tentang manfaat minum susu. Cara tersebut
akan lebih mudah diterima dan kena sasaran.
Faktor ketiga adalah kebutuhan masyarakat pada pesan atau informasi
yang disampaikan. Biasanya jika masyarakat merasa perlu mereka akan
berbondong-bondong mendapatkan informasi tersebut. Salah satu contohnya
adalah informasi mengenai kesehatan bayi. Kita bisa melihat respon masyarakat
yang datang ke posyandu hanya karena ingin mendapatkan pelayanan yang baik
untuk anaknya sebagai buah hati mereka. Kegagalan informasi mengenai
pentingnya minum susu yang disampikan oleh pemerintah bisa dikarenakan
masyarakat merasa kurang perlu terhadap informasi tersebut dengan alasan yang
telah disebutkan di atas.

IV
KESIMPULAN
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat
akan manfaat dan pentingnya mengonsumsi susu, diantaranya :
1. Kurangnya pemahaman akan pentingnya susu untuk kesehatan tubuh,
sehingga tidak adanya keinginan untuk mengkonsumsi.
2. Ada anggapan terutama dari sebagian masyarakat bahwa harga susu
cendrung mahal, dan hanya terjangkau oleh kalangan menengah ke atas,
sehingga daya beli masyarakat sangat kecil.
3. Pentingnya manfaat susu sudah disadari sejak dahulu, tetapi ada sebagian
masyarakat yang merasa enek ketika berhadapan dengan susu dan ada juga
sebagian memiliki alergi terhadap laktosa.
4. Produksi susu dalam negeri tidak mencukupi jumlah konsumsi susu
nasioanal, karenanya Indonesia masih membutuhkan impor susu dari luar
negeri.
Selain faktor kesadaran dari masyarakat, peran pemerintah sendiri kurang
signifikan, dan sinergis dalam menangani masalah ini, yaitu :
1. Kurangnya keseriusan dari pemerintah dalam menangani masalah
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat susu.
2. Media komunikasi yang digunakan pemerintah tidak tepat sasaran,
sehingga tidak tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung. Penerbit PT Rosdakarya.
Mansyur, M. Cholil. 1971. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya.
Penerbit Usaha Nasional.
Sajogyo dan Pudjiwati Sajogjo. 2002. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
http//:www.google.com

Anda mungkin juga menyukai