Anda di halaman 1dari 12

AKHLAK DALAM BERBISNIS

A. Prinsip-prinsip Islam dalam berbisnis


1. Kedudukan harta yang baik sebagai tonggak kehidupan, oleh karenanya ada
kewajiban untuk mengusahakannya, memanaj dan mengembangkannya
2. Islam telah memuji harta yang baik, bahkan mewajibkan untuk menggapai dan
meraihnya, memanajnya sebaik mungkin dan mengembangkannya
3. Eksplorasi sumber-sumber kekayaan alam, demi kemanfaaatan segala yang ada
baik dari segi kualitas maupun kuantitas menjadi tuntutan
4. Infaq merupakan elemen penting dari pergerakan ekonomi untuk distribusi
kekayaan, untuk tujuan kebaikan dan membangun solidaritas sosial yang kuat
antara anggota masyarakat dan itu merupakan perintah dalam ajaran islam.
5. Islam membangun system muamalat keuangan berdasarkna aturan-aturan yang
adil dan penuh kasih sayang dan benar dalam aplikasi moneternya.
6. Kegiatan ekonomi mendekatkan gap antara strata sosial ekonomi,dengan
memperpendek kesenjangan anatara si kaya yang keji dan si fakir yang papa.
7. Muamalat didasarkan sunah rasul dan alquran.
8. Kegiatan ekonomi demi mewujudkan saling menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaaan.
9. Mencari rezeki dari sumber-sumber usaha yang keji sangat bertentangan dengan
nilai-nilai Islam dan haram hukumnya.
B

Tujuan Makro dan Mikro

a. Tujuan Makro

1. Menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan nasional


2.Memfungsikan secara optimal peran bait mal bagi pemerataan dan
perkembangan ekonomi umat dan keumatan.
3. Mengadakan kemakmuran bagi kepentingan publik seperti : geografi
demografi, pengelolaan,pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam,
pembangunan infrastruktur, pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan
usaha
4. Pengawasan mekanisme distribusi pasar, sirkulasi, dan netralitas pemerintah
sebagai wasit persaingan sehat serta pemeliharaan keseimbangan umum yang
sinergik
5. Pengendalian masalah muamalat (transaksi ekonomi,bisnis, moneter)
6. Pengarahan perilaku konsumen agar mengindahkan norma, nilai ekonomi
dan agama.

b.

Tujuan Mikro
1

1. Mencukupi nafkah dasar


2. Memfasilitasi silaturahmi
3. Menabung dan mengelola usaha agar banyak orang
Diperkerjakan untuk mencukupi nafkah
4. Zakat,infaq,dan sedekah
5. Menunaikan haji
6. Mewariskan harta kepada keturunan
7. Mewakafkan untuk bekal akhirat.

C.

Akhlak dalam Produksi


a. Bahan produksi
1. Berasal dari sumber daya alam
2. Asal bahan halal
3. Bahan thayyib, baik dan bermutu
b. Etika Kerja Produksi
1. Bersungguh-sungguh
2. Amanah
3. Jujur
4. Bersih dan suci
5. Higienis
6. Tidak terjadi pemborosan
7. Buruh tunaikan kewajiban majikan tunaikan
Kewajiban
c. Prinsip islam dalam berproduksi
1. Rezeki akan didapat dengan bekerja dan berusaha
(Al Mulk 67:15)

15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan

2. Bekerja adalah ibadah yang menganjurkan


manusia

untuk memproduksi sektor

ekonomi, pertanian, perkebunan, perikanan dll.


3. Tujuan bekerja untuk kemaslahatan keluarga dan
Masyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah
4. Bekerja tekun untuk menghasilkan produk
Berkualitas tinggi.
5. Berprodusi dalam lingkaran halal
D.

Akhlak Dalam Konsumsi


1. Memanfaatkan harta untuk kebaikan dan
Menjauhi sifat kikir
2. Menggunakan harta secukupnya
3. Menggunakan harta untuk kemanfaatan yang
Membawa kebaian
4. Harta wajib dibelanjakan (Qs,2:3,4:39,8:2-4,42:38)














39. Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang
telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha
Mengetahui keadaan mereka

5. Sasaran membelanjakan harta : Fi sabilillah, diri


Dan keluarga, kaum kerabat dan masyarakat.

E.

Akhlak Dalam Sirkulasi dan Distribusi


Pengertian sirkulasi adalah kumpulan perjanjian dan proses yang
diporosnya manusia menjalankan aktivitas.Pengertian lain adalah
pendayagunaan barang dan jasa melalui kegiatan jual beli dan simpan pinjam
via agen, koperasi,dll, baik sebagai sarana perdagangan maupun tukar
menukar barang.
Dalam sirkulasi islam berpegang pada kebebasan dalam tatanan
muamalah. Manusia bebas membeli, menjual, bertukar menukar barang dan
jasa. Islam tidak menganut kebebasan mutlak dari kaum industrialis dan
liberalis, yaitu menetapkan bahra dengan sesuka hati, membeli semurahmurahnya, menjual semahal-mahalnya, seperti kaum muthaffifin. (al
muthafiffin 1-3).
Tentang pasar, islam menolak sistem perdagangan sentralistik dan
perorangan (tunggal) yang membentuk negara kapitalis mengambil rezeki
rakyatnya. Prinsip islam adalah perdaganagn kebebasan berdasarkan keadilan,
agama dan etika. Dasarnya adalah norma, etika, agama, dan perikemanusiaan.
Aturan-aturan Islam : menegakkan larangan (Al maidah 2), bersikap benar,
amanah, jujur (HR. Tirmidzi), melarang mudharat, menegakkan toleransi,
persaudaraan, perdamaian untuk bekal menuju akhirat.

Prinsip-prinsip dalam Sirkulasi adalah :


Menegakkan larangan memperdagangkan barang yang diharamkan (Qs . 5:2)
Benar,amanah,dan jujur (Qs. 40:8) (HR Tirmidzi No, 1209 dari Abu Said al
Khudry)
Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga (Qs 11:18, 2:279)
Menerapkan kasih sayang dan melarang monopoli (Qs 28:8)
Menegakkan toleransi dan persaudaraan (Qs 2: 280)
Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat (Q.s
62:9-11,24:37)

Jenis-jenis bisnis yang dilarang dalam Islam


4

1. Riba
2. Menipu (curang,bohong,dll)
3. Baiqabla alqabdl
4. Bai al-mulamasah
5. Bai al-munabadzah
6. Mengonkonsumsi barang orang lain dengan cara bathil
7. Tidak menghargai prestasi
8. Partnership yang invalid
9. Melanggar pembayaran gaji dan hutang
10. Penimbunan
11. Penentuan harga yang fix
12. Proteksionisme
13. Hima dan monopoli
14. Melakukan hal yang melambungkan harga
15. Tindakan pengrusakan
16. Pemaksaan

G. Akhlak dalam Distribusi


Kewajiban distribusi
Kewajiban distribusi dan hasil produksi

Distribusi hasil produksi, ada 4 bagian :

Upah atau gaji untuk para pekerja


Keuntungan sebagai imbalan modal yang dipinjam oleh pengelola proyek
Sewa tanah yang digunakan untuk melaksanakan proyek
Laba bagi para manger yang mengelola, dan mengurusi pelaksanaan
proyek dan sebagai penanggungjawabnya

Dari keempat bagian tersebut, Islam membolehkannya jika memenuhi syarat


dan dijalankan dengan hukum Islam, Kecuali yang kedua.

H.

Sendi distribusi

Sendi distribusi dalam Islam ada dua


1) Kebebasan
Asas Kebebasan dalam Islam
5

Iman Kepada Allah dan mengesakannya


Percaya Kepada Manusia
2) Keadilan

I.

Sistem Distribusi
Sistem distribusi dalam Islam terbagi atas :
1. Laba Perniagaan
2. Infaq
3. Kaffarat
4. Upah Kerja
5. Bagi Hasil
6. Warisan
7. Sadaqoh
8. Zakat
9. Diyat
10. Dan lain-lain

Prinsip Islam dalam distribusi adalah sendi kebebasan dan keadilan.


Kebebasan artinya bebas mendistribusikan sesuai tugas manusia sebagai Khalifah Fil
Ardl untuk memiliki Fitrah, eksistensi dan keahliannya (Al Baqarah 30-31)
Keadilan artinya terkendali, terikat dengan keadilan yang diwajibkan Allah,
dengan menghargai fitrah dan kemuliaaan manusia.
Bisnis adalah suatu kegiatan individu yang teroganisir untuk menghasilkan
dan menjual barang dan jasa,guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat
Dasar hukum bisnis dalam Islam adlah kewajiban sebagai muslim berusaha.
Kewajiban seorang muslim adalah memberi makan dan pakaian anak secara
baik-baik (Al Baqarah 2:223)
Prinsip-prinsip Islam dalam bisnis : Tauhid = ketauhidan = ibadah. Aktivitas
bisnis harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah. Maka dalam berbisnis
harus adil, tidak saling mendzalimi (Al Hujurat 49: 9)

Kenabian
Dalam berbisnis harus jujur (siddiq,amanah), tidak boleh menipu, saling
percaya, fathonah, (cerdas,pintar, cerdik dalam menangkap peluang bisnis), tabligh
(menyampaikan informasi dalam marketing dan advertising)

Maad (hasil) = imbalan/ganjaran


Berbisnis akan menghasilkan keuntungan atau profit di dunia dan di akhirat,
sebab beribadah.

J.

Langakah-langkah Sukses Dalam Berbisnis Menurut Islam

Untuk meraih sukses dalam berbisnis langkahnya adalah :


a. Niat yang benar untuk beribadah
b. Menentukan cita-cita dengan positif thinking kepada Allah sebagai penentu
rezeki, diri sendiri dan orang lain, sehingga membantu motivasi tinggi untuk
bekerja sungguh-sungguh)
c. Menggunakan modal dengan harta halal untuk meraih keuntungan di dunia
dan pahala di akhirat
d. Kerja keras dan pintar, pantang menyerah untuk memperbaiki nasib,
mengoptimalkan segala potensi akal sehat.
e. Berahlak mulia, yaitu sabar, tekun,ulet, adil, tepat janji, tanggung jawab, dan
tawakkal kepada Allah.

K.

Korupsi menurut Undang-Undang dan Islam

1. Pendahuluan
Saat ini pada hampir semua lapisan masyarakat terjadi korupsi, mualai dari
masyarakat bawah, menengah sampai kalangan atas. Korupsi digolongkan menjadi
kelas-kelas dari kelas teri (ringan ) sampai kelas kakap (besar). Contoh korupsi paling
sederhana adalah menghianati amanah. Korupsi kelas kakap misalnya banyak terjadi
kasus penyelewengan anggaran oleh anggota DPR, Kasus Century, Kasus Wisma atlet
,dll.

Ada dugaan kuat dan pasti bahwa keterpurukan bangsa Indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara disebabkan oleh Korupsi. Orupsi
ini bukan hanya pada tingkat tertentu saja, akan tetapi sudah merambah, merajalela
dan merasuki semua lini kehidupan, sehingga pencegahan dan pemberantasannya pun
memerlukan langkah-langkah sistemik dan komprehensif
Korupsi menjadi penyebab timbulnya krisis ekonomi, merusak sistem hukum
dan menghambat jalannya pemerintahan yang bersih dan demokratis. Korupsi
menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai cara
menghentikan korupsi, namun sampai sekarang korupsi masih juga banyak dilakukan.

2. Pengertian
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan coroptus, yang berarti
kerusakan dan kebobrokan. Corruptio (Yunani) berarti perbuatan yang tidak baik,
buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesuciaan, melanggar
norma-norma agama, materiil, mental dan umum. Korupsi adalah perbuatan yang
buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya
(Purwadarmita, 1976)
Dalam Arti Hukum, korupsi adalah tingkah laku yang menguntungkan diri
sendiri dengan merugikan orang lain, yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang
langsung melanggar batas-batas hukum.
Berdasarkan pemahaman UU Nomor 31 tahun 2009 yang diubah menjadi UU
NO 20 Tahun 2001 pasal 2, korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk
memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan keuangnan atau perekonomian negara,
yang dari segi materiil perbuatan yang bertentangan dengan nilai keadilan
masyarakat.
Menurut KPK , korupsi adalah pencurian dan penggelapan.
Menurut ilmu politik, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan
administrasi, ekonomi dan politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun
orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga
menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Menurut ahli ekonomi, korupsi adalah pertukaran yang menguntungkan
(antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau non materi), yang terjadi
secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku dan
setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah
satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
8

Menurut Haryatmoko, Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan


kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi,
keputusan, pengaruh,uang atau kekayaan demi keuntugan dirinya.
Menurut Brooks, korupsi adalah dengan sengaja melakukan kesalahan atau
melalaikan tugas yang diketahui sebagai kewajiban, atau tanpa keuntungan yang
sedikit banyak bersifat pribadi.

Menurut Islam
Menurut Islam, korupsi disebutkan dengan kata ghululan, atau ghullun, yang
secara bahasa berati belenggu besi, khianat. Jadi secara umum kata ghulul digunakan
untuk setiap pengambilan harta oleh seseorang secara khianat, atau tidak dibenarkan
dalam tugas yang diamanahkan kepadanya (tanpa seizin pemimpinnya atau orang
yang menugasannya)
Dasarnya hadis dari Aidy bin Amirah al Kindi, Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa diantara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan) lalu
dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah
ghulul (belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari Kiamat.
9

C. Penyebab terjadinya korupsi


Menurut Hasibuan (2014) penyebab praktek korupsi adalah :
1. Lemahnya Keyakinan Agama
Apabila pelaku korupsi meyakini dan melaksanakan ajaran agamanya
dengan benar, ia pasti tidak akan melakukan korupsi, karena hal itu dilarang
agama. Masalahnya para pelaku korupsi itu meyakini dan melaksanakan
ajaran agamanya hanya seremonial dan imitasi saja, sehinggga keliahatannya
ia rajin ibadah tetapi terus menerus melaukan korupsi. Antara yang
diperintahkn dengan yang dilarang dicampuradukkan dalam kehidupan seharihari. Itulah koruptor yang sebenarnya.
2. Pemahaman keagamaaan yang keliru
Ada orang yang keliru memahami bahwa setiap berbuat satu kebaikan akan
diberikan pahalanya tujuh ratus kali lipat, sebagaimana firman Allah pada
surah Al Baqarah 2 : 261 :

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang


menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui
Adanya kekeliruan pemahaman tentang ganjaran pahala dan dosa itulah
yang menyebabkan orang rajin korupsi.

3. Adanya Kesempatan dan sistem yang rapuh


Orang melakukan korupsi karena adanya kesempatan dan peluang, serta
didukung sistem yang kondusif untuk berbuat korupsi. Kesempatan dan
peluang tersebut antara lain, kurangnya atau tidak adanya pengawasan dari
atasan, bahkan atasnnya mengharuskan bawahan melakukan korupsi karena
diperlukan sebagai pelicin unuk menggoalkan anggaran kegiatan, atau untuk
setoran kepada atasan di akhir pelaksanaan kegiatan.
4. Mentalitas yang Rapuh
Mentalitas yang rapuh akibat pengetahuan dan pengamalan agama yang
kurang adalah penyebab dominan terjadinya korupsi.
5. Faktor ekonomi/ gaji kecil

10

Penyebabnya adalah dimana gaji yang didapat tidak mencukupi kebutuhan


sehingga mendorong seseorang melakukan korupsi.
6.

Faktor Budaya
Budaya sebagian bangsa Indonesia menganggap bodoh pejabat negara yang
tidak memiliki kekayaan di luar penghasilannya. Akibatnya dia dipaksa
melakukan korupsi.

7.

Faktor Kebiasaan dan Kebersamaan


Korupsi sudah menjadi kebiasaan pejabat bagi yang mempunyai peluang dan
kesempatan untuk melakukannya. Mereka melakukannya secara berjamaah
atau korupsi bersama, baik sesama pejabat atau bersama dengan pihak
perbankan dan swasta yaitu pengusaha dan pejabat bank.

8. Penegakan Hukum yang Lemah


Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh penegak hukum, membuat
pelaku korupsi melakukan perbuatannya terus-menerus tanpa kapok.
9. Hilangnya Rasa Bersalah
10. Hilangnya nilai Kejujuran
(Surah AL Baqarah 2:6-7)

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri


peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman

7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan


penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat

11.

Sikap Tamak dan Serakah


(Surah Ar Radu 13: 18)

18. Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan)


pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan
Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di
bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya
11

mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu


disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka
ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman
12.

Ingin Cepat Kaya tanpa usaha dan Kerja Keras

13.

Terjerat sifat materialistik, kapitalistik, dan hedonistik

14.

Manajemen Kurang Baik, kurang efektif dan kurang effisien

15.

Modernisasi

12

Anda mungkin juga menyukai