a. Tujuan Makro
b.
Tujuan Mikro
1
C.
15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan
39. Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang
telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha
Mengetahui keadaan mereka
E.
1. Riba
2. Menipu (curang,bohong,dll)
3. Baiqabla alqabdl
4. Bai al-mulamasah
5. Bai al-munabadzah
6. Mengonkonsumsi barang orang lain dengan cara bathil
7. Tidak menghargai prestasi
8. Partnership yang invalid
9. Melanggar pembayaran gaji dan hutang
10. Penimbunan
11. Penentuan harga yang fix
12. Proteksionisme
13. Hima dan monopoli
14. Melakukan hal yang melambungkan harga
15. Tindakan pengrusakan
16. Pemaksaan
H.
Sendi distribusi
I.
Sistem Distribusi
Sistem distribusi dalam Islam terbagi atas :
1. Laba Perniagaan
2. Infaq
3. Kaffarat
4. Upah Kerja
5. Bagi Hasil
6. Warisan
7. Sadaqoh
8. Zakat
9. Diyat
10. Dan lain-lain
Kenabian
Dalam berbisnis harus jujur (siddiq,amanah), tidak boleh menipu, saling
percaya, fathonah, (cerdas,pintar, cerdik dalam menangkap peluang bisnis), tabligh
(menyampaikan informasi dalam marketing dan advertising)
J.
K.
1. Pendahuluan
Saat ini pada hampir semua lapisan masyarakat terjadi korupsi, mualai dari
masyarakat bawah, menengah sampai kalangan atas. Korupsi digolongkan menjadi
kelas-kelas dari kelas teri (ringan ) sampai kelas kakap (besar). Contoh korupsi paling
sederhana adalah menghianati amanah. Korupsi kelas kakap misalnya banyak terjadi
kasus penyelewengan anggaran oleh anggota DPR, Kasus Century, Kasus Wisma atlet
,dll.
Ada dugaan kuat dan pasti bahwa keterpurukan bangsa Indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara disebabkan oleh Korupsi. Orupsi
ini bukan hanya pada tingkat tertentu saja, akan tetapi sudah merambah, merajalela
dan merasuki semua lini kehidupan, sehingga pencegahan dan pemberantasannya pun
memerlukan langkah-langkah sistemik dan komprehensif
Korupsi menjadi penyebab timbulnya krisis ekonomi, merusak sistem hukum
dan menghambat jalannya pemerintahan yang bersih dan demokratis. Korupsi
menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai cara
menghentikan korupsi, namun sampai sekarang korupsi masih juga banyak dilakukan.
2. Pengertian
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan coroptus, yang berarti
kerusakan dan kebobrokan. Corruptio (Yunani) berarti perbuatan yang tidak baik,
buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesuciaan, melanggar
norma-norma agama, materiil, mental dan umum. Korupsi adalah perbuatan yang
buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya
(Purwadarmita, 1976)
Dalam Arti Hukum, korupsi adalah tingkah laku yang menguntungkan diri
sendiri dengan merugikan orang lain, yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang
langsung melanggar batas-batas hukum.
Berdasarkan pemahaman UU Nomor 31 tahun 2009 yang diubah menjadi UU
NO 20 Tahun 2001 pasal 2, korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk
memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan keuangnan atau perekonomian negara,
yang dari segi materiil perbuatan yang bertentangan dengan nilai keadilan
masyarakat.
Menurut KPK , korupsi adalah pencurian dan penggelapan.
Menurut ilmu politik, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan
administrasi, ekonomi dan politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun
orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga
menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Menurut ahli ekonomi, korupsi adalah pertukaran yang menguntungkan
(antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau non materi), yang terjadi
secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku dan
setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah
satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
8
Menurut Islam
Menurut Islam, korupsi disebutkan dengan kata ghululan, atau ghullun, yang
secara bahasa berati belenggu besi, khianat. Jadi secara umum kata ghulul digunakan
untuk setiap pengambilan harta oleh seseorang secara khianat, atau tidak dibenarkan
dalam tugas yang diamanahkan kepadanya (tanpa seizin pemimpinnya atau orang
yang menugasannya)
Dasarnya hadis dari Aidy bin Amirah al Kindi, Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa diantara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan) lalu
dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah
ghulul (belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari Kiamat.
9
10
Faktor Budaya
Budaya sebagian bangsa Indonesia menganggap bodoh pejabat negara yang
tidak memiliki kekayaan di luar penghasilannya. Akibatnya dia dipaksa
melakukan korupsi.
7.
11.
13.
14.
15.
Modernisasi
12