PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha pertambangan terutama pada kegiatan penambangan adalah kegiatan yang
mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh sebab itu, maka kegiatan ini harus selalu
dilakukan dengan penuh perhitungan, sehingga potensi-potensi resiko tadi tidak
menjadi resiko ril (menjadi kenyataan). Pada tambang batubara bawah tanah,
potensi kecelakaan kerja lebih besar bila dibandingkan dengan pada tambang
batubara terbuka. Besarnya potensi kecelakaan kerja itu juga sejalan dengan
besarnya kerusakan atau kerugian yang dapat ditimbulkan oleh kecelakaan kerja itu.
Salah satu potensi bahaya dalam proses penambangan batubara bawah tanah
adalah komposisi gas-gas yang bisa saja berkurang, berlebih, serta gas-gas
beracun dan berbahaya.
Secara umum pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21% Oksigen,
78,09% Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon. Komposisi udara itu
untuk di dalam terowongan tambang bawah tanah akan sangat berbeda, karena jelas
dalam tambang bawah tanah itu akan terjadi emisi dari berbagai jenis gas yang
keluar dari batuan yang ada. Gas-gas yang mungkin ada dalam batubara antara lain:
O2, N2, CO2, CH4, NO, NO2, H2S, dan SO2.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu gas yang kemungkinan
terdapat didalam tambang bawah tanah yakni gas Hidrogen sulfida (H2S)
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah mengenai Hidrogen Sulfida ini adalah :
1. Dapat mengetahui apa itu gas Hidrogen Sulfida beserta rumus kimianya
2. Dapat mengetahui bagaimana terbentuknya gas Hidrogen Sulfida tersebut dan
keuntungan serta kerugian dari gas H2S
3. Dapat mengetahui ambang batas dari gas Hidrogen Sulfida didalam tambang bawah
tanah beserta dampaknya
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang gas Hidrogen Sulfida secara lebih
merinci
2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang cara terbentuknya gas Hidrogen
Sulfida serta manfaat maupun kerugiannya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kadar maksimal dari gas Hidrogen Sulfida yang
masih diperbolehkan didalam tambang bawah tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Umum Gas dan Gas Hidrogen Sulfida
Definisi Gas
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak
tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka
mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga
gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah
plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering
memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.
Kata gas kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria sebagai
pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos (kekacauan).
Sifat sifat gas
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1. Gas bersifat transparan.
2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Selain itu sifat gas yang lainnya:
gaya tarik menarik sangat kecil
susunannya sangat tidak teratur
letaknya saling berjauhan
bergerak sangat bebas
Fakta tentang gas
Sampai abad 17 Masehi, tidak terdapat konsep yang ril tentang gas, seperti yang
diungkapkan oleh William H. Brock.Mungkin bagian yang paling tersandung pada
perkembangan lebih jauh dari kimia adalah ketidak cukupan analisis, ada
kekosongan secara menyeluruh mengenai pengetahuan atau konsep tentang materi
yang bersifat gas. Kimia tetap sebagai 2 dimensi alam, yang dipelajari, dan hanya
mempunyai peralatan untuk digunakan pada benda solid/keras dan cairan.
Materi ketiga benar-benar baru dikenal pada akhir abad 18 oleh seorang ahli alam
perancis, Antoine-Laurent Lavoisier (1743-1794) yang mengatakan:
Semua materi di alam ini menunjukkan pada kita dalam 3 keadaan yang berbeda.
Sebagian adalah benda keras, seperti batu, bumi, garam dan metal-metal. Lainnya
1.
2.
1.
2.
3.
adalah cairan seperti air, merkuri, spirit dari anggur; dan akhirnya keadaan ketiga
yang saya definisikan keadaan dari expansi atau uap air, seperti air yang bila
dipanaskan di atas titik didih.
Teori kinetic gas
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada
sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat
tersebut.
Sifat gas umum
Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
Sifat gas ideal
Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa
bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga
ukuran partikel gas dapat diabaikan.
Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding
tempatnya adalah elastis sempurna.
Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar
dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik),
seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang
timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour
gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC
menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih
eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks.
Ion sulfid, S2, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan
aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan
sekitar 1013, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang
disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik
untuk pKa2 adalah 192[1]. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun dan
mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai
resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen
Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system
pernapasan serta dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah
sedikitpun gas H2S sangat berbahaya untuk kesehatan.
Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh
bakteri.Maka dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang
tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri
maupun proses biologi lain
Kateristik H2S
Sangat beracun dan mematikan
Tidak Berwarna
Lebih Berat Dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah
yang rendah
Dapat terbakar dengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas
sulfur Dioksida (SO2)yang juga merupakan gas beracun
Sangat Korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu
Pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telur busuk dan dapat
melumpuhkan indera penciuman manusia
2.2 Cara Terbentunya Gas Hidrogen Sulfida
Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh
karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas dan
panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi
pembuangan sampah.
Sifat dan karakteristik gas H2S
Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
- Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada
- konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
- Merupakan jenis gas beracun.
- Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit )
- 4.3% ( 43000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limite ) 46%
- ( 460000 PPM ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 0F
- ( 260 0C )
Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung
terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih
berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S :1.2 atm dan berat jenis
udara : 1 atm. H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437
ml/100 ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ). H2S bersifat korosif
sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.
a.
b.
c.
d.
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan
air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel
periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous
(mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS:
Ka = 1.3107 mol/L ; pKa = 6.89.
2.4 Manfaat dan Kerugian Gas Hidrogen Sulfida
Hidrogen Sulfida dan Kehidupan
Hidrogen sulfida merupakan gas alami yang sering dijumpai manusia. Di alam
bebas, gas dengan rumus kimia H2S ini dihasilkan oleh tumpukan sampah dan
gunung berapi. Tak hanya berbau busuk, gas tersebut juga berbahaya dan dapat
menyebabkan keracunan jika dihirup dalam jumlah tertentu.
Bagi manusia, gas ini juga tak asing didengar telinga. Di dalam tubuh, hidrogen
sulfida secara alami dihasilkan oleh bakteri penghuni usus besar manusia. Gas
tersebut adalah hasil samping pembusukan makanan yang dicerna. Seperti gas lain
yang dihasilkan tubuh, ketakseimbangan produksi H2S menimbulkan berbagai
penyakit.
Dahulu, manusia enggan menelisik jauh makna dibalik kentut. Namun, kini
agaknya orang perlu berpikir ulang atas sikap yang demikian. Sebagaimana hasil
penelitian yang akan dipaparkan, gas tersebut ternyata bermanfaat bagi kesehatan.
Penelitian Gas Kentut
Penelitian yang sudah dirintis beberapa tahun lalu, sedikit demi sedikit kini
membuahkan hasil. Berdasarkan penelitian, ada beberapa kegunaan hidrogen sulfida
di dalam tubuh. Di antaranya, gas tersebut berperan dalam mengatur tekanan darah
dan mencegah terjadinya pembengkakan (anti-pembengkakan/ anti-inflamasi) .
Para peneliti dari Peninsula Medical School dan Kings College di London telah
berhasil mengetahui mekanisme peran gas hidrogen sulfida dalam pengaturan
tekanan darah. Gas tersebut bekerja dengan melonggarkan jaringan pembuluh darah
serta meningkatkan kelenturan pembuluh vena dan arteri. Akibatnya, peredaran
darah dalam tubuh lebih lancar.
Hasil penelitian juga dapat menjelaskan keterkaitan fungsi H2S dengan gas-gas
lainnya, semisal oksida nitrit (NO), dopamin, dan asetilkolin. Gas-gas tersebut sangat
berperan dalam penyampaian sinyal antar sel saraf serta dapat membangkitkan atau
meredam aktivitas pemikiran di otak.
Terkuaknya mekanisme peran gas kentut di dalam tubuh membawa angin segar
bagi perkembangan dunia kesehatan. Penemuan ini dapat menginspirasi pembuatan
dan modifikasi obat sehingga lebih tepat sasaran. Tak hanya itu, efek samping
penggunaan obat juga dapat berkurang.
Sekarang kita tahu peranan hidrogen sulfida dalam pengaturan tekanan darah.
Adalah mungkin untuk merancang terapi obat yang meningkatkan pembentukan
[pengaturan tekanan darah] itu sebagai alternatif cara menangani tekanan darah
tinggi yang ada saat ini, kata Solomon H. Snyder, MD dari John Hopkins Medical
Institutions.
Selain berperan dalam pengaturan tekanan darah, gas hidrogen sulfida juga
ternyata lebih aman dan efektif sebagai obat anti-pembengkakan (anti-inflamasi) . Hal
tersebut merupakan temuan terkini para peneliti dari Peninsula Medical School.
Meskipun obat-obatan anti-pembengkakan tradisional sangat ampuh dan aman,
keduanya dapat merusak lapisan permukaan dalam dinding lambung pada sebagian
orang sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut. Pelepasan H2S secara terkendali
dan terus-menerus memberikan peluang bagi pengembangan kelompok baru obatobatan anti-pembengkakan atau mendorong perbaikan obat-obatan yang ada
sekarang sehingga [obat-obatan] itu juga melepaskan H2S dan harapannya
menimbulkan lebih sedikit akibat samping pada lambung-usus, papar Dr. Matt
Whiteman.
Ia juga menambahkan, kami baru saja mulai mengungkap peran mengejutkan
H2S dalam tubuh. Tak hanya dalam sistem jantung-pembuluh darah, tetapi juga
peranannya dalam anti-pembengkakan, pelemahan saraf, dan diabetes, serta
perananya dalam kesehatan
2.5 Ambang Batas serta Dampak Gas Hidrogen Sulfida dalam Tambang Bawah Tanah
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia
Tingkat H2S
(PPM)
0.13
4.6
10
27
100
200 - 300
500 - 700
Lebih dari 700
BAB III
KESIMPULAN
1. Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar
dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik),
Bila penguraian tersebut terjadi di mulut akan timbul bau mulut yang
dinamakan Halitosis.
H2S gas detektor alarm dapat di pasang berbunyi pada H2S 5 -10 ppm dan
high alarm di 15 ppm.
Perubahan warna pada uang koin yang terbuat dari tembaga dapat terjadi
pada kasus keracunan berat H2S.
LOCATION CLASSIFICATION
# No hazard area
# Condition 1 area: low hazard : < 10 ppm ( Green flag )
# Condition 2 area : medium hazard : 10 - 30 ppm ( Yellow flag )
# Condition 3 area : high hazard : > 30 ppm( Red flag )
PENANGANAN KERACUNAN H2S
* Penanganan pertama adalah memindahkan korban dari daerah
terkontaminasi ke tempat dengan udara segar.
* Dalam kasus yang berat, perlu dilakukan intubasi, untuk menjamin
kelancaran airway.
* Pasang IV line.
* Periksa kantung baju korban, karena bila uang coin berubah warna,
merupakan suatu diagnosis.
* Di UGD pemberian high flow oxygen 100% merupakan hal yang
terpenting.
* Jika ada hipotensi bisa diberikan obat vaso pressor.
* Jika ada sesak napas, bisa diberikan bronchodilator.
* Koreksi asidosis berdasarkan pemeriksaan arterial blood gas dan serum
laktat.
b. TLV STEL (Treshold Limit Value Short Term Exposure Limit ) adalah jumlah rata rata
gas dalam ppm yang dapat diterima seseorang dalam waktu 15 menit tanpa suatu efek
kesehatan jangka panjang.
TLV STEL H2S : 15 PPM
4. LOKASI SUMBER H2S
Gas H2S dapat ditemukan di daerah gunung berapi, sumber belerang, minyak / gas bumi,
lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
Khusus pada aktivitas dalam bidang minyak/gas, H2S kemungkinan dapat ditemukan pada
aktivitas aktivitas diantaranya :
proses pemboran : proses sirkulasi lumpur pemboran, pada saat gas keluar ( kick / blow
out ), uji kandungan lapisan ( well completion )
pekerjaan pada ruang tertutup ( confined space ) : aktivitas pembersihan tanki,
pengukuran tanki, memasuki terowongan
proses / pekerjaan perawatan sumur : cabut tubing, penggantian packer / pompa
aktivitas produksi : kebocoran pipa, pengambilan sample
1000-2000
c.
pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S akan mengiritasi
selaput lendir yang menutupi saluran nafas. Iritasi ini akan meliputi bagian hidung,
tenggorokan dan pada jaringan paru paru.
dalam kondisi normal, di dalam paru paru, oksigen akan diserap ke dalam darah dan
ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh Haemoglobin ( sel darah merah ). Jika
seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi
oksigen didalam darah akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi kekurangan
oksigen pada sel tubuh. Aliran darah yang membawa H2S akan mengalir sampai ke otak
dan akan menyerang pusat pengendali sistem pernafasan dan lumpuhnya syaraf indera
penciuman,
H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan asam lemah. Asam
lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-paru melepuh dan bengkak. Akibat
fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang
dapat hilang kesadaran dan meninggal.
Hydrogen sulfida (H2S) adalah gas beracun yang sangat membahayakan. Dalam waktu
singkat gas H2S dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat mematikan seseorang
yang menghirupnya. Pada konsentrasi rendah gas H2S memiliki bau seperti telur busuk,
namun pada konsentrasi tinggi bau telur busuk tidak tercium lagi karena secara cepat gas
H2S melumpuhkan sistem syaraf dan mematikan indera penciuman.
Gas H2S sudah dikenal lama dalam industri perminyakan dan gas alam sejak dilakukan
pengeboran dengan menggunakan menara kayu. Pada tahun 1814 sebuah lubang yang
sedang digali di Cumberland, Kuntacky untuk mendapatkan air ternyata lubang tersebut
menyemburkan minyak dan gas yang tidak dikenal pada waktu itu dan kemudian diketahui
sebagai gas H2S.
Di lubang sumur yang sedang digali tersebut terdapat tiga orang yang meninggal karena
menghirup gas H2S. Sejak tahun 1950 perkembangan industri perminyakan meningkat
dengan sangat drastis yang akibatnya problema terhadap bahaya gas H2S menjadi
meningkat pula. Pada saat itu semua industri minyak menyadari betapa pentingya tugas
untuk mengebor, memproduksi dan menjual minyak yang berasal dari formasi yang
mengandung gas H2S.
Dalam perkembangannya meskipun kegiatan operasi pengeboran untuk mendapatkan
minyak bumi dan gas alam (migas) telah menggunakan teknologi tinggi namun tetap harus
dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan karena adanya potensi risiko
bahaya yang dapat mencelakakan jiwa manusia. Salah satu sumber risiko bahaya dari
operasi pengeboran minyak bumi dan gas alam adalah gas H2S.
Beberapa tempat yang potensial mengeluarkan gas H2S selain lingkungan pengeboran
sumur migas adalah laboratorium komersial, tambang bawah tanah, pabrik penyulingan gas,
pabrik petrokimia, pabrik pengolahan sulfur dan lain sebagainya. Pada kegiatan penyulingan
gas, H2S diubah menjadi Sulfuric Acid atau Sulfur berkualitas tinggi, atau dihilangkan
dengan membakarnya melalui nyala api. Sulfur dioksida (SO2) akan terbentuk ketika
terjadinya pembakaran H2S.
Gas SO2 walaupun tidak berwarna tetapi dapat diketahui lewat bau khasnya yang tajam.
Gas SO2 sangat gatal dan pada konsentrasi 3-5 ppm dapat terdeteksi oleh orang normal.
Pada kondisi meteorogikal tertentu dan volume besar SO2 dapat lebih berbahaya daripada
H2S.
Bahaya H2S Terhadap Kesehatan
Gas H2S bersifat ekstrim racun yang menempati kedudukan kedua setelah Hydrogen
sianida (HCN) dan sekitar lima kali lebih beracun dari karbon monoksida (CO). Gas H2S
sangat berbahaya jika terhirup masuk ke saluran pernafasan. Jika jumlah gas H2S yang
terserap ke dalam sistem peredaran darah melampaui kemampuan oksidasi dalam darah
maka akan menimbulkan keracunan terhadap sistem syaraf. Setelah itu secara singkat
segera diikuti terjadinya sesak nafas dan kelumpuhan (paralysis) pernafasan pada
konsentrasi tinggi.
Jika penderita tidak segera dipindahkan ke ruangan berudara segar dan diberikan bantuan
pernafasan maka akan segera terjadi kematian akibat kelemasan (asphyxiation). Pengaruh
gas H2S pada konsentrasi rendah akan mengakibatkan terjadinya gejala pusing, mual, rasa
melayang, batuk-batuk, gelisah, mengantuk, rasa kering dan nyeri di hidung, tenggorokan,
dan dada.
Penyelidikan atau pemantauan adanya gas H2S dengan penciuman akan sangat berbahaya
karena indera penciuman akan cepat dilumpuhkan oleh gas tersebut. Pengaruh H2S
tergantung pada berapa lama terpapar (exposure) dan konsentrasi dari gas tersebut.
Seseorang yang menghirup gas H2S dosis konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkannya
secara cepat tidak sadarkan diri.
Korban yang keracunan gas H2S harus segara dipindahkan dari daerah tersebut dan segara
diberi bantuan pernafasan (artificial resuscitation) untuk menghindari kematian dan
gangguan kerusakan otak. Seseorang yang menghirup gas H2S dengan dosis konsentrasi
rendah dalam waktu 3-15 menit dapat menyebabkan mata berair, iritasi pada kulit dan
batuk-batuk.
Seseorang yang terkena gas H2S akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
akhirnya menurunkan produktivitas kerja, terutama bila bahaya tersebut terjadi secara
berulang-ulang. Kontak langsung seseorang pada daerah H2S yang berlangsung lama
dapat menyebabkan gejala keracunan gas H2S semakin meningkat. Jika gas H2S
bercampur dengan keringat akan menghasilkan larutan Sulfuric acid yang dapat
menyebabkan kulit seperti terbakar.
Gas H2S pada konsentrasi rendah (0,025-25 ppm) akan tercium seperti bau telur busuk
yang memberikan peringatan kepada seseorang yang berada di lingkungan tersebut untuk
segera lari menginggalkan tempat tersebut dan segera menggunakan alat bantu
pernafasan. Penginderaan merupakan sistem peringatan diri yang penting dan sangat
membantu untuk menyelamatkan diri. Karena jika konsentrasi gas H2S terus meningkat di
atas 25 ppm akan dapat mematikan indera penciuman dan korban mulai tidak sadarkan diri.
Pengaruh H2S Terhadap Peralatan
Peralatan metal yang retak karena H2S disebabkan metal menderita tingkat tarikan yang
tinggi di daerah korosif H2S. Gas H2S yang larut dalam air dan membentuk larutan acid
yang lemah dapat menimbulkan lubang-lubang karena pengaruh oksigen atau karbon
dioksida (CO2). Pengaruh paling nyata dari gas H2S adalah kemampuannya untuk
membuat kerapuhan pada metal karena pengaruh hydrogen atau yang dikenal dengan
Sulfide Stress Cracking.
Ada empat faktor yang mempengaruhi metal akan menjadi rusak dalam keadaan rapuh oleh
H2S. Pertama, makin keras jenis metal maka akan makin besar pula pengaruhnya terhadap
terjadinya sulfide stress cracking. Baja jenis RC 22 yang mempunyai yield strength lebih dari
95.000 psi umumnya tahan terhadap sulfide stress cracking. Kedua, lingkungan korosif
mempunyai peranan penting dan akan menyebabkan metal menderita sulfide stress
cracking. Ketiga, jumlah beban makin tinggi dapat menyebabkan makin tinggi pula terjadinya
sulfide stress cracking. Keempat, hampir semua metal berekasi dengan H2S dan
membentuk metal sulfida. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya kerusakan pada peralatan
yang terbuat dari metal, kerusakan pada pipa dapat menyebabkan pipa patah secara
mendadak.
Alat khusus dan peralatan control harus dipergunakan pada lingkungan kerja yang
mengandung gas H2S. Peralatan tersebut harus dirawat dan dites secara teratur terhadap
korosi maupun sulfide stress cracking yang disebabkan oleh gas H2S.
Pendeteksi Gas H2S
Ada beberapa alat pendeteksi dan cara yang digunakan untuk mengetahui adanya gas H2S.
Dalam pemilihan pemakaian alat pendeteksi perlu diperhatikan: (a) karakteristik produk, (b)
sejarah pemakaian, (c) perawatan jangka panjang, (d) perawatan yang murah, (e) spare part
yang mudah diperoleh, (f) kalibrasi mudah, (g) dukungan service manufactur, serta (h) biaya
pengadaan dan perawatan murah.
Alat pendeteksi gas H2S antara lain adalah Sistem Pemantauan Tetap (Fixed Monitori
System). Alat ini merupakan alat keselamatan terhadap pengaruh H2S yang canggih pada
saat ini. Alat ini dapat memberikan peringatan baik dengan suara maupun cahaya. Beberapa
sensor atau monitor dapat ditempatkan di beberapa lokasi yang potensial mengandung gas
H2S. Apabila konsentrasi H2S mencapai 10 ppm, maka hanya lampu yang menyala yang
dapat dilihat, jika konsentrasi mencapai 20 ppm atau lebih maka lampu dan sirine akan
menyala dan berbunyi. Alat ini memberikan peringatan akan adanya bahaya yang timbul
sehingga alat ini dapat memberikan keselamatan bagi pekerja pengeboran sehingga mereka
akan mudah terproteksi setiap saat selama mereka bekerja.
Alat ini terdiri dari beberapa bagian seperti sensor dan transmitter, monitor dan alarm.
Sistem kerja alat ini adalah gas H2S terkena sensor elektronis. Sensor mengirim isyarat
listrik ke panel pengontrolan utama, yang merupakan panel computer. Isyarat listrik dihitung
dan masuk ke dalam komputer sebagai ukuran konsentrasi H2S. Ukuran ini diperlihatkan
pada suatu meteran di alat pengontrol. Selanjutnya, alat pengontrol memberikan isyarat
bahwa telah terdeteksi adanya gas H2S yang dapat dilihat di layar komputer. Pada saat
yang bersamaan alat ini mengirim isyarat peringatan kepada lampu peringatan dan sirine
yang dipasang di berbagai tempat dan membunyikan tanda bahaya bahwa terdapat gas
H2S di sekitar sensor.
Selain alat tersebut juga ada alat Pemantauan Elektronika Pribadi (Personal Electronic
Monitor). Alat ini biasanya dipegang dengan tangan atau dipakai dengan ikat pinggang dan
secara tetap mengukur konsentrasi gas H2S pada kepala sensor. Alat ini akan
membunyikan alarm yang dapat didengar pada tingkat H2S yang ditentukan sebelumnya.
Alat Perlindungan Pernafasan
Alat perlindungan pernafasan atau Breathing Apparatus adalah alat yang biasa digunakan
oleh regu pemadam kebakaran pada saat memasuki gedung yang terbakar untuk
menyelamatkan orang yang berada di dalam gedung tersebut. Dalam menghadapi gas
beracun H2S yang banyak terdapat di lingkungan industri migas juga sangat diperlukan alat
perlindungan pernafasan.
Penggunaan alat perlindungan pernafasan sangat diperlukan mengingat kehadiran gas
beracun H2S pada umumnya sangat mendadak dengan konsentrasi yang cepat berubah
dari tingkat rendah ke tingkat yang sangat membahayakan. Begitu kehadiran gas H2S
terdeteksi di udara, maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah melindungi diri
sendiri terhadap bahaya dari menghirup gas beracun H2S.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian para pekerja adalah pada saat memasang alat
perlindungan pernafasan dengan menahan nafas sekuat-kuatnya hingga alat tersebut
selesai terpasang. Segera setelah pekerja tersebut dilindungi, maka bagi personel yang
berkepentingan diharapkan untuk tetap tinggal di daerah yang tercemar gas beracun untuk
melakukan pekerjaan yang diperlukan dalam membawa pelepasan gas beracun di bawah
pengawasan.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja di industri
pertambangan migas perlu diupayakan agar tenaga kerja dapat bekerja maksimal tanpa
terganggu oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja, baik karena kelalaian kerja,
kecerobohan, maupun sebagai akibat lingkungan kerja dan peralatan yang tidak memenuhi
syarat K3L. Melalui penerapan sistem manajemen K3L akan diperoleh sistem kerja dan
proses kerja yang sehat, aman dan nyaman serta ramah lingkungan.*
Air harus diuji untuk mengukur kadar dan konsentrasi hidrogen sulfida
oleh orang yang memenuhi syarat menggunakan peralatan pemantauan udara,
seperti hidrogen sulfida detektor tabung atau multi meter-gas yang mendeteksi
gas.
Jika gas ada, ruang / daerah harus berventilasi terus untuk menghilangkan
gas.
Jika gas tidak hilang, orang yang memasuki ruang atau daerah tersebut harus
menggunakan perlindungan pernapasan yang tepat dan peralatan pelindung diri
yang diperlukan, penyelamatan dan peralatan komunikasi lainnya.
Terbatas standar Spaces OSHA mengandung persyaratan khusus untuk
mengidentifikasi, memantau dan memasuki Confined Space.
Kontak dengan hidrogen sulfida cair menyebabkan radang dingin. Jika pakaian
menjadi basah dengan cairan, menghindari sumber pengapian, lepaskan
pakaian dan mengisolasinya di daerah aman untuk memungkinkan cairan untuk
menguap.
Tingkat gas H2S pada atau di atas 100 ppm adalah Segera Berbahaya Hidup dan
Kesehatan (IDLH). Masuk ke IDLH atmosfer hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan:
1.
2.
Detector.
Cara kerjanya adalah jika head sensor mendeteksi adanya gas H2S
melalui
reaksi kimia akan berakibat berubahnya nilai resistan, perubahan
tersebut
akan dikondisikan menjadi besaran arus atau tegangan pada
transmiter untuk
kemudian dapat diketahui nilai konsentrasi gas H2S tersebut.
H2S Personal Detector dilengkapi dengan sistem alarm yang diset
pada 10
PPM dan 20 PPM, Peralatan ini bersifat praktis, ringan, mudah
dibawa-bawa,
sensitif dan mudah dioperasikan.
B. H2S Tube Detector
H2S Tube Detector merupakan peralatan deteksi gas H2S berupa
zat kimia
yang akan bereaksi dengan gas H2S yang dikemas dalam bentuk
batang kaca
berskala. Cara penggunaannya adalah dengan menghisap sample
gas H2S dan
hasil reaksi akan ditunjukkan dengan perubahan warna yang
kemudian dapat
dihitung berdasarkan skala pembacaannya. H2S Tube Detector
terdiri dari
H2S MONITORING & SAFETY 5
berkala
( kalibrasi ). Prosedur kalibrasi dilakukan secara rutin minimal
setiap 7 bulan
sekali, sedangkan pengujian fungsi ( function test ) dilakukan setiap
bulan
dengan menyuntikkan gas H2S sample.
B. DATA AQCUISITION UNIT DAN KOMPUTER
Data Aqcuisition Unit adalah perangkat elektronik yang berfungsi
menghubungkan sensor H2S dengan komputer, sedangkan komputer
yang
terdiri dari CPU sebagai pusat kontrol sistem monitoring, layar
monitor
sebagai media tampilan hasil monitoring dan printer untuk
mencetak hasil
monitoring. Sistem monitoring gas H2S yang digunakan di lokasi
South
Bungoh # 1 merupakan sistem berbasis komputer dengan tujuan
agar proses
monitoring dapat termonitor akurat dan terkendali secara
komputerisasi.
4. SISTEM ALARM
Sistem alarm merupakan perangkat yang berfungsi sebagai tanda
peringatan
awal jika terjadi paparan gas H2S. Perangkat ini terdiri dari : lampu
kilat ( Strobo
gas H2S
tersebut.
( Emergency Contigency Plan JOB Pertamina PetroChina Est Java,
April 7 2007)
2. EMERGENCY PROCEDURE SEHUBUNGAN DENGAN PAPARAN GAS
H2S
A. PROSEDUR UMUM
Semua personal yang bekerja pada pekerjaan konstruksi, pemboran
/ servis
sumur dan operasi produksi di area South Bungoh # 1, termasuk
setiap tamu
yang datang ke lokasi harus mendapat penjelasan tentang bahaya
H2S dan
pelatihan keselamatan terlebih dahulu sebelum memasuki area
bekerja.
Semua pekerja harus membaca dan mengerti tentang prosedur
keadaan
darurat terhadap bahaya H2S di lokasi area.
H2S Emergency Drill / latihan keadaan darurat dapat dilakukan pada
setiap
waktu untuk mempraktekkan keadaan darurat terhadap H2S.
Semua personel
H2S MONITORING & SAFETY 8
harus mengikuti aturan yang sama sebagaimana yang ditetapkan di
dalam
Briefing
Area menunggu instruksi selanjutnya
Jika tidak berada di Rig Floor
Segera menuju Safe Briefing Area & standby menunggu instruksi
Jangan kembali ke RigFloor kecuali jika diperintahkan
9. MUD ENGINEER
Jika berada di pits
Gunakan Breathing apparatus 30 menit monitor mud levels,ph,etc
Standby & menunggu instruksi CoMan atau Rig Supt
H2S MONITORING & SAFETY 10
Jika tidak berada di pits
Segera menuju Safe Briefing Area & standby menunggu instruksi
10. MUD LOGGER
Tinggal di unit untuk memantau gas , kecuali jika diperintahkan
sebaiknya
segera menuju Safe Briefing Area
11. RADIO OPERATOR
Gunakan Breathing Apparatus 30 M , segera bangunkan personnel
yang
tidak bertugas untuk segera menuju Safe Briefing Area
Stand By di Safe Briefing Area dan menunggu instruksi selanjutnya
12. RIG SAFETY OFFICER
Gunakan Breathing Apparatus 30 Menit & Megaphone Segera
menuju Safe
Briefing Area
kerja.
H2S MONITORING & SAFETY 11
3. H2S SAFETY MEETING DAN H2S DRILL
H2S Safety Meeting merupakan program pelatihan kepada semua
personal yang
bekerja di lokasi termasuk kepada semua orang yang baru datang,
berkaitan
dengan H2S. Materi-materi yang disampaikan diantaranya adalah :
a. Pengetahuan umum tentang H2S dan bahaya gas H2S.
b. Pengetahuan tentang sistem monitoring H2S dan sistem alarm
H2S.
c. Pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
H2S.
d. Emergency Procedure dan prosedur evakuasi.
e. Peralatan-peralatan keselamatan kerja yang berkaitan dengan
H2S dan tata
letaknya.
f. Pengetahuan dan praktek penggunaan peralatan bantu
pernafasan ( SCBA,
ELSA atau yang lainnya ).
g. Pertolongan pertama jika ada korban paparan H2S.
h. Hal-hal lain yang berhubungan dengan H2S.
H2S Drill adalah latihan dengan asumsi bahwa telah terjadi paparan
gas H2S.
Latihan ini dilakukan dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Tujuannya
adalah untuk mengetahui kesiapan semua personal terhadap
kondisi darurat pada
saat terjadi paparan H2S, sehingga jika benar-benar terjadi,
personal benar-benar
siap, tidak panik dan mengetahui Emergency Procedure H2S.
Langkah-langkah H2S Drill adalah sebagai berikut :
a. Alarm H2S diaktifkan secara manual.
b. Semua orang yang berkepentingan segera memakai SCBA dan
yang tidak
berkepentingan segera berkumpul di Safe Briefing Area ( tempat
berkumpul
yang aman ) yang ditentukan berlawanan dengan arah angin. Pada
saat itu
semua personal harus memenuhi rencana Emergency Procedure.
c. Safety Officer melakukan penghitungan personal sesuai dengan
data Personal
On Board dan petugas Security menutup pintu masuk.
d. H2S Engineer yang sedang bertugas segera menjalankan
tugasnya sesuai
dengan Emergency Procedure dan memastikan semua personal
yang
berkepentingan sudah menggunakan SCBA dengan benar dan yang
tidak
berkepentingan sudah berkumpul di Safe Briefing Area.
H2S sangat
diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para
personal yang terlibat
di dalam aktifitas tersebut dan masyarakat di sekitarnya. Peraturan
tersebut harus
diterapkan dan dijalankan pada setiap aktifitas pemboran dan
produksi minyak, gas
dan panas bumi.
1. PAPARAN HYDROGEN SULFIDA ( H2S )
Definisi : suatu kondisi dimana alat penutup khusus pada instalasi
produksi dan
atau Pencegah Semburan Liar ( Blow Out Preventer ) gagal bekerja
pada suatu
titik batas yang telah ditetapkan dan atau terjadinya kebocoran
pipa saluran yang
tidak diharapkan. Pada kondisi tersebut kemungkinan dapat
menimbulkan
paparan gas H2S ke udara atmosfer, yang mana pada kondisi ini
dapat
membahayakan keselamatan jiwa manusia, sehingga akan segera
memerlukan
suatu tindakan & langkah penyelamatan darurat yang terkoordinasi
demi
keselamatan jiwa manusia yang mungkin terkena dampak paparan
gas H2S
tersebut.
( Emergency Contigency Plan JOB Pertamina PetroChina Est Java,
April 7 2007)
2. EMERGENCY PROCEDURE SEHUBUNGAN DENGAN PAPARAN GAS
H2S
A. PROSEDUR UMUM
Semua personal yang bekerja pada pekerjaan konstruksi, pemboran
/ servis
sumur dan operasi produksi di area South Bungoh # 1, termasuk
setiap tamu
yang datang ke lokasi harus mendapat penjelasan tentang bahaya
H2S dan
pelatihan keselamatan terlebih dahulu sebelum memasuki area
bekerja.
Semua pekerja harus membaca dan mengerti tentang prosedur
keadaan
darurat terhadap bahaya H2S di lokasi area.
H2S Emergency Drill / latihan keadaan darurat dapat dilakukan pada
setiap
waktu untuk mempraktekkan keadaan darurat terhadap H2S.
Semua personel
H2S MONITORING & SAFETY 8
harus mengikuti aturan yang sama sebagaimana yang ditetapkan di
dalam
prosedur rencana tanggap keadaan darurat terhadap H2S.