AM & LI Khairinnisa Blok 28 Sken E
AM & LI Khairinnisa Blok 28 Sken E
Analisis Masalah
1. Apa hubungan umur dan jenis kelamin pada kasus ini?
Penderita sisrosis hepatis lebih banyak pada laki-laki, jika dibandingkan dengan wanita
rasionya sekitar 1,6: 1. Umur rata-rata penderitnya terbanyak golongan umur 30-59 tahun
dengan puncaknya sekitar 40 49 tahun. Pada kasus, Tn.A yang berusia 45 tahun sesuai
dengan epidemiologi pada sirosis hepatis maka kemungkinan Tn.A dapat dicurigai
menderita sirosis hepatis.
2. Bagaimana etiologi dan mekanisme Tn. A mengeluhkan dalam 2 bulan ini badan lemah
tidak nafsu makan dan merasa perut mulai membesar, kaki bengkak tanpa sesak nafas?
Hati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian. Kejadian tersebut dapat
terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis. Hal ini kemudian
membuat hati merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk ekstraselular matriks
yang mengandung kolagen, glikoprotein, dan proteoglikans, dimana sel yang berperan
dalam proses pembentukan ini adalah sel stellata. Pada cedera yang akut sel stellate
membentuk kembali ekstraselular matriks ini dimana akan memacu timbulnya jaringan
parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel hati sehingga ditemukan
pembengkakan pada hati. Peningkatan deposisi kolagen pada perisinusoidal dan
berkurangnya ukuran dari fenestra endotel hepatik menyebabkan kapilerisasi (ukuran
pori seperti endotel kapiler) dari sinusoid. Sel stellata dalam memproduksi kolagen
mengalami kontraksi yang cukup besar untuk menekan daerah perisinusoidal. Adanya
kapilarisasi dan kontraktilitas sel stellata inilah yang menyebabkan penekanan pada
banyak vena di hati sehingga mengganggu proses aliran darah ke sel hati dan pada
akhirnya sel hati mati. Kematian hepatocytes dalam jumlah yang besar akan
menyebabkan banyaknya fungsi hati yang rusak sehingga menyebabkan banyak gejala
klinis. Kompresi dari vena pada hati akan dapat menyebabkan hipertensi portal yang
merupakan keadaan utama penyebab terjadinya manifestasi klinis. Mekanisme primer
penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap aliran darah melalui
hati. Selain itu, biasanya terjadi peningkatan aliran arteria splangnikus.
Badan lemah
Adanya peningkatan resistensi terhadap aliran darah melalui hati menyebabkan
tersumbatnya aliran darah di tubuh sehingga energi yang dimiliki berkurang atau
hanya sedikit.
Tidak nafsu makan
Mulai terjadi tanda sirosis (diakibatkan oleh penyakit hepatitis C) sehingga terbentuk
jaringan fibrosis pada hati terjadi gangguan aliran darah vena porta ke vena
terjadi terjadi retensi natrium yang pada akhirnya menyebabkan retensi cairan
Kaki bengkak disebabkan oleh adanya hipertensi portal yang mengakibatkan
penurunan volume intravaskuler sehingga perfusi ginjal pun menurun. Hal ini
meningkatkan aktifitas plasma rennin sehingga aldosteron juga meningkat.
Aldosteron berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit terutama natrium.
Dengan peningkatan aldosteron maka terjadi terjadi retensi natrium yang pada
akhirnya menyebabkan retensi cairan dan lama-kelamaan menyebabkan edema
sehingga kaki bengkak.
akibat sirosis
Albumin serum menurun
Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia
Pemanjangan masa protombin
Glukosa serum : hipoglikemi. Pada sirosis hati yang lanjut, kadar gula darah
meningkat, karena berkurangnya kemampuan sel hati untuk membentuk
glikogen.
9) Fibrinogen menurun
10) BUN meningkat
b. Pemeriksaan diagnostic
Menurut smeltzer & Bare (2001) yaitu:
1) Radiologi
Dapat dilihat adanya varises esofagus untuk konfirmasi hipertensi portal.
2) Esofagoskopi
Dapat menunjukkan adanya varises esofagus.
3) USG
4) Angiografi
Untuk mengukur tekanan vena porta.
5) Scan/ biopsi hati
Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati.
6) Partografi transhepatik perkutaneus
Memperlihatkan sirkulasi sistem vena portal.
4. Bagaimana Faktor risiko WD pada kasus?
Faktor Kekurangan Nutrisi
Menurut Spellberg, Shiff (1998) bahwa di negara Asia faktor gangguan nutrisi
memegang penting untuk timbulnya sirosis hati. Dari hasil laporan Hadi di dalam
simposium Patogenesis sirosis
ternyata dari hasil penelitian makanan terdapat 81,4 % penderita kekurangan protein
hewani , dan ditemukan 85 % penderita sirosis hati yang berpenghasilan rendah, yang
digolongkan ini ialah: pegawai rendah, kuli-kuli, petani, buruh kasar, mereka yang
dan memberi gejala sisa serta menunjukan perjalanan yang kronis, bila
mungkin
sentrilobuler
Sebagai saluran empedu akibat obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat
menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum
wanita.
Penyebab sirosis hati yang tidak diketahui dan digolongkan dalam sirosis