orang lain terutama kepada bawahannya. Kepercayaan juga harus diikuti dengan adanya
kepedulian, sehingga para bawahan dapat bertahan dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
2. Prinsip kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantara
1.Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin harus menjadi contoh
bagi anak buahnya. Misalnya bagaimana melaksanakan tugas dengan baik, bagaimana
bertanggung jawab dan seorang pemimpin juga harus berani mengambil resiko. Tetapi hal
tersebut harus dilakukan terlebih dahulu oleh pemimpin, sehinggadengan tidak sadar anggotanya
akan meniru pemimpinnya bagaimana cara bertanggung jawab dan bagaimana cara
melaksanakan tugas dengan baik.
2.Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat.Pemimpin harus
berjuang bersama anak buah. Pemimpin dan bawahannya harus memiliki rasa kerjasama dan ada
rasa saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga dengan adanya kerjasama tersebut maka
dalam suatu organisasi akan tercipta rasa kebersamaan terutama dalam mewujudkan tujuantujuan organisasi.
berpikir mungkin lebih baik tidak bekerja. Sehingga bawahannya menjadi terbiasa dan
tidak bisa di kontrol lagi.
Teori kelakuan pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kulitas pribadi atau pola-pola
kelakuan para pemimpinnya. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin itu selalu
berkelakuan kurang lebih lama, yaitu ia tidak melakukan tindakan-tindakan yang identik
sama dalam setiap situasi yang dihadapi.
Artinya pemimpin mempunyai bakat dan kemampuan dalam menghadapi kondisi dan
situasi dan memiliki keinginan dalam memecahkan permasalahan yang timbul melalui
cara-cara yang matang dan dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah cara yang dilakukan
sudah benar atau bahkan menambah permasalahan lagi.
Teori sifat-sifat orang besar
Pemimpin dalam teori ini diharapkan memiliki inteligensi yang tinggi, banyak inisiatif,
energik, punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasif dan keterampilan
komunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial
yang tinggi
Artinya pemimpin dalam teori ini bersifat seperti orang-orang yang besar, memiliki
kecerdasan yang tinggi yang mampu membuat para bawahannya betah dalam
melaksanakan pekerjaan dan selalu merasa tenang, dan tidak pernah merasa bosan. Dan
pemimpin dalam teori ini juga mampu memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
kepada bawahannya dan berbagi pengalaman yang sudah pernah dialami oleh pemimpin
tersebut.
Teori situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang tinggi pada pemimpin
untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan situasi, lingkungan sekitar dan zamannya.
Pemimpin harus bersifat multi-dimensional serba bisa dan serba terampil, agar ia mampu
melibatkan diri dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat dan dunia bisnis yang cepat
berubah.
Artinya setiap hari pasti terjadi perubahan, sehingga di dalam perubahan tersebut
pemimpin dapat menyesuaikan diri dan melibatkan diri dan di dalam perubahan itu
pemimpin tidak langsung menerima perubahan itu dengan begitu saja tetapi pemimpin
juga harus melakukan penyarimham terhadapa perubahan yang terjadi tersebut.
Teori humanistik/ populastik
Kepemimpinan dalam teori ini memperhatikan hati nurani rakyat dengan segenap
harapan, kebutuhan, dan kemampuannya. Memiliki interaksi yang akrab dan harmonis
untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama.
Artinya pemimpin harus mengerti apa yang diharapkan oleh masyarakat, kebutuhan apa
yang belum tercukupi dan harus mampu memahami kemampuan yang dimilikinya.
Pemimpin juga mampu melakukan interaksi atau hubungan yang akrab dan harmonis
melalui bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan partisipasi dan kerjasama yang
baik dan pemimpin mampu memberikan humor kepada bwahannya sehingga dengan cara
tersebut dapat tercipta rasa kebersamaan, rasa damai dan rasa kenyamanan.
Tentunya
kemampuan khusus ini harus sesuai dengan keadaan kelompok disekitarnya, sehingga kelompok
tersebut mau menganggapnya sebagai pemimpin.Juga orang yang berbakat ini harus melatih dan
mengembangkan bakatnya itu. Kalau kedua syarat itu tidak dipenuhi, maka orang yang
bersangkutan tidak akan menjadi pemimpin.
Artinya sebelum dia menjadi pemimpin dia sudah mempunyai bakat atau kemampuan. Sehingga
ketika dia sudah menjadi pemimpin maka dia sudah bisa membimbing anggotanya melalui bakat
dan kemampuan yang dimilikinya, tetapi kemampuan tersebut harus sesuai dengan anggotanya
sehingga mereka dapat melihat bahwa dia memang sangat pantas menjadi seorang pemimpin.
Pemahaman Tiba-Tiba
Menurut teori ini, seorang menjadi pemimpin karena tiba-tiba ia melihat hubungan antara dua
atau beberapa hal yang tadinya tidak dilihat oleh orang lain, sedangkan hubungan itu penting
sekali artinya untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh kelompok
bersangkutan.
Artinya pemimpin dalam teori ini peka terhadap hal-hal yang kecil dan bahkan tidak dipedulikan
oleh orang lain. Tetapi karena dia seorang pemimpin, maka dia dapat mengambil hal-hal kecil
tersebut menjadi solusi untuk memcahkan masalah yang sedang terjadi.
Teori Konjungtur
Konjungtur berarti gabungan beberapa faktor yang bermacam-macam, yang muncul pada waktu
yang sama. Kepemimpinan menurut teori ini disebabkan oleh karena adanya pengaruh dari
berbagai macam faktor tersebut. Faktor-faktor itu adalah:
1. Kemampuan khusus yang dimiliki oleh pemimpin, baik kemampuan yang dibawa sejak
lahir (bakat, pembawaan), maupun kemampuan yang didapat berkat latihan-latihan atau
pemusatan energi psikisnya.
2. Adanya problem atau krisis yang dialalmi oleh kelompok yang memerlukan kemampuan
khusus di atas untuk memecahkannya.
3. Adanya kesempatan bagi pemimpin itu untuk membuktikan kemampuannya atau
mengamalkannya dalam memecahkan masalah atau krisis yang sedang dihadapi
kelompok.
Artinya pemimpin dalam teori ini muncul akibat adanya masalah yang dialami oleh keolompokkelompoknya, sehingga anggota kelompok tersebut membutuhkan seorang yang mempunyai
kemampuan lebih untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi. Tetapi sebelum dia menjadi
pemimpin dia sudah mempunyai kemampuan khusus baik kemampuan sejak lahir maupun
kemampuan yang di dapatnya dari hasil latihan-latihan atau proses-proses yang sudah
dijalaninya.
Teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan semata-mata ditentukan oleh proses yang terjadi
dalam kelompok, yaitu hasil interaksi antara anggota kelompok. Seseorang akan muncul sebagai
pemimpin begitu saja, sesuai dengan apa yang terjadi dalam interaksi antar anggota kelompok
itu. Karena itu dalam kelompok dapat terjadi lebih dari satu pemimpin, masing-masing
memimpin dalam bidangnya sendiri.
Artinya pemimpin dalam kelompok ini dapat dipilih dari dalam kelompok itu sendiri. Para
anggota melihat bagaimana cara bekerja nya, bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan
hal-hal yang berkaitan dengan seorang pemimpin. Sehingga ketika anggota kelompok melihat
ada orang yang pantas menjadi seorang pemimpin, maka mereka bisa saja mengangkatnya
menjadi seorang pemimpin. di dalam kelompok tersebut dapat terjadi lebih dari satu pemimpin
tetapi pemimpin itu memimpin dalam bidang-bidangnya sendiri.
Pemimpin yang birokratis percaya bahwa setiap orang dapat setuju dengan cara yang terbaik
dalam mengerjakan segala sesuatu dan bahwa ada suatu sistem di luar hubungan antarmanusia
yang dapat dipakai sebagai pedoman. Dalam hal ini pedoman tersebut adalah peraturanperaturan dan tata cara. Dengan peraturan yang telah ada pemimpin tersebut memberikan suatu
rambu-rambu tersendiri.
Permisif (serba membolehkan)
Di sini keinginannya adalah membuat setiap orang dalam kelompok tersebut puas.Membuat
orang-orang tetap senang adalah aturan mainnya. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang
merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka organisasi tersebut akan berfungsi
dan dengan demikian, pekerjaan akan bisa diselesaikan. Koordinasi sering dikorbankan dalam
gaya ini.
Pemimpin yang permisif ingin agar setiap orang (termasuk pemimpin itu sendiri) merasa senang.
Stres internal dianggap sebagai suatu hal yang buruk bagi organisasi
Artinya pemimpin dalam gaya ini memberikan kesenangan dalam melaksanakan tugas, sehingga
tugas-tugas yang ingin di kerjakan tidak terasa akan cepat selesai. Pemimpin dalam gaya ini bisa
memberikan motivasi-motivasi atau humor-humor bagi bawhannya, sehingga ketika
melaksankan tugas tidak mudah bosan.
Laissez-faire
Laissez-faire berasal dari bahasa Perancis yang sejatinya menunjuk pada doktrin ekonomi yang
menganut paham tanpa campur tangan pemerintah dibidang perniagaan; sementara dalam praktik
kepemimpinan, pemimpin mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan apa
saja yang mereka kehendaki. Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan
segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya.Pemimpin hanya melaksanakan fungsi
pemeliharaan saja.Misalnya, seorang pendeta mungkin hanya namanya saja ketua dari organisasi
tersebut dan hanya menangani urusan khotbah, sementara yang lainnya mengerjakan segala
pernik mengenai bagaimana organisasi tersebut harus beroperasi.Gaya ini kadang-kadang
dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau yang hanya bertugas sementara.
Menentukan segala apa yang harus dicapai atau diselesaikan (the setting of objectives)
artinya manajer menentukan tujuan yang akan dicapai dalam organisasi tersebut dan
mencari permasalahan apa yang harus diselesaikan, supaya organisasi tersebut dapat
berjalan dengan baik.
b.
Membuat segala sesuatunya tercapai sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya
(securing results according to predetermind objectives standards).
Artinya manajer membuat cara bagaimana segala sesuatunya itu dapat tercapai, sehingga
tujuan-tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat terbukti hasilnya dan dapat dibuktikan.
2. Tugas manajer menurut Drucher
a.
Menetapkan sasaran.
Artinya ia menentukan apa yang akan dijadikan sasaran, apa tujuan seharusnya dalam tiap-tiap
bidang sasaran dan apa yang harus dilakukan dan mengadakan sasaran secara efektif.
b. Mengorganisasi
artinya manajer menganalisis kegiatan, menggolong-golongkan pekerjaan dan memecah-mecah
kegiatan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
c.
d. Pengukuran
artinya manajer menentukan ukuran dan beberapa factor yang baik untuk karya perusahaan atau
untuk setiap orang yang ada dalam perusahaan
e.
Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3). Staffing
Staffing atau penyusunan personalia adl penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan serta
penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan
dan produktif.
Artinya manajer memberikan pekerjaan atau menempatkan karyawan sesuai dengan bakat yang
dimiliki oleh masing-masing bawahannya.
4). Leading atau fungsi pengarahan
adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yg diinginkan dan
harus mereka lakukan.
Artinya memberikan pengarahan kepada karyawan supaya melaksanakan tugas nya masingmasing dengan baik, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan ceapat.