Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti
saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif)
seperti opsi (put atau call).
Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal
dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pengertian pasar
modal berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal menyebutkan
bahwa pasar modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam undang-undang No. 15
tahun 1952. menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga
yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal
sebagai efek.

Manfaat Pasar Modal


Manfaat melakukan investasi di pasar modal dapat dipandang dari sisi pemodal (yang
membeli sekuritas) dan dari sisi emiten (yang menerbitkan sekuritas).
Dari sisi emiten, keberadaan pasar modal diperlukan sebagai suatu alternatif untuk
menghimpun dan eksternal jangka panjang tanpa menggunakan intermediasi keuangan. Di
samping itu, pasar modal memungkinkan perusahaan menghimpun dana dalam bentuk equity.
Kebutuhan akan dana ini menjadi makin besar kalau kegiatan perusahaan- perusahaan
mengalami peningkatan. Salah satu indikator peningkatan kegiatan bisnis adalah jumlah
kredit yang diberikan oleh bank-bank kepada perusahaan- perusahaan. Sayangnya sektor
perbankan, hanya dapat memberikan dana dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan
dijelaskan bahwa penggunaan utang yang terlalu besar justru dapat meningkatkan biaya

modal perusahaan. Dengan kata lain, untuk menurunkan biaya modal, perusahaan mungkin
suatu saat perlu menambah modal sendiri. Pasar modal

memungkinkan perusahaan

menghinpun dana dalam bentuk modal sendiri.


Bagi pemilik dana (pemodal), keberadaan pasar modal sangat diperlukan sebagai alternatif
untuk melakukan investasi pada financial aset. Dengan keberadaan pasar modal, tersedia
berbagai finansial asset dengan risiko yang berbeda-beda. Pemodal dapat memilih finansial
asset sesuai dengan preferensi risikonya. Sejauh berlaku hubungan yang positif antara risiko
dan tingkat keuntungan, pemodal bersedia memilih investasi yang lebih berisiko kalau
mereka dapat nengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Secara umum,
manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:

1.

Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus

memungkinkan alokasi dana secara optimal.


2.

Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan

untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan


tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.
3.

Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.

4.

Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

5.

Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim

berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional

Jenis Pasar Modal


Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana,
pasar sekunder, dan bursa paralel.
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang
menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek
dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh
dana dari penjualan tersebut.

Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada
pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs
suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek
tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa
efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar
bursa efek.
Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan
efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa
paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE).
Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14
Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang surut akibat
berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Selanjutnya, pihak
Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui UndangUndang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang
Republik Indonesia No.15 tahun 1952.
Dalam 2 dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi
sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang dekade 1960-an hingga
akhir pertengahan 1970-an. Pada tahun 1977, Pemerintah mengaktifkan kembali Pasar Modal
Indonesia dengan ditandai go public-nya PT Semen Cibinong. Namun, dunia Pasar Modal
Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an,
yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1989
dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992.
Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin
mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory Organization (SRO)
Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian di bidang
teknologi perdagangan, antara lain dengan komputerisasi perdagangan melalui sistem Jakarta
Automated Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2000

dan Remote Trading System pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar
obligasi dan derivatif.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia.
Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ
yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran
pasar modal dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia
terkena imbas krisis keuangan dunia. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26
pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008
sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan
kembali dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:

[Desember
1912]

Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh


Pemerintah Hindia Belanda

[1914

Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

1918]
[1925

Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa

1942]

Efek di Semarang dan Surabaya

[Awal tahun

1939]

Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang


dan Surabaya ditutup

[1942

Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

1952]
[1956]

Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek


semakin tidak aktif

[1956

1977]
[10 Agustus

1977]

Perdagangan di Bursa Efek vakum


Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public


PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara

[1977
1987]

Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga


1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal

[1987]

Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES


87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia

[1988
1990]

Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal


diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat

[2

Juni

1988]

Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola


oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer

[Desember
1988]

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)


yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

[16

Juni

1989]
[13

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya


Juli

1992]
[22

Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan


Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

Mei

1995]
[10

Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan


sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995

November

tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai

1995]

Januari 1996

[1995]

Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

[2000]

Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia


[2002]

BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh


(remote trading)

[2007]

Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek


Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

[02

Maret

2009]

Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek


Indonesia: JATS-NextG

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK) adalah
sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. (wikipedia).
Visi Bapepam-LK
Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional, yang
mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebagai
penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global
Misi di Bidang Ekonomi
Menciptakan iklim yang kondusif bagi perusahaan dalam memperoleh pembiayaan dan bagi
pemodal dalam memilih alternatif investasi pada industri Pasar Modal dan Jasa Keuangan
Non Bank
Misi di Bidang Kelembagaan
Mewujudkan Bapepam-LK menjadi lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsinya
memegang teguh pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, integritas dan
senantiasa mengembangkan diri menjadi lembaga berstandar internasional
Misi Sosial Budaya
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang memahami dan berorientasi pasar modal dan jasa
keuangan non bank dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan
Sejarah Bapepam-LK

Pada taahun 1976 ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pemerintah membentuk
Badan Pelaksana Pasar Modal. Menurut Keppres No.52/1976, bapepam bertugas :

Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamsahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan

dan sehat serta baik;


Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien;
Terus-menurus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual
saham-sahamnya melalui pasar modal.

Pada awal berdiri, selain sebagai penyelenggara, Bapepam juga merupakan pembina dan
pengawas pasar modal. Namun akhirnya dualisme yang ada Bapepam ditiadakan pada tahun
1990 dengan keluarnya Keppres No. 53/1990 dan SK Menkeu No. 1548/1990. Keluarnya
Keppres 53 tentang Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun 1990 itu menandai era baru
bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi Bapepam dihapus, sehingga lembaga ini
dapat memfokuskan diri pada pengawasan pembinaan pasar modal. Dengan fungsi ini,
Bapepam diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur
wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Fungsi Bapepam-LK
Bapepam dan Lembaga Keuangan mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi
sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan Lembaga Keuangan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
4. Penetapan

prinsip-prinsip

Perusahaan Publik;

keterbukaan

perusahaan

bagi

Emiten

dan

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
11. Pelaksanaan tata usaha Badan.

OTORITAS JASA KEUANGAN


Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah lembaga
pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Tujuan dibentuknya OJK
yaitu untuk mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis, menghilangkan
penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari efisiensi di sektor perbankan dan keuangan lainnya.
Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai suatu lembaga
pengawasan sektor keuangan di Indonesia yg perlu diperhatikan, karena ini harus
dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas Jasa Keuangan
tersebut. Pada dasarnya OJK mempunyai fungsi dan tujuan dalam pembentukannya, seperti
yang sudah dijelaskan dalam pengertian OJK sendiri.
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan:

Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan.

Menjaga stabilitas sistem keuangan.

Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yg sama seperti sekarang.

Pengawasan bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh
lembaga baru.

Tujuan Dalam Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan:

Untuk mencapainya, BI dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,


konsisten, dan transparan dgn mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di
bidang perekonomian.

Mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis.

Menciptakan satu otoritas yang lebih kuat dengan memiliki sumber daya manusia dan
ahli yang mencukupi.

Tentang Otoritas Jasa Keuangan


Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem
keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah kesepakatan untuk membentuk
Otoritas Jasa Keuangan yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk pada tahun
2002. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan
oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 draft pembentukan Otoritas Jasa Keuangan belum
ada, sampai akhirnya UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi, menjadi
UU No 24 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2011, RUU Otoritas Jasa Keuangan disahkan oleh DPR,
dan selanjutnya Pemerintah mensahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam Lembaran Negara Republik pada tanggal
22 November 2011. Berikut merupakan ringkasan dari isi Undang Undang Nomor 21 Tahun
2011.
Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen
dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan


3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan OJK mempunyai
wewenang:
1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:

Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan
akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa;

2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:

Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum,


batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan
pencadangan bank;

Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;

Sistem informasi debitur;

Pengujian kredit (credit testing); dan

Standar akuntansi bank;

3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:

Manajemen risiko;

Tata kelola bank;

Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan

Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan

4. Pemeriksaan bank.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:

Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;

Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap


Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;

Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan


menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pengawasan OJK mempunyai wewenang:

Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;

Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;

Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan


tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;

Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak


tertentu;

Melakukan penunjukan pengelola statuter;

Menetapkan penggunaan pengelola statuter;

Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran


terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan

Memberikan dan/atau mencabut:

1. Izin usaha;
2. Izin orang perseorangan;

3. Efektifnya pernyataan pendaftaran;


4. Surat tanda terdaftar;
5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. Pengesahan;
7. Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain,
Sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
DEWANKOMISIONER
OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan
Komisioner ditetapkan dengan Keputusan Presiden dan beranggotakan 9 (sembilan) orang
anggota yang susunan terdiri atas:

Seorang Ketua merangkap anggota;

Seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;

Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;

Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;

Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;

Seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;

Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan Konsumen;

Seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan

Seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat


setingkat eselon I Kementerian Keuangan.

Anggota Dewan Komisioner dari huruf a sampai dengan huruf g dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT

Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan


pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:

Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa
keuangan, layanan, dan produknya;

Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan


tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan

Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan.

HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam membuat
peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain:

Kewajiban pemenuhan modal minimum bank;

Sistem informasi perbankan yang terpadu;

Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan
pinjaman komersial luar negeri;

Produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya;

Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank; dan

data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dibentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan dengan anggota terdiri atas:

Menteri Keuangan selaku anggota merangkap koordinator;

Gubernur Bank Indonesia selaku anggota;

Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota; dan

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan selaku anggota.

KETENTUAN PERALIHAN
Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3467) dan peraturan pelaksanaannya;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Tahun 1992 Nomor 7 tentang
Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790) dan peraturan pelaksanaannya;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3477) dan peraturan pelaksanaannya;
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3608) dan peraturan pelaksanaannya;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4962) dan
peraturan pelaksanaannya;

6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4867) dan peraturan pelaksanaannya; dan
7. peraturan perundang-undangan lainnya di sektor jasa keuangan,

Dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan
Undang-Undang ini. Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yakni pada
tanggal 22 November 2011.
System Perdagangan di BEI
Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order market system dan system lelang
kontiniu. Dengan sistem lelang kontinyu harga transaksi ditentukanoleh penawaran dan
permintaan dari investor. Harga saham ditawar dengan kelipatan nilai tertentu yang disebut
dengan fraksi.
Umumnya transaksi di bursa bukan transaksi tunai. Pembayaran dan penyarahan di atur pada
hari kelima setelah transaksi terjadi. PT BEI merupakan perusahaan swasta yang
menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Salah stu penghasilannaya adalah komisi
dari broker akibat terjadinya transaksi.
Sistem Perdagangan Sekuritas pada BEJ
1.

Traditional underwriting

Investment banker membeli semua sekuritas baru perusahaan dan menjualnya kepada public.
Risiko tidak laku ditanggung investment banker
2.

Best Effort Offering

Investment banker menawarkan/menjualkan saham baru kepada publik, apabila tidak laku
perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tsb yang menanggung risikonya
3.

Shelf Registration

Perusahaan mendaftarkan jumlah sekuritas kemudian menjual sekuritas tsb dalam kondisi
yang menguntungkan pada dua tahun atau lebih yang akan datang
Instrumen Pasar Modal

Saham
Definisi dari Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Jenis Saham adalah:
Saham Biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di Pasar
Modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti:
-

Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.


Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan

pada Rapat Umum Pemegang Saham.


Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum

Pemegang Saham.
Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada
masyarakat.

Saham Preferen, memiliki karakteristik sebagai berikut:


-

Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.


Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.

Obligasi dan Obligasi Konversi


Definisi dan Jenis
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antar investor dan perusahaan, yang
menyatakan bahwa investor tersebut/pemegang obligasi telah meminjamka sejumlah uang
kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta
pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Nilai suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan
perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga secara umum cenderung turun, maka
nilai atau harga obligasi akan meningkat, karena para investor cenderung untuk berinvestasi
pada obligasi. Sementara itu, jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka nilai

atau harga obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya
di Bank.
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Corporate Bond, sementara obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah disebut Government Bond. Adapula Municipal Bond, yang
merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu di
daerah. Sebelum melakukan investasi pada obligasi, disarankan bagi para investor untuk
memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian akan kemungkinan gagal bayar
pada obligasi. Saat ini terdapat 2 perusahaan pemeringkat efek, yaitu, PT. PEFINDO, and PT.
Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia, yang kegiatan usahanya adalah menganalisa
kekuatan posisi keuangan dari perusahaan penerbit obligasi. Peringkat yang ditetapkan
berkisar dari AAA (sangat istimewa atau superior) sampai D (gagal bayar). (Lihat penjelasan
pada Bab IV tentang: Peringkat Efek).
Obligasi Konversi adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa pada harga
tertentu. Bagi emiten obligasi konversi merupakan daya tarik yang ditujukan kepada para
investor untuk meningkatkan penjualan obligasi.
Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini saham.
Derivatif yang banyak dikenal diIndonesia barulah warrant dan right
1. Warrant merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah
ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Misalkan Warrant I- PT. XYZ,
jatuh tempo pada November 2002, dengan exercise price Rp 1000. Artinya jika anda
memiliki Warrant I-PT.XYZ, maka anda berhak untuk membeli satu saham biasa
Indah Kiat pada bulan November 2002 pada harga Rp 1000. Warrant biasanya
dikeluarkan oleh perusahaan sebagai 'pemanis' buat investor ketika mereka
mengeluarkan saham.
2. Right. Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada
harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang
saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan
perusahaan pada second offering. Beda dengan warrant masa perdagangan right
sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja.
Contoh: PT. XYZ mengeluarkan saham baru lewat mekanisme Right Issue atau
disebut juga second offering untuk mengembangkan usahanya. Setiap pemilik 9

saham lama berhak mendapat 2 saham baru dengan harga exercise Rp 950. Hak untuk
membeli saham baru inilah yang dinamakan Right. Jika pemegang saham lama tidak
mau membeli tambahan saham baru tadi, ia bisa menjual sebagian atau semua Right
yang ia miliki di pasar pada periode diperdagangkan Jika memang mau menambah
kepemilikannya, maka ia bisa mendapatkan saham baru PT. XYZ pada harga Rp 950.
Harga warrant dan right yang wajar adalah harga pasar saham dikurangi harga exercise. Jika
harga pasar warrant atau right lebih besar dari harga wajarnya, berarti ada premium yang
dibayarkan.
Penyelesaian Transaksi
Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang
bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan administrasi,
pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan
ini disebut juga dengan kliring. Pada bulan Januari 1994 dengan menggunakan lima buah
saham yang paling likuid di BEJ, telah berhasil mencoba system penyelesaian saham kliring
untuk pertama kalinya. System ini adalah system netting yaitu system yang dapat menghitung
penghasilan netto dari dana dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota
bursa pada satu hari kerja bursa. Dengan system ini pemindah tanganan suatu sekuritas tidak
harus

selalu

dibuatkan

sertifikatnya,

akan

tetapi

cukup

dicatat

dan

dilakukan

pemindahbukuan posisi kepemilikan secara elektronik.System ini disebut sebagai system


pemindahbukuan (scripless system)
.

Anda mungkin juga menyukai