Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Hari/Tanggal: Senin/23 Mei 2016

Metode Inspeksi Pangan

Dosen

: Ai Imas F.F, STP, M.Sc

Asisten

: Dian Putri, A.Md

PANGAN HALAL

Oleh:
Kelompok 1/ BP-1
Jessica Astri Chrisanti

J3E214141

Septiany Ayuning Tyas

J3E114012

Singgih Prasetyo

J3E114077

Siti Fatimah Azzahra

J3E214093

Zahiroh Maulida A.N.

J3E214110

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Makanan yang halal menjadi syarat utama terhadap makanan yang dikonsumsi
oleh konsumen yang beragama Islam. Dengan demikian peluang pasar untuk
pangan halal dan baik sangat terbuka luas dan menjanjikan. Pangan (makanan
dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan
produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing
dengan produk lain baik di dalam maupun di luar negeri.
Halal berarti lepas dan tidak terikat. Makanan yang halal adalah yang
diijinkan untuk dikonsumsi atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan
yang

melarangnya.

Baik

(Thayyib)

adalah

lezat,

baik,

sehat

dan

menentramkan (Girindra, 2006). Pangan yang baik (Thayyib) dapat diartikan


pangan yang memiliki cita rasa baik, sanitasi higiene baik, dan kandungan
gizinya yang baik.
Salah satu pangan yang tidak termasuk ke dalam kategori halal dan
thoyyib adalah babi dan turunan serta olahannya. Babi beserta olahan dan
turunannya banyak digunakan sebagai bahan baku baik untuk pangan maupun
non pangan. oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia khususnya uat
muslim untuk memiliki informasi seputar babi beserta oalahan dan
turunannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari resoponsi ini adalah untuk mengetahui informasi tentang
pangan halal dan thoyyib beserta dalilnya dan untuk mengetahui produk
pangan yang tidak halal terutama produk babi dan turunannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pangan Halal
Saat ini, pelaksanaan sistem jaminan halal menjadi isu global.
Mengkonsumsi makanan halal adalah suatu keharusan bagi setiap Muslim.
Dalam al Quran, disebutkan makanlah apa apa yang ada di bumi yang
halal dan thoyib untukmu, dan janganlah kamu mengikuti langkah setan,
sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagimu (al Baqarah: 168).
Halal

sendiri

mempunyai

arti

diizinkan/boleh

dikonsumsi

atau

dipergunakan oleh manusia, sedangkan thoyib mempunyai komponen


makna baik, aman, sehat, bersih, bermanfaat, dan bergizi secara ilmiah
(Dahlan, 2012). Halal telah menjadi isu internasional. Bahkan dalam
Codex Alimentarius istilah halal telah muncul pada tahun 1997. CAC/GL
24-1997 berisi tentang panduan umum mengenai istilah "Halal". Makanan
halal berarti makanan yang diijinkan dalam hukum Islam dan memenuhi
persyaratan: tidak mengandung material apapun yang tidak diperbolehkan
dalam hukum Islam; pada penyiapan, pemrosesan, pendistribusian dan
penyimpanan tidak menggunakan fasilitas yang tidak bebas dari material
non-halal sesuai hukum Islam; serta tidak bersentuhan dengan makanan
lain yang non-halal (Codex Alimentarius, 1997).
Halal bearti lepas dan tidak terikat. Makanan yang halal adalah
yang diijinkan untuk dikonsumsi atau tidak terikat dengan ketentuanketentuan yang melarangnya. Baik(Thayyib) adalah lezat , baik, sehat dan
menentramkan (Girindra, 2006). Pangan yang baik(Thayyib) dapat
diartikan pangan yang memiliki cita rasa baik, sanitasi higiene baik, dan
kandungan gizinya yang baik. Pangan yang baik berkaitan dengan jaminan
bahwa pangan yang diproduksi nya bergizi,rasanya enak, warnanya
menarik, teskturnya baik, bersih, bebas dari hal-hal membahayakan tubuh
seperti kandungan mikroorganisme patogen, kmponen fisik, biologis, dan
zat kimia berbahaya.

Pangan dikatakan bergizi apabila mengandung komponen


karbohidrat, protein, lemak, ntioksigen, vitamn, mineral yang cukup.
Sedangkan pangan yang aman adalah panga yang terbebas dari
mikroorganisme patogen seperti Salmonella, E,coli dll, terbebas dari
pengotor sperti pasir, kaca, streples, rambut, dll, terbebas dari pengotor
biologis seperti kutu, terbebas dari pencemar kimia sperti pestisida dan
bahan-bahan kimia berbahaya lain seperti formalin, borak dll.
B. Dalil tentang pangan halal diantaranya adalah :
Secara ideologis, khususnya bagi umat Islam persoalan makanan
bukan hanya harus sehat, melainkan juga harus halal. Persoalan makanan
bagi umat Islam selain harus memperhatikan aspek kesehatan, juga harus
sesuai dengan tuntunan Syariat (Hukum Islam). Makanan sehat adalah
makanan yang mengandung gizi cukup dan seimbang sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al-Quran, di antaranya QS. 16:14 yang menganjurkan
untuk mengkonsumsi daging segar dan ikan, sementara QS. 23:21 untuk
mengonsumsi daging hewan ternak berikut air susuya. Makanan yang
seimbang artinya sesuai dengan kebutuhan konsumen tidak terlalu
berlebihan (tabzir) atau berkekurangan, tidak melampaui batas yang wajar.
Aman, artinya tidak menyebabkan penyakit, dengan kata lain aman secara
duniawi dan ukhrawi. Keamanan pangan (food safety) ini secara implisit
dinyatakan dalam QS. Al Maidah:88 Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertawakallah
kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya. Berikut ini adalah
informasi lebih lengkapnya mengenai dalil-dalil tentang pangan halal:
1. QS. Al-Baqarah : 168
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

2. Al-Nisa: 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.

3. Q.S Al-Baqarah : 172


Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeqi yang baik-baik
yang Kami berikan kpadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benarbenar kepada-Nya kamu menyembah.
4. QS. Al-Baqarah [2]:173
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

5. Q.S Al-Araf : 157


Menyuruh mereka mengerjakan yang makruh, dan melarang mereka dari
mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi merek segala yang buruk.
6. H.R Muslim
Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeqi yang baik yang
Kami berikan kepada kamu sekalian
7. H.R Bukhari dan Muslim
(Sesuatu) yang halal jelas dan yang haram juga telah jelas, dan diantara
keduanya ada perkara syubhat(samar-samar). Barangsiapa menjaga diri
dari perkara yang syubhat itu berarti ia telah menjaga agama dan
kehormatannya. Barangsiapa menjaga diri dari perkara yang syubhat itu
berarti telah terjatuh kedalam yang haram.. Ketahuilah, di dalam tubuh
terdapat segumpal darah, jika ia baik maka akan baiklah seluruh tubuh.
Namun jika ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuh, ketahuilah
bahwa segumpal darah tersebut adalah hati.
8. H.R Ali R.A
....Barangsiapa yang hidup dari makanan yang serba halal, maka
bersinarlah agamanya, lemah lembut hatinya dan tiada dinding penghalang
bagi doa-doa nya........dan barangsiapa yang makananya syubhat,
samarlah agamanya dan gelaplah hatinya....dan barangsiapa memakan
barang yang haram, hatinya menjadi mati, agamanya lemah, keyakinan
kurang dan Allah menutup pintu doanya dan ibadahnya sangat sedikit

C. Produk Haram dan turunannya


1. Ang ciu/Red Wne
Sering dipakai dalam mengolah sea food untuk menghilangkan bau
amis pada masakan ikan namun tetap mempertahankan aroma khas
ikannya.
2. Emulsifier/Stabilizier
Jenis yang terkenal adalah lesitin dab beberapa produk lainnya yang
menggunakan kode awalan E, seperti E470-E475.
3. Lesitin
Lesitin merupakan salah satu bahan pengemulsi makanan yang berasal
dari tumbuhan dan dapat pula dari hean. Apabila dari nabati yaiatu
kedelai, sedangkan dari hewani yaitu babi. Hasil produk yang
menggunakan lesitin babi adalah rasanya gurih, nikmat, teksturnya
lembut/lunak dll.
4. Rhum
Merupakan salah satu alkohol yang sering dipakai dalam proses
pembuatan roti.
5. Lard
Laerd merupakan istilah lain dalam peternakan yaitu lemak babi. Biasa
digunakan dalam pembuatan roti.
6. Bristle (kuas bulu babi)
Biasa dipakai untuk mengoleskan bumbu pada jagung bakar, pecel
lele, ikan bakar, ayam panggang, dll. Biasanya ditemukan tanda
bertulisan bristle pada gagang kuas.
7. Alkohol dalam obat
Contohnya adalah OBH, Vick, Vicks Formula 44 , Woods, Benadryl,
Acifed dll.
8. Urine dan Organ dalam
9. Daging dan Jerohan Impor
10. Cokelat Impor
11. Plasenta dalam kosmetik
D. Istilah-istilah Haram (Babi) dalam produk makanan
Di beberapa negara dan daerah, produk

makanan

yang

mengandung babi memiliki istilah-istilah yang berbeda. Berikut ini


merupakan istilah-istilah produk makanan yang mengandung babi :
1. Pig
Pig merupakan bahasa inggris dari babi muda yang memiliki berat
kurang dari 50 kg.

2. Pork
Pig merupakan bahasa inggris dari daging babi.
3. Swine
Swine merupakan istilah untuk daging babi dari seluruh species.
4. Hog
Hog merupakan bahasa inggris dari babi dewasa yang memiliki berat
lebih dari 50 kg.
5. Boar
Boar merupakan istilah untuk menyebut babi liar, babi hutan, atau
celeng.
6. Lard
Lard merupakan lemak yang diolah dari lemak babi. Lard biasa
digunakan sebagai minyak untuk masakan, kue, dan bahan sabun.
7. Bacon
Bacon merupakan istilah dalam bahasa inggris untuk daging babi yang
diambil dari bagian punggung, samping, atau perut babi yang
diasinkan (curing) dan diasapi (smoking).
8. Ham
Ham merupakan istilah dalam bahasa inggris untuk paha babi.
9. Sow
Sow merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut babi betina
dwasa.
10. Sow milk
Sow milk merupakan susu yang dihasilkan oleh babi.
11. Bak
Bak merupakan bahasa Tiongkok dari daging babi.
12. Char ciu
Char siu merupakan sebutan untuk hidangan berupa babi barbeque.
13. Cu nyuk
Cu nyuk merupakan bahasa Khek/Hakka untuk dging babi. Istilah ini
digunakan dalam makanan siomay dan bubur.
14. Dwaeji
Dwaeji merupakan bahasa Korea dari babi. Dwaeji biasa digunakan
sebagai varian dalam bulgogi dan galb.
15. Tonkatsu
Tonkatsu merupakan hidangan Jepang irisan daging babi yang
digoreng dengan tepung panir.
16. Butaniku
Butnaiku merupakan sebutan daging babi dalam bahasa Jepang.
17. Yakibuta
Yakibuta merupakan hidangan Jepang mirip Char siu, biasanya
digunakan untuk topping ramen.

18. Nibuta
Nibuta merupakan hidangan Jepang berupa pundak babi yang dimasak
dengan sedikit kuah.
19. B2
B2 merupakan sebutan untuk makanan yang berbahan daging babi di
daerah Batak dan Jogkakarta.
20. Khinzir
Khinzir merupakan nama untuk babi dalam bahasa Arab dan Melayu.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran laporan diatas dapat disimpulkan bahwa makanan yang
halal adalah yang diijinkan untuk dikonsumsi atau tidak terikat dengan ketentuanketentuan yang melarangnya sedangkan makanan yang baik(Thayyib) adalah
lezat, baik, sehat dan menentramkan. Dalil-dalil yang mengenai pangan halal
diantaranya yaitu QS. Al-Baqarah:168, Al-Nisa: 9, Q.S. Al-Baqarah: 172, Q.S. AlBaqarah (2): 173, Q.S. Al-Araf: 157, H.R. Muslim, H.R. Bukhari dan Muslim, dan
H.R. Ali R.A. Dari penjabaran diatas juga diketahui bahwa produk-produk haram
yang sering beredar dipasaran antara lain, Ang ciu, emulsifier, lesitin, Rhum,
Lard, Bristle (kuas bulu babi), alcohol dalam obat, urine dan organ dalam, daging
dan jeroan impor, coklat impor, dan plasenta dalam kosmetik. Sedangkan istilah
makanan yang mengandung babi di beberapa negara antara lain pig, pork, swine,
hog, boar, lard, bacon, ham, sow, sow milk, bak, char ciu, dwaeji, tonkatsu,
butaniku, yakibuta, nibuta, B2, dan khinzir.
3.2 Saran

Persoalan produksi makanan dan minuman halal dan thoyyib harus


menjadi perhatian besar bagi pemerintah Indonesia bahkan seluruh elemen
masyarakat, karena kehalalan suatu produk sudah menjadi suatu keharusan dan
kebutuhan bagi ummat Islam di negara kita ini.Oleh karena itu Pemerintah
maupun pihak legislatif harus membuat regulasi yang lebih baik tentang produk
halal guna melindungi Ummat Islam di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya. 1978. Dapartemen Agama RI. Jakarta
Anonim. Ini 31 Istiah Lain dari Daging Babi. (23 Mei 2016). Tersedia pada :
http://www.kabarmakkah.com/2015/12/ini-31-istilah-lain-dari-dagingbabi.html
[CAC] Codex Allimentarius Commission. 1997. Hazard Analysis and Critical
Control System and Guidelines for Its Application. Alinorm 97/13 A. Rome :
Codex Alimentarius Commission.
Girindra, Aisjah.2006.Menjamin Kehalalan dengan label Halal. Persfektif Food
Review Indonesia Vol.1 No. 9.Hal 12-13.Bogor.
Majelis Ulama Indonesia. 2016. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 04
Tahun 2016 tentang Imunisasi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai