Anda di halaman 1dari 69

UU ITE

Chairul Huda Al Husna

kerangka
Istilah2 dlm UU ITE
Tujuan UU ITE
Komponen UU ITE
UU ITE vs kebebasan berekspresi/berpendapat
Pembahasan per komponen UU ITE
Fokus ketentuan pidana UU ITE
Kejahatan di dunia maya
Plus minus IT

UU ITE merujuk ketentuan-ketentuan dan


prinsip-prinsip:
UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce
UNCITRAL Model Law on Electronic Signature
EU Directives on Electronic Commerce
EU Directives on Electronic Signature
Convention on Cybercrime

Kronologis RUU ITE


RUU PTI
( RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi)
+
RUU IETE
( RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik )

RUU-IKTE
(RUU Informasi, Komunikasi dan Transaksi Elektronik)

RUU-ITE
( RUU Informasi Dan Transaksi Elektronik

Bagian Bagian UU ITE


UU ITE terdiri dari 13 Bab dan 54 Pasal yang mengupas secara mendetail bagaimana aturan hidup di
dunia maya dan transaksi yang terjadi didalamnya. Bagian-bagian UU ITE :
Bab 1 : Ketentuan Umum (Pasal 1)
Bab 2 : Asas & Tujuan (Pasal 3 Pasal 4)

Bab 3 : Informasi, Dokumen, dan Tanda Tangan Elektronik (Pasal 5 Pasal 12)
Bab 4 : Penyelenggaraan Sertifikasi dan Sistem Elektronik (Pasal 13 Pasal 16)
Bab 5 : Transaksi Elektronik (Pasal 17 Pasal 22)
Bab 6 : Nama Domain, Hak Kekayaan Intelektual & Perlindungan Hak Pribadi (Pasal 23 Pasal 26)

Bab 7 : Perbuatan yang Dilarang (Pasal 27 Pasal 37)


Bab 8 : Penyelesaian Sengketa (Pasal 38 Pasal 39)
Bab 9 : Peran Pemerintah & Masyarakat (Pasal 40 Pasal 41)
Bab 10 : Penyidikan (Pasal 42 Pasal 44)
Bab 11: Ketentuan Pidana (Pasal 45 Pasal 52)
Bab 12: Ketentuan Peralihan (Pasal 53)
Bab 13 : Ketentuan Penutup (Pasal 54)

KETENTUAN UMUM
Informasi Elektronik :
Satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic
mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode
Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Transaksi Elektronik :
Perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan
Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

KETENTUAN UMUM
Teknologi Informasi :
Suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi.

Dokumen Elektronik :
Setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik

KETENTUAN UMUM
Sistem Elektronik :
Serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan,
mengumpulkan,
mengolah,
menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
Tanda Tangan Elektronik :
Tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang
digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikas

KETENTUAN UMUM
Sertifikat Elektronik :
Sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan
Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para
pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh
Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

Penyelenggara Sertifikasi Elektronik :


Badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya,
yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.

Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah
hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia.

Pasal 4 Pemanfaatan IT
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi
dunia;
mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi.

Pasal 5
(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan
dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia.
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah
apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik
harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan
dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.

Pasal 17
(1) Penyelenggaraan Transaksi Elektronik dapat dilakukan dalam
lingkup publik ataupun privat.
(2) Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib beriktikad baik dalam melakukan
interaksi dan/atau pertukaran Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik selama transaksi berlangsung.

Pasal 18
(1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.
(2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang
berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
(3) Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi
Elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas
Hukum Perdata Internasional.

Pasal 23 Nama Domain


(1) Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat
berhak memiliki Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.
(2) Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha
secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain.
(3) Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang
dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain,
berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.

Pasal 25
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang
ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 26
(1) Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan,
penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan
Orang yang bersangkutan.
(2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan
berdasarkan Undang-Undang ini.

Pasal 27 Larangan

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan


dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan :
1.
2.
3.
4.

Melanggar kesusilaan.
Muatan perjudian.
Muatan penghinaan/ pencemaran nama.
Muatan pemerasan dan atau pengancaman.

Pasal 28
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen
dalam Transaksi Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Pasal 29
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

Pasal 30
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik
Orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan
apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
sedang ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi dalam rangka penegakan hukum.

Pasal 32
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan
cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi,
merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan
cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.
(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik.

Pasal 33
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.

Pasal 34
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
memproduksi, menjual, menggadakan untuk digunakan, mengimpor,
mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki: h/w, s/w, sandi/
kode akses.
(2) kecuali untuk penelitian, pengujian sistem dan semacamnya.

Pasal 35
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.

Pasal 36
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai
dengan Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi Orang lain.

Pasal 37
Setiap Orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang dilarang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 36 di
luar wilayah Indonesia terhadap Sistem Elektronik yang berada di
wilayah yurisdiksi Indonesia.

Pasal 45 Ketentuan Pidana


(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 46
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 47
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 48

(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 49
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
Pasal 50
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).

Pasal 51
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).

Kasus Cybercrime Melanggar UU ITE pertama adalah


Saiful Dian Effendi mengirimkan SMS berisi perkataan
cabul, jorok dan porno kepada Adelian Ayu Septiana
dikenakan hukuman 5 bulan Penjara.

FLORENCE SIHOMBING memaki-maki warga Kota Jogjakarta


di media sosial dapat dikenakan UU No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

Kicauan @kemalsept pada media sosial Twitter telah melanggar


Pasal 27 UU No 11 Tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi
Elektronik (ITE)

Berbeda dengan Ariel Peterpan dapat dikenai dengan UU


ITE dan UU Pornografi.
Ariel peterpan dikenai tindak pidana Pasal 27 ayat 1 jo
pasal 45 ayat 1 UU RI No. 11 tahun 2008 ITE dan melanggar
Pasal 29 jo Pasal 4 ayat (1) UU No 44 Tahun 2008 tentang
Pornografi

Penyebar video Mesum, Reza Rizaldy alias Rejoy juga


dapat dikenai dengan UU ITE dan UU Pornografi divonis 2
tahun penjara. Divonis dengan pasal 29 junto pasal 4 ayat
1 UU Pornografi

APA ITU

Cybercrime

CYBERCRIME Adalah :
kejahatan komputer yang ditujukan kepada
sistem atau jaringan komputer, yang mencakup
segala bentuk baru kejahatan yang menggunakan
bantuan sarana media elektronik internet.
Cyber Crime merupakan suatu tindak kejahatan
didunia maya, yang dianggap bertentangan atau
melawan undang-undang yang berlaku.

Ciri ciri Cybercrime


Terdapat penggunaan technology
informasi
Alat bukti digital
Pelaksanaan kejahatan berupa
kejahatan nonfisik (cyberspace)
Proses penyidikan melibatkan
laboratorium forensic komputer
Sifat kejahatan Bersifat non-violence
(Tidak menimbulkan kekacauan yang
mudah terlihat)
Dalam proses persidangan, keterangan
ahli menggunakan ahli TI .

Jenis-jenis kejahatan yang


termasuk dalam cyber crime
diantaranya adalah :

Cyberterrorism (teroris Internet)


Cyberpornography termasuk pornografi anak
Cyber Harrasment (Pelecehan seksual melalui email, website atau chat
programs)
Cyber-stalking : Menjelek-jelekkan seseorang dengan menggunakan
identitas seseorang yang telah dicuri sehingga menimbulkan kesan buruk
terhadap orang tersebut.
Hacking : Penggunaan programming abilities yang bertentangan dengan
hukum.

Carding (credit card fund) : Carding muncul ketika orang


yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu credit
tersebut secara melawan hukum.
Phising : Penipuan yang dicirikan dengan percobaan untuk
mendapatkan informasi sensitive (kata sandi dan kartu kredit)
dengan menyamar sebagai orang atau bisnis yang terpercaya
dalam sebuah komunikasi elektronik resmi, seperti e-mail atau
pesan instan.

APA ITU
Cyber bullying ?

Cyber bullying adalah :


Merupakan tindakan Segala bentuk kekerasan
yang dilakukan secara
(diejek, dihina,
sadar untuk merugikan
diintimidasi, atau
atau menyakiti orang
dipermalukan) yang
lain melalui dialami anak/remaja dan
penggunaan komputer
dilakukan teman seusia
(jejaring sosial dunia
mereka melalui dunia
maya) ,telepon seluler
cyber atau
dan peralatan
internet,teknologi
elektronik lainnya.
digital atau telepon
Sameer Hinduja dan Justin W.
seluler.
Patchin
dari Cyberbullying Research Center

WIKIPEDIA

Cyber bullying dianggap valid bila pelaku


dan korban berusia di bawah 18 tahun
dan secara hukum belum dianggap
dewasa.
Bila salah satu pihak yang terlibat (atau
keduanya) sudah berusia di atas 18
tahun, maka dikategorikan sebagai cyber
crime atau
cyber stalking / cyber
harassment

Bentuk - bentuk Cyber- Bullying ?


1. Flaming (perselisihan yang menyebar), yaitu
ketika suatu perselisihan yang awalnya terjadi
antara 2 orang (dalam skala kecil) dan
kemudian menyebarluas sehingga melibatkan
banyak orang (dalam skala besar) sehingga
menjadi suatu permasalahan besar;

2. Harrasment (pelecehan), yaitu upaya seseorang


untuk melecehkan orang lain dengan mengirim
berbagai bentuk pesan baik tulisan maupun
gambar yang bersifat menyakiti, menghina,
memalukan, dan mengancam;

Bentuk - bentuk Cyber- Bullying ?


3.

Denigration (fitnah), yaitu upaya seseorang menyebarkan kabar

4.

Impersonation (meniru), yaitu upaya seseorang berpura-pura

5.

Outing and trickery (penipuan), yaitu upaya seseorang yang

6.

Exclusion (pengucilan), yaitu upaya yang bersifat mengucilkan

7.

Cyber-stalking (penguntitan di dunia maya), yaitu upaya

bohong yang bertujuan merusak reputasi orang lain;


menjadi orang lain dan mengupayakan
menceritakan hal-hal yang bersifat rahasia;

pihak

ketiga

berpura-pura menjadi orang lain dan menyebarkan kabar


bohong atau rahasia orang lain tersebut atau pihak ketiga;
atau mengecualikan seseorang untuk bergabung dalam suatu
kelompok atau komunitas atas alasan yang diskriminatif;
seseorang menguntit atau mengikuti orang lain dalam dunia
maya dan menimbulkan gangguan bagi orang lain tersebut.

Praktek Cyber bullying yang


sering dilakukan
1. Melakukan Missed call berulang ulang
2. Mengirimkan email /sms berisi hinaan/ ancaman
3. Menyebarkan gosip yang tidak menyenangkan lewat
sms, email, komentar di jejaring sosial (Path,
Facebook, twitter)
4. Pencuri Identitas Online (membuat profil palsu
kemudian melakukan aktivitas yang merusak nama
baik seseorang)
5. Berbagi gambar pribadi tanpa ijin
6. Menggugah informasi atau video pribadi tanpa ijin
7. Membuat blog berisi keburukan terhadap
seseorang

Salah Satu Korban


Akibat Cyber bullying adalah :
Megan Taylor Meier (Missouri, Amerika Serikat)
Gantung diri setelah mengalami cyber bullying lewat
social media oleh teman-temannya.
Katie Webb (Worcestershire, Inggris)
Perempuan 12 tahun gantung diri di rumahnya,
karena menjadi bulan-bulanan di media sosial karena
gaya rambut dan pakaian yang tidak bermerk.
Amanda Todd (Canada)
Perempuan 15 tahun memposting video YouTube
tentang tindakan bully yang dialaminya sebelum ia
ditemukan tewas di rumahnya setelah menerima
cyber bullying selama 3 tahun.

Untuk mengatasi berbagai


permasalahan yang berkaitan dengan
cybercrime / Cyberbullying maka
dibuatlah cyberlaw di Indonesia
yang merupakan payung hukum yaitu
UU No. 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

Perlunya CyberLaw
Melindungi integritas pemerintah dan menjaga
reputasi suatu negara.
Membantu negara terhindar dari menjadi surga bagi
pelaku
kejahatan,
seperti
teroris,
kejahatan
terorganisasir, dan operasi penipuan.
Membantu negara terhindar dari sebutan sebagai
tempat yang nyaman untuk menyimpan aplikasi atau
data hasil kejahatan cybercrime.
Meningkatkan kepercayaan pasar karena adanya
kepastian
hukum
yang
mampu
melindungi
kepentingan dalam berusaha.
Memberikan perlindungan
terhadap data yang
tergolong khusus (classified), rahasia, informasi yang
bersifat pribadi, data pengadilan kriminal, dan data
publik yang dianggap perlu untuk dilindungi.
Melindungi konsumen, membantu penegakan hukum,
dan aktivitas intelligen.

ASPEK HUKUM CyberLaw


UU No. 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pasal 27

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak


mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki :

(1) muatan yang melanggar kesusilaan.


(2) muatan perjudian.
(3) muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
(4) muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

ASPEK HUKUM CyberLaw


UU No. 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pasal 28

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak


menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

ASPEK HUKUM CyberLaw


UU No. 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pasal 29

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak


mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan
secara pribadi
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Yang dapat dilakukan setiap


negara dan kita dalam
penanggulangan cybercrime
adalah :

1. Meningkatkan

sistem pengamanan
jaringan komputer nasional sesuai
standar internasional
2. Meningkatkan
pemahaman
serta
keahlian aparatur penegak hukum
mengenai
upaya
pencegahan,
investigasi dan penuntutan perkaraperkara yang berhubungan dengan

cybercrime

3. Meningkatkan
kesadaran
warga
negara mengenai masalah cybercrime
serta pentingnya mencegah kejahatan
tersebut terjadi

4. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral,


regional
maupun
multilateral,
dalam
upaya
penanganan
cybercrime, antara lain melalui
perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties
5. Jangan merespon dan membalas aksi. Para pelaku
bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban.
6. Simpan semua bukti. Di media digital, korban dapat
meng-capture, menyimpan pesan, gambar / materi
yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya
sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa
membantu.

7.

Simpan semua bukti yang dikirim pelaku,


untuk kemudian menjadikannya sebagai
barang bukti saat melapor ke pihak yang
bisa membantu.
8. Selalu berperilaku sopan di dunia maya.
9. Gunakan segala bentuk media komunikasi
seperti komputer, internet, telepon seluler,
tablet dan peralatan elektronik lainnya
untuk hal-hal positif dan tujuan damai.

SELAMAT BELAJAR

TUGAS
Buat artikel tentang kasus TIE di Indonesia atau di luar negeri,
minimal 4 topic
1 kelas dibagi 4 kelompok
Analisa kasus-kasus TIE tersebut melanggar UU pasalyang mana
Dan berikan solusinya
Dipresentasikan

Anda mungkin juga menyukai