Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota :

Dhani Aristyawan : 14041184041


Ibrahim Kudsi

: 14041184051

Konvergensi Media (Diranah Marketting Komunikasi)


Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada
dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006: 1) .
Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya
tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau
dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya
tersebut adalah peritiwa konvergensi.
Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang
ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum
juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK).
Kata konvergensi ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka,
gambar, video, dan suara.
Era modern saat sekarang ini,teknologi telah berkembang dari masa ke masa dan
keberadaannya sebagai ekstensi dari tangan manusia menggambarkan bagaimana teknologi
mempengaruhi aktivitas manusia dan begitu pun sebaliknya. Perkembangan teknologi diikuti
dengan munculnya konvergensi media. Kita dapat melihat keadaan saat ini di mana informasi
tidak hanya berasal dari suatu media tertentu saja, tetapi telah menyebar dan meningkat
keberagamannya. Kemunculan media baru menambah kapabilitas masyarakat untuk terlibat
dalam penyebaran dan pembuatan informasi. Tentu saja media baru yang dimaksud di sini tidak
jauh dari internet dengan segala penjabarannya, seperti media sosial.
Indonesia tidak luput dari pengaruh yang terjalin dari maraknya keterbukaan dan fleksibilitas
dalam penerimaan dan penyampaian informasi karena perkembangan tersebut menyebar di
seluruh wilayah di dunia. Data dari eMarketer mengatakan bahwa penetrasi internet terus
meningkat di Indonesia, hampir 25% masyarakat terkoneksi dengan Internet. Aktivitas utama
yang

dipilih

masyarakat

adalah social

networking,

begitu

juga

dengan

multimedia,news dan blogs yang semakin populer (2013). Kemudian penggunaan telepon
genggam juga memiliki relevansi terhadap konsumsi internet karena lebih dari 78% masyarakat
Indonesia mengakses internet dengan telepon genggamnya (eMarketer, 2013). Data berikutnya
yang juga penting diperhatikan, diperoleh dari eMarketer pada Agustus 2013, adalah fakta bahwa
lebih dari 61% masyarakat Indonesia menjadikan media sosial sebagai bagian kehidupan seharihari, berarti media sosial telah menjadi sebuah kebiasaan.
Praktisi PR yang menjalankan perannya dalam era Web 2.0, disebut dengan PR 2.0
atau digital PR, tidak cukup hanya bermain di ranah mainstream media. Media yang
dikategorikan sebagai media mainstream misalnya berupa media cetak, radio, televisi, dan
konferensi. Apa yang dihadapi praktisi PR saat ini mengalami peningkatan dalam keberagaman
karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa era Web 2.0 mendukung keterbukaan
dan partisipasi penuh dari masyarakat. Segala bentuk pendapat dapat disampaikan atau dituliskan
lewat media baru dan di situlah seharusnya praktisi PR perhatikan lebih dalam. Dalam dunia PR
saat ini, setiap pelanggan harus diperlakukan dengan setara, selayaknya praktisi PR
memperlakukan para jurnalis karena setiap pelanggan adalah jurnalis, langsung maupun tidak
langsung.

Contoh Kasus
Analisi kasus yang akan digunakan adalah kasus yang sedang dialami oleh
pihak Pizza Hut. Belakangan ini salah satu waralaba internasional tersebut
mengenai tersebarnya isu bahwa bahan dasar pembuatan produk mereka
merupakan

bahan

kadaluarsa.

Dugaan

Pemakaian

bahan

kadaluarsa

tersebut bermula dari bocornya surat elektronik (email) yang beredar di


dunia maya.

Tim investigasi gabungan BBC dan Tempo memperoleh sejumlah dokumen,


surat elektronik atau email, dan foto-foto dari seorang mantan petinggi di
Sriboga Food Group yang kemudian di muat dalam majalah online tempo

sebagai headlinenya
Sumber yang sudah bekerja lama di grup itu berbicara kepada tim BBC
Indonesia dan Tempo dengan syarat identitasnya tidak dibuka.
Ia mengatakan, praktik memperpanjang masa kedaluwarsa secara tidak sah
ini terjadi secara sistematik, melibatkan manajemen tinggi perusahaan itu di
Indonesia,

dan

sudah

berlangsung

bertahun-tahun.

Ditambahkannya

upayanya selama ini untuk menghentikan praktik itu sia-sia.


Saat pertama kali menyampaikan kasus ini kepada BBC Indonesia, ia
berkata:
Awalnya saya tidak ingin berbicara kepada pers, karena sekali diungkapkan
kepada pers, hal ini akan diketahui umum, dan akan menjadi masalah yang
merusak, yang tak bisa diperbaiki dengan cepat, bahkan bisa tak bisa lagi
dikendalikan.
Lalu ia memaparkan keputusannya untuk berbicara kepada kami.

Namun tampaknya, pers merupakan satu-satunya jalan terakhir untuk


memastikan (bahwa praktik perpanjangan masa kedaluwarsa ini dihentikan).
"Yang penting (praktik ini) tidak terjadi lagi dan orang yang bertanggung
jawab dihukum secara setimpal."
Berkas yang kami peroleh menunjukkan, perpanjangan masa kedaluwarsa
yang dilakukan terhadap bahan sosis Pizza Hut, memang satu bulan berada
dalam batas aman menurut Hermanianto.
SFG sendiri mengaku selalu melakukan tes
mikroba

sebelum

memperpanjang

masa

simpan produk makanan.


Betapa pun, ahli teknologi pangan IPB, Prof
Purwiyatno

Hariyadi

langkah itu.

Ia

mempertanyakan

mengakui,

tes

mikroba

dengan yang disebutnya rapid test seperti


yang dilakukan SFG, memang cukup untuk
mengetahui

kandungan

mikroba

dan

memprediksi berapa lama suatu produk


dapat bertahan. Namun ini menurutnya
tetap problematik.
Secara teori, (tes itu) cukup kalau mereka memiliki orang yang mengerti di
area itu. Tapi itu kan misleading , ada masalah etika disitu, kata Prof
Purwiyatno.
Berita tersebut kemudian menimbulkan dampak yang cukup besar dengan
banyaknya tanggapan dari berbagi elemen masyarakat hingga berbagai ahli
dibidangnya. Tindakan dari manajemen Pizza Hut yang sudah dilakukan
hingga saat ini yakni klarifikasi dengan berbagai media. Isi dari konfrensi
pers pr pizza hut terkait klarifikasi bahan kadaluarsa dikutip dari, Official Net
News (youtube).

Setiap 3 bulan kami diaudit dari internal maupun externaljadi tidak ada
istilah bahwa pizza hut memakai bahan kbaku kadaluarsa Alwi Arifin, Presdir
PT sari Melati Kencana Indonesia
Menyayangkan

adanya

mempertanyakan

siapakah

pemberitaan
mantan

berdasarkan

karyawan

dugaan,

tersebut/karyawan

kami
yang

dimaksud dan apa motifnya Ike Wahyu Andayani, Kelapa JAminan Kualitas
PT. Sribga Marugame
Keputusan yang diambil dari PR baik Pihak pizza hut maupun Marugame bisa
dikatakan cepat tanggap dalam menanggapi isu yang beredar dimana isu
tersebut masih berkisar hitungan hari sebelum diadakannya konfrensi pers

Daftar Rujukan
http://www.tribunnews.com/internasional/2016/09/05/benarkah-pizza-hutdan-marugame-gunakan-bahan-bahan-kadaluarsa

(Diakses

pada

26

September 2016)
Klarifikasi Penggunaan Bahan Kadaluarsa di Pizza Hut dan Marugame Udon NET5

(https://www.youtube.com/channel/UCRObaWKEG55XLWjd67_2wjA

Official NET News diakses pada 26 September 2016)

Anda mungkin juga menyukai