Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MAGANG

PANEN KEBUN KELAPA SAWIT


PT.AGROLESTARI MANDIRI
PEKAWAI ESTATE (PKWE) DIVISI II
(Elaeis guennensis Jacq)

NAMA : Antonius Tomy Heatubun


NIM : C1012131015
FAKULTAS : Pertanian
JURUSAN : Agroteknologi Reguler B

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2016

HASIL WAWANCARA

Panen
Panen merupakan kegiatan pengambilan buah dan pengutipan brondolan pada buah yang

sudah matang, secara normal telah memenuhi kriteria matang Tandan Buah Segar (TBS), dan
siap untuk diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah dan diproduksi.

1. Mandor Panen
Mandor panen adalah karyawan yang bertugas mengatur dan memberi intruksi dan
mengawasi karyawan dan krani produksi demi kelancaran, ketertiban, keamanan, dan kefektifan
saat melakunan proses pemanenan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit.
Terdapat 2 orang mandor panen di PT. Agrolestari Mandiri, PKWE divisi II, yaitu Bapak
Heri S dan Bapak Abdul Gani. Persiapan yang di lakukan mandor panen, sebagai berikut :
a. Finger print
b. Form Inspeksi Panen
Form Inspeksi panen bertujuan untuk mencatat hasil monitoring mandor panen setelah
karyawan selesai memanen buah di lahan sesuai dengan ketentuan denda yang berlaku jika
karyawan panen melanggarnya.
Peraturan yang berlakukan dengan denda kepada karyawan panen, yaitu :

Pelepah tidak di susun


Pelepah sengkleh
Bunga matahari
Buah tinggal
Brondolan tinggal di piringan, di ketiak pelepah, pasar pikul

c. Buku Kegiatan Mandor (BKM)

Buku Kegiatan Mandor bertujuan untuk mencatat hasil kegiatan harian, baik yang di
kerjakan karyawan kebun dan BHL. Pencatatannya di pisahkan antara karyawan SKU dan BHL,
juga digunakan untuk mencatat daftar hadir karyawan dan setiap hari di kirim ke kantor divisi
sebagai laporan harian.

2. Karyawan Panen
Karyawan panen adalah karyawan yang bertugas sebagai pemanen buah maupun pembrondol
di lahan kelapa sawit. Persiapan karyawan panen, yaitu :
a. Pemanen buah sawit :
Dodos
Egrek
Kampak V
Angkong
Gancu
b. Pembrondol :
Ember
Cokeran
Karung
c. Septi (alat pengaman) :
Sepatu boots
Helm
Sarung tangan
Kacamata plastic
d. Finger Print (untuk semua karyawan)
Proses pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) di lakukan setelah mandor memberikan
instruksi oleh mandor panen, karyawan panen wajib memanen sesuai dengan blok dan ancak
panen masing-masing karyawan pada hari tersebut.
Blok adalah lahan kelapa sawit yang di bagi dengan ukuran MR (timur barat) dan CR
(utara selatan) sesuai dengan standar yang di berlakukan oleh perusahaan, dan blok tersebut di
bagi lagi per divisi. Ukuran standar blok adalah MR = 300 m dan CR = 1000 m, dengan total

luasan per blok adalah 30 ha. Setiap satu blok terdapat 4088 pokok sawit dengan jarak tanam
9,2 m x 7,9 m.

3. Krani produksi
Krani produksi adalah karyawan yang bertugas untuk menghitung, mencatat, dan
menggrading TBS (Tandan Buah Segar) pada setiap TPH yang sudah siap untuk di angkut. Di
PKWE divisi II terdapat 2 krani produksi yaitu Bapak Bayu dan Bapak Arsidi.
Persiapan krani produksi, yaitu :
a. Form grading TPH fungsinya untuk mencatat hasil grading TBS di TPH setiap pemanen
dan pembrondol sesuai dengan kriteria buah.
b. Buku potong buah panen terdiri dari beberapa simbol yaitu :
M : Buah Mentah
T : Buah Tinggal
L : Salah Susun Buah di TPH
G : Tangkai Panjang
P : Pelepah Tidak di Susun
c. Buku kutip brondol terdiri dari beberapa simbol yaitu :
T : Brondolan Tinggal
K : Brondolan Kotor
A : Brondolan Tanpa Alas
d. Finger Print
Alat :
a. Gancu, berguna untuk menggrading buah yang sudah di panen di TPH
b. Parang / kampak, untuk memotong tangkai panjang yang belum di potong oleh pemanen
c. Timbangan, untuk memastikan berat brondolan dengan menimbangnya dengan
timbangan.
d. Kartu nomor brondol, untuk memastikan karyawan masuk di ancak nya masing-masing
dengan memberikan kartu nomor brondol pada karyawan tersebut.
Tugas krani produksi, yaitu :
a. Menghitung janjang dan brondolan di setiap TPH sesuai dengan ancak pemanen.
b. Mengategorikan buah dalam kriteria panen.

c. Membuat laporan panen, untuk mencatat hasil grading setiap TPH.


d. Memastikan TBS siap untuk di angkut, memastikan pada setiap TPH yang sudah di
grading.
e. Denda yang di berlakukan untuk pemanen jika di TPH terdapat :
Buah mentah, terdapat brondolan lepas pada buah <3 brondolan.
Tangkai panjang, terdapat tangkai yang belum di potong dengan kampak ataupun parang.

Untuk standar tangkai pada janjang adalah 2cm.


Salah susun TPH, susunan janjang dan brondolan yang berantakan, untuk standar susun
buah adalah 5 janjang/baris dan brondolan 1 karung untuk 2 ember, yang berfungsi untuk

mempermudah perhitungan janjang pada setiap TPH.


Takaran brondol kurang, setiap karung ada 2 ember brondolan yang di letakan. Untuk

berat takaran setiap 1 ember brondolan adalah 7 kg.


Brondolan kotor, brondolan yang bercampur dengan lalang, rumput, tanah, dll.
Brondolan tanpa alas, brondolan yang tidak di beri alas karung.

Penggolongan kematangan grading TBS :


Kondisi Buah
Buah mentah

Keterangan
Memiliki brondolan lepas

Target % Tandan
0

Buah kurang matang

<3/tandan
Memiliki brondolan lepas

<5

Buah matang

3/tandan
Memiliki brondolan lepas

>85

antara standar minimum buah


matang sampai 50%
brondolan lepas dari total
Buah terlalu matang

brondolan / tandan
Memiliki >50% brondolan

(Over Ripe)

lepas dari total

Tandan kosong

brondolan/tandan
Memiliki beberapa brondolan

<5

<1

yang tersebar sampai total


brondolan lepas habis sama
sekali
Total Buah Normal
Buah Abnormal
Partherocapi
Buah keras (Buah batu)
Total Buah Abnormal
Total

>96
<1
<3
<4
100

4. Krani Transport
Krani transport adalah yang bertugas menghitung dan memastikan buah dan brondolan di
setiap TPH untuk di angkut dengan menggunakan truk ke PKS. Terdapat 2 krani transport di
PKWE divisi II yaitu Bapak Jhony dan Bapak Juri.
Persiapan krani transport sebelum ke lapangan :

Finger print
Gancu, untuk grading kembali TBS yang akan di angkut.
Surat Pengiriman Buah (SPB), untuk memperkirakan dan memastikan jumlah tonase

TBS yang di angkut.


Buku pengiriman buah, untuk mencatat no TPH, jumlah janjang, dan jumlah brondolan

yang sudah di angkut.


Laporan panen divisi II PKWE, untuk di berikan sebagai laporan harian, jumlah
pengiriman buah pada hari ini.

Tugas krani transport :

Menghitung janjang dan brondolan pada setiap TPH yang sudah di hitung dan di grading
oleh krani produksi untuk memastikan jumlah janjang dan brondolan, sesuai atau

tidaknya dengan krani produksi.


Mengarahkan peloading TBS sesuai TPH yang sudah di hitung dan di grading oleh krani

produksi.
Setelah buah dan brondolan di angkut ke dalam Truk, krani transport membuat surat

pengiriman buah (SPB).


Mengisi buku pengiriman buah pada setiap TPH yang janjang dan brondolan nya sudah

di angkut.
Memberikan

surat

pengiriman

buah

(SPB)

kepada

supir

transport

dengan

memperkirakan tonase TBS yang di angkut, untuk di berikan ke PKS sebagai bukti
pengiriman TBS.

TempatTempat Yang Diperlukan Pada Saat Melakukan Pemanenan

a. Tempat Pengumpul Hasil ( TPH )


Tempat pengumpul hasil merupakan suatu tempat yang dibuat untuk tempat pengumpul
buah dan brondolan terakhir di lapangan, sebelum buah diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Standar pembuatan TPH yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Berbentuk persegi panjang


Terletak di pinggir Collection Road
Ukuran TPH : 12 m2, (3 m x 4 m).
TPH bebas dari semua jenis gulma
Permukaan TPH harus datar, namun jika daerah perbukitan menyesuaikan kondisi lahan
Setiap 2 pasar pikul dibuat 1 TPH.

Gambar 1.1 Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

b. Pasar Pikul
Pasar pikul merupakan jalan yang dibuat diantara dua baris tanaman yang digunakan
pekerja pemanen untuk jalan menuju TPH maupun untuk perawatan tanaman kelapa sawit.
Standar pembuatan pasar pikul yaitu :
a. Ukuran lebar pasar pikul antara 1,2 m
b. Pasar pikul mengikuti arah Utara selatan
c. Setiap 2 baris tanaman harus ada satu jalan pasar pikul
d. Pasar pikul harus bersih dari semua jenis gulma dan kayu

Gambar 1.2. Pasar Pikul

c. Piringan
Piringan merupakan tempat disekeliling batang tanaman yang berbentuk melingkar dengan
diameter tertentu, digunakan dalam pengutipan brondolan, tempat penaburan aplikasi pupuk,
dan mengurangi serangan hama dan penyakit.
Standar piringan yaitu :
a. Ukuran piringan TM di areal dataran berdiameter 3 m, untuk jari-jarinya 1,5m.

b. Perawatan piringan dilakukan dengan cara manual dan secara kimiawi.


Gambar 1.3. Piringan
d. Pasar Tengah
Pasar tengah merupakan jalan yang berada diantara dua baris tanaman dan terletak di tengah
tengah blok, dengan arah timur barat , yang berfungsi sebagai jalan kontrol yang digunakan
oleh para pengawas dalam mengawasi para pekerja.
Standar pasar tengah yaitu :
a. Ukuran lebar pasar tengah 4 m.
b. Pasar tengah bebas dari semua jenis gulma.
c. Perawatan pasar tengah dilakukan secara manual dan secara kimiawi.

e. Titi Panen
Titi panen merupakan jembatan kecil di areal tanaman yang terbuat dari beton (permanen)
yang berfungsi untuk jembatan penyeberangan
tanaman kelapa sawit.

para pekerja pemanen dan para perawatan

Standar titi panen yaitu :


a. Terbuat dari beton
b. Ukuran titi panen antara lain : lebar 20 cm, tebal 10 cm, panjang menyesuaikan di areal
lapangan

c. Pasar Kumis
Pasar kumis merupakan jalan yang berada diantara dua baris tanaman dan terletak di pinggir
jalan Collection Road, dengan arah timur barat , yang berfungsi sebagai jalan lintas pemanen
atau pembrondol untuk meletakan hasil panen atau hasil kutipan brondolnya ke TPH, sebab
dalam 3 pasar terdapat 2 TPH.
Standar pasar kumis yaitu :
a. Ukuran lebar pasar kumis 1.2 m
b. Pasar kumis bebas dari semua jenis gulma
c. Perawatan pasar kumis dilakukan dengan cara manual, dan secara kimiawi.

Sistem dan cara panen TBS


1. Pemanenan
Pemanenan di PT. Agrolestari Mandiri, PKWE divisi II sistem panen yang di gunakan yaitu

sistem D6 yaitu sistem panen di mana ancak panen di atur untuk pusingan panen 6 hari secara
blok per blok, di mana blok blok panen di tentukan mengikuti harinya. Sistem ancak giring
tetap, yaitu setiap pemanen melaksanakan kegiatan panen pada areal yang sama di kerjakan
secara rutin. Jika ancaknya telah selesai, maka tenaga panen pindah ke blok ancak berikutnya
sesuai dengan pembagian yang sudah di tentukan sebelumnya dan pemanen harus bertanggung
jawab menyelesaikan dengan luas yang sudah di tentukan setiap harinya tanpa ada yang
tertinggal.

Proses pemanenan di lakukan dengan menggunakan dodos dan egrek. Untuk tanaman yang
tingginya <4 m, pemanen menggunakan dodos, jika >4m maka pemanen menggunakan egrek.
Pertama saat proses pemanenan buah, pemanen harus memotong pelepah sesuai dengan
songgoh yang di tentukan berdasarkan umur tanaman. Setelah itu baru buah di panen
menggunakan egrek atau dodos dengan memotong tangkai buah dan menjatuhkan buah tersebut.
Pemanen yang sudah menyelesaikan panennya hingga pasar kontrol mengangkut buah ke
TPH dengan menggunakan angkong, memotong tangkai buah dengan menggunakan kampak
atau parang dan menyusun buah 5 janjang/baris.

2. Pembrondol
Pembrondol bertugas mengutip brondolan yang tercecer di piringan, pasar pikul, di ketiak
pelepah dengan menggunakan cokeran maupun yang berada di genangan air. Brondolan yang
telah dikumpulkan di piringan kemudian dimasukan ke dalam karung, setelah selesai mengutip
brondolan kemudian diangkut ke TPH, kemudian ditakar menggunakan ember berukuran 18
dengan standar 7 kg per takaran, kemudian dituang dan disusun di karung belahan yang telah
disediakan. Satu alas karung dapat menampung 2 ember.
Presentasi brondolan adalah dengan menentukan % brondol sesuai standar perusahaan yaitu
7% - 12 %, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Jika kurang dari 7% berarti banyak buah
mentah yang di panen, jika lebih dari 12% berarti banyak buah over ripe yang di panen. Cara

menghitung presentase brondol :

Jumlah brondolan
JumlahTonase

x 100%.

Aturan dan cara panen merupakan pedoman dan ketentuan yang harus diikuti dan
dilaksanakan oleh pemanen dan diwujudkan dalam :
a. Standart Panen

Panen harus menggunakan alat dan APD panen yang standar.


Setiap buah matang harus dipanen, agar buah tidak ada yang tertinggal.

Tidak boleh ada buah mentah yang terpanen.


Tidak diperbolehkan ada brondolan yang tertinggal di pasar pikul, piringan, ketiak

pelepah dan gawangan.


Pemotongan tangkai buah harus mepet.
Songgo yang digunakan adalah songgo 1 dan songgo 2.

b. Standar Hasil Panen

Buah matang harus dipanen, tidak ada buah mentah yang dipanen.
Buah yang busuk harus dihentakan, dan brondolan harus dikutip.
Pemotongan pelepah harus semepet mungkin.
Pemotongan tangkai buah harus semepet mungkin maksimal panjangnya 2 cm.
Buah dikatakan matang apabila sudah membrondol 5 butir setiap tandannya, dan sudah
memenuhi kriteria matang tandan buah segar.

c. Standar penempatan hasil panen

Semua janjang/brondolan diletakkan di TPH


Penyusunan janjang buah harus rapi
Dalam pengangkutan menuju ke TPH buah diangkut dengan menggunakan kereta sorong

(Angkong)
Pemotongan tangkai janjang harus mepet sehingga memudahkan dalam pemuatan
Brondolan disusun dan ditakar menggunakan standar ember yang telah disediakan

kg/takaran).
Penyusunan buah 5 janjang/baris.
Penomoran nomor pemanen pada ujung tangkai janjang.

(7

Kadvel panen
Kadvel panen adalah mengelompokan semua blok divisi yang di bagi menjadi 6 hari, yaitu

D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, yang akan di panen setiap harinya, mulai dari D1 (senin) sampai
dengan D6 (sabtu).

Rotasi panen

Rotasi panen adalah panen yang di lakukan dengan menghitung kadvel panen yang sudah di
panen per bulan. Misalkan panen di blok A pada minggu pertama, kemudian minggu berikutnya
pada blok yang sama selama satu bulan. Berarti dalam blok tersebut selama satu bulan
jumlahnya 4 kali.

Pusingan
Pusingan adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya

pada blok yang sama. Terdapat 6 hari dalam satu pusingan di PT. Agrolestari Mandiri PKWE
divisi II, dari D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, kembali lagi ke D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, dan
seterusnya.
Pusingan di tentukan pada beberapa blok untuk setiap harinya, misalnya D1 pada blok
H40 H44, D2 pada blok H45 H49, dan seterusnya.

Sistem Panen
Ancak panen merupakan perpindahan kerja pemanen yang diatur oleh seorang

mandor, yang bertujuan untuk memperoleh efektifitas kerja yang optimal atau luasan areal yang
telah dibebankan dan diberi tanggung jawab oleh mandor terhadap pemanen untuk dikerjakan
oleh pemanen tersebut. Ada 3 macam ancak panen yaitu :
a.

Sistem Ancak Tetap


Pada sistem ancak tetap setiap pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama

dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan
luasan yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal. Apabila pemanen tidak bekerja,
maka mandor panen harus mencarinya. Sistem panen ini yang di terapkan di Pekawai Estate
(PKWE) divisi II.

b.

Sistem Ancak Giring

Pada sistem ancak giring ini setiap pemanen melaksanakan panen pada ancak panen yang
telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen. Pembagian areal selalu berubah disesuaikan
dengan kerapatan panen dan kehadiran pemanen.
c.

Sistem Ancak Giring Tetap


Pada system ancak giring tetap maksud dari ancak giring tetap adalah ancak yang sudah

di tetapkan perbloknya dan di mana pemanenya dan pembrondol di arahkan oleh mandor panen,
dengan tanggungjawab pemanen menyelesaikan sesuai dengan luasan yang di temtukan setiap
hari taanpa ada yang tertingal.

Sistem Ancak D6
Sistem ancak D6 merupakan kadvel yang rutin dikerjakan setiap harinya (seninsabtu)

dengan luasan tertentu, jadi dalam perkerjaanya dalam 1 minggu mendapatkan 1 rotasi.
Untuk menandakan kadvel di Kebun PKWE divisi II dibuat tanda dari bahan permanen
(plat seng dan sebagainya) dengan ukuran 20 x 20 cm dan dipasang pada setiap sudut blok sesuai
kadvel panen.

Basis dan Premi

a. Pemanen :
Harian = Rp.84.400
Basis pemanen = 75 janjang
Premi pemanen = Rp. 557/janjang
Cara menghitungnya :
(Jumlah janjang yang di panen hari ini basis pemanen) x premi/janjang =
Misalnya :
Jumlah janjang yang di panen hari ini = 250 janjang
Basis pemanen = 75 janjang
Premi pemanen = Rp. 557 / janjang
(250 75) x 557 = 175 x 557 = 97.475
Jadi jumlah premi pemanen adalah Rp. 97.475
Sehingga pendapatan pemanen Rp 84.400+ Rp 97.475= Rp. 181.875 / hari

b. Pembrondol
SKU :
Harian = Rp.84.400
Basis pembrondol = 294 kg = 42 ember
Premi / kg = Rp. 450
Misalnya :
Jumlah brondolan hari ini = 350 kg
Basis pembrondol = 294 kg = 42 ember
Premi pembrondol = Rp. 450
350 294) 450 = Rp. 25.200
Jadi premi pembrondol hari ini adalah Rp. 25.200
Sehingga pendapatan pembrondol SKU hari ini adalah Rp. 84.400 + Rp. 25.200 = Rp.
109.600

BHB (Borongan Harian Brondol)


Harian = Rp. 450 / Kg

Misalnya :
Jumlah brondolan hari ini 500 kg
500 x 450 = Rp. 225.000
Sehingga pendapatan pembrondol BHB hari ini adalah Rp. 225.000
c. Krani produksi
Harian = Rp. 84.400
Untuk pemanen. 1,25 x rata-rata total premi pemanen :
Misalnya : total premi dari 23 pemanen Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000
rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
1,25 x 200.000 = Rp. 250.000
Jadi premi krani produksi dari pemanen hari ini adalah Rp. 250.000

Untuk pembrondol, 0,1 x rata-rata premi pembrondol :


Misalnya : total premi dari 23 pembrondol Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000
rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
0,1 x 200.000 = Rp. 20.000
Jadi premi krani produksi dari pembrondol hari ini adalah Rp. 20.000
Sehingga pendapatan krani produksi hari ini adalah Rp. 84.400 + Rp. 250.000 + Rp. 20.000

= Rp. 354.400
Mandor panen
Harian = Rp. 84.400
Untuk pemanen. 1,5 x rata-rata total premi pemanen :
Misalnya : total premi dari 23 pemanen Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000
rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
1,5 x 200.000 = Rp. 300.000
Jadi premi krani produksi dari pemanen hari ini adalah Rp. 300.000

Untuk pembrondol, 0,1 x rata-rata premi pembrondol :


Misalnya : total premi dari 23 pembrondol Rp. 4.600.000

Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000


rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
0,1 x 200.000 = Rp. 10.000
Jadi premi krani produksi dari pembrondol hari ini adalah Rp. 10.000
Sehingga pendapatan krani produksi hari ini adalah Rp. 84.400 + Rp. 300.000 + Rp. 10.000
= Rp. 394.400

Krani transport
Krani transport tidak menggunakan basis, tetapi langsung mendapat premi pada setiap

pengangkutan TBS ke PKS. Adapun keterangan nya sebagai berikut :

Premi 1 ton = Rp.1.150


Hk = Rp.84.400

Misalnya :
Jumlah pengangkutan hari ini = 26 ton
26 x 1.150 = Rp. 29.900
Jadi premi krani transport hari ini adalah Rp. 29.900
Sehingga pendapatan krani transport hari ini Rp. 84.400 + Rp. 29.900 = Rp.114.300

Anda mungkin juga menyukai