HASIL WAWANCARA
Panen
Panen merupakan kegiatan pengambilan buah dan pengutipan brondolan pada buah yang
sudah matang, secara normal telah memenuhi kriteria matang Tandan Buah Segar (TBS), dan
siap untuk diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah dan diproduksi.
1. Mandor Panen
Mandor panen adalah karyawan yang bertugas mengatur dan memberi intruksi dan
mengawasi karyawan dan krani produksi demi kelancaran, ketertiban, keamanan, dan kefektifan
saat melakunan proses pemanenan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit.
Terdapat 2 orang mandor panen di PT. Agrolestari Mandiri, PKWE divisi II, yaitu Bapak
Heri S dan Bapak Abdul Gani. Persiapan yang di lakukan mandor panen, sebagai berikut :
a. Finger print
b. Form Inspeksi Panen
Form Inspeksi panen bertujuan untuk mencatat hasil monitoring mandor panen setelah
karyawan selesai memanen buah di lahan sesuai dengan ketentuan denda yang berlaku jika
karyawan panen melanggarnya.
Peraturan yang berlakukan dengan denda kepada karyawan panen, yaitu :
Buku Kegiatan Mandor bertujuan untuk mencatat hasil kegiatan harian, baik yang di
kerjakan karyawan kebun dan BHL. Pencatatannya di pisahkan antara karyawan SKU dan BHL,
juga digunakan untuk mencatat daftar hadir karyawan dan setiap hari di kirim ke kantor divisi
sebagai laporan harian.
2. Karyawan Panen
Karyawan panen adalah karyawan yang bertugas sebagai pemanen buah maupun pembrondol
di lahan kelapa sawit. Persiapan karyawan panen, yaitu :
a. Pemanen buah sawit :
Dodos
Egrek
Kampak V
Angkong
Gancu
b. Pembrondol :
Ember
Cokeran
Karung
c. Septi (alat pengaman) :
Sepatu boots
Helm
Sarung tangan
Kacamata plastic
d. Finger Print (untuk semua karyawan)
Proses pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) di lakukan setelah mandor memberikan
instruksi oleh mandor panen, karyawan panen wajib memanen sesuai dengan blok dan ancak
panen masing-masing karyawan pada hari tersebut.
Blok adalah lahan kelapa sawit yang di bagi dengan ukuran MR (timur barat) dan CR
(utara selatan) sesuai dengan standar yang di berlakukan oleh perusahaan, dan blok tersebut di
bagi lagi per divisi. Ukuran standar blok adalah MR = 300 m dan CR = 1000 m, dengan total
luasan per blok adalah 30 ha. Setiap satu blok terdapat 4088 pokok sawit dengan jarak tanam
9,2 m x 7,9 m.
3. Krani produksi
Krani produksi adalah karyawan yang bertugas untuk menghitung, mencatat, dan
menggrading TBS (Tandan Buah Segar) pada setiap TPH yang sudah siap untuk di angkut. Di
PKWE divisi II terdapat 2 krani produksi yaitu Bapak Bayu dan Bapak Arsidi.
Persiapan krani produksi, yaitu :
a. Form grading TPH fungsinya untuk mencatat hasil grading TBS di TPH setiap pemanen
dan pembrondol sesuai dengan kriteria buah.
b. Buku potong buah panen terdiri dari beberapa simbol yaitu :
M : Buah Mentah
T : Buah Tinggal
L : Salah Susun Buah di TPH
G : Tangkai Panjang
P : Pelepah Tidak di Susun
c. Buku kutip brondol terdiri dari beberapa simbol yaitu :
T : Brondolan Tinggal
K : Brondolan Kotor
A : Brondolan Tanpa Alas
d. Finger Print
Alat :
a. Gancu, berguna untuk menggrading buah yang sudah di panen di TPH
b. Parang / kampak, untuk memotong tangkai panjang yang belum di potong oleh pemanen
c. Timbangan, untuk memastikan berat brondolan dengan menimbangnya dengan
timbangan.
d. Kartu nomor brondol, untuk memastikan karyawan masuk di ancak nya masing-masing
dengan memberikan kartu nomor brondol pada karyawan tersebut.
Tugas krani produksi, yaitu :
a. Menghitung janjang dan brondolan di setiap TPH sesuai dengan ancak pemanen.
b. Mengategorikan buah dalam kriteria panen.
Keterangan
Memiliki brondolan lepas
Target % Tandan
0
<3/tandan
Memiliki brondolan lepas
<5
Buah matang
3/tandan
Memiliki brondolan lepas
>85
brondolan / tandan
Memiliki >50% brondolan
(Over Ripe)
Tandan kosong
brondolan/tandan
Memiliki beberapa brondolan
<5
<1
>96
<1
<3
<4
100
4. Krani Transport
Krani transport adalah yang bertugas menghitung dan memastikan buah dan brondolan di
setiap TPH untuk di angkut dengan menggunakan truk ke PKS. Terdapat 2 krani transport di
PKWE divisi II yaitu Bapak Jhony dan Bapak Juri.
Persiapan krani transport sebelum ke lapangan :
Finger print
Gancu, untuk grading kembali TBS yang akan di angkut.
Surat Pengiriman Buah (SPB), untuk memperkirakan dan memastikan jumlah tonase
Menghitung janjang dan brondolan pada setiap TPH yang sudah di hitung dan di grading
oleh krani produksi untuk memastikan jumlah janjang dan brondolan, sesuai atau
produksi.
Setelah buah dan brondolan di angkut ke dalam Truk, krani transport membuat surat
di angkut.
Memberikan
surat
pengiriman
buah
(SPB)
kepada
supir
transport
dengan
memperkirakan tonase TBS yang di angkut, untuk di berikan ke PKS sebagai bukti
pengiriman TBS.
b. Pasar Pikul
Pasar pikul merupakan jalan yang dibuat diantara dua baris tanaman yang digunakan
pekerja pemanen untuk jalan menuju TPH maupun untuk perawatan tanaman kelapa sawit.
Standar pembuatan pasar pikul yaitu :
a. Ukuran lebar pasar pikul antara 1,2 m
b. Pasar pikul mengikuti arah Utara selatan
c. Setiap 2 baris tanaman harus ada satu jalan pasar pikul
d. Pasar pikul harus bersih dari semua jenis gulma dan kayu
c. Piringan
Piringan merupakan tempat disekeliling batang tanaman yang berbentuk melingkar dengan
diameter tertentu, digunakan dalam pengutipan brondolan, tempat penaburan aplikasi pupuk,
dan mengurangi serangan hama dan penyakit.
Standar piringan yaitu :
a. Ukuran piringan TM di areal dataran berdiameter 3 m, untuk jari-jarinya 1,5m.
e. Titi Panen
Titi panen merupakan jembatan kecil di areal tanaman yang terbuat dari beton (permanen)
yang berfungsi untuk jembatan penyeberangan
tanaman kelapa sawit.
c. Pasar Kumis
Pasar kumis merupakan jalan yang berada diantara dua baris tanaman dan terletak di pinggir
jalan Collection Road, dengan arah timur barat , yang berfungsi sebagai jalan lintas pemanen
atau pembrondol untuk meletakan hasil panen atau hasil kutipan brondolnya ke TPH, sebab
dalam 3 pasar terdapat 2 TPH.
Standar pasar kumis yaitu :
a. Ukuran lebar pasar kumis 1.2 m
b. Pasar kumis bebas dari semua jenis gulma
c. Perawatan pasar kumis dilakukan dengan cara manual, dan secara kimiawi.
sistem D6 yaitu sistem panen di mana ancak panen di atur untuk pusingan panen 6 hari secara
blok per blok, di mana blok blok panen di tentukan mengikuti harinya. Sistem ancak giring
tetap, yaitu setiap pemanen melaksanakan kegiatan panen pada areal yang sama di kerjakan
secara rutin. Jika ancaknya telah selesai, maka tenaga panen pindah ke blok ancak berikutnya
sesuai dengan pembagian yang sudah di tentukan sebelumnya dan pemanen harus bertanggung
jawab menyelesaikan dengan luas yang sudah di tentukan setiap harinya tanpa ada yang
tertinggal.
Proses pemanenan di lakukan dengan menggunakan dodos dan egrek. Untuk tanaman yang
tingginya <4 m, pemanen menggunakan dodos, jika >4m maka pemanen menggunakan egrek.
Pertama saat proses pemanenan buah, pemanen harus memotong pelepah sesuai dengan
songgoh yang di tentukan berdasarkan umur tanaman. Setelah itu baru buah di panen
menggunakan egrek atau dodos dengan memotong tangkai buah dan menjatuhkan buah tersebut.
Pemanen yang sudah menyelesaikan panennya hingga pasar kontrol mengangkut buah ke
TPH dengan menggunakan angkong, memotong tangkai buah dengan menggunakan kampak
atau parang dan menyusun buah 5 janjang/baris.
2. Pembrondol
Pembrondol bertugas mengutip brondolan yang tercecer di piringan, pasar pikul, di ketiak
pelepah dengan menggunakan cokeran maupun yang berada di genangan air. Brondolan yang
telah dikumpulkan di piringan kemudian dimasukan ke dalam karung, setelah selesai mengutip
brondolan kemudian diangkut ke TPH, kemudian ditakar menggunakan ember berukuran 18
dengan standar 7 kg per takaran, kemudian dituang dan disusun di karung belahan yang telah
disediakan. Satu alas karung dapat menampung 2 ember.
Presentasi brondolan adalah dengan menentukan % brondol sesuai standar perusahaan yaitu
7% - 12 %, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Jika kurang dari 7% berarti banyak buah
mentah yang di panen, jika lebih dari 12% berarti banyak buah over ripe yang di panen. Cara
Jumlah brondolan
JumlahTonase
x 100%.
Aturan dan cara panen merupakan pedoman dan ketentuan yang harus diikuti dan
dilaksanakan oleh pemanen dan diwujudkan dalam :
a. Standart Panen
Buah matang harus dipanen, tidak ada buah mentah yang dipanen.
Buah yang busuk harus dihentakan, dan brondolan harus dikutip.
Pemotongan pelepah harus semepet mungkin.
Pemotongan tangkai buah harus semepet mungkin maksimal panjangnya 2 cm.
Buah dikatakan matang apabila sudah membrondol 5 butir setiap tandannya, dan sudah
memenuhi kriteria matang tandan buah segar.
(Angkong)
Pemotongan tangkai janjang harus mepet sehingga memudahkan dalam pemuatan
Brondolan disusun dan ditakar menggunakan standar ember yang telah disediakan
kg/takaran).
Penyusunan buah 5 janjang/baris.
Penomoran nomor pemanen pada ujung tangkai janjang.
(7
Kadvel panen
Kadvel panen adalah mengelompokan semua blok divisi yang di bagi menjadi 6 hari, yaitu
D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, yang akan di panen setiap harinya, mulai dari D1 (senin) sampai
dengan D6 (sabtu).
Rotasi panen
Rotasi panen adalah panen yang di lakukan dengan menghitung kadvel panen yang sudah di
panen per bulan. Misalkan panen di blok A pada minggu pertama, kemudian minggu berikutnya
pada blok yang sama selama satu bulan. Berarti dalam blok tersebut selama satu bulan
jumlahnya 4 kali.
Pusingan
Pusingan adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya
pada blok yang sama. Terdapat 6 hari dalam satu pusingan di PT. Agrolestari Mandiri PKWE
divisi II, dari D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, kembali lagi ke D1, D2, D3, D4, D5, dan D6, dan
seterusnya.
Pusingan di tentukan pada beberapa blok untuk setiap harinya, misalnya D1 pada blok
H40 H44, D2 pada blok H45 H49, dan seterusnya.
Sistem Panen
Ancak panen merupakan perpindahan kerja pemanen yang diatur oleh seorang
mandor, yang bertujuan untuk memperoleh efektifitas kerja yang optimal atau luasan areal yang
telah dibebankan dan diberi tanggung jawab oleh mandor terhadap pemanen untuk dikerjakan
oleh pemanen tersebut. Ada 3 macam ancak panen yaitu :
a.
dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan
luasan yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal. Apabila pemanen tidak bekerja,
maka mandor panen harus mencarinya. Sistem panen ini yang di terapkan di Pekawai Estate
(PKWE) divisi II.
b.
Pada sistem ancak giring ini setiap pemanen melaksanakan panen pada ancak panen yang
telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen. Pembagian areal selalu berubah disesuaikan
dengan kerapatan panen dan kehadiran pemanen.
c.
di tetapkan perbloknya dan di mana pemanenya dan pembrondol di arahkan oleh mandor panen,
dengan tanggungjawab pemanen menyelesaikan sesuai dengan luasan yang di temtukan setiap
hari taanpa ada yang tertingal.
Sistem Ancak D6
Sistem ancak D6 merupakan kadvel yang rutin dikerjakan setiap harinya (seninsabtu)
dengan luasan tertentu, jadi dalam perkerjaanya dalam 1 minggu mendapatkan 1 rotasi.
Untuk menandakan kadvel di Kebun PKWE divisi II dibuat tanda dari bahan permanen
(plat seng dan sebagainya) dengan ukuran 20 x 20 cm dan dipasang pada setiap sudut blok sesuai
kadvel panen.
a. Pemanen :
Harian = Rp.84.400
Basis pemanen = 75 janjang
Premi pemanen = Rp. 557/janjang
Cara menghitungnya :
(Jumlah janjang yang di panen hari ini basis pemanen) x premi/janjang =
Misalnya :
Jumlah janjang yang di panen hari ini = 250 janjang
Basis pemanen = 75 janjang
Premi pemanen = Rp. 557 / janjang
(250 75) x 557 = 175 x 557 = 97.475
Jadi jumlah premi pemanen adalah Rp. 97.475
Sehingga pendapatan pemanen Rp 84.400+ Rp 97.475= Rp. 181.875 / hari
b. Pembrondol
SKU :
Harian = Rp.84.400
Basis pembrondol = 294 kg = 42 ember
Premi / kg = Rp. 450
Misalnya :
Jumlah brondolan hari ini = 350 kg
Basis pembrondol = 294 kg = 42 ember
Premi pembrondol = Rp. 450
350 294) 450 = Rp. 25.200
Jadi premi pembrondol hari ini adalah Rp. 25.200
Sehingga pendapatan pembrondol SKU hari ini adalah Rp. 84.400 + Rp. 25.200 = Rp.
109.600
Misalnya :
Jumlah brondolan hari ini 500 kg
500 x 450 = Rp. 225.000
Sehingga pendapatan pembrondol BHB hari ini adalah Rp. 225.000
c. Krani produksi
Harian = Rp. 84.400
Untuk pemanen. 1,25 x rata-rata total premi pemanen :
Misalnya : total premi dari 23 pemanen Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000
rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
1,25 x 200.000 = Rp. 250.000
Jadi premi krani produksi dari pemanen hari ini adalah Rp. 250.000
= Rp. 354.400
Mandor panen
Harian = Rp. 84.400
Untuk pemanen. 1,5 x rata-rata total premi pemanen :
Misalnya : total premi dari 23 pemanen Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000 : 23 = Rp. 200.000
rata rata total premi pemanen adalah Rp. 200.000
1,5 x 200.000 = Rp. 300.000
Jadi premi krani produksi dari pemanen hari ini adalah Rp. 300.000
Krani transport
Krani transport tidak menggunakan basis, tetapi langsung mendapat premi pada setiap
Misalnya :
Jumlah pengangkutan hari ini = 26 ton
26 x 1.150 = Rp. 29.900
Jadi premi krani transport hari ini adalah Rp. 29.900
Sehingga pendapatan krani transport hari ini Rp. 84.400 + Rp. 29.900 = Rp.114.300