Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB

DISIPASI KALOR HOT WIRE

Nama

: Raghda Novitaningrum

NPM

: 1306370322

Fakultas

: Teknik

Departemen

: Teknik Mesin

Kode Praktikum

: KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire

Tanggal Praktikum

: Rabu, 16 Oktober 2013

Minggu Percobaan

: 1 (Satu)

Unit Pelaksanaan Ilmu Pengetahuan Dasar


(UPP-IPD)

Universitas Indonesia

DISIPASI KALOR HOT WIRE

I.

Tujuan Praktikum
Menggunakan Hotwire sebagai sensor kecepatan udara.

II. Peralatan
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC berserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Landasan Teori


Kecepatan udara adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal
ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan
angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan udara
akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian
tertentu, mislanya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan
udara dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinua. Kecepatan udara
dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer.
Disipasi kalor merupakan peristiwa timbulnya panas akibat gesekan antar
partikel yang berada dalam suatu ruang. Disipasi kalor terjadi dalam peristiwa
sehari-hari seperti menggosokkan kedua telapak tangan, mengerem mobil,
mengapelas besi, menyalakan korek api, dan lain-lain. pada praktikum r-lab ini,
kami memanfaatkan fenomena tersebut untuk mendesain sensor kecepatan aliran
udara menggunakan kawat pijar (hotwire).
Kalibrasi single-normal hot wire probe Sigmond Cohn Alloy 851
dilakukan dengan metode kalibrasi stasioner pada rentang kecepatan exit nozzle 2
sampai 80 meter/detik. Kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan persamaan
respon kalibrasi yang paling baik yang dinyatakan dengan akurasi curve fit. Dari

hasil pengujian akurasi curve fit, persamaan extended power-law. Metode lookup table yang digunakan dapat meningkatkan akurasi curve fit, persamaan
extended power-law dari 1.7% menjadi 0.03%.
Analisis ketidakpastian dari root mean square memenuhi criteria 4% eror.
Perkembangan teknologi yang cepat dalam peraltan penyensoran telah
memungkinkan berbagai pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai
sensor yang memberikan hasil-hasil pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran
berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah
hot wire anemometer. Sebelum digunakan dalam pengukuran aliran, hot wire
anemometer harus dikalibrasikan untuk menentukan suatu persamaan respon
kalibrasi yang menyatakan suatu hubungan antara tegangna kawat (wire voltage,
E) dnegan kecepatan referensi (refencevelocity, U). setelah persamaan respon
kalibrasi tersebut diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan utama dapat dievaluasi dengan menggunakan persamaan respon
tersebut.
Beberapa bentuk persaman respon kalibrasi, diantaranya adalah
persamaan simple power-law [1] dan persamaan extended power-law [2] yang
dapat digunakan dalam konversi data. Setiap persamaan respon ini memiliki
keakurasian yang dihubungkan dengan curve fit yang dihasilkan pada suatu
rentang kecepatan exit yang digunakan untuk setiap percobaan. Keakurasian
persamaan respon kalibrasi tersebut ditentukan oleh nilai optimum konstanta
pangkat yang dipilih untuk menghasilkan suatu curve fit yang baik. Sehubungan
dengan keakurasian curve fit dari persamaan respon kalibrasi tersebut, beberapa
peneliti [3, 4, 5] telah mengkaji keakurasian curve fit dari persamaan simple
power-law dengan rentang kecepatan referensi atau kecepatan exit yang berbedabeda untuk menghasilkan nilai optimium konstanta pangkat selain nilai optimum
(nopt = 0.5) yang disarankan oleh King [1]. King menggunakan rentang
kecepatan exit moderat dari 10-20 meter/detik, sementara Collins dan Williams
[4, 1] menyarankan nilai optimum konstanta pangkat sebesar 0.45 dengan rentang
0.02 < Re < 44 untuk menghasilkan suatu curve fit yang baik. Berbeda dengan
para peneliti sebelumnya Bruun [3] dan Swaminathan, Bacic Etal [5]
menyarankan nilai optimum sebesar 0.4-0.45 pada kecepatan exit moderat
tersebut digunakan untuk persamaan simple power-law. Lebih jauh, penelitian

awal yang dilakukan oleh Bruun dan Tropea [6] menjelaskan bahwa persamaan
extended power-law oleh Siddall dan Davies (1972) tidak mampu memberikan
suatu curve fit yang lebih akurat dibandingkan curve fit dari persamaan simple
power-law bahkan untuk suatu renatang kecepatan exit sebesar [6,2].
Mempertimbangkan permasalahan pemiliham persamaan respon kalibrasi untuk
rentang kecepatan exit yang berbeda-beda tersebut, studi ini bertujuan untuk
menguji keakurasian curve fit kedua persamaan respon tersebuat dengan suatu
rentang kecepatan exit yang lebih besar. Selanjutnya, hasil pengujian yang
diperoleh digunakan sebagai referensi pemilihan persamaan respon kalibrasi yang
tepat dalam pengukuran aliran jet terpulsasi. Peningkatan akurasi persamaan
respon yang dipilih dapat dilakukan dengan menggunakan metode look-up table
[7]. Parameter-parameter yang dievaluasi meliputi normalized standard deviation,
su dan sum of errors squared (SES). Kalibrasi dilakukan pada single normal hot
wire probe untuk pengukuran kecepatan satu komponen (axial velocity).
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak
digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam
arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang
halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing-masing ujung probe
dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energy listrik yang mengalir pada
probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energy kalor. Besarnya energy
listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di
probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
Energy merupakan kata yang sudah sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Bila seorang tampak bersemangat dan cekatan maka orang tersebut
dikatakan energik atau mempunyai enrgi yang besar. Demikian pula halnya jika
seseorang terlihat letih atau lesu maka orang tersebut diaktakan kurang energik.
Konsep energy hanya digunbkan untuk benda yang jatuh beas, tetapi
kemudian berkembang sehingga muncul konsep energy dalam medan listrik dan
medan magnet. Dengan berkembangnya hal-hal yang berkaitan dengan energy,
sampai saat ini belum diperoleh definisi energy yang memuaskan. Tetapi secara
sederhana orang masih tetap mendefiniskan energy sebagai kapasitas ataua
kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Sedangkan dalam skala

mikroskopik, energy sering pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk


menghasilkan kalor. Pada dasarnya kedua definisi ini sama, mengingat kalor
pada hakekatnya adalah usaha atau kerja dalam skala mikroskopik. Hubungan
kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dpat diciptakan atau
dimusnahkan. Energy hanya dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lain.
Secara umum energy dapat dibedakan atas dua jenis yaitu energy yang
berpindah (transitional energy) dan energy yang tersimpan (stored enrgy). Energy
transisional adalah energy yang sedang bergerak dan dapat melintasi batas suatu
system, contohnya energy kalor. Sedangkan energy yang tersimpan adalah energy
yang berwujud dalam bentuk massa dan kedudukan dalam medan gaya. Energy
tersimpan ini dapat dengan mudah diubah menjadi energy transisional.
Pemakain energy listrik dewasa ini sudah sangat luas, bahkan manusia
sangat sulit melepaskan diri dari kebutuhan dengan energy listrik. Semkain lama
tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik.
Karena semua ini manusia tiap hari selalu berfikir bagaimana menciptakan dan
menggunakan energy listrik secara efektif dan efesien.
Pengertian energy listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau
menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan
muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energy listrik dilambangka dengan P.
Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energy listrik
adalah:
P = Q. V
Keterangan :
P = Energy Listrik (Joule)
Q = Muatan Listrik (Coulomb)
V = Beda Potensial (Volt)
Karena I = Q/ t maka diperoleh perumusan:
P = V . (I.t)

P = V. I. t .(1)
Dimana:
P = Energi Listrik (Joule)
V = Tegangan Listrik ( Volt)
I = Arus Listrik ( Ampere)
t = Waktu/ Lama aliran listrik ( sekon)

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat
sehingga merubah besranya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara
yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus
listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima
probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai berikut:
Overheat Ratio = Rw/Ra
Rw = Resistansi kawat pada temperature pengoperasian (dihembuskan udara)
Ra = Resistansi kawat pada temperature ambient (ruangan)

hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang


menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan
kecepatan referensi (referencevelocity, U) setelah persamaan diperoleh,
kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi

menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk


persamaan linear atau persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat
pada temperature ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara
dengan kecepatan yang dihasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan
akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70, 110, 150, 190
dari daya maksimal 230 m/s.

IV. Prosedur Percobaan


1. Mengaktifkan Webcam. (mengklik icon video pada halam web r-lab)
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan
drop dpwn pada icon atur kecepatan aliran.
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengklik radio button pada
icon menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik
icon ukur.
5. Mengulangi langkah diatas 2 hingga 4 kali untuk kecepatan 70, 110, 150, 190
dan 230 m/s.

V.

Hasil dan Evaluasi Percobaan


a. Pengolahan Data
Setelah melakukan percobaan ini dengan menggunakan r-lab maka
diperoleh hasil data pengamatan sebagai berikut.

Column1
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Column2
Kec Angin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Column3
V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112

Column4
I-HW
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6

Column1
Waktu
1

Column2
Kec. Angin
110

Column3
V-HW
2.057

Column4
I-HW
54.3

2
3
4

110
110
110

2.057
2.056
2.057

54.3
54.4
54.5

110

2.057

110

Column1

Column2
Kec.
Angin
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

Column3

Column4

V-HW
2.072
2.073
2.074
2.074
2.073
2.072
2.074
2.074
2.074
2.075

I-HW
54.1
54.1
54.1
54.1
54.2
54.2
54.3
54.4
54.5
54.6

Waktu
1

Kec. Angin

V-HW

I-HW

150

2.049

54.9

150

2.050

54.4

150

2.049

54.6

150

2.049

55.3

54.9

150

2.048

55.9

2.056

55.3

150

2.048

55.4

110

2.057

55.7

150

2.049

54.6

8
9

110
110

2.055
2.056

55.7
55.5

150

2.049

54.5

150

2.048

54.9

10

110

2.055

55.0

10

150

2.049

55.7

Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

Column1

Column2

Column3

Column4

190

2.045

55.4

Waktu

Kec. Angin

V-HW

I-HW

190

2.044

56.0

230

2.042

54.6

190

2.044

55.3

230

2.042

55.5

190

2.044

54.6

230

2.042

56.0

190

2.044

54.6

230

2.042

55.0

190

2.045

55.4

230

2.042

54.5

190

2.045

56.0

230

2.043

55.3

190

2.044

55.6

230

2.042

56.1

190

2.044

54.8

230

2.042

55.1

10

190

2.045

54.5

230

2.042

54.5

10

230

2.043

55.2

Grafik yang menghubungkan Tegangan Hotwire dengan Waktu pada setiap kecepatan
aliran udara

Kecepatan Angin 0 m/s


2,5

Tegangan (volt)

2
1,5
1
0,5
0

10

tegangan 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11 2,11

Kecepatan Angin 70 m/s

tegangan (volt)

2,0755
2,075
2,0745
2,074
2,0735
2,073
2,0725
2,072
2,0715
2,071
2,0705

10

tegangan 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07

Kecepatan Angin 110 m/s


2,0575

Tegangan (volt)

2,057
2,0565
2,056

2,0555
2,055
2,0545
2,054

10

tegangan 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05 2,05

Kecepatan Angin 150 m/s


2,0505

Tegangan (volt0

2,05
2,0495
2,049
2,0485
2,048
2,0475
2,047

10

tegangan 2,04 2,05 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04

Tegangan (volt)

Kecepatan Angin 190 m/s


2,0452
2,045
2,0448
2,0446
2,0444
2,0442
2,044
2,0438
2,0436
2,0434

10

tegangan 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04

Tegangan (volt)

Kecepatan Angin 230 m/s


2,0432
2,043
2,0428
2,0426
2,0424
2,0422
2,042
2,0418
2,0416
2,0414

10

tegangan 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04

Grafik yang menghubungkan Rata- Rata Tegangan Hotwire denggan Kecepatan aliran
angin

Grafik Rata-rata Tegangan Hotwire vs


Kecepatan Angin
2,12
2,1

Tegangan (volt)

2,08
2,06
2,04
2,02
2
tegangan

2,112

2,0735

2,0563

2,0488

2,0444

2,0422

Keterangan
Label
1
2
3
4
5
6

Kecepatan (m/s)
0
70
110
150
190
230

Persamaan kecepatan sebagai fungsi dari tegangan dapat ditemukan menggunakan


cara Least Square sebagai berikut.

b = m = 0.0000571
y = mx + a
y = -0.00297x + 2.10...
jadi persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire adalah
y = -0.0000571x + 2.10...
Kesalahan Relatif =

m/m x 100% = 0.0000571/ 0.00297 x 100% = 19. 22 %

b. Analisis
Percobaan
Percobaan disipasi kalor hot wire ini dilakukan dengan menggunakan
r-lab yaitu sebuah sistem yang dirancang secara khusus untuk melakukan
percobaan tanpa harus melakukannya di sebuah laboratorium. Percobaan ini
dilakukan secara online dengan menggunakan internet sehingga bisa
melakukan percobaan ini didalam ruang digital. Selurih alat sudah tersedia dan
tersusun dengan rapih tanpa harus menyusunnya. Ketika praktikan memulai
percobaannya dengan menggunakan r-lab maka webcam diaktifkan karena
untuk melihat alat peraga yang digunakan. Data yang dihasilkan dari
percobaan r-lab ini tidak perlu dicatat karena telah disimpan secara otomatis
ketika selesai melakukan percobaan. Praktikan cukup menyalin data tersebut
dengan mengcopy nya. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan ketika
melakukan percobaan dengan menggunakan r-lab ini.
Percobaan ini dilakukan untuk menggunakan hotwire sebagai sensor
alat ukur untuk mengukur kecepatan udara. Dimana pada percobaan tersebut
menggunakan beberapa macam variasi untuk kecepatan anginnya, seperti
kecepatan pada saat 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150m/s, 190 m/s, dan 230
m/s.selain itu dari percobaan juga didapatkan tegangan dan kuat arus yang
bermacam-macam seperti yang terdapat didalam pengolahan data diatas.
Pada percobaan tersebut menggunakan sebuah kawat logam pendek
yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing-masing ujung probe

tersebut akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi
listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir
di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
Seluruh prosedur percobaantelah dilakukan dengan baik ketika
melakukan percobaan ini. Tetapi tetap ada kesalahan-kesalahan yang mungkin
saja terjadi ketika melakukan percobaan baik kesalahan yang dilakukan secara
sadar maupun tidak sadar. Sedikit sekali kemungkinan apabila kesalahan yang
terjadi diakibatkan oleh manusia/praktikan karena ketika melakukan [ercobaan
praktikan hanya tinggal mengklik saja, seluruh pekerjaan dilakukan secara
otomatis oleh sebuah sistem yang telah mengaturnya. Jadi sangat kecil sekali
apabila kesalahan-kesalahan yang terjadi diakibatkan oleh praktikan.
Percobaan disipasi kalor hotwire ini bertujuan untuk menggunakan
hotwire sebagai sensor kecepatan udara. Sebenarnya dengan data yang
diperoleh ketika melakukan percobaan

melalui

r-lab ini

terkadang

menyulitkam untuk dapat langsung diolah. Mungkin ini dikarenakan tidak


adanya briefing bersama asiste percobaan ketika selesai percobaan. Sedangkan
percobaan r-lab tidak ada asisten yang mendampingi, jadi kebingungan sering
kali muncul ketika ingin mengolah data karena tidak tahu bagaimana cara
untuk mengolah data yang tepat.
Percobaan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup singkat dan data
hasil percobaan bisa langsung dilihat setelah melakukan percobaan. Ketika
seluruh percobaan sudah dilakukan dan seluruh data sudah diperoleh sesuai
dengan apa yang diinginkan maka alat-alat yang digunakan dalam melakukan
percobaan ini tidak perlu dibereskan hingga rapih tetapi cukup dengan
menutup lembaran kerja dengan mengklik logout maka secara otomatis akan
keluar dari halaman percobaan atau secara otomatis setiap 10 menit maka akan
tertutup secara sendirinya yang menandakan waktu percobaan telah berakhir.

Hasil
Hasil dari percobaan ini adalah tegangan, waktu, dan kecepatan aliran
angin saling berhubungan. Ketika kecepatn yang mengalir adalah 0 m/s maka
akan menghasilkan tegangan dan kuat arus yang sama untuk setiap sekonnya ,
sebab ketika itu tidak ada udara yang mengalir sehingga akan menghasilkan

tegangan dan kuta arus yang tetap sebesar 2, 112 volt. Ketika kecepatan yang
mengalir sebesar 70 m/s akan mendapatkan tegangangan dan kuat arus yang
beragam dimana ketika itu akan mendapatkan rata-rata dari V-HW (tegangan)
sebesar 2,0735 volt dan ketika kecepatan yang mengalir sebsar 110 m/s akan
mendapatkan tegangan rata-rata sebesar 2,0563 volt, untuk kecepatan yang
mengalir sebesar 150 m/s akan mendapatkan rata-rata tegangan sebesar 2,0488
volt, kecepatan yang mengalir sebesar 190 m/s rata-rata tegangan sebesar
2,0444 volt, dan yang terakhir untuk kecepatan yang sebesar 230 m/s akan
menghasilkan tegangan rata-rata sebesar 2,0422 volt.
Hasil yang didapat untuk percobaan ini memiliki kesalahan relatif yang
tidak begitu besar. Tetapi dengan adanya nilai kesalah relatif menandakan
bahwa hasil yang diperoleh tidaklah valid hingga 100%, tetapi masih terdapat
beberapa kesalahan ketika melakukan percobaan ini.
Setiap hasil dalam percobaan ini cukup memuaskan tetapi tetap saja
ada kesalah relatif ketikan melakukan perhitungan. Dari percobaan ini tidak
ada kesalahan sistematik yang disebabkan oleh kesalahan membaca dan
kondisi dari alat yang digunakan karena percobaan ini dilakukan tanpa harus
menyentuh alat kerja dan juga tidak melibatkan pengukuran langsung saat
praktikumnya. Hasil yang diperoleh bisa langsung dilihat dalam table haisl
percobaan tanpa harus mengamati setiap detik percobaan ini. Jika melakukan
praktikum manual di dalam laboratorium maka kesalahan sistematik ini sering
dilakukan. Contohnya adalah ketika pengamat A dan C masing-maing
membaca terlalu kebawah dan keatas. Pembaca yang benar adalah apabila
pengamat membaca pada posisi mata sejajar dengan nilai yang ditunjukkan
oleh alat pengamatan.
Alasan mengapa melakukan percobaan dengan pengukuran berulang
adalah agar memperoleh variasi angka, yang diharapkan memberikan
informasi lebih banyak untuk nilai yang kita inginkan. Semakin banyka
pengkuruan yang dilakukan, maka nilai yang dihasilkan akan semakin kita
yakini kebenarannya atau ketepatannta. Untuk pengukuran yang dilakukan
secara berulang maka kesalahan dari hasil pengkuran tersebut diperoleh
dengan menganggap bahwa harga yang mendekati sebenarnya adalah harga
rata-rata yang dinamakan deviasi (penyimpangan). Dengan kata lain
pengukuran

yang

dilakukan

secara

berulang-ulang

lebih

baik

jika

dibandingkan dengan pengyukuran yang dilakukan hanya satu kali saja.


Semakin banyka pengukuran yang diulang maka semakin mendekati nilai
ketelitiannya.

VI. KESIMPULAN

Praktikan telah mengethaui bagaimana cara kerja dan proses untuk menentukan
tegangan dengan menggunakan kecepatan angin

Single normal probe adalah suatu tipe horwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja

Hubungan antara kecepatan dengan tegangan berbanding terbalik. Semakin besar


kecepatan angin maka semakin kecil tegangan pada hotwire

Kalibrasi single-normal hotwire probe Sigmond Cohn Alloy 851


bertujuan untuk menentukan persamaan respon kalibrasi yang paling baik yang
dinyatakan dengan akurasi curve fit.

VII. REFERENSI
1. www.sitrampil.ui.ac.id
2. www.rlab.ui.ac.id
3. Giancoli, D.C; Physics for Scientists & Engineers, Thrid Edition, Prentice Hall
NJ, 2000
4. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, &th edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc, NJ, 2000

VIII. LAMPIRAN
Waktu
1
2
3
4
5

Kec Angin
0
0
0
0
0

V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112

I-HW
54.6
54.6
54.6
54.6
54.6

6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5

0
0
0
0
0
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
230
230
230
230
230

2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.072
2.073
2.074
2.074
2.073
2.072
2.074
2.074
2.074
2.075
2.057
2.057
2.056
2.057
2.057
2.056
2.057
2.055
2.056
2.055
2.049
2.050
2.049
2.049
2.048
2.048
2.049
2.049
2.048
2.049
2.045
2.044
2.044
2.044
2.044
2.045
2.045
2.044
2.044
2.045
2.042
2.042
2.042
2.042
2.042

54.6
54.6
54.6
54.6
54.6
54.1
54.1
54.1
54.1
54.2
54.2
54.3
54.4
54.5
54.6
54.3
54.3
54.4
54.5
54.9
55.3
55.7
55.7
55.5
55.0
54.9
54.4
54.6
55.3
55.9
55.4
54.6
54.5
54.9
55.7
55.4
56.0
55.3
54.6
54.6
55.4
56.0
55.6
54.8
54.5
54.6
55.5
56.0
55.0
54.5

6
7
8
9
10

230
230
230
230
230

2.043
2.042
2.042
2.042
2.043

55.3
56.1
55.1
54.5
55.2

Anda mungkin juga menyukai