Anda di halaman 1dari 3

Middle Range Theory

Implementasi kebijakn publik merupakan salah satu tahapan dari proses kebijakan
publik (public policy process) sekaligus studi yang sangat crucial. Bersifat crucial karena
bagaimanpun baiknya suatu kebijakan, kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan secar baik
dalam implementasinya, maka tujuan kebijakan tidak akan bisa diwujudkan. Demikian pula
sebaliknya, bagaimanapun baiknya persiapan dan perencanaan implementasi kebijakan, kalau
tidak dirumuskan dengan baik maka tujuan kebijakan juga tidak akan bisa diwujudkan.
Dengan demikian, kalau menghendaki tujuan kebijakan dapat dicapai dengan baik, maka
bukan saja pada tahap implementasi yang harus dipersiapkan dan direncanakan dengan baik,
tetapi juga pada tahap perumusan atau pembuatan kebijakan juga telah diantisipasi untuk
dapat diimplementasikan.
Kamus Webster dalam Wahab (1991: 50) implementasi diartikan sebagai to provide
the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give
practical effects to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Implementasi berarti
menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan
dampak/akibat terhadap sesuatu tertentu.
Jones mengartikan implementasi sebagai Getting the job done and doing it.
Pengertian tersebut merupakan pengertian yang sangat sederhana. Akan tetapi, dengan
kesederhanaan rumusan seperti itu tidak berarti implementasi kebijaksanaan merupakan suatu
proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Menurut Jones, pelaksanaannya
menuntut adanya beberapa syarat, antara lain adanya orang atau pelaksana, uang, dan
kemampuan organisasional, yang dalam hal ini sering disebut resources. Oleh karena itu,
lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi sebagai a process of getting
additional resources so as to figure out what is to be done. Dalam hal ini implementasi
merupakan proses penerimaan sumber daya tambahan sehingga dapat menghitung apa yang
harus dikerjakan. Apa yang dikemukan oleh Jones tentang implementasi tersebut tidak kurang
dari suatu tahap kebijakan yang paling tidak memerlukan dua macam tindakan yang
berurutan. Pertama, merumuskan tindakan yang akan dilakukan, kedua, melaksanakan
tindakan apa yang telah dirumuskan tadi.
Donald S. Van Matter dan Carl E. Va (1974: 447) juga menguraikan batasan
implementasi sebagai policy implementation encompasses those actions by public adn

private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in
prior policy decisions. This

include both one timeefforth transform decisions into

operational terms, as well as continuing efforts to achieve the large and small changes
mandated by policy decisions. Implementasi kebijakan menekankan pada suatu tindakan,
baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun individu ( atau kelompok) swasta yang
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalm suatu keputusan
kebijakan sebelumnya. Pada suatu saat tindakan-tindakan ini, berusaha mentransformasikan
keputusan-keputusan menjadi pola-pola operasional serta melanjutkan usaha-usaha tersebut
untuk mencapai perubahan, baik besar maupun kecil yang diamanatkan oleh keputusankeputusan kebijakan tertentu. Mazmanian dan Sabatier (1983: 4) menjelaskan makna
implementasi dengan mengatakan bahwa To understand what actually happens affter a
program is anacted or formulated is the subject of policy implementation. Those events and
activites that occur affter the issuing af authoritativepublic policy directives, which included
both the effort to administer and the substantive impacts on people and events. Hakikat
utama implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi sesudah suatu
program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tadi mencakup usaha-usaha untuk
menadministarsikan dan untuk menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadiankejadian. Mazmanian dan Sabatier (1983: 4) lebih lanjut mengemukakan bahwa This
definition encompasses not only the behavior of the administrative body which has
responsibility for the program and the compliance of target groups, but also the web of direct
and indirect political, economic, and social forces that bear intended and unintended-of the
program. Definisi ini menekankan tidak hanya melibatkan perilaku badan-badan
administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan
ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut jaringan kekuatan politik,
ekonomi, dan sosial yang berlangsung atau tidak berlangsung dapat memengaruhi perilaku
dari semua pihak yang terlibat dan akhirnya berdampak pada yang diharapkan (intended)
maupun yang tidak diharapkan (unintended) dari suatu program.
Lebih lanjut Mazmanian & Sabatier menjelaskan lebih rinci proses implementasi
kebijakan dengan mengemukakan bahwa implementasi adalah pelaksanaan keputusan
kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, namun dapat pula berbentuk
perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan
badanperadilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin
diatasi, menyebutkan tujuan/sasaran yang ingin dicapai secara tegas, dan berbagai cra untuk

menstrukturkan/mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui


sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang,
kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi)
pelaksanaan, kesedian dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompokkelompok sasaran, dampak nyata baik yang dikehendaki atau ayng tidak dari output tersebut,
dampak keputusan sebagaimana dipersepsikan oleh badan-badan yang mengambil keputusan,
dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting (atau upaya untuk melakukan perbaikanperbaikan) terhadap Undang-Undang/peraturan-peraturan yang bersangkutan.
Dengan bertumpu pada pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan
pengertian bahwa implementasi adaalah suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber yang
termasuk manusia, dana dan kemampuan organisasional yang dilakukan oleh pemerintah
maupun swasta (individu atau kelompok). Proses tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan. Sementara itu, pelaksanaan
kebijakan merupakan suatu proses usaha untuk mewujudkan suatu kebijakan yang masih
bersifat abstrak ke dalam realita nyata. Pelaksanaan kebijakan merupakan suatu kegiatan
untuk menimbulkan hasil (output), dampak (outcomes), dan manfaat (benefit), serta dampak
(impact) yang dapat dinikmati oleh kelompok sasaran (target groups).

Anda mungkin juga menyukai